Friday, July 31, 2020

Saat Ramadhan, Pilihlah Dakwah Progresif Edukatif (puasa hari ke-15)

Saya bersyukur kepadaNya karena di Indonesia saya bisa belajar ilmu agama islam bukan hanya dari buku-buku, sekolah non formal keagamaan atau institusi/sekolah khusus keagamaan (pesantren) yang banyak bertebaran di Indonesia, tetapi juga bisa melalui media massa dan sosial media (dengan catatan saya harus mengkritisi setiap artikel yang ada).

Namun, ditengah-tengah tingginya rasa syukur, saya masih merasa prihatin ketika melihat banyaknya pemimpin umat islam yang dalam syiar agama atau berdakwahnya tidak lagi sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Banyak para pendakwah islam, saat berceramah lebih banyak mengutamakan unsur menghujat, mengumbar kebencian, mengecam, mendiskreditkan atau mengklaim dirinyalah yang paling benar dan pantas untuk diikuti.

Sedikitnya ada 3 (tiga) version dakwah islam yang selama ini saya temui yaitu :

1. Dakwah islam provokatif. Dakwah ini dilakukan para pendakwah islam dengan mengumbar kebencian atas adanya perbedaan keyakinan atau prinsip-prinsip dasar keagamaan. Kalimat yang dilontarkan dalam dakwah ini sengaja diciptakan untuk menyulut emosi jamaah. Contohnya ialah ungkapan mengkafir-kafirkan penganut agama lain atau dengan mudahnya mengeluarkan pernyataan bid’ah terhadap sesama penganut agama yang sama. Dakwah provokatif bisa melahirkan permusuhan antarumat beragama. Umumnya, dakwah provokatif banyak dilakukan oleh para pemimpin ormas keagamaan atau oleh pendakwah islam yang memiliki kepentingan tertentu.

2. Dakwah islam statik dogmatik. Dakwah ini dilakukan para pendakwah islam dengan materi yang sangat sederhana, tidak ada inovasi atau analisis dan penafsiran mendalam terhadap ajaran agama islam. Dakwah ini membuat jamaah pasif dan tidak kritis serta tidak mampu melihat agama islam dalam konteks yang lebih luas untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dakwah islam statik dogmatik banyak dilakukan oleh para pendakwah yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dalam ilmu agama islam.

3. Dakwah islam Progresif edukatif. Dakwah ini dilakukan para pendakwah islam dengan materi yang informatif, progresif, komprehensif dan edukatif. Dakwah edukatif lebih banyak memberikan pengajaran, pengarahan dan bimbingan mendalam tentang agama islam kepada jamaah. Dakwah ini membuat jamaah menjadi lebih cerdas dan berkualitas dalam beragama. Dakwah edukatif banyak dilakukan oleh para pendakwah islam yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sangat luas. Sekarang, mana dakwah yang Anda pilih?

Selamat berbuka puasa bro...[ Wawan Kuswandi ]

LIHAT JUGA:

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@Indonesiacommentofficial

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: ist

Makna Perubahan

Kualitas pribadi seseorang tercermin dari adanya perubahan sikap dan perilaku kehidupannya menuju ke arah yang lebih baik. Itulah makna perubahan yang sesungguhnya.

Siang itu, suasana lobi hotel bintang empat di kawasan Jakarta Selatan terlihat lengang. Dari couch lobi tempat saya duduk santai, terlihat beberapa tamu berdialog dengan staf front office resort. Sudah hampir 20 menit saya menunggu di lobi untuk bertemu dengan seorang narasumber. Tapi yang ditunggu belum datang juga.

Di couch sebelah saya, ada dua pria paruh baya sedang asyik kongkow. ?Pokoknya, hidup kita hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik lagi dari sekarang.? Sepenggal kalimat obrolan mereka terdengar jelas. Kalimat itu sangat acquainted buat saya.

Tiga hari yang lalu, saya juga menerima kalimat yang hampir sama maknanya dari senior saya di kantor. Pada dasarnya, perubahan menuju ke arah yang lebih baik dalam kehidupan manusia sangatlah positif. Perubahan berjalan seiring dengan waktu. Bagi saya, perubahan bisa menciptakan air of mystery positif daripada aktivitas ?Itu-itu? Saja setiap hari.

Edward Lee Thorndike (1874-1949), seorang psikolog, perintis aliran behaviorisme berkebangsaan Amerika mengemukakan bahwa perilaku manusia mengikuti hukum sebab-akibat. Artinya, perilaku yang menimbulkan akibat memuaskan manusia akan diulangi. Sebaliknya, perilaku yang menimbulkan akibat tidak memuaskan akan dihentikan. Dalam aliran Behaviorisme manusia tidak memiliki jiwa dan tidak memiliki kebebasan untuk menetapkan perilakunya sendiri.

Hal yang sama diungkapkan Roderick Ninian Smart (1927-2001) penulis Skotlandia, pelopor studi relijius sekuler dalam Bukunya ?The World's Religions (1989)? Yang menyebutkan bahwa manusia melihat realitas sebagai dasar bagi perubahan sosial dan ethical. Dua pakar psikologi diatas menyimpulkan bahwa lingkunganlah yang menjadi faktor penentu perubahan manusia.

Berbeda dengan kajian Islam, saya mengenal hijrah ma?Nawiyah (nilai). Artinya, manusialah yang menjadi faktor penentu sebuah perubahan. Hijrah disini mengandung makna bahwa seseorang harus berani melakukan perubahan ke arah yang lebih positif agar hidupnya lebih baik. Contohnya ialah perubahan akhlaq, pola pikir, pergaulan, gaya dan cara hidup, etos kerja, manajemen diri dan manajemen waktu.

Menurut saya, sekuat apapun pengaruh lingkungan, manusia tetap menjadi kunci perubahan. Bagi saya, perubahan positif merupakan salah satu bentuk ibadah. Disisi lain, perubahan positif juga bisa menjadi inspirasi bagi siapa pun di alam semesta ini.

Lalu, muncul pertanyaan ?Bagaimana kalau hidup seseorang tidak ada perubahan dan ?Begitu-begitu? Saja setiap hari? Jawabannya mudah. Mau berubah atau tidak, itu semua tergantung dari manusianya. Mungkin saja setiap orang punya persepsi dan interpretasi berbeda dalam memaknai perubahan. Sekarang, mana yang Anda pilih? Menjadi pribadi yang statis atau pribadi yang dinamis? Jawabannya terserah Anda. Berubah atau tidak adalah dua pilihan hidup yang sangat sederhana. Boleh percaya, boleh tidak, pilihan Anda akan menentukan hidup Anda selamanya

?Halo bung Wawan, sorry berat yaah,? Telat nih,? Ujar seorang pria muda yang saya tunggu-tunggu. ?Nggak apa-apa pak, santai aja,? Jawab saya singkat. Saya langsung menutup notebook dan segera bergegas. (Foto/Ilustrasi: Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Akar Radikalisme

Radikalisme  adalah suatu tindakan atau sebuah paham/ajaran  yang dilakukan sekelompok orang karena menginginkan perubahan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Mengapa Indonesia begitu rentan dengan gerakan radikal? Ada apa dengan Indonesia?

Sejarah gerakan radikal di Indonesia terus menggeliat sejak  pasca kemerdekaan hingga sekarang. Peristiwa Kartosuwirjo (1950) dengan DI/TII, Komando Jihad (1967), Front Perjuangan Revolusioner Islam (1978), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Laskar Jihad, aksi teror DR Azhari dan Nurdin M. Top serta aksi  radikal lainnya yang bertebaran di  Poso, Ambon, Aceh, Papua, Sulawesi dan Kalimantan.

Ideologi politik dan agama adalah  akar lahirnya gerakan radikal di Indonesia. Dalam terminologi  politik,  ideologi komunis telah memunculkan gerakan PKI (1965). Sedangkan, kalau islam sebagai dasar ideologi, telah melahirkan  DI/TII (1950).

Robert Mirsel (2004) dalam bukunya ‘ Teori Pergerakan Sosial’  menyebutkan  gerakan sosial adalah sekelompok orang yang memiliki seperangkat keyakinan dan tindakan tak terlembaga (noninstitutionalised) yang bertujuan untuk memajukan atau menghalangi perubahan di  masyarakat. Sekelompok orang ini cenderung tidak diakui sebagai sesuatu yang berlaku umum secara luas dan sah dalam masyarakat.

Bila teori diatas dikaitkan dengan gerakan radikal di Indonesia, maka aksi radikal adalah bentuk pergerakan sosial  di Indonesia. Aksi  radikal muncul karena  adanya  sikap dan perilaku  segelintir oknum eksekutif, legislatif dan yudikatif, tokoh agama serta aparat hukum  yang berlaku tidak adil, tidak jujur, arogan serta melakukan pembiaran terhadap pelanggaran HAM,

Egosentrisme sekelompok tokoh agama juga melahirkan sentimenisme teologi fanatik dan eksklusivisme teologis. Ketimpangan ekonomi serta terkontaminasinya proses komunikasi massa antarmanusia Indonesia yang terjadi di sosial media, menjadi  bagian dari munculnya gerakan radikal.

Ketidakpuasan sebagian masyarakat  atas kejahatan sosial yang dilakukan elit politik, elit agama dan elit penegak hukum menjadi ‘bahan peledak’ yang setiap saat bisa merobohkan Indonesia dan melahirkan gerakan radikal.

Untuk itulah, seluruh stake holder Indonesia perlu menyadari  dan memperbaiki ‘kekeliruannya’ dalam mengeluarkan berbagai kebijakan sosial dan politik untuk rakyat. Semua elit negara, elit hukum dan elit agama wajib menangani bahaya radikalisme dengan cara-cara persuasif, edukatif dan integralistik, bukan dengan tindak kekerasan. Mampukah? (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Thursday, July 30, 2020

Banjir # Sampah # Macet (BSM)

Namanya Tantra. Orangnya sangat peduli lingkungan. Tantra adalah salah  satu tim kerja saya di kantor.  Pagi ini, dia mengeluhkan tentang banjir, sampah dan  macet (BSM) yang bertaburan di kota Jakarta. Dalam satu minggu ini, kota Betawi memang terus disiram hujan dan banjir Bandang. Setahu saya, persoalan BSM membuat semua yang pernah menjabat sebagai gubernur Betawi,  pusing tujuh keliling. BSM sudah menjadi problem sosial universal. Di negara-negara  kawasan Afrika dan Asia,  BSM bisa dipolitisir menjadi isu politik.

Berbagai kajian ilmiah dan regulasi pemerintah  dikeluarkan  untuk mengatasi BSM. Namun, hasilnya masih belum maksimal. BSM tidak akan pernah lenyap selama masih ada  kehidupan  di alam semesta. Banjir terjadi karena jaringan dan akses untuk air mengalir semakin kecil atau tersumbat sampah. Zona serapan air seperti sungai, selokan (got), tanaman dan hutan kota  semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan  dan kompleks-kompleks  perumahan elit di wilayah  perkotaan  tidak lagi mempedulikan drainase.

Problema sampah di  perkotaan  tak kalah hebatnya dengan ‘serangan’ banjir. Iklan layanan masyarakat yang berbunyi ‘buanglah sampah pada tempatnya’  tidak berpengaruh terhadap  berkurangnya volume sampah di  Jakarta. Sebagian besar masyarakat masih tetap membuang sampah seenaknya.

Masalah sosial yang juga menjadi  ‘partner setia’ banjir dan sampah ialah  kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas tak akan pernah usai. Mengapa demikian? Volume kendaraan di jalan raya setiap hari terus meningkat. Sedangkan,  kuantitas jalan raya tidak bertambah. Belum lagi kualitas jalan yang banyak memakai aspal ‘abal-abal’ sehingga cepat rusak bila kena air hujan. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kemacetan lalu lintas ialah keterbatasan polisi lalu lintas, penempatan rambu-rambu  lalu lintas yang tidak proporsional serta sebagian besar  mentalitas pengendara dan oknum polantas  yang semakin bobrok. Keberadaan alat transportasi massal seperti LRT dan MRT serta kereta Commuter, belum menjamin Jakarta akan bebas macet.

Bagaimana cara mengatasi BSM di perkotaan? Ada solusi sederhana yang  bisa meminimalisir BSM. Tetapi, efeknya tidak langsung dan membutuhkan waktu  panjang.

Pertama, pembentukan mentalitas disiplin kepada anak-anak sekolah sejak usia dini. Para orang tua dan guru  wajib mengedukasi dan memberi contoh kepada anak-anak tentang cara-cara menjaga kebersihan (membuang sampah pada tempatnya), disiplin  berlalu lintas serta  menginformasikan tentang pentingnya keberadaan  saluran air dan hutan kota ketika akan membangun kota merupakan bentuk antisipasi terhadap tingginya volume air bila musim hujan.

