Sunday, July 19, 2020

Renungan Akhir Tahun

Saya percaya setiap manusia memiliki  perkataan baik, pikiran baik dan perbuatan baik. Kebaikan  pasti mempunyai jalannya  sendiri di alam semesta.

Malam pergantian tahun, selalu menjadi momen penting untuk mengevaluasi seluruh perkataan,  pikiran dan perbuatan yang telah saya lakukan,  baik terhadap diri sendiri  maupun  kepada seluruh  makhluk hidup ciptaan Tuhan.

Saya ingin hidup lebih baik lagi dan bermanfaat  bagi semua penghuni jagat raya.  Dalam konteks yang sama, saya juga bermimpi agar seluruh pejabat negara ini memberi kebaikan dan kebermanfaatan hidupnya untuk rakyat.

Sepanjang tahun 2017 lalu, perilaku korup oknum pejabat  legislatif, eksekutif maupun yudikatif, silih berganti diekspos media massa.  Sebagai salah satu bagian dari rakyat,  saya  ‘kecewa’  melihat  kejahatan  pejabat negeri ini.   Rasa kecewa yang saya alami setiap hari,  tidak bisa disetarakan dengan penyakit kanker stadium empat.  Saking  kecewanya, akhirnya saya terbiasa dengan rasa kecewa. Kini,  saya tidak lagi mempedulikan kekecewaan itu.

Saya  berpikir, biarlah kejahatan  itu menemui  takdirnya  kelak.  Saya sangat yakin, ketika hukum terus berkolusi dengan  kejahatan dan ketika rakyat semakin tidak berdaya,  Tuhan akan menurunkan mukjizatNya  ke bumi.

Seperti dalam cerita-cerita film action Amerika atau sinetron ‘sabun’ di TV nasional,  biasanya para penjahat memiliki kehebatan yang luar biasa.  Disisi lain ‘jagoan’ pembela kebenaran  selalu kalah di babak awal. Tetapi akhirnya menjadi ‘the winner’ di babak akhir.

Disaat-saat kritis ketika kebenaran  mulai tenggelam, Tuhan pasti akan membalikkan keadaan.  Tanpa kita sadari, kejahatan justru akan tenggelam.  Menangnya kebenaran saat berduel dengan kejahatan tidak lepas dari campur tangan Tuhan  yang tidak kita ketahui modus operandinya.

Jujur saja,  saya sebenarnya tidak mau  Tuhan  ikut campur dalam menghukum para koruptor,   karena ‘senjata’  Tuhan yang  maha gaib  dampaknya  bersifat massal.  Hal inilah yang membuat saya takut.  Oleh karena itulah, sebelum hukuman Sang P emilik Jagat raya menukik  ke bumi,  Saya menjadikan momen pergantian waktu (tahun, bulan,  hari, jam, menit dan detik)  sebagai dasar  untuk ‘bersih-bersih’ diri.

Semoga ‘makhluk’ yang bernama kebaikan selalu menjaga alam semesta  sepanjang masa. Dalam tulisan kecil ini,  izinkan saya berdoa,  ‘Semoga  seluruh penghuni alam semesta  selalu  menjaga kebersihan dan kesucian diri hingga akhir zaman, Aamiin…’ [ Wawan Kuswandi ]

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

No comments:

Post a Comment