Wednesday, April 4, 2018

Diet Atkins serta Ketogenik, Mana yang Lebih Baik

Diet Atkins serta Ketogenik, Mana yang Lebih Baik
KOMPAS.com - Diet Atkins serta ketogenik waktu ini menjadi diet yang paling poly dicari pada Google. Sama-sama tinggi protein serta disebut efektif menurunkan berat badan, diet manakah yang lebih baik?

Diet Ketogenik
Diet ini intinya adalah pola makan memakai memperbanyak lemak, asupan protein sedang, serta rendah karbohidrat. Hampir 75 % berasal asupan kalori harian dipenuhi berasal lemak, lima-10 % berasal karbohidrat, serta sisanya protein.

Dengan membatasi karbohidrat hanya 50 gram atau kurang, diet ini akan memaksa tubuh membakar lemak untuk energi. Proses itu disebut memakai ketosis.

Dalam diet ini, kita wajib terus menjalani pola makan memakai rasio rendah karbohidrat, tinggi lemak, serta tinggi protein, hingga mencapai berat badan ideal. Tidak dijelaskan bagaimana cara menjaga berat barat sesudah target tercapai.

Membatasi asupan karbohidrat dapat menghasilkan kita kekurangan beberapa jenis kuliner bernutrisi, mirip kacang-kacangan, kentang, sayuran, serta butir-buahan.

Menurut Edwina Clark, pakar gizi, penurunan berat badan yang cepat pada awal diet dapat menaikkan motivasi. Tetapi, sebenarnya kadar lemak dalam tubuh tak berkurang.

"Karbohidrat disimpan dalam air, jadi waktu kita mengurangi karbohidrat tubuh akan kehilangan berat air. Selain itu karbohidrat adalah asal utama energi tubuh, menjadi akibatnya jika kita membatasinya kita dapat merasa lemah, mudah tersinggung, serta sulit konsentrasi," ungkap Clark.

Kelebihan berasal diet ini, dari Clark, adalah asupan lemak serta protein yang tinggi menghasilkan perut lebih usang kenyang. Proses ketosis jua menekan produksi hormon lapar.

Walau begitu, keberlangsungan diet ini dalam jangka panjang dipertanyakan. Pembatasan keliru satu jenis kuliner dapat menghasilkan tubuh kekurangan nutrisi.

Daftar kuliner yang dikonsumsi jua terbatas menjadi akibatnya dapat menjadikan rasa bosan. "Pada akhirnya, waktu tubuh sangat ingin karbohidrat, kita dapat naik berat badan lebih poly berasal pada waktu dimulainya diet," katanya.

Thinkstockphotos IlustrasiDiet Atkins
Diet ini memiliki empat fase. Pada fase satu (induksi) disarankan mengurangi total karbohidrat serta hanya makan lebih kurang 20 gram karbohidrat net atau tanpa serat, perhari. Saat makan disarankan wajib selalu muncul protein serta tambahan tiga porsi lemak. Fase ini berlangsung dua minggu.

Selama fase dua, asupan karbohidrat naik 50 gram serta beberapa asal kuliner dibubuhi. Ini berarti kita jua dapat makan lebih poly sayuran serta butir, kacang-kacangan, serta biji-bijian. Fase dua ini dilakukan hingga target berat badan yang ingin dicapai kurang 4,lima kilogram lagi.

Fase tiga serta empat adalah belajar mempertahankan berat badan sesudah tercapai. Pada fase tiga secara bertahap ditambah jenis makanannya, misalnya sayuran berpati, serelia utuh, serta susu. Fase ini berakhir sesudah target berat badan tercapai serta dipertahankan selama empat minggu.

Fase terakhir adalah fase menjaga berat badan serta kita boleh melanjutkan pola makan mirip pada fase tiga.

Karena efek diuretik berasal diet pembatasan karbohidrat, umumnya berat badan pun akan lebih cepat turun. Tapi, penurunan yang drastis dapat menghasilkan kita merasa lelah, mood tak stabil, serta lesu.

"Sebagian orang  mungkin tak dapat menjalankan diet ini dalam jangka panjang. Selain itu tantangannya kita jua perlu memastikan cukup asupan serat setiap hari," ungkap Clark.

Asupan lemak jenuh yang tinggi dalam diet ini jua dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang. Namun, dari Clark diet ini lebih baik berasal diet ketogenik.

"Die Atkins mendorong pelakunya melakukan transisi pola makan secara bertahap menjadi akibatnya berat badan yang sudah tercapai dapat bertahan jangka panjang," katanya.

No comments:

Post a Comment