Kedua, pemerintah harus  bersungguh-sungguh menerapkan sanksi yang ada dalam regulasi  menyangkut  BSM dengan tegas, tanpa pandang bulu. Pemerintah juga wajib memberikan reward  kepada masyarakat yang bersungguh-sungguh menjadikan Jakarta sebagai  kota yang bebas BSM.

Namun, disisi lain  BSM justru mendatangkan rezeki bagi sebagian masyarakat. Contohnya ialah pedagang asongan yang beredar menjajakan dagangannya di tengah  hiruk pikuk kemacetan lalu lintas. Disaat banjir, bermuncullan  ojek perahu karet,  ojek payung, ojek gerobak dan jasa dorong mobil  mogok. Sedangkan pemulung menjadikan sampah sebagai mata pencarian  sehari-hari  untuk  menyambung  hidup anak dan istrinya. (Foto/Ilustrasi: Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Pre Power Syndrome

Pre Power Syndrome diistilahkan untuk orang yang sebelum berkuasa begitu gemar mempromosikan diri untuk untuk meraih kekuasaan. Salah satu contoh yang diduga kuat mengalami pre power syndrome ialah Prabowo Subianto. Sebelumnya, Ketua Umum parpol Gerindra ini mengaku belum berpikir untuk kembali maju pada Pemilihan Presiden 2019. Menurutnya, Hal itu belum diputuskannya karena waktu pemilihan masih lama. "Masih lama, dua tahun lagi. lihat nanti," ujar Prabowo jelang HUT partai Gerindra Februari 2016 lalu.

Wakil Ketua Umum Parpol Gerindra, Fadli Zon, pernah menyatakan, mayoritas kader Gerindra ingin Prabowo kembali maju sebagai capres. Wacana pencapresan Prabowo di Pemilu 2019 berawal dari sambutan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, di rapat Akbar Partai Gerindra dalam rangka konsolidasi Pilkada DKI Jakarta di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2017).

"Saya kira Gerindra perlu mencalonkan kembali, mayoritas ingin mencalonkan Pak Prabowo di 2019. Saya kira itu perlu sebagai bagian dari perjuangan Gerindra ke depan, yakni mencalonkan beliau menjadi presiden," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2017).

(baca: Sandi Sebut Prabowo Presiden 2019-2024, Prabowo Diam)

Saat ditanya terkait respons Prabowo yang diam saja saat dielu-elukan sebagai Presiden RI, 2019 pada Rapat Akbar Gerindra, Fadli menganggap wajar respons Prabowo seperti itu. Sebab, kata Fadli, usulan pencapresan Prabowo memang berasal dari aspirasi para kader, bukan dari elit partai. Fadli mengatakan, yang pasti pencapresan Prabowo sudah menjadi konsensus di Partai Gerindra. Fadli menambahkan, kepastian pencapresan Prabowo bisa dilakukan kapan saja oleh Gerindra termasuk saat ulang tahun Gerindra pada tanggal 6 Februari 2016 lalu.

Kancah politik nasional jelang Pilpres 2019, memang tak pernah sepi dari polemik. Setiap hari ada saja pro dan kontra antar tokoh politik nasional. Diantara banyaknya polemik politik itu, terkadang rakyat hanyut terbawa arus ‘debat kusir’ para politisi. Jelang pilpres 2019, Partai Gerindra sangat aktif melakukan manuver politik. Namun, manuver politik Gerindra tak mampu mempengaruhi sikap politik rakyat karena rakyat sudah semakin cerdas. Rakyat memiliki lima alasan kuat untuk tidak mendukung partai Gerindra (capres Prabowo Subianto dan para Calon Legislatifnya). Adapun lima alasan itu ialah :

1. Wakil Ketua DPR Fadli Zon pernah membela ‘mati-matian’ Ketua DPR RI, Setya Novanto yang disebut Menteri ESDM Sudirman Said mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport (Jakarta, Kompas.com Senin, 16 Nopember 2015)

2. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto mendukung Sandiaga Uno melaju di Pilgub DKI 2017. Itu disampaikan Prabowo dalam video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi milik Sandiaga Uno, @sandiuno (16/08/2016). Dalam video selama 45 detik itu, Prabowo menyebut para kadernya antek asing bila tidak mendukung Sandiaga. "Yang tidak dukung Sandiaga Uno, antek asing," tegas Prabowo (Merdeka.com, Selasa 16 Agustus 2016.

3. Mendagri Cahyo Kumolo menyayangkan doa kader parpol Gerindra, DPR RI, Muhammad Syafi’i saat sidang Paripurna tahunan & RUU RAPBN Tahun Anggaran 2017, Selasa (16/8/2016). Kumolo mengatakan, sangat disayangkan kalau doa kepada Tuhan diputarbalikan. Adapun bunyi doa itu diantaranya ialah “Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,” (Editorindonesia. com, 19 Agustus 2016) .

4. Mendikbud kabinet kerja I, Jokowi-JK, yang sekarang menjadi gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Baswedan meminta maaf kepada Prabowo Subianto. Permohonan maaf itu berkaitan dengan ketika Anies menyebutkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014, yaitu Prabowo-Hatta didukung mafia. Pernyataan itu dilontarkan Anies pada masa kampanye pemilihan presiden tahun 2014 lalu, ketika itu Anies menjadi juru bicara Jokowi-Jk dalam pemilihan presiden 2014. (Suratkabar.id, 02 Oktober 2016). Justru sekarang Anies dan Prabowo saling mendukung.

5. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72 tahun, belum lama ini, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak ikut upacara di Istana Negara dan memilih untuk merayakannya di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat. "Benar pak Prabowo hadir disini memenuhi undangan dari Universitas Bung Karno dalam rangka memperingati detik-detik proklamasi," kata Ferry Juliantono Wakil Ketua Umum DPP Gerindra (okezon.com 17 Agustus 2017).

Nah sekarang Anda sudah tahu khan, tentang sikap politik rakyat terhadap parpol Gerindra. Namun, biar bagaimanapun faktanya, saya mencoba untuk tetap berpikir positif terhadap parpol Gerindra. Kalau Anda bagaimana?... Ngemil gorengan sambil menikmati angetnya teh tubruk, kayaknya enak nih brooo..

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Pertempuran Panjang

Sedikitnya ada empat pertempuran panjang yang dihadapi Presiden Jokowi saat ini yaitu bertempur melawan korupsi, narkoba, intoleransi dan terorisme.  Polri, TNI dan KPK  dari detik ke detik terus bertempur menghadapi empat musuh di atas. Pertempuran panjang ini telah banyak menyedot kas negara.

Jumlah penduduk yang terus bertambah dan semakin terbukanya akses teknologi sosial media (internet), membuat  Indonesia menjadi sasaran empuk para bandar dan pengedar narkoba. Peluang ini tidak disia-siakan jaringan narkoba nasional  maupun internasional. Berbagai bentuk penyelundupan dan pemakaian barang ‘haram’ ini terus merebak sampai ke pelosok-pelosok desa. Bahkan, menembus hingga ke bocah-bocah sekolah dasar di  berbagai wilayah Indonesia. Keuntungan ‘pulus’ dari hasil perdagangan narkoba memang menggiurkan. Di sisi lain, mental dan moral  generasi penerus bangsa hancur berkeping-keping.

Segenap stake holder Indonesia kalang kabut dan gagap ketika menghadapi jaringan narkoba. Mengapa ini bisa terjadi? Tingginya peredaran narkoba di Indonesia,  bukanlah peristiwa luar biasa. Sejak zaman Orba, bisnis narkoba sudah menggurita. Namun,  waktu di zaman Orba,  teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang, jumlah penduduk tidak terlampau besar, penegakkan hukum tidak berjalan serta yang tidak kalah pentingnya ialah ribuan  aparat hukum dan  pejabat negara terlibat aktif dalam jaringan narkoba. Jadi,  kalau mau disimpulkan, membludaknya  berbagai kasus narkoba dalam skala nasional maupun internasional memang sudah ada sejak lama.  Perbedaannya, sekarang ini penerapan hukum mulai sedikit tegas dan aparat hukum (tanpa kecuali) yang ikut terlibat  ditangkap.

Menyangkut aksi teroris dan intoleransi, Indonesia pernah merasakan  pengalaman mengerikan. Salah satu contohnya ialah pemberontakan  G 30 S PKI dan adanya perilaku militan dari sebagian penganut islam radikal yang ingin  mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi islam. Contohnya ialah pembentukan DI/TII oleh Kahar Muzakar dan Negara Islam Indonesia (NII).

Kelompok Islam garis keras beranggapan bahwa aspirasi umat Islam di Indonesia tidak mendapat apresiasi dari penguasa sejak zaman Orba. Mereka meyakini bahwa  penganut Islam di Indonesia sangat besar, maka otomatis seluruh tatanan kehidupan, hukum, budaya  dan perundang-undangannya  harus  mengacu kepada hukum Islam.

Namun, Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah negara  berideologi Pancasila yang di dalamnya tersurat adanya penghormatan dan apresiasi terhadap penganut agama lain. Langkah strategis yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengikis aksi terorisme dan intoleransi  ini ialah pemerintah harus terus-menerus memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat  bahwa aliran atau agama apapun yang ada di Indonesia akan mendapat perlakuan  yang baik dan adil sesuai hukum yang berlaku.

Terakhir untuk kejahatan korupsi, hingga detik ini manusia-manusia rakus yang duduk di parlemen dan para birokrat tak akan pernah bosan melakukan tindakan korupsi. Budaya korup di Indonesia tak mungkin hilang, bila pemerintah masih ragu untuk menerapkan hukum mati bagi para koruptor. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Wednesday, July 29, 2020

Sang Dewa Kegelapan

Ramainya perbincangan soal pansus KPK, berhasil mengelabui rakyat. Paling tidak, rakyat mulai sedikit lengah. Semestinya, penuntasan skandal dugaan multikorupsi E-KTP yang melibatkan Setya Novanto (Setnov) menjadi skala prioritas aparat penegak hukum bangsa ini.

Gelombang polemik seputar pansus angket KPK dari beberapa pakar dan tokoh politik nasional yang diekspos media massa akhir-akhir ini, sungguh-sungguh melelahkan dan membosankan. Kejaksaan Agung dan KPK terkesan ?Takut? Menangkap mantan Ketua DPR RI ini. Setnov bagaikan ?Sang Dewa Kegelapan? Di negeri Garuda yang sulit disentuh secara fisik.

Sebelumnya, Jenderal Badrodin Haiti, saat menjabat Kapolri, telah menghentikan penyelidikan dugaan skandal ?Papa Minta Saham? Setya Novanto terhadap PT Freefort Indonesia dengan alasan tidak ditemukannya unsur pidana. Disisi lain, lima pimpinan KPK yang digawangi Agus Rahardjo tampaknya juga mulai bingung bagaimana caranya menangkap Setnov. Ada apa dengan republik ini?

Rakyat tak lagi bisa menangis ketika ditekan ketidakadilan hukum. Air mata bangsa ini mengering tergerus kekecewaan yang telah melampaui ambang batas. Ribuan tuntutan, kecaman, sindiran, parodi yang dilakoni rakyat tak digubris. Serentetan artikel kritik sosial di media massa dan sosial media yang ditulis para ?Pejuang? Bangsa, tak mampu lagi menembus hati nurani elit politik, penguasa dan aparat hukum Indonesia. Justru, arogansi para elit negara yang korup semakin mengerikan.

Kencangnya arus reformasi yang terjadi tahun 1998 lalu, saat melengserkan HM Soeharto, mulai memudar digerogoti oknum elit yang rakus. Sekumpulan oknum aparat hukum dan pejabat pun tak mau kalah, mereka juga ikut aktif menggelindingkan sikap dan perilaku masa bodoh, terutama terhadap penyelesaian skandal dugaan korupsi yang melibatkan Setya Novanto.

Setya Novanto pun tertawa renyah. Hingga saat ini Setya Novanto nyaman-nyaman saja hidupnya. Media massa sebagai salah satu ?Senjata ampuh? Yang diharapkan bangsa ini mampu mengawal skandal dugaan multikorupsi mulai mengendor. Bahkan, berita-berita dugaan multikorupsi mulai tersalip oleh berita-berita pansus KPK.

Ada satu pertanyaan penting yang wajib dijawab KPK, Jaksa Agung dan Polri yaitu kapan skandal dugaan multikorupsi yang melibatkan Setya Novanto ini selesai? Sudah terlalu lama rakyat menunggu. Rakyat butuh kepastian hukum. Semoga.(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Kursi

Duduk santai di kursi atau di lantai bersama keluarga dan teman-teman sambil kongkow ngalor-ngidul merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan. Tapi ingat, jangan gara-gara duduk, kita sampai lupa berdiri. Satu lagi, berbagi tempat duduk kepada sesama, ternyata bisa mendatangkan kenikmatan bathin.

