Kualitas pribadi seseorang tercermin dari adanya perubahan sikap dan perilaku kehidupannya menuju ke arah yang lebih baik. Itulah makna perubahan yang sesungguhnya.
Siang itu, suasana lobi hotel bintang empat di kawasan Jakarta Selatan terlihat lengang. Dari couch lobi tempat saya duduk santai, terlihat beberapa tamu berdialog dengan staf front office resort. Sudah hampir 20 menit saya menunggu di lobi untuk bertemu dengan seorang narasumber. Tapi yang ditunggu belum datang juga.
Di couch sebelah saya, ada dua pria paruh baya sedang asyik kongkow. ?Pokoknya, hidup kita hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik lagi dari sekarang.? Sepenggal kalimat obrolan mereka terdengar jelas. Kalimat itu sangat acquainted buat saya.
Tiga hari yang lalu, saya juga menerima kalimat yang hampir sama maknanya dari senior saya di kantor. Pada dasarnya, perubahan menuju ke arah yang lebih baik dalam kehidupan manusia sangatlah positif. Perubahan berjalan seiring dengan waktu. Bagi saya, perubahan bisa menciptakan air of mystery positif daripada aktivitas ?Itu-itu? Saja setiap hari.
Edward Lee Thorndike (1874-1949), seorang psikolog, perintis aliran behaviorisme berkebangsaan Amerika mengemukakan bahwa perilaku manusia mengikuti hukum sebab-akibat. Artinya, perilaku yang menimbulkan akibat memuaskan manusia akan diulangi. Sebaliknya, perilaku yang menimbulkan akibat tidak memuaskan akan dihentikan. Dalam aliran Behaviorisme manusia tidak memiliki jiwa dan tidak memiliki kebebasan untuk menetapkan perilakunya sendiri.
Hal yang sama diungkapkan Roderick Ninian Smart (1927-2001) penulis Skotlandia, pelopor studi relijius sekuler dalam Bukunya ?The World's Religions (1989)? Yang menyebutkan bahwa manusia melihat realitas sebagai dasar bagi perubahan sosial dan ethical. Dua pakar psikologi diatas menyimpulkan bahwa lingkunganlah yang menjadi faktor penentu perubahan manusia.
Berbeda dengan kajian Islam, saya mengenal hijrah ma?Nawiyah (nilai). Artinya, manusialah yang menjadi faktor penentu sebuah perubahan. Hijrah disini mengandung makna bahwa seseorang harus berani melakukan perubahan ke arah yang lebih positif agar hidupnya lebih baik. Contohnya ialah perubahan akhlaq, pola pikir, pergaulan, gaya dan cara hidup, etos kerja, manajemen diri dan manajemen waktu.
Menurut saya, sekuat apapun pengaruh lingkungan, manusia tetap menjadi kunