Kancah politik nasional jelang pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019, tak pernah sepi dari polemik. Setiap hari ada saja pro dan kontra antar tokoh politik nasional. Diantara banyaknya polemik politik itu, terkadang rakyat hanyut terbawa arus ‘debat kusir’ para politisi. Salah satu parpol yang jelas-jelas diduga kuat penuh dengan intrik dan siasat adalah Gerindra. Faktanya, manuver politik Gerindra tak mampu mempengaruhi sikap politik rakyat karena rakyat sudah semakin cerdas. Rakyat memiliki empat alasan kuat untuk tidak mendukung aktivitas politik Gerindra. Adapun empat alasan itu ialah :
1. Wakil Ketua DPR Fadli Zon membela ‘mati-matian’ ketua DPR RI Setya Novanto yang disebut Menteri ESDM Sudirman Said mencatut nama presiden Jokowi dan wapres Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport (Jakarta, Kompas.com Senin, 16 Nopember 2015).
2. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto mendukung Sandiaga Uno melaju di Pilgub DKI 2017. Itu disampaikan Prabowo dalam video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi milik Sandiaga Uno, @sandiuno (16/08/2016). Dalam video selama 45 detik itu, Prabowo menyebut para kadernya antek asing bila tidak mendukung Sandiaga. "Yang tidak dukung Sandiaga Uno, antek asing," tegas Prabowo (Merdeka.com, Selasa 16 Agustus 2016.
3. Mendagri Cahyo Kumolo menyayangkan doa kader parpol Gerindra, DPR RI, Muhammad Syafi’i saat sidang Paripurna tahunan & RUU RAPBN Tahun Anggaran 2017, Selasa (16/8/2016). Kumolo mengatakan, sangat disayangkan kalau doa kepada Tuhan diputarbalikan. Adapun bunyi doa itu diantaranya ialah “Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,” (Editorindonesia. com, 19 Agustus 2016).
4. Mendikbud kabinet kerja I Jokowi-JK, yang sekarang menjadi calon gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Baswedan meminta maaf kepada Prabowo Subianto. Permohonan maaf itu berkaitan dengan ketika Anies menyebutkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014 yaitu Prabowo-Hatta didukung mafia. Pernyataan itu dilontarkan Anies pada masa kampanye pemilihan umum tahun 2014 yang ketika itu Anies menjadi juru bicara Jokowi-Jk di Pilpres 2014. (Suratkabar.id, 02 Oktober 2016).
5. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak ikut upacara di Istana Negara dan memilih untuk merayakannya di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat. "Benar pak Prabowo hadir disini memenuhi undangan dari Universitas Bung Karno dalam rangka memperingati detik-detik proklamasi," kata Ferry Juliantono Wakil Ketua Umum DPP Gerinda saat ditemui Okezonedi UBK. (Okezon.com 17 agustus 2017)
Nah sekarang Anda sudah tahu khan, tentang sikap politik rakyat terhadap parpol Gerindra. Namun, biar bagaimanapun faktanya, saya mencoba untuk tetap berpikir positif terhadap parpol Gerindra. Kalau Anda bagaimana?... Ngemil gorengan sambil menikmati angetnya teh tubruk, kayaknya enak nih brooo.. [ Wawan Kuswandi ]
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com
No comments:
Post a Comment