Sejak usia lima tahun, ayah dan ibu saya selalu mengajarkan kalau sedang makan, minum, belajar dan berbicara sebaiknya posisi tubuh dalam keadaan duduk. Kata duduk sangat sederhana. Namun, duduk menjadi kata kerja istimewa dan penuh makna, ketika seseorang mulai memilih kursi untuk mendudukkan (maaf) pantatnya. Duduk menjadi sebuah pilihan, saat seseorang makan di restoran, nonton teater atau naik kendaraan umum. Bagi sebagian anggota parlemen, kursi (tempat duduk) berubah peran menjadi sebuah jabatan bergengsi dan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Dulu, teman saya yang kini berstatus sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019, selalu menolak kalau kursi tempat duduk kerjanya tidak memiliki sandaran dan penyanggah tangan. Hal Itu terjadi ketika saya bekerja satu kantor dengannya di sebuah majalah politik ibu kota. Sekarang ini, sang teman sudah menjadi sosok yang arogan. Jauh berbeda ketika dia dan saya sama-sama menjadi wartawan.

Hari pertama masuk SMP di tahun ajaran baru, ada pengalaman menarik soal memilih kursi di kelas. Saya berantem dengan salah satu siswa (kini jadi sahabat baik) memperebutkan kursi paling depan yang dekat dengan meja guru. Akhirnya, saya mengalah dan duduk di kursi deretan paling belakang.

Pengalaman dramatis juga saya temui saat naik KRL Commuter dari arah serpong menuju Jakarta. Saya berdiri (tidak kebagian kursi) di depan seorang pemuda yang duduk santai dan berpura-pura tertidur. Dia tahu kalau ada seorang ibu muda yang sedang hamil berdiri di depannya. Tetapi, pemuda ini tidak memberikan kursinya bagi si ibu hamil. Yaaa?Ampunnn?

Tiga peristiwa sederhana diatas menjadi pengalaman unik yang tidak terlupakan dalam hidup saya. Ternyata, sebuah kursi bisa membuat seseorang menjadi serakah dan rakus serta lupa diri terhadap lingkungan sekitarnya. Fungsi kursi bagi orang tertentu, bukan hanya sekadar tempat duduk, tetapi menjadi alat kekuasaan untuk memeras, mengancam atau memukul seseorang. Dalam pertarungan politik, para politisi seringkali bertikai untuk memperebutkan kursi.

Dalam kehidupan keluarga saya, kursi tidak pernah dimanfaatkan untuk kepentingan yang macam-macam seperti kasus diatas. Kursi hanya difungsikan untuk duduk. Tata cara duduk yang etis selalu diajarkan keluarga saya. Bahkan, kami selalu berbagi tempat duduk sesama anggota keluarga, agar selalu ada kehangatan dalam kehidupan kami. Ingatlah berdiri ketika Anda duduk, agar Anda tidak lupa dengan nikmatnya duduk. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Perang Dunia Ketiga

Terjadinya konflik yang berlatar belakang rasis, persaingan senjata nuklir, persoalan intoleransi, intervensi politik dan ekonomi, perebutan ladang minyak, serangan hacker serta kasus pemberontakan di berbagai negara di dunia, kemungkinan besar akan menjadi faktor pemicu perang dunia ketiga.

Saat ini, sebagian besar negara-negara di dunia saling memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara sekutunya atau aliansi organisasinya. Tujuan mereka tak lain untuk melindungi dan mempertahankan diri, bila pecah perang dunia ketiga.

Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok dan Arab Saudi memainkan peran penting sebagai kunci pemicu yang bisa menyebabkan terjadinya perang dunia ketiga atau bisa meredamnya. Namun, itu semua tergantung dari kebijakan politik negara mereka masing-masing, sekaligus perilaku moral para pemimpinnya dalam menyikapi berbagai krisis politik yang terjadi di setiap negara.

Dalam menyikapi kemungkinan pecahnya perang dunia ketiga, Indonesia tentu perlu berhati-hati dalam membina hubungan dengan berbagai negara, terutama menyangkut kerjasama mililter. Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif serta tidak terikat kepentingan dengan negara manapun (nonblok), harus mulai menentukan arah kebijakan politik internasionalnya. Dalam situasi politik dunia yang cenderung memanas ini, Indonesia harus punya sikap yang jelas dalam menentukan politik luar negerinya.

Sedikitnya ada empat blok negara-negara di dunia yang diprediksi akan terlibat dalam perang dunia ketiga. Setiap blok dari negara-negara di dunia itu, tentu saja memiliki kepentingan politik yang sama secara global.

Presiden AS, Donald Trump pernah bersumpah untuk menomorsatukan Amerika Serikat lewat jargon "America first." Tidak seperti presiden-presiden AS sebelumnya, Donald Trump telah mengubah pandangan tradisional bangsanya mengenai siapa musuh dan sahabat Amerika. Menurut kolomnis The Atlantic, Jeffrey Goldberg, Trump telah membuat sekutu-sekutu dan musuh-musuh AS menjadi campur aduk, tidak jelas, siapa musuh, siapa sekutu. "Ini dunia, di mana hubungan diplomasi yang sudah mapan diobrak-abrik oleh cepatnya cuitan Trump di Twitter," kata Goldberg.

Berikut ini adalah prediksi daftar nama-nama negara dalam empat blok besar yang kemungkinan besar ikut terlibat dalam perang dunia ketiga.

Blok Barat

NATO (North Atlantic Treaty Organization/Organisasi Pertahanan Atlantic Utara) merupakan pakta pertahanan yang dibentuk negara blok Barat tanggal 4 april 1949 lalu di Washington, Amerika Serikat. Sebanyak 12 negara, yakni Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat, menandatangani kesepakatan pembentukan NATO.

Namun ada juga negara yang bukan anggota NATO, tapi menjadi koalisi AS. Bahkan, negara-negara yang ada di dalam blok itu juga, sering terjadi konflik internal. Namun, ketika perang dunia ketiga pecah, maka konflik internal antarnegara NATO itu akan mereda dan mereka akan bersatu untuk membela NATO. Selain keanggotaan NATO, negara-negara Uni Eropa dan G-20 juga akan berpihak kepada NATO

Blok Timur

Negara-negara yang tergabung dalam blok Timur merupakan sekutu Rusia (Uni Soviet). Negara-negara itu merupakan mantan anggota Fakta Pertahananan Atlantik Utara (Fakta Warsawa). Adapun negara-negara itu ialah Rusia (Uni Soviet), Cekoslovakia, Jerman dan Hongaria. Sebagian negara lainya tidak termasuk dalam Fakta Warsawa, tapi mereka pro kepada blok Timur. Negara-negara itu antara lain Meksiko, Tiongkok, Korea Utara, Venezuela serta dan beberapa negara di Afrika, diantaranya Somalia dan Sudan.

Untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi blok Barat, Rusia telah melakukan aliansi militer dengan Tiongkok dan negara- negara Asia Tengah lainya. Aliansi militer itu melibatkan enam negara yang tergabung dalam Shanghai Cooperation Organization(SCO). Aliansi ini pernah melakukan latihan militer bersama yang dipusatkan di wilayah Chelyabinsk. Sebanyak 6.500 personel serta lebih 100 Pesawat tempur terlibat dalam latihan militer ini. Rusia juga melakukan kerjasama militer Collective Security Treaty Organisation (CSTO) yang melibatkan negara Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan

Blok Timur Tengah

Sementara itu, negara-negara Timur Tengah yang tergabung dalam Liga Arab akan berkoalisi dengan Arab Saudi sebagai pimpinan koalisi. Sebagian negara lainnya yang non Liga Arab, terutama negara-negara teluk lainya akan berpihak kepada Arab Saudi dan koalisi. Adapun negara-negara itu antara lain Bahrain, Irak, Kuwait, Mesir, Oman, Uni Emirat Arab, Siprus, Yaman, Yordania, Aljazair, Libya, Maroko, Pakistan, Tunisia.

Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) juga akan ikut bersama barisan negara Liga Arab pimpinan Arab Saudi. Setidaknya, ada 50 pemimpin negara Islam yang akan bergabung bersama Arab Saudi.

Blok Asia Timur

Negara-negara yang tergabung dalam blok Asia Timur didominasi oleh negara-negara ASEAN dan non ASEAN di wilayah Afrika. Adapun negara-negara itu diantaranya ialah Mongolia, Burma, Filipina, Vietnam, Laos, kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia serta beberapa negara lain di kawasan Timur Asia. Di Blok Asia Timur ini, Indonesia memegang posisi kunci karena memiliki hubungan diplomatik dengan beberapa negara Afrika. Tentu saja Indonesia akan memanfaatkan hubungan baiknya dengan negara-negara Afrika yang pernah hadir dalam Konferensi Asia-Afrika di Indonesia.

Yang menarik dari pembagian empat blok negara-negara di dunia ini ialah keberadaan Tiongkok, Rusia dan Korea Utara, kemungkinan besar, mereka akan berkoalisi dengan negara-negara blok Asia Timur. Sementara itu, negara-negara Liga Arab cenderung akan berkoalisi dengan NATO.

Ada empat skenario bentuk perang dunia ketiga yang sangat mematikan yaitu:

1. Adu kekuatan senjata nuklir

2. Penyebaran virus penyakit mematikan

3. Perang hacker

4. Perang intoleransi

Ada empat pemicu perang dunia ketiga yaitu:

1. Serangan militer negara-negara Liga Arab ke Qatar

2. Perang terbuka Israel dan Palestina

3 Perang terbuka di Semenanjung Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara

4. Perang intoleransi

Melihat fenomena politik yang terjadi akhir-akhir ini, ketiga pemicu perang dunia ketiga di atas mungkin saja terjadi. Keterlibatan AS, Rusia dan Tiongkok dalam tiga konflik diatas, secara langsung menjadi kunci, terjadi atau tidaknya perang dunia ketiga.

Ada satu hal yang juga menjadi komponen penting dalam perang dunia ketiga ini, yaitu keberadaan militan ISIS. Kelompok militan ini diduga kuat akan memihak blok Barat dan Liga Arab, karena sebelumnya, sudah banyak diberitakan bahwa ISIS mendapat dukungan dana dari kelompok negara-negara barat. Berbeda dengan kelompok Al Qaeda, mereka akan berperang dengan blok barat, tetapi tidak berpihak kepada Liga Arab, maupun Blok Timur. Dengan kata lain, Al Qaeda memiliki agenda sendiri terhadap eksistensinya.

Lantas dimana posisi Indonesia dalam perang dunia ketiga? Sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dan sebagai negara nonblok, tentu akan memperkuat posisi Indonesia dalam perang dunia ketiga.

Namun, perlu diantisipasi bahwa blok barat dan Liga Arab, jelas memiliki kepentingan politik yang sangat strategis dengan Indonesia. Tentu saja, Indonesia akan menjadi salah satu target blok barat dan Liga Arab untuk diajak berkoalisi dan membawa ASEAN dan Afrika untuk bergabung dengan blok barat. Kalau Indonesia menerima ajakan blok barat, maka mau tidak mau, Indonesia akan berperang dengan blok Timur dan Asia Timur.

Namun, kalau Indonesia menolak ajakan blok barat dan Liga Arab, maka Indonesia akan berada dalam barisan blok timur untuk berperang melawan blok Barat. Sulit rasanya bagi Indonesia untuk mengambil posisi netral.

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Tuesday, July 28, 2020

Nyaman

Melakukan kebaikan dan kebermanfaatan hidup kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan adalah salah satu cara terbaik, agar kita merasa nyaman dalam kehidupan sosial.

Usai makan siang, seperti biasa saya lanjutkan dengan merokok di zona bebas asap, di salah satu sudut ruangan pusat perbelanjaan bonafit yang ada di kawasan Jakarta Selatan. Selama tiga hari berturut-turut saya dan pak Andi nongkrong dan makan siang di pusat jajan mall. Tidak seperti biasanya, pak Andi yang suka bergurau, kali ini wajahnya serius banget dan nggak banyak omong. Saya jadi sungkan untuk memulai obrolan.

?Sebagian besar orang Jakarta, kayaknya sudah tidak punya budaya sopan santun lagi Wan,? Ujar pak Andi serius tapi nyantai. Saya diam. Menurut pak Andi, sikap dan perilaku sopan santun seseorang bisa mencerminkan karakter pribadinya. Bahkan, pak Andi meyakini bahwa orang bijak adalah orang yang memegang teguh sopan santun dalam pergaulan hidupnya. Woooww?.Dahsyat betul omongannya.

Saya masih ingat ketika pak Andi menyebutkan tiga kata bijak yang akan membuat hidup seseorang menjadi nyaman, yaitu (1) kata Maaf (2) kata Tolong (3) kata Terima kasih.

