EPISODE SATU : Ustadz Jimmi Abduloh yang beken dengan panggilan AA-Jim sangat popular di kalangan remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak [lebih banyak ibu-ibu sih penggemarnya]. AA-Jim kalo dakwah kalem, kata-katanya adem dan banyak lucunya. AA-Jim mubaligh idola kota Astina. Keterkenalan AA-Jim bermula dari pernikahannya dengan teh Nunung. Ayah teh Nunung, kyai Rozak sangat disegani di kota Astina karena kearifannya dalam berdakwah. Kyai Rozak berbaur dengan siapa saja, ngak pilih-pilih SARA. Kyai Rozak ngak pernah ikut campur urusan politik. Kerjanya cuma dakwah melulu dan selalu ngajak berbuat baik antar sesama umat beragama. Santri lulusan pesantren kyai Rozak bejibun dan banyak yang sudah ngetop.
Tadinya sih, AA-Jim cuma ustadz biasa-biasa aja, dakwahnya juga ngak ada yang istimewa. Kebesaran nama kyai Rozak mendongkrak AA-Jim menjadi pendakwah ngetop di negeri Astina. Sejak saat itulah, rezeki AA-Jim mengalir deras. AA-Jim punya pesantren dan muridnya ratusan, punya stasiun TV & radio, punya perusahaan travel umroh, punya perusahaan air minum mineral dan puluhan perusahaan lainnya yang tersebar di kota Astina. Para pedagang asongan, langsung berkerumun mengais rezeki, ketika AA-Jim berdakwah di mesjid-mesjid sekitaran kota Astina. Tarif dakwah AA-Jim melesat mahal. Dalam kurun waktu tidak lebih dari tiga tahun, AA-Jim menjadi salah satu mubaligh kaya raya. AA-Jim ngisi dakwah dimana-mana, di beberapa stasiun televisi dan radio serta menulis artikel kecil untuk rubrik siraman rohani di koran. Hebatnya lagi AA-Jim juga menciptakan lagu untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Saya masih inget betul lagunya yang berjudul ‘Pilihan Hati’ sangat hafal dinyanyikan ibu-ibu pengajian. Kini, AA-Jim sudah menggenggam status mubaligh kondang dan berharta melimpah. Sungguh sebuah nikmat Tuhan yang layak disyukuri.
EPISODE DUA : Pagi-pagi, sekelompok ibu-ibu muda yang sedang pilah-pilih sayur di gerobak sayur mang Engkos ngerumpiin AA-Jim. Rumorsnya, katanya AA-Jim naksir berat teh Lilis, janda muda cantik, berbodi bahenol yang tinggal di sekitar pesantren. Kabarnya, teh Lilis itu sepupu mantan orang penting di kota Giriloka. Rumpian ibu-ibu, ternyata bukan gosip murahan, tapi fakta nyata. Sebenarnya [telah jadi rahasia umum], antara AA-Jim dan teh Lilis sudah pacaran, tapi backstreet. Hubungan asmara terlarang itu, akhirnya tembus ke kuping teh Nunung. Teh Nunung marah besar, tapi ditahan karena menjaga nama baik ayahnya kyai Rozak. Hati teh Nunung hancur melihat kelakuan AA-Jim. Teh Nunung lebih memilih diam. AA-Jim yang sudah tidak mampu lagi mengendalikan urat syahwatnya ini, bukannya istighfar [meminta ampun pada Tuhan dan teh Nunung], malah semakin lupa diri dan getol ngapelin teh LIlis dengan alasan ngajarin teh Lilis ngaji. AA-Jim cuek-bebek dengan omongan negatif warga sekitar pesantren. AA-Jim ngak malu-malu lagi merangkul pinggul teh Lilis di depan umum. Bahkan, di depan para jamaah wanita saat dakwah, AA-Jim ngomong, “Poligami boleh, asal ada izin dan disetujui istri. Saya kalo mau poligami, pasti minta izin ke teh Nunung,” kata AA-Jim. Ternyata, AA-Jim bukan hanya sekadar ngomong soal poligami. Faktanya, AA-Jim sudah minta izin ke teh Nunung untuk menikahi teh Lilis alias poligami. Inilah yang membuat teh Nunung marah besar. Teh Nunung, tak rela dimadu. Belum lagi omongan tetangga yang mencap AA-Jim sebagai ‘Ustadz Syahwat’. AA-Jim semakin lupa diri. Dalam hatinya, AA-Jim berkata “Peduli setan dengan teh Nunung, Kyai Rozak dan luka hati para jamaah”. Akhirnya, teh Nunung dengan sangat terpaksa mengizinkan AA-Jim menikah untuk menghapus omongan kotor masyarakat dan menjaga nama baik ayahnya kyai Rozak. Satu minggu sebelum pernikahan, teh Nunung ngomong kepada AA-Jim, “AA…kalo memang ini kehendak Tuhan, biarlah ini menjadi rezeki bersama. Tapi,… kalau memang ini ujian, AA…jangan kaget kalau ada sesuatu dibalik pernikahan ini yang tidak kita ketahui,” kata teh Nunung dengan suara lirih. AA-Jim hanya tersenyum.
Blaaarrr….weeessss…., satu minggu setelah pernikahan, ibu-ibu pengajian langsung menghujat AA-Jim dan menyebut AA-Jim sebagai ‘Ustadz Birahi’. Jamaah AA-Jim menyusut drastis. Sebagian besar santrinya ‘bedol desa’ ke pesantren lain, semua partner usaha perusahaan AA-Jim memutus kontrak kerjasama, pedagang asongan ogah mendatangi dakwah AA-Jim. Hampir semua stasiun TV dan radio tidak lagi mengundang AA-Jim untuk berdakwah karena ratingnya merosot tajam. Kepopuleran AA-Jim mendadak sirna. Kekayaan AA-Jim ludes. Status AA-Jim sebagai mubaligh kondang tenggelam ke dasar laut yang paling dalam. Sungguh sebuah akibat tidak mensyukuri nikmat.
EPISODE TIGA : Di kota Giriloka lagi ramai-ramainya beberapa ormas dan sejumlah tokoh islam berdemo dengan mengatasnamakan bela islam. Mereka menuntut presiden Baidowi segera menangkap kho Aseng karena dinilai menistakan ayat kitab suci. Diantara kerumunan massa dan tokoh agama yang sedang aksi demo, ada AA-Jim dengan sorban putih sedang berteriak lantang memotivasi para pendemo agar terus menyuarakan ‘penjarakan kho Aseng!!!’. Kontan saja, dalam beberapa detik, media online langsung memberitakan comeback-nya AA-Jim. Tapi, bukan untuk berdakwah, melainkan menuntut agar Kho Aseng segera ditangkap dan dipenjara. AA-Jim ngak sadar, kalo Jamaah sudah tidak percaya lagi dengannya, terlebih lagi, AA-Jim ikut aksi demo yang dinilai meresahkan rakyat karena menabrak undang-undang dan melanggar aturan hukum yang berlaku. Sebagian masyarakat lainnya menilai AA-Jim berupaya memanfaatkan aksi demo untuk meraih kembali popularitasnya di zaman baheula. Tapi sayangnya, jamaah sudah semakin cerdas. Usaha AA-Jim mubazir. Dakwah AA-Jim tidak lagi ditunggu-tunggu umat. AA-Jim cuma ustadz biasa-biasa saja. Sungguh sebuah akibat melupakan nikmatNya.[TAMAT].
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com
No comments:
Post a Comment