Tuesday, July 7, 2020

Elektabilitas Prabowo Drop, Eksistensi Parpol Gerindra Diduga Nyaris Punah

BACA JUGA: Amien Rais Dan Partai Setan, Ngeri!

Menurut survei itu, tingkat keterpilihan Jokowi bila pemilihan presiden dilaksanakan saat ini adalah 55,9 persen. Elektabilitas itu meningkat dibanding enam bulan lalu, yakni 46,three persen. Adapun tingkat keterpilihan Prabowo pada enam bulan lalu mencapai 18,2 persen. Namun menurun menjadi 14,1 persen pada saat survei ini berlangsung. Survei Litbang Kompas dilakukan tanggal 21 Maret-1 April 2018 di 32 provinsi. Survei melibatkan 1.200 responden berusia di atas 17 tahun dengan metode tatap muka. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan ninety five persen dan margin of blunders sekitar 2,8 persen.

BACA JUGA: RA Kartini Menangis, Kenapa?

Ada tiga hal yang menyebabkan elektabilitas Prabowo merosot tajam dan terus mengalami tren negatif yaitu :

1. Sejak pemilu tahun 2014 lalu, Prabowo Subianto sempat menghilang dari peredaran publik. Baru dalam satu atau dua tahun terakhir ini, Prabowo muncul di hadapan masyarakat dan mengeluarkan sejumlah pernyataan kontroversial.

2. Sejumlah elit politik Gerindra yang muncul di media massa, sering sekali mengeluarkan pernyataan poltik yang lebih didominasi oleh persoalan perebutan kekuasaan menjelang pilpres 2019 dengan cara-cara yang cenderung provokatif dan agitatif.

3. Sosialisasi platform politik Gerindra untuk bangsa ini tidak konsisten dikomunikasikan kepada rakyat. Justru yang terjadi adalah para elit politik Gerindra lebih cenderung melakukan manuver politik dengan cara mengeritik pemerintah, tetapi sedikit sekali memberikan solusi terhadap berbagai trouble nasional.

BACA JUGA: Touring Chopper Di Sukabumi Dan Komunikasi Politik Jokowi

Lantas apa akibatnya bila elektabilitas Prabowo drop. Tentu saja akan sangat berpengaruh kepada eksistensi Gerindra sekaligus menurunnya tingkat kredibilitas rakyat kepada Prabowo. Sedikitnya ada tiga efek dahsyat yang terjadi akibat dropnya elektabilitas Prabowo yaitu :

1. Eksistensi Parpol Gerindra diduga kuat akan terancam punah dari percaturan partai politik nasional, karena rakyat dan juga para pendukung fanatiknya kecewa. Kemungkinan besar mereka hengkang ke parpol lain.

2. Eksistensi politisi elit Gerindra tidak lagi mendapat simpati dan kepercayaan dari rakyat. Kemungkinan besar dalam pemilihan calon anggota legislatif (Caleg) mendatang, sebagian politisi Gerindra tidak akan terpilih lagi.

3. Eksistensi Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra, otomatis akan menurun sampai titik terendah.

BACA JUGA: Indonesia Bubar 2030, Ekspresi Panik Prabowo?

Namun, semua argumen di atas hanyalah sebuah analisis sederhana yang mungkin saja bisa benar atau bisa juga salah overall. Semua itu akan terlihat seiring perjalanan waktu menuju pilpres 2019. Jadi, Anda boleh percaya, boleh juga tidak. Itu terserah Anda. Salam damai Indonesia.

Salam sruput teh tubruk bro...[Wawan Kuswandi]

BACA JUGA: BUKU 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' TELAH TERBIT, MILIKI SEGERA!

Www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

No comments:

Post a Comment