Ada makna luar biasa dibalik tiga kata diatas. Menurut saya, kata Maaf mencerminkan kepribadian yang jujur, ikhlas, kasih sayang, keterbatasan, pengakuan, cinta damai dan tanggung jawab.

Sedangkan kata Tolong menyimbolkan rasa rendah hati, kelemahan, keterbukaan, kesabaran, perjuangan serta tidak berputus asa.

Untuk kata Terima Kasih mengandung makna saling menghormati antarsesama, saling berbagi, rasa syukur, berserah diri, menghargai dan silaturrahim.

Setelah saya renungi, ternyata di dalam tiga kata bijak itu ada KESETARAAN DERAJAT antarsesama makhluk hidup di alam semesta. Namun sayangnya, sebagian besar orang Indonesia, khususnya Jakarta, sudah sedikit sekali yang mau menerapkan tiga kata bijak itu dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kasusnya ialah para koruptor yang tidak pernah mau meminta maaf kepada rakyat. Kasus lainnya lagi yaitu seorang kakak yang gengsi minta maaf kepada adiknya ketika melakukan kesalahan.

Mungkin dalam perjalanan hidup kita selama ini, ketika kita membutuhkan pertolongan orang lain, terkadang kita lupa mengawalinya dengan kata tolong.

Bahkan, mungkin kita pernah mendapatkan barang atau nasehat dari orang tua, rekan kerja, teman, kakak atau adik, keluarga serta bos di kantor, kita sering lupa untuk mengucapkan terima kasih.

Saya mulai bertanya kepada diri sendiri, apakah dalam hidup ini, saya telah melaksanakan tiga kata bijak itu? Entahlah?(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

‘Bacalah’

Membaca buat saya benar-benar merupakan aktivitas yang sangat mengasyikkan. Selain menambah wawasan, membaca bisa  membuat  pikiran   tetap  aktif dan sehat. Konon katanya, membaca bisa membuat awet muda (boleh percaya, boleh tidak). Sayangnya, tidak semua orang Indonesia gemar membaca.

Survey minat baca siswa SD di Jepang yang dilakukan The Mainichi Daily News (2014) lalu, menyebutkan bahwa sebanyak 18 persen pelajar SD sudah membaca lebih dari 16 buku per bulan.  Di Indonesia, justru murid-murid SD lebih gemar nonton televisi dan main game online.  Di sisi lain, para ibu-ibu muda dan wanita separuh baya,  lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bergosip ria melalui HP atau ngerumpi dengan teman saat arisan atau pengajian di majelis taklim.

Terus terang saja, saya tidak bermaksud memaksa Anda membaca artikel ini. Anda punya hak  untuk membaca atau tidak. Namun, izinkan saya  berbagi sedikit tentang dimensi kata Bacalah. Dari sejumlah referensi yang saya baca ditambah  dengan  pendapat  beberapa  narasumber, ternyata, kata  ‘Bacalah’   mempunyai dimensi  positif yang sangat luas dalam kehidupan manusia.

Kata ‘Bacalah’ atau Iqro (QS Al Alaq:1-5) mengandung makna spiritual  bagi penganut Islam. Mengapa? Karena Bacalah adalah  kata pertama yang  terucap  dari Malaikat  Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW ketika sedang bertahannuf  malam hari  di Goa Hira tanggal  17 Ramadhan tahun 610 M. Dari situlah Nabi Muhamad SAW  mengenalkan Allah SWT kepada seluruh makhluk hidup di jagat raya.

Dimensi pertama kata  ‘Bacalah’  ialah Allah SWT memilih  Nabi Muhammad SAW sebagai mediator untuk menyebarkan petunjuk kehidupan [Al Quran] kepada seluruh makhluk hidup di muka bumi. Manusia diwajibkan untuk menggunakan akal dan pikirannya saat  menghadapi berbagai persoalan hidup.  Untuk melatih  agar akal dan pikiran  manusia bisa menjadi solusi  dalam memecahkan problema kehidupan, maka cara terbaiknya  ialah dengan banyak membaca.  Disini,  kata  ‘Bacalah’  mengandung makna leksikal.  Apa yang harus kita baca?  Banyak. Kita bisa membaca kitab suci, buku, surat kabar, sosial media,  selebaran,  jurnal  dan sejenisnya. Membaca  memberi kita banyak pengetahuan. Membaca membuat seseorang bisa keluar dari kebodohan.  Membaca mampu  melindungi kita dari  kejahatan sosial yang bersifat linguistik.

Dimensi kedua  kata ‘Bacalah’ yaitu manusia ditunjuk olehNya untuk menjadi khalifah di bumi.  Dalam konteks ini, makna ‘Bacalah’  mengandung arti bahwa manusia diwajibkan untuk menganalisis  seluruh peristiwa alam dan fakta sosial  yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia berperan untuk saling mengingatkan antarsesama untuk tidak melakukan  penyimpangan  sosial.  Dari sinilah   lahir istilah sanksi sosial, hukum  dan perundang-undangan tertulis yang bertujuan menjaga  tertib sosial. Kata Bacalah lebih bermakna kontrol sosial.

Dimensi ketiga kata ‘Bacalah’ ialah  manusia wajib melakukan introspeksi dan mengevaluasi diri dalam pergaulan sosialnya karena  manusia akan diminta  mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, baik  kepada dirinya sendiri maupun kepada tuhan.   Bacalah dalam konteks ini mengandung makna personal kontrol.

Sebenarnya banyak sekali dimensi kata Bacalah  yang belum terurai.  Saya yakin Anda pun memiliki pendapat sendiri.  Semoga  kata Bacalah selalu  mengingatkan  saya dan Anda untuk terus ‘membaca’  kehidupan alam semesta sepanjang zaman. Membaca selama satu jam setiap hari, bisa membuat pikiran kita menjadi sehat dan segar.(Foto/ILustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Syok Teknologi

Sisi buruk jejaring sosial atau sosial media  (teknologi internet) yaitu umumnya para penggunanya mengalami depresi mental dan dekadensi moral.  Ketergantungan sebagian rakyat Indonesia terhadap sosial media atau jejaring sosial (teknologi internet) telah melahirkan penyakit sosial baru, seperti  facebook depression atau instagram maniak. Bentuk nyata penyakit ini diantaranya ialah kecemasan dan ketergantungan. Penyakit sosial ini perlu mendapatkan perhatian serius. Ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol dirinya dalam menggunakan sosial media bisa sangat berbahaya. Menurut beberapa hasil penelitian, para pengguna sosial media terlalu peduli terhadap  citra mereka, khususnya mengenai  status sosial dan harga dirinya.

Kata-kata menghujat, mencaci maki dan mengecam antarsesama pemakai sosial media dianggap sebagai hal yang lumrah. Padahal, dampaknya sangat luar biasa. Sosial media menjadi ladang penyebar kebencian dan konflik. Sebagian besar bangsa Indonesia  benar-benar mengalami syok teknologi.

Awalnya, kehadiran sosial media di masyarakat adalah untuk mempermudah proses komunikasi massa maupun personal antarmanusia dalam menyampaikan berbagai gagasan, ide, informasi  atau motivasi positif lainnya yang bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Faktanya, hingga hari ini sosial media lebih banyak digunakan manusia untuk pamer status dan aurat pribadi, menyombongkan diri, pembunuhan karakter, menghasut, memfitnah dan menyebarkan berita-berita bohong (hoax) dan masih banyak lagi  kejahatan sosial lainnya  yang terus bergulir hingga menyentuh karakter kepribadian anak-anak Indonesia yang menggandrungi internet.

Kalau, keadaan ini didiamkan terus, maka perlahan tetapi pasti, manusia Indonesia akan terseret ke jurang nista. Pada akhirnya dekadensi moral dinilai sebagai barang  ‘halal’ di masyarakat.

Manusia Indonesia tidak  lagi peduli dengan sesama makhluk ciptaan tuhan. Semua tindak tanduk manusia Indonesia dikendalikan  oleh sosial media. Manusia menjadi sosok gila popularitas yang bisa merusak etika dan peradaban moral. Keberadaan sosial  media  menjadi lahan empuk bagi sebagian manusia untuk melakukan tindakan ‘pembunuhan’ dan ‘penganiayaan’ lewat rangkaian kata, bahasa, gambar, video  maupun foto.

Sadarkah kita bahwa keberadaan sosial media bukan untuk merusak kehidupan manusia di jagat raya. Sedikit sekali orang Indonesia yang berani memanfaatkan sosial media untuk berbagi kasih sayang dan mengekpresikan aktivitas positif yang bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia di alam raya. Sadarkah kita...? (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Monday, July 27, 2020

Phobia Komunisme

Nonton bareng film G30S PKI, lagi heboh diwartakan di sejumlah media mainstream dan sosial media. Ujung-ujungnya, kalau mau jujur ada phobia komunisme dalam bangsa ini. Mengapa ini bisa terjadi?

Sebelumnya, iIsu banyaknya pekerja China masuk ke Indonesia yang disinyalir bisa membangkitkan paham komunisme, [masa sih…?] sungguh mengejutkan publik. Bagi saya, isu itu cuma propaganda politik murahan dan tipuan busuk yang sengaja dihembuskan sekelompok orang yang tidak cerdas. Sungguh menjijikkan.

Padahal, paham komunisme di dunia, termasuk Indonesia sudah mati sejak puluhan tahun lalu. Para penyebar isu komunisme benar-benar tidak mengikuti perkembangan geopolitik dan geoekonomi global. Mereka hanya sekadar bicara tanpa data dan fakta yang akurat. Seharusnya, mereka memberikan data kongkret tentang tenaga kerja China di Indonesia. Misalnya, berapa jumlah total tenaga kerja China yang ada di Indonesia? berapa jumlah perusahaan yang menampung tenaga kerja China di Indonesia? Bagaimana regulasi pemerintah tentang tenaga kerja asing, termasuk China di Indonesia? Apa argumen ilmiahnya sehingga mereka bisa mengaitkan tenaga kerja China dengan bangkitnya paham komunisme di Indonesia? Semua pertanyaan diatas harus dijawab secara logis berdasarkan data dan fakta yang valid.

Sebelumnya, sejumlah media massa sudah memberitakan bahwa presiden Joko Widodo membantah tenaga kerja China yang masuk ke Indonesia jumlahnya mencapai puluhan juta. Hal itu dikatakan Jokowi saat membuka Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju Indonesia Kompeten di Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12/2016) lalu. Jokowi menegaskan, tenaga kerja China di Indonesia saat ini hanya berjumlah 21.000 orang. Menurut Jokowi, jumlah itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja Indonesia di negara lain, misalnya di Malaysia mencapai 2 juta orang, di Hongkong mencapai 153.000 orang. Menurut Jokowi, secara logika tidak mungkin banyak tenaga kerja China, Amerika dan Eropa yang mau bekerja di Indonesia. Sebab, gaji di negara mereka jauh lebih baik ketimbang Indonesia. "Mana mau mereka ke sini dengan gaji yang lebih kecil. Ini saya sampaikan agar jangan sampai rumor berkembang di mana-mana," ucap Jokowi. Presiden Jokowi juga mengakui bahwa pemerintah memang menargetkan mendatangkan turis China sebanyak 10 juta orang. [http://nasional.kompas.com/read/2016/12/23/11211181/jokowi.klarifikasi.soal.tenaga.kerja.china.di.indonesia].

Berdasarkan data yang disampaikan presiden Jokowi diatas, maka sebaiknya, para penyebar isu komunis harus lebih banyak mengikuti perkembangan ekonomi global. Jadi, antara paham komunisme dengan tenaga kerja China tidak ada kaitannya sama sekali. Kehadiran tenaga kerja China di Indonesia, mungkin saja terkait dengan diberlakukannya zona Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), AFTA, APEC dan masih banyak lagi bentuk kerjasama ekonomi secara regional maupun internasional. [http://pelajarpin.blogspot.co.id/2015/09/kerjasama-ekonomi-internasional.html] dan [http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/]

Pemberlakuan sistem ekonomi global berlaku bagi semua negara di dunia, bukan hanya Indonesia. Tenaga kerja China juga banyak masuk ke negara-negara Asia, Eropa, Amerika dan Afrika. Tenaga kerja Indonesia pun bisa berduyun-duyun masuk ke negara lain. Hadirnya tenaga kerja China di Indonesia tidak identik dengan paham komunisme. Begitu juga paham komunisme tidak identik dengan ras Cina. Komunisme adalah paham (ideologi). Paham komunisme bisa dianut oleh siapa saja dan negara mana saja. Jadi, keberadaan tenaga kerja China tidak ada hubungannya dengan kebangkitan komunis di Indonesia.

