Tuesday, April 17, 2018

Ditemukan, Diet untuk yg Susah Menurunkan Berat Badan

Ditemukan, Diet untuk yg Susah Menurunkan Berat Badan
KOMPAS.com - Bagi sejumlah orang, diet dan olahraga tidak lantas menghasilkan berat badan turun. Ternyata tubuh kita bereaksi tidak sinkron terhadap kuliner.

Sebuah studi menemukan hal itu. Hasil riset menemukan, kita lebih baik menurunkan berat badan jikalau pola makan didesain sesuai tubuh kita daripada sekedar mengikuti saran umum mengenai kuliner yg dianjurkan dan dihindari.

Dalam sebuah studi baru yg diterbitkan dalam jurnal Cell, sebuah tim peneliti Israel mencermati sejumlah biomarker dalam 800 orang usia antara 18 dan 70. Selama satu pekan laki-laki dan wanita itu mengenakan alat yg mengukur kadar gula darah setiap lima menit.

Mereka juga memakai pelaksanaan berkecimpung buat mencatat asal dekat asupan kuliner, pola tidur dan olahraga. Mereka juga mengisi survey mengenai kesehatan, membagikan sampel darah dan tinja buat dites.

Periset menemukan kadar gula darah amat bervariasi dalam antara peserta penelitian selesainya mereka makan, dan kadar itu sangat bervariasi bahkan ketika mereka menyantap kuliner yg sama.

Kadang kuliner yg bakal menurunkan gula darah dalam satu orang akan menaikkan gula darah orang lain. Informasi itu menemukan, rekomendasi pola diet tertentu nir berhasil buat semua orang.

"Selama bertahun-tahun pemikiran kami adalah orang mengalami kegemukan, diabetes dan penyakit pola makan lain, sebab nir mengikuti anjuran pola makan," istilah pemimpin penelitian Eran Segal dan Eran Elinav asal Weizmann Institute of Science Israel. "Namun asal studi kami, timbul kemungkinan lain faktanya pola makan yg dianjurkan ternyata nir sesuai.

"Kami percaya pesan yg dibawa pula adalah jikalau diet nir berhasil, bukan galat Knda tetapi galat si program diet," katanya.

Hal yg diyakini peneliti mungkin bertanggung jawab terhadap disparitas milyaran bakteri yg hayati dalam perut dan amat tidak sinkron asal satu orang ke orang lain.

Riset lain asal studi yg diterbitkan dalam jurnal Obesity Research & Clinical Practice menemukan, bahkan ketika mereka olahraga dan mengonsumsi kuliner yg sama, orang dewasa dalam 2006 lebih berat asal orang dalam 1988.

Peneliti studi itu jug amenemukan perubahan mikrobiome dalam perut mungkin berperan dalam antara kemungkinan lain.

"Kita baru dalam permulaan dalam mengeksplorasi bagaimana mikrobiome kompleks menghipnotis fisiologi dan kesehatan kami," istilah peneliti Jennifer Kuk, profesor Kinesiologi dan ilmu kesehatan dalam York University.

"Penelitian baru ini hal menjanjikan mikrobiome mungkin berperan krusial bagaimana kita mengatur berat badan dan bisa menjadi sasaran baru buat intervensi penurunan berat badan," katanya.

Segal dan Elinav membicarakan, mereka telah memajukan ilmu pengetahuan. Dalam studi itu, mereka juga mengambil semua data yg dikumpulkan dan menciptakan algoritme yg bisa memprediksi bagaimana kadar gula darah seseorang merespon kuliner yg dimakan.

Mereka membicarakan, algoritme itu bisa digunakan buat menciptakan diet yg sifatnya personal buat masing-masing orang.

"Kami tanda profil komprehensif yg kami ukur bisa digunakan buat mencapai dan mendisain diet yg diadaptasi keperluan seseorang," katanya.

"Visi kami adalah bisa menurunkan prediksi dan diet personal memakai satu set input yg bisa diisi orang dalam sebuah survey dan satu sampel mikrobiome dalam ketika dekat. Itu bakal berbiaya efektif," tambahnya.

No comments:

Post a Comment