Paham komunisme di dunia sudah hancur, contohnya negara Uni Soviet tahun 1991. Paham komunisme di negara-negara pecahan Uni Soviet sudah berubah menjadi paham sekularisme, bahkan mengarah pada paham kapitalisme. Demikian juga dengan negara-negara seperti Polandia, Hungaria dan beberapa negara-negara Eropa Timur lainnya yang berpaham komunis. Beberapa negara di benua Asia, seperti Vietnam yang menganut komunisme, perlahan mulai berubah menjadi paham kapitalisme. Ada beberapa negara di Asia maupun di kawasan Amerika yang masih memegang ideologi komunis seperti China, Korea Utara dan Kuba. Tetapi, paham ideologi komunis yang diterapkan di negara itu sudah tidak semurni ajaran Karl Marx. Negara-negara itu telah membuka diri dengan negara lain, bahkan mulai mengarah menjadi negara kapitalis. [baca selengkapnya di http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/30/opi4.htm].

Saya harap sampai disini, Anda bisa mengerti. Kalau Anda tidak mengerti juga, saya sarankan Anda segera baca buku-buku tentang hancurnya paham komunisme di dunia atau banyak-banyak istighfar agar hati dan pikiran Anda jernih dan bersih.

Sebelum tulisan ini selesai, saya sarankan kepada Anda untuk tidak lagi menyebarkan isu komunis di Indonesia. Sebagai penutup izinkan saya berkata “JANGAN MAU DIBOHONGIN PAKE ISU PKI” . Yuk…ngeteh dulu mas brooo, nyantai aja bacanya. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Hukuman Mati

Pelaksanaan hukuman mati di Indonesia masih terus menjadi pro dan kontra. Sebenarnya, penerapan hukuman mati tidak bertentangan dengan konstitusi.

Tingginya tingkat kejahatan keji di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir ini, telah membuktikan bahwa penjara bukanlah tempat efektif untuk menurunkan angka kejahatan. Kasus kejahatan sadis dan kejam tetap berlangsung, diantaranya ialah peredaran narkoba dalam jumlah besar, pembunuhan sadis dengan cara mutilasi, perkosaan yang disertai kekerasan seks terhadap anak dibawah umur, korupsi yang dilakukan pejabat negara dan aparat hukum, melecehkan dan menghasut masyarakat untuk melakukan konflik antar SARA dan pembunuhan hewan langka.

Bentuk kejahatan diatas bersifat luar biasa, maka penanganannya harus dengan hukum yang ekstra luar biasa. Dalam KUHP, Pasal 340 Tentang Pembunuhan Berencana ada ancaman hukum mati. Dalam UU Darurat Nomor 7 Tahun 1955 Tentang Pengusutan, Penuntutan dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi juga terdapat dimensi hukuman mati. Hukuman mati juga terdapat dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Mayoritas masyarakat Indonesia masih melihat hukuman mati merupakan cara yang tepat untuk menekan tingginya tingkat kejahatan sadis.

Bersamaan dengan penerapan hukuman mati, negara juga perlu melakukan pembenahan sistem hukum. Sepanjang sejarah, hukuman mati dijatuhkan pada tindak kejahatan yang bermacam-macam. Di abad 18 SM, Raja Hammurabi dari Babilonia membuat perintah hukuman mati untuk 25 jenis tindakan kriminal. Hukuman mati juga dilakukan di Mesir pada abad ke 16 SM yaitu seorang bangsawan dihukum mati karena telah melakukan kegiatan perdukunan. Di Inggris, hukuman mati diberlakukan untuk mereka yang mengembala kambing di atas jembatan Westminister Bridge. Dibawah kekuasaan Raja Henry VIII, mereka yang dihukum mati mencapai 72.000 orang.

Sejumlah pakar hukum Internasional menilai, penerapan hukuman mati dapat menghemat biaya pengeluaran negara. Kaum utilitarian menganggap bahwa hukuman mati lebih menghemat uang daripada memenjarakan orang seumur hidup. Singapura, negara yang pernah menjadi contoh penerapan hukuman mati, telah menunjukkan angka penurunan tingkat kriminalitasnya secara signifikan.(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Donald Trump

Sikap dan perilaku provokatif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, benar-benar telah memperburuk citra negeri Paman Sam di mata dunia. Trump terus-menerus mengumbar pernyataan emosionalnya kepada pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un. Trump juga bersikap diskriminatif terhadap kaum muslim dari eight negara yang dilarang melakukan perjalanan ke AS.

Kepemimpinan Trump benar-benar paling provokatif dalam sejarah presiden AS. Trump pernah secara terbuka menyebut umat Islam sebagai gerombolan teroris yang dinilainya merusak dunia. Saat debat antar kandidat capres, beberapa waktu lalu, Trump juga tidak segan-segan melakukan charracter assasination dan black marketing campaign terhadap pesaingnya. Bahkan, Trump diduga kuat mendukung pendanaan federal untuk melegalkan aborsi melalui institusi Planned Parrenthood.

Pendiri Trump Entertainment Resorts ini, juga dikenal sebagai tokoh anti islam dan anti migran. Hampir sebagian besar kebijakan luar negeri serta hubungan internasional AS dengan negara-negara islam di dunia, saat ini berada dalam titik terendah, terutama dengan negara-negara Timur Tengah, Korea Utara, Rusia dan Tiongkok

Di Indonesia, sikap dan perilaku Trump memunculkan antipati yang sangat kuat dari rakyat Indonesia, terutama dari kaum muslim moderat. Sejak Donald Trump menjadi Presiden AS, banyak kebijakan kontroversial dalam konstelasi komunikasi politik dunia. Bahkan, beberapa negara di dunia khawatir, sikap Trump akan merusak hubungan komunikasi politik antarbenua dan bisa menyulut perang dunia ketiga. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Sunday, July 26, 2020

Rakyat Menggugat

Rakyak punya hak menggugat negara soal perlunya negara melakukan transparansi terhadap barang bukti kejahatan yang disita aparat hukum. Sampai detik ini, rakyat tidak pernah tahu apa saja dan berapa jumlah overall keseluruhan barang sitaan (obat-obatan terlarang, uang hasil korupsi, asset harta dan benda serta sejumlah dokumen berharga lainnya) yang disita negara dari tangan para penjahat.

Dalam hal ini lembaga-lembaga hukum yang menjadi kepanjangan tangan negara seperti kepolisian, KPK, pengadilan,  Bea Cukai dan instansi hukum lainnya, wajib transparan mengenai keberadaan barang bukti kejahatan yang telah disita.  Disisi lain, hampir setiap hari media massa memberitakan penangkapan para penjahat yang dilakukan polisi, KPK dan Bea Cukai. Umumnya, penangkapan itu disertai sejumlah barang bukti yang disita.

Rakyat berhak menggugat negara, dimana barang bukti itu disimpan? Kalau pun  barang bukti itu dipergunakan negara, untuk keperluan apa? Wajar saja kalau rakyat curiga terhadap penyalahgunaan barang bukti oleh para pejabat negara yang memiliki otoritas kekuasaan tinggi. Salah satu contoh penyalahgunaan barang bukti kejahatan ialah testimoni bandar narkoba Freddy Budiman kepada Koordinator KONTRAS  Haris Azhar yang mengungkapkan bahwa obat-obatan terlarang milik Freddy yang disita, ternyata dijual kembali di pasar narkoba oleh sejumlah oknum aparat hukum.

Lantas, bagaimana dengan barang bukti sitaan lainnya? Bukan tidak mungkin bisa juga disalahgunakan oleh oknum pejabat negara atau aparat hukum. Sekali lagi,  rakyat menggugat negara untuk transparan mengenai keberadaan barang bukti sitaan hasil kejahatan. Transparansi barang sitaan ini harus dimulai dari era Soeharto lengser (1998) hingga zaman presiden Jokowi.

Sudah saatnya negara membentuk lembaga independen yang bertugas dan bertanggungjawab untuk mengawasi keberadaan seluruh barang bukti sitaan hasil kejahatan. Indonesia adalah bangsa yang besar,  bermartabat, bermoral dan beradab. Negara wajib memberikan kepercayaan kepada rakyat dengan melakukan budaya transparansi dalam segala hal. Anda setuju...? (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Jalan Raya

Jalan raya merupakan CCTV paling canggih  dan  tak tertandingi oleh teknologi apapun. Banyak peristiwa tragis  seperti kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan raya. Kalau saja jalan raya bisa ngomong, maka testimoninya tentang kecelakaan lalu lintas  pasti jujur.

Waktu masih menunjukkan  jam tujuh pagi  ketika laju motor yang saya naiki  sampai di jalan raya Gajah Mada, Jakarta, Pusat. Seperti biasa, jalanan sudah ramai. Jalan raya dimanapun,  nggak bisa nolak kehadiran roda-roda kendaraan yang nyaris tiada henti dan tak mengenal waktu.  Tak ada hari libur bagi jalan raya. Jalan raya juga tak bisa ‘complain’ ketika tubuhnya berlubang, kotor, berdebu, ditiduri paku-paku karatan. Jalan raya tak pernah mengeluh disaat panas matahari melumeri kulitnya dan diam membeku saat  hujan mengguyur tubuhnya.

Jalan raya adalah ‘buku sejarah’ manusia.   Jalan raya menyimpan banyak kisah tragis. Kasus-kasus  kemacetan, kecelakaan, tabrak lari, kebut-kebutan liar ‘pembalap’  jalanan, perilaku arogan dan korup oknum polisi lalu lintas, pengamen, pengemis  dan pedagang asongan yang ‘bernyanyi’ di dalam angkot,  pengemudi  kendaraan yang berkelahi  gara-gara rebutan  menyerobot lampu hijau,  ceceran darah puluhan korban kecelakaan yang tewas sia-sia  di tangan pengemudi angkutan umum yang ugal-ugalan,  pamer mobil mewah orang-orang kaya serta bangkai anjing, tikus dan kucing yang  hancur berserakan terlindas kendaraan.

Jalan raya  tidak bisa ‘berteriak’ ketika tubuhnya dibebani  mobil kontainer yang bobotnya berton-ton.  Bahkan, jalan raya dipaksa untuk ‘lancar’ oleh pejabat negara yang pakai mobil mewah saat sedang macet.   Jalan raya seringkali ‘terluka’ saat aksi demo mahasiswa dan buruh  membakar ban di jalanan.  Segudang peristiwa perampokan jalanan,  pembunuhan dan penembakan  serta perkosaan di angkutan umum tak pernah henti terjadi di  jalan raya.  Jalan raya jadi saksi kunci skandal kejahatan manusia.

Momen-momen humanis juga terjadi di jalanan. Jalan raya menjadi tumpuan banyak manusia untuk mencari nafkah. Setiap hari  selama 24 jam, puluhan bahkan ratusan angkutan umum terus menggerus jalan raya menangguk rupiah.  Ratusan  motor, mobil dan  sepeda  pribadi  juga  mengantungkan  diri kepada jalan raya untuk menuju kantor memburu  gaji bulanan.

Dibalik pasrahnya jalan raya, ternyata manusia tidak pernah bersyukur  kepada Tuhan. Jalan raya selalu  menjadi  ‘kambing hitam’  atas  terjadinya  kecelakaan.  Manusia menuduh jalan raya yang berlubang,  penuh genangan air, pasir dan batu-batu krikil  yang bertebaran sebagai penyebab terjadinya kecelakaan.  Padahal, ‘cacatnya’ jalan  raya adalah ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Saya percaya, suatu saat jalan raya akan menerima ‘reward’ atas kepasrahannya.

Saya yakin Tuhan akan segera mengutus  ‘makhlukNya’ untuk menyelesaikan  kisah-kisah tragis di muka bumi yang terjadi di jalan raya. “Kesehatan mental dan moral sebuah  bangsa  dapat dilihat dari cara bagaimana manusia memperlakukan jalan raya dengan baik dan benar”. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Sekutu Iblis

Saat ini, iblis sedang berbangga ria karena sekutunya yang ada di Indonesia, terus mengobrak-abrik kenyamanan dan kedamaian umat beragama. Siapa sih sekutu iblis itu? Mau tahu aja atau mau tau banget? Sabaaar? (maaf) saya pipis sebentar yaaa.

Gerakan sejumlah ormas dan tokoh yang mengatasnamakan agama tertentu di Indonesia makin atraktif seperti pertunjukkan sirkus. Ada ormas dan tokoh muslim independen yang kalem. Ada ormas dan tokoh muslim yang malu-malu. Tapi, ada juga ormas dan tokoh muslim yang radikal serta anarkis. Bahkan, kemungkinan besar sejumlah ormas dan tokoh muslim radikal ini sudah bersekutu dengan iblis untuk membuat kekacauan. Padahal, dalam ajaran agama apapun, manusia wajib melawan iblis.

Allah SWT berfirman, ?Maka Kami berkata, Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga yang menyebabkan kamu menjadi celaka.? (Qs Thaahaa : 117).

Ayat diatas sangat jelas dan tak perlu lagi banyak penafsiran (anak kecil juga tahu). Lantas, apakah negara ini masih diam saja melihat kelakuan kotor iblis berwujud manusia? Saya mulai curiga Jangan, jangan ormas dan tokoh muslim yang bersekutu dengan iblis itu memang sengaja ?Diperihara? Oleh sekelompok elit di negeri ini? Hmmmmnn?

Da'ud ibn Tamam ibn Ibrahim al Shawni, dalam novelnya The Madness of God & The Men Who Have The Elephant (Dastan Books publisher 2005) menegaskan, “Lihatlah segala penderitaan dan kesengsaraan yang telah ditimpakannya atas dunia. Lihatlah betapa monster itu melakukan semuanya hanya untuk menghibur diri! Jika ada yang terlihat murni, dibuatnya ternoda! Jika ada yang manis, dia buat masam! Jika ada yang bernilai, dibuatnya jadi sampah! dia tak lebih dari sekadar badut dan pesulap murahan, pembohong gila! dan kegilaannya masih terus membuatku lebih gila lagi!”

Cerita novel Shawni, dalam penafsiran saya (mudah-mudahan tidak salah) benar-benar menohok manusia yang dengan mudahnya dirasuki Iblis. Iblis semakin leluasa merusak mental dan moral sebagian manusia beragama melalui simbol-simbol kemasyarakatan, penafsiran ayat, penyesatan kitab suci dan predikat-predikat palsu sebagai ahli agama.

Faktanya, kisah novel Shawni, saat ini sedang terjadi di Indonesia. Terlebih lagi menjelang Pilkada Serentak maupun Pilpres 2019. Apapun bentuknya, iblis adalah musuh manusia. Tuhan dalam agama apapun akan mengutuk manusia yang bersekutu dengan iblis. Saya khawatir, iblis berwujud manusia sudah menjadi penghuni negeri Garuda ini. Hiiiyy, serem. Tidur dulu aahhh.

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Saturday, July 25, 2020

Bangsa Munafik

Hidup di lingkungan bangsa munafik sungguh sangat memilukan dan mengerikan. Kita harus top notch hati-hati ketika bergaul dengan mereka. Di Indonesia, orang-orang yang suka berlakon munafik, biasanya berada dalam lingkungan politik dan hukum. Sifat dan perilaku munafik sudah menjadi gaya hidup mereka.

Dalam sebuah risetnya beberapa waktu lalu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyimpulkan bahwa ada 3 faktor penyebab tingkat kepercayaan publik terhadap politisi rendah. Salah satunya ialah perilaku elit politik yang  munafik. Sebesar 65,30 persen publik menyatakan, apa yang diucapkan elit politik selalu bertentangan dengan perbuatannya.

Contoh perilaku munafik bangsa ini, diantaranya ialah segelintir oknum tokoh agama yang mendirikan ormas atau parpol berbasis islam dengan dalih membela kepentingan agama. Faktanya, sejumlah tindakan mereka justru banyak yang anarkis. Sejumlah  perempuan muslim sudah memakai jilbab. Tetapi,  perilakunya tidak mencerminkan wanita muslimah.

Beberapa pejabat negara disumpah untuk menjalankan amanat rakyat dan negara. Tapi, mereka mengkhianatinya. Sebagian besar pemimpin umat, setiap hari berdakwah kepada publik untuk selalu bersedekah. Tetapi, faktanya mereka tidak pernah bersedekah. Bahkan, mereka memasang tarif tinggi ketika diminta berdakwah. Sebenarnya masih setumpuk lagi contoh  sikap dan perilaku munafik yang dilakukan bangsa ini. Kalau ditulis semua, artikel ini tak akan pernah selesai.

Munafik berasal dari bahasa Arab yaitu munafiqun. Dalam kajian Islam, munafik ialah orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, namun mereka mengingkarinya. Dalam terminologi Al Qur’an, munafik merujuk kepada mereka yang tidak beriman namun berpura-pura beriman.

Nabi Muhammad SAW mengatakan, tanda-tanda orang munafik ada 3 yaitu jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari dan jika dipercaya berkhianat. Allah SWT berfirman, “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati karena itu mereka tidak dapat mengerti”. (QS. Al Munafiqun 63:1-3).

Dalam surat lain Allah SWT juga berfirman, “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,...Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An Nisa: 138 dan 145). Apakah Anda masuk dalam  golongan orang-orang munafik?...(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Budak HP

Benarkah Handphone (HP) bisa memperbudak manusia? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak, tergantung dari sudut pandang apa kita mau menilainya. Di abad cutting-edge ini, manusia sulit sekali bisa hidup tanpa HP. Fitur dan teknologi yang ada di HP, secara langsung maupun tak langsung, telah mempermudah tatanan hidup manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Ketergantungan manusia terhadap HP dari hari ke hari semakin tinggi dan terus meningkat.

Pengguna HP alias telepon genggam alias telepon seluler semakin membludak, mulai dari anak-anak usia tiga tahun sampai kakek-nenek. Saat ini, keberadaan HP sudah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Lantas, apa bisa HP memperbudak manusia?

HP, bila digunakan secara proporsional dan fungsional, maka alat kecil ini akan banyak membawa manfaat bagi kehidupan manusia. Proses interaksi dan komunikasi manusia menjadi lebih cepat, efisien, hemat dan tidak dibatasi oleh jarak ruang dan waktu.

Namun, bila HP digunakan hanya sekadar untuk gaya hidup semata, maka HP bisa menjadikan manusia sebagai budak. Coba Anda bayangkan saja, ketika kantor Anda sedang meeting, teman Anda diam-diam asyik berWA ria dengan HP yang di silent. Kemudian, saat keluarga besar Anda sedang ngobrol bersama untuk mempererat tali silaturahmi, Anda malah asyik main recreation di HP. Lebih parah lagi, ketika sedang beribadah, Anda tidak mendengar khotbah yang disampaikan karena Anda lebih nyaman bermain HP. Apakah memang seperti ini tujuan HP diciptakan? Mari kita renungkan.

Ada banyak peristiwa atau kasus menyangkut keberadaan HP. Orang bisa dengan bebas memaki, mencaci melalui HP. Mungkin, Anda juga termasuk orang yang gemar mengupload popularity pribadi di HP, seperti curhat, foto-foto mejeng atau mengeluarkan kata-kata kasar terhadap seseorang melalui HP. Bahkan, kasus penipuan melalui HP, saat ini semakin marak. Hal-hal inilah yang patut kita waspadai bersama dalam menggunakan HP.

Sekarang ini, hampir semua orang tidak bisa lepas dari HP walaupun hanya sekadar bermain sport atau berselancar di dunia maya. Namun, sedikitnya ada dua dampak buruk dari ketergantungan kita dalam menggunakan HP yaitu pertama, kita akan menjadi manusia yang anti sosial. Buktinya, bila sedang sedang berHP ria, kita pasti tidak mempedulikan orang lain disekitar kita. Hal ini dapat membuat kita kehilangan rasa sosial terhadap dunia nyata. Kedua, Akibat ketergantungan kita memakai HP, itu akan bisa mengganggu syaraf di otak. Radiasi HP sangat berbahaya bagi otak manusia. Gelombang elektromagnetik HP dapat memicu terjadinya kerusakan syaraf otak manusia. Penggunaan HP yang berlebihan, akan mengancam kesehatan manusia. Jadi, mulai sekarang, hindarilah menjadi budak HP. Gimana menurut Anda? (Foto/Ilustrasi: Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

@ Serpong

Kota Serpong  menjadi basis kehidupan kaum urban Jakarta yang berkarakter egois, individualis, oportunis, pragmatis dan hedonis. Kehidupan nyaman adalah pilihan, kenyamanan hidup adalah keputusan.

Lima belas tahun silam,  suasana alam kota Serpong begitu sejuk, damai dan tenang. Saya dan keluarga yang tinggal di sebuah rumah mungil  di salah satu kawasan kompleks perumahan Gading Serpong sejak tahun 1999, benar-benar betah karena dimanjakan oleh hijaunya  alam Serpong. Saya masih ingat  ketika gumpalan kabut selalu menepi di kebun halaman rumah menjelang  jam 9 malam. Hawa dinginnya begitu terasa.  Memasuki pagi, usai sholat subuh di sebuah surau kecil dalam  lingkungan kompleks, saya bisa menyentuh butiran bening embun yang membasahi dedaunan pohon-pohon  kecil yang tumbuh  di pinggir jalan.  Sekelompok petani perempuan muda  berjalan santai penuh canda  menuju  sawah  dan kebun. Nyanyian hewan-hewan liar  di sekitar rimbunnya kebun kelapa gading dan hamparan sawah menambah nikmatnya alam  serpong.

Kini,  lima belas tahun  berlalu,  saya dan keluarga tak pernah lagi merasakan nikmatnya  hidup di Serpong.  Kenyamanan, kedamaian dan ketenangan  Serpong  perlahan mulai lenyap. Kabut malam tak pernah lagi mampir di kebun halaman rumah, butiran bening embun pagi pun pergi entah kemana,  sawah-sawah berubah menjadi kompleks perumahan mewah, hewan-hewan liar bermigrasi tanpa pamit meninggalkan kebun kelapa gading.  Kota Serpong  bising dengan  suara mesin, klakson mobil dan motor.  Polusi udara  dimana-mana. Cuacanya semakin panas.

Serpong berubah menjadi kota modern dengan jejeran mall-mall elit, hotel-hotel  berbintang, apartemen dan perumahan mewah,   gedung-gedung  tinggi perkantoran,  deretan ruko warna-warni, papan billboard iklan yang bertebaran dimana-mana serta menjamurnya  kedai kuliner di sepanjang   jalan raya Serpong.  Serpong semakin padat, sesak dan macet. Penduduk asli serpong yang dulu  dikenal polos  dengan gaya  hidup  tradisionalnya,   perlahan mulai tersingkir.  Sekarang, kota Serpong  menjadi basis kehidupan kaum urban Jakarta  yang berkarakter  egois, individualis, oportunis, pragmatis dan hedonis.

Saya dan keluarga semakin cemas dengan kondisi alam serpong yang terus digerus pembangunan yang membabi-buta. Saya dan keluarga masih tetap berharap,  kenyamanan  kota  Serpong  bisa  hadir  kembali untuk kehidupan yang lebih sehat dan segar bagi semua makhluk hidup yang ada. Akankah harapan ini terwujud? Yaaa.... Tuhan dimana Kau simpan SerpongMu yang dulu? (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Friday, July 24, 2020

Mantra

Negeri Astina tanahnya sangat subur. Rakyatnya hidup damai dan sejahtera. Para pemimpinnya berlaku adil serta bijaksana. Namun, dalam satu tahun terakhir ini,  ketentraman dan kesejukkan negeri Astina terusik dengan hadirnya segerombolan penyihir busuk yang dipimpin mbah Yudo.

Mereka diam-diam ingin menjadi penguasa Astina.  Namanya juga penyihir,  mereka bisa menyamar menjadi apa saja untuk mengelabui rakyat. Melihat keberadaan rakyat Astina yang sangat religius, mbah Yudo and the Geng menyamar menjadi tokoh agama. Mereka mulai merusak mental dan moral rakyat serta sejumlah pemimpin negeri Astina dengan cara menyimpangkan tafsir beberapa ayat yang ada di kitab suci.

Rakyat Astina yang polos dan jujur percaya dengan ‘dakwah’ manis yang diumbar para penyihir. Rakyat pun yakin bahwa mbah Yudo Cs  adalah tokoh agama yang sangat suci. Mendapat reaksi positif rakyat, mbah Yudo dan konconya semakin bersemangat menyebarluaskan ayat-ayat yang ada di dalam  kitab suci yang telah disesatkan penafsirannya. Ayat-ayat suci diubah oleh mbah Yudo dan kawan-kawan menjadi mantra untuk merusak keimanan rakyat Astina.

Di desa Giriloka sebelah selatan negeri Astina, kyai Musa berzikir memohon petunjuk  Tuhan tentang masa depan negeri Astina.  Kyai Musa sudah mencium ada bahaya besar yang mengintai rakyat Astina yang dilakukan mbah Yudo Cs. Kyai Musa prihatin karena rakyat sudah terbujuk dengan ajaran sesat para penyihir busuk yang berujud tokoh agama. Kyai Musa menyadari,  bila dirinya langsung memberantas para penyihir secara terbuka, pasti banyak menelan korban jiwa, terutama rakyat.

Oleh karena itulah, kyai Musa menahan diri. Akhirnya, kyai Musa melakukan perlawanan dengan cara lemah lembut dan melakukan dialog dari hati ke hati kepada rakyat. Kyai Musa terus mengembalikan kebenaran ayat-ayat yang ada di kitab suci yang telah diselewengkan mbah Yudo cs kepada rakyat.

Gerakan kyai Musa akhirnya tercium gerombolan mbah Yudo Cs. Mereka langsung bereaksi dan  menyebar fitnah kepada rakyat bahwa kyai Musa adalah penyihir busuk yang berniat menghancurkan Astina.

Fitnah kejam yang dilancarkan mbah Yudo Cs,  dihadapi kyai Musa dengan  diam dan senyum. Kyai Musa berprinsip bahwa melawan kejahatan tidak harus dengan kejahatan atau kemarahan. Senjata ampuh yang dipakai kyai Musa adalah bersikap tenang. Kyai Musa terus berdoa dan berusaha sambil berserah diri kepada Tuhan. Kyai Musa percaya dan yakin, cepat atau lambat Tuhan akan menunjukkan kebenaran dengan caraNya yang maha ghaib untuk menenggelamkan gerombolan penyihir busuk mbah Yudo Cs. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Bertutur Sopan, Bertindak Santun

Indonesia adalah negara hukum, bukan negara agama. Tidak ada agama mayoritas atau minoritas yang mendapat keistimewaan hukum di Indonesia. Siapapun Anda, wajib hukumnya untuk menaati hukum. Bila Anda mengalami kekecewaan atau persoalan yang berhubungan dengan hukum, silahkan melakukan tuntutan secara hukum ke pengadilan. Seluruh rakyat Indonesia derajatnya sama di hadapan hukum dan dijamin oleh Undang-Undang. Saya berharap kita semua memahami ini dengan baik dan benar.

Sosial media bukanlah sarana yang tepat untuk mengumbar kekecewan Anda dengan menyebarkan hoax, mengadu domba antar sesama, memfitnah, merusak tatanan kedamaian dan kenyamanan sosial serta menyebar kebencian. Sekali lagi saya sampaikan, pengadilanlah media yang paling tepat untuk mengajukan tuntutan hukum. Ayo kita bersama-sama menghindari bertutur kasar, menghina, menghujat, mengecam atau menjelek-jelekkan orang atau kelompok lain di sosial media.

Seperti kita ketahui dalam beberapa bulan terakhir ini, sebagian kecil masyarakat dengan mengatasnamakan agama tertentu melakukan aksi massa yang tidak lagi menghormati dan menghargai hukum.Tindakan aksi massa dengan mengatasnamakan agama atau mengumbar kebencian melalui sosial media akan merusak kerukunan antar umat beragama dan keutuhan bangsa Indonesia. Sungguh sebuah perilaku yang tidak manusiawi dan jauh dari ajaran kebaikan agama apapun.

Perbedaan SARA bukanlah lahan untuk menciptakan konflik, tapi jadikanlah perbedaan SARA sebagai anugerah Tuhan yang wajib kita syukuri bersama. Agama akan menjadi solusi terbaik bagi kehidupan manusia, bila dalam pelaksanaannya tetap menjaga dan menghormati perbedaan sosial dan tidak melanggar hukum. Agama akan menjadi alat penghancur manusia yang paling mengerikan, bila dalam penerapannya tidak lagi menghormati keberagaman SARA dan merusak sendi-sendi hukum.

Sekali lagi saya ingin mengingatkan, ayo kita bersama-sama bertutur sopan dan bertindak santun di sosial media maupun dalam realitas kehidupan beragama di Indonesia. Siapapun Anda [tokoh agama, politisi, guru, pejabat dan rakyat kecil sekalipun] jangan jadikan agama sebagai alat pembenaran untuk mendiskreditkan orang atau kelompok lain. Indonesia bukan negara agama, tetapi negara hukum.

Pisang goreng sudah matang tinggal disantap, rasanya nikmat bener kalo ditimpali dengan secangkir teh tubruk anget. Tea break dulu mas broo

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Percik Api di Negeri Ragunan

Alkisah di negeri Ragunan yang damai, kawanan sembilan naga sedang uring-uringan karena sebagian besar daerah kekuasaannya diobok-obok sang babi. Sebenarnya, popularity biologis sang babi ini masih satu keturunan dengan nenek moyang sembilan naga. Dalam kehidupan sehari-hari, kawanan sembilan naga suka foremost api. Sedangkan, sang babi lebih suka fundamental air. Sembilan naga hobi melanggar aturan dan curang. Sedangkan sang babi selalu tertib hukum dan jujur. Melihat semakin terancam posisinya, sembilan naga mulai mencari-cari dukungan untuk melawan sang babi. Keledai dungu yang sudah lama mengamati kepusingan sembilan naga, langsung menawarkan diri kepada kawanan sembilan naga untuk melawan sang babi. Agar tawarannya diterima sembilan naga, keledai dungu menyamar menjadi gerombolan onta untuk menutupi kebodohannya. Ketika melobi kawanan sembilan naga, Keledai dungu mengaku bahwa dirinya sangat kuat dan hebat karena mendapat dukungan dari sang sapi yang pernah menjadi raja preman di negeri Ragunan. Akhirnya, sembilan naga setuju dan mulailah mereka berkomplot melakukan perlawanan sengit terhadap sang babi.

Sang babi mulai kewalahan dikeroyok kawanan sembilan naga, gerombolan onta palsu dan sang sapi yang bersahabat dengan sang kuda. Sang babi mulai letih. Padahal, dalam duel maut itu, sang babi sudah mengeluarkan berbagai jurus sakti mandraguna, karena lawannya terlalu banyak, akhirnya sang babi lelah juga, tetapi ogah untuk menyerah. Melihat pertarungan yang tidak seimbang, kera putih yang menjadi pemimpin negeri Ragunan tak tinggal diam. Sesungguhnya, kera putih sudah lama ingin menghajar sembilan naga, kelompok keledai dungu dan pasukan sang sapi, namun momennya belum pas. Selama ini, kera putih sudah tahu, kalau negeri Ragunan selalu dibuat kacau-balau oleh mereka. Kolaborasi jahat sembilan naga, keledai dungu dan sang sapi sudah sangat meresahkan rakyat negeri Ragunan. Dalam menghadapi mereka, kera putih mengerahkan pasukan elitnya untuk berperang. Melihat ada dukungan spontan dari kera putih dan seluruh penghuni negeri Ragunan, semangat sang babi bangkit lagi untuk melakukan perlawanan, tetapi dengan cara yang lemah lembut, namun mematikan seperti yang dilakukan kera putih dan pasukan elitnya.

Perkelahian berdarah ini berlangsung berbulan-bulan dan banyak memakan korban jiwa, harta dan benda. Seluruh penghuni negeri Ragunan pun ikut berjuang membantu kera putih dan sang babi melawan gerombolan sembilan naga dan onta palsu Cs. Perlahan tetapi pasti, satu in step with satu penyamaran keledai dungu terbongkar dan mereka berhasil ditangkap dan dihukum mati. Begitu juga kawanan sembilan naga, usaha mereka mulai surut. Kekuatan serta kekuasaan kawanan sembilan naga semakin menipis. Perlawanan sang sapi juga mulai goyah karena para pendukungnya sudah banyak yang diringkus dan menyerah. Sang sapi pun bersiap-siap untuk menyerah, tapi masih gengsi. Sang sapi menyadari, kalau dia menyerah kalah, risikonya semua keluarga sang sapi akan dibabat habis oleh pasukan elit kera putih. Gerombolan onta palsu Cs dan sang sapi sangat takut dengan kehebatan pasukan elit kera putih yang selalu setia kepada negeri Ragunan. Pasukan elit kera putih juga siap berjihad dengan siapapun untuk membela rakyat dan bangsa negeri Ragunan. Perjuangan sang babi dalam memberantas kejahatan tidak sia-sia. Antara kera putih dan sang babi memang mempunyai tujuan hidup yang sama yaitu menjaga rakyat dan bangsa negeri Ragunan agar aman, nyaman, sejahtera dan terhindar dari kejahatan. Tuhan telah mempertemukan keduanya untuk menyelamatkan negeri Ragunan yang hampir saja terancam hancur. Berkat perjuangan kera putih, sang babi, pasukan elit serta seluruh rakyat, negeri Ragunan berangsur-angsur kembali tenang dan damai [tamat].

Www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Thursday, July 23, 2020

Sejuk Dalam Perbedaan

Usai menghadiri pesta perkawinan sahabat (pagi tadi), ada makna yang sungguh berkesan bagi saya. Dalam sebuah aula besar, ada tiga pasangan pengantin dengan corak ragam pakaian berbeda. Ada yang menonjolkan pakaian adat tradisional, ada yang bergaya fashion internasional, ada juga yang mengekspresikan simbol-simbol keagamaan. Semua pasangan pengantin tampak sumringah, berbahagia. Setiap pasangan pengantin tak henti-hentinya bersalaman sambil sebentar-sebentar berfoto bersama rombongan tamu undangannya.

Tamu yang datang jumlahnya cukup banyak. Penampilan para tamu juga aneka ragam. Saya lihat, dari setiap tamu yang datang dan berpapasan dengan tamu lainnya, mereka menebar senyum walaupun tidak saling kenal dan pengantin yang mereka kunjungi juga berbeda dengan pengantin yang saya sambangi. Semua tamu ikut larut berbahagia dan memberikan restu pada pasangan pengantinnya masing-masing.

Setelah berfoto dan bersalaman dengan pengantin, Saya bersama tamu-tamu lainnya, langsung ke meja prasmanan dan menikmati hidangan sambil ngobrol ngalor-ngidul dan bersejuk-sejuk ria merasakan dinginnya AC ruangan. Ohh…nikmatnya. Saya dengar hampir setiap tamu berseloroh dan berdecak kagum melihat kecantikan dan ketampanan setiap pasangan pengantin. Kalimat yang keluar dari mulut mereka begitu enak didengar dan friendly. Suasana kebersamaan dalam banyak perbedaan antar tamu mengkristal menjadi sebuah ikatan persaudaraan dan saling berbagi kebahagiaan.

Melihat kebahagiaan massal dalam pesta pernikahan itu, saya jadi ingat soal gemuruh pilkada dan Pilpres di Indonesia. Saya membayangkan, bila saja pilkada dan Pilpres itu sama dengan pesta perkawinan yang saya kunjungi pastilah sejuk dan damai. Cuma sayangnya, pilkada dan Pilpres ini malah kebalikkannya. Perbedaan yang ada justru malah menjadi ladang konflik. Semestinya, perbedaan apapun (SARA) hanya diberlakukan dalam ranah privasi bukan dalam ranah publik. Tak perlu ada paksaan apapun untuk menyamakan banyaknya perbedaan dalam memilih pemimpin. Justru perbedaan wajib dipelihara dengan baik oleh siapapun agar kedamaian tetap terjaga dan lestari hingga akhir zaman. Gimana menurut Anda?...Bersejuk-sejuklah dalam perbedaan. Ngerokok dulu ah... sebatang sebelum pulang....(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Urat Syahwat Sang Ustadz

EPISODE SATU : Ustadz Jimmi Abduloh yang beken dengan panggilan AA-Jim sangat popular di kalangan remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak [lebih banyak ibu-ibu sih penggemarnya]. AA-Jim kalo dakwah kalem, kata-katanya adem dan banyak lucunya. AA-Jim mubaligh idola kota Astina. Keterkenalan AA-Jim bermula dari pernikahannya dengan teh Nunung. Ayah teh Nunung, kyai Rozak sangat disegani di kota Astina karena kearifannya dalam berdakwah. Kyai Rozak berbaur dengan siapa saja, ngak pilih-pilih SARA. Kyai Rozak ngak pernah ikut campur urusan politik. Kerjanya cuma dakwah melulu dan selalu ngajak berbuat baik antar sesama umat beragama. Santri lulusan pesantren kyai Rozak bejibun dan banyak yang sudah ngetop.

Tadinya sih, AA-Jim cuma ustadz biasa-biasa aja, dakwahnya juga ngak ada yang istimewa. Kebesaran nama kyai Rozak mendongkrak AA-Jim menjadi pendakwah ngetop di negeri Astina. Sejak saat itulah, rezeki AA-Jim mengalir deras. AA-Jim punya pesantren dan muridnya ratusan, punya stasiun TV & radio, punya perusahaan travel umroh, punya perusahaan air minum mineral dan puluhan perusahaan lainnya yang tersebar di kota Astina. Para pedagang asongan, langsung berkerumun mengais rezeki, ketika AA-Jim berdakwah di mesjid-mesjid sekitaran kota Astina. Tarif dakwah AA-Jim melesat mahal. Dalam kurun waktu tidak lebih dari tiga tahun, AA-Jim menjadi salah satu mubaligh kaya raya. AA-Jim ngisi dakwah dimana-mana, di beberapa stasiun televisi dan radio serta menulis artikel kecil untuk rubrik siraman rohani di koran. Hebatnya lagi AA-Jim juga menciptakan lagu untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Saya masih inget betul lagunya yang berjudul ‘Pilihan Hati’ sangat hafal dinyanyikan ibu-ibu pengajian. Kini, AA-Jim sudah menggenggam status mubaligh kondang dan berharta melimpah. Sungguh sebuah nikmat Tuhan yang layak disyukuri.

EPISODE DUA : Pagi-pagi, sekelompok ibu-ibu muda yang sedang pilah-pilih sayur di gerobak sayur mang Engkos ngerumpiin AA-Jim. Rumorsnya, katanya AA-Jim naksir berat teh Lilis, janda muda cantik, berbodi bahenol yang tinggal di sekitar pesantren. Kabarnya, teh Lilis itu sepupu mantan orang penting di kota Giriloka. Rumpian ibu-ibu, ternyata bukan gosip murahan, tapi fakta nyata. Sebenarnya [telah jadi rahasia umum], antara AA-Jim dan teh Lilis sudah pacaran, tapi backstreet. Hubungan asmara terlarang itu, akhirnya tembus ke kuping teh Nunung. Teh Nunung marah besar, tapi ditahan karena menjaga nama baik ayahnya kyai Rozak. Hati teh Nunung hancur melihat kelakuan AA-Jim. Teh Nunung lebih memilih diam. AA-Jim yang sudah tidak mampu lagi mengendalikan urat syahwatnya ini, bukannya istighfar [meminta ampun pada Tuhan dan teh Nunung], malah semakin lupa diri dan getol ngapelin teh LIlis dengan alasan ngajarin teh Lilis ngaji. AA-Jim cuek-bebek dengan omongan negatif warga sekitar pesantren. AA-Jim ngak malu-malu lagi merangkul pinggul teh Lilis di depan umum. Bahkan, di depan para jamaah wanita saat dakwah, AA-Jim ngomong, “Poligami boleh, asal ada izin dan disetujui istri. Saya kalo mau poligami, pasti minta izin ke teh Nunung,” kata AA-Jim. Ternyata, AA-Jim bukan hanya sekadar ngomong soal poligami. Faktanya, AA-Jim sudah minta izin ke teh Nunung untuk menikahi teh Lilis alias poligami. Inilah yang membuat teh Nunung marah besar. Teh Nunung, tak rela dimadu. Belum lagi omongan tetangga yang mencap AA-Jim sebagai ‘Ustadz Syahwat’. AA-Jim semakin lupa diri. Dalam hatinya, AA-Jim berkata “Peduli setan dengan teh Nunung, Kyai Rozak dan luka hati para jamaah”. Akhirnya, teh Nunung dengan sangat terpaksa mengizinkan AA-Jim menikah untuk menghapus omongan kotor masyarakat dan menjaga nama baik ayahnya kyai Rozak. Satu minggu sebelum pernikahan, teh Nunung ngomong kepada AA-Jim, “AA…kalo memang ini kehendak Tuhan, biarlah ini menjadi rezeki bersama. Tapi,… kalau memang ini ujian, AA…jangan kaget kalau ada sesuatu dibalik pernikahan ini yang tidak kita ketahui,” kata teh Nunung dengan suara lirih. AA-Jim hanya tersenyum.

Blaaarrr….weeessss…., satu minggu setelah pernikahan, ibu-ibu pengajian langsung menghujat AA-Jim dan menyebut AA-Jim sebagai ‘Ustadz Birahi’. Jamaah AA-Jim menyusut drastis. Sebagian besar santrinya ‘bedol desa’ ke pesantren lain, semua partner usaha perusahaan AA-Jim memutus kontrak kerjasama, pedagang asongan ogah mendatangi dakwah AA-Jim. Hampir semua stasiun TV dan radio tidak lagi mengundang AA-Jim untuk berdakwah karena ratingnya merosot tajam. Kepopuleran AA-Jim mendadak sirna. Kekayaan AA-Jim ludes. Status AA-Jim sebagai mubaligh kondang tenggelam ke dasar laut yang paling dalam. Sungguh sebuah akibat tidak mensyukuri nikmat.

EPISODE TIGA : Di kota Giriloka lagi ramai-ramainya beberapa ormas dan sejumlah tokoh islam berdemo dengan mengatasnamakan bela islam. Mereka menuntut presiden Baidowi segera menangkap kho Aseng karena dinilai menistakan ayat kitab suci. Diantara kerumunan massa dan tokoh agama yang sedang aksi demo, ada AA-Jim dengan sorban putih sedang berteriak lantang memotivasi para pendemo agar terus menyuarakan ‘penjarakan kho Aseng!!!’. Kontan saja, dalam beberapa detik, media online langsung memberitakan comeback-nya AA-Jim. Tapi, bukan untuk berdakwah, melainkan menuntut agar Kho Aseng segera ditangkap dan dipenjara. AA-Jim ngak sadar, kalo Jamaah sudah tidak percaya lagi dengannya, terlebih lagi, AA-Jim ikut aksi demo yang dinilai meresahkan rakyat karena menabrak undang-undang dan melanggar aturan hukum yang berlaku. Sebagian masyarakat lainnya menilai AA-Jim berupaya memanfaatkan aksi demo untuk meraih kembali popularitasnya di zaman baheula. Tapi sayangnya, jamaah sudah semakin cerdas. Usaha AA-Jim mubazir. Dakwah AA-Jim tidak lagi ditunggu-tunggu umat. AA-Jim cuma ustadz biasa-biasa saja. Sungguh sebuah akibat melupakan nikmatNya.[TAMAT].

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Jakarta

Jakarta memiliki ratusan juta kisah unik dan nyentrik  dalam frame obrolan pengunjung warung kopi (warkop) dan Kafe. Siapa saja boleh ngomongin pahit getirnya hidup  di kota Betawi alias Jakarta tanpa batas. Suasana dan irama hidup di kota Jakarta, kalau mau diumpamakan seperti secangkir kopi pahit yang bila diminum secara perlahan akan terasa nikmatnya.

Memotret  perilaku  sehari-hari warga Jakarta tidaklah sulit. Kita tidak perlu melakukan research panjang yang bisa menghabiskan dana ratusan juta rupiah. Setiap hari,  kejujuran dan kebohongan warga Jakarta bisa kita dengar melalui kongkow rileks pengunjung  warkop yang banyak tersebar pinggir  jalan raya kota Jakarta. Jakarta dalam frame obrolan warkop adalah kota yang  ribet, panas, macet dan segudang masalah sosial lainnya, namun Jakarta tetap  mengasyikkan bagi siapa saja.

Warkop menjadi zona ngobrol  bebas dan santai.  Di warkop, kita  bisa ngomong  seenaknya tanpa perlu disensor.  Bahan obrolan juga bisa beraneka ragam mulai dari tunggakan kreditan motor,  biaya sekolah anak yang semakin mahal, istri yang cerewet  dan mata duitan, update model HP terbaru, pembongkaran lokasi prostitusi,  berita pembunuhan dan kasus korupsi anggota DPR yang ditayangkan  TV,  pasar malam yang murah meriah,  pelecahan seks di angkutan umum, judi bola kecil-kecilan, dikecewain cewek selingkuhan, istri muda yang hobi belanja  dan masih banyak lagi cerita-cerita nyentrik lainnya  yang ada di Jakarta  (kalau diurai satu persatu,  artikel ini tidak  kelar-kelar).

Pengunjung warkop bukan hanya  bebas ngomong, tetapi juga bebas  berpakaian dan bebas  duduk dengan cara semaunya. Pokoknya semuanya serba bebas.   Obrolan  di warkop  semakin seru dan  nikmat karena ditemani secangkir kopi panas, singkong rebus dan sebatang rokok kretek. Sayangnya, ngopi di warkop harus bayar cash alias tunai. Kartu kredit bank apapun,  tidak berlaku. Jakarta dalam frame obrolan warkop  adalah  kota multiproblem yang tidak pernah sepi 1X24 jam.

Semua kebebasan yang ada di warkop, tidak akan pernah bisa dinikmati, kalau kita ngopi di kafe dalam kawasan pusat perbelanjaan mewah dan  elit di   Jakarta.  Pengunjung setia kafe,  mau tak mau,  harus menjaga imagenya,  baik dalam gaya bicara, gaya berpakaian, gaya duduk dan  gaya bayar dengan berbagai pilihan kartu kredit.

Topik  obrolan di kafe tidak seperti di warkop. Obrolan di kafe lebih banyak didominasi tentang soal harga saham, beli mobil baru, nonton konser musik,  jalan-jalan ke Eropa, beli HP baru dan semua barang-barang branded.  Jakarta dalam frame  obrolan kafe adalah kota tempat pesta. Siapa saja bisa merasakan kemewahan Jakarta selama 1x24 jam.

Dari kaca mata pengunjung warkop dan kafe,  kita sudah bisa membedakan fakta kehidupan orang Jakarta.  Jakarta terbuka & netral bagi siapa saja. Jakarta tidak pilih kasih soal  suku, agama, golongan, status sosial ekonomi dan semacamnya.  Siapa saja bisa menikmati Jakarta dari pagi hingga dini hari dengan gayanya sendiri-sendiri. Salut  Jakarta! [Wawan Kuswandi]

(Foto/Ilustasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Wednesday, July 22, 2020

Sebuah Kesempatan

Kesempatan dalam hidup manusia tak akan pernah habis. Kesempatan bisa saja membuat hidup Anda  lebih berarti. Satu lagi,  umumnya, kesempatan bisa membawa Anda  memahami tafsir kehidupan dengan lebih baik dan jernih.

Terlalu  banyak hal-hal baru yang terjadi dalam kehidupan saya dan Anda dalam keseharian. Peristiwa unik, menarik,  menyedihkan dan menyenangkan  silih berganti mengisi ruang  pergaulan sosial. Terkadang ada kejadian dramatis yang menyentuh hati.  Kita pun menyadari  bahwa kehidupan  memang penuh  dinamika. Interaksi sosial antar sesama makhluk ciptaanNya  tak akan pernah  berhenti selama dunia masih berputar.

Dalam proses rutinitas kehidupan,  saya dan Anda  terus mendapat kesempatan dan  peluang yang diberikanNya.  Tidaklah benar,  bila ada sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa kesempatan kedua tidak  pernah ada dalam kehidupan seseorang. Justru, kesempatan itu selalu ada dan  tidak terbatas. Kesempatan adalah milikNya.

Dibalik sebuah kesempatan bukan hanya ada peluang,  tetapi juga  terdapat pilihan hidup  yang di dalamnya mengandung risiko. Apakah Anda mau mengambil kesempatan sebagai  pilihan hidup dengan semua risikonya?  Semua itu hanya Anda yang bisa menjawabnya.  Kesempatan yang hadir dalam hidup Anda dan saya pun bermacam-macam. Misalnya soal pekerjaan, profesi, cinta, beribadah atau berbuat baik untuk lingkungan sosial. Kesempatan tidak pernah berhenti dan terus hadir dalam kehidupan. Dibalik sebuah kesempatan terselip sebuah makna.

Mungkin saja di antara Anda pernah mendapat  kesempatan untuk mengambil keputusan sulit dalam hidup sehingga Anda tidak bisa melupakan kesempatan itu. Kesempatan  terkadang memaksa seseorang untuk bertindak cepat.  Contohnya ialah soal pekerjaan atau  profesi. Ketika Anda sudah bekerja dalam zona aman di sebuah perusahaan,  Anda pasti  enggan untuk pindah kerja ke perusahaan lain. Namun,  pada suatu saat ada sebuah pekerjaan atau profesi baru yang secara finansial lebih besar dari kantor lama tempat Anda bekerja,  apakah Anda akan mengambil kesempatan itu walaupun penuh risiko? Bila Anda mengambil kesempatan itu, maka Anda siap meninggalkan  zona aman yang telah Anda nikmati selama ini. Beranikah Anda? Jawabannya hanya Anda yang tahu.

Contoh lain yang tidak kalah menariknya ialah ketika Anda jatuh cinta untuk kali kedua kepada seseorang yang pernah menjadi cinta pertama (first love) Anda, namun dia telah menghilang puluhan tahun lalu.  Beranikah Anda mengambil kesempatan cinta pertama Anda di masa lalu yang terlewatkan? Lagi-lagi hanya Anda yang bisa menjawab.

Kesempatan hanya sebuah kata sederhana, tapi mengandung  makna  sangat dalam. Mungkin saja Anda termasuk orang yang siap menghadapi  risiko, ketika memutuskan untuk mengambil  sebuah kesempatan. Sesungguhnya,  kesempatan yang ada dalam kehidupan manusia  sudah menjadi takdirNya.  Itu artinya,  Dia telah menentukan secara mutlak siapa-siapa saja yang dipilih untuk menerima kesempatan yang tak berbatas. [Wawan Kuswandi]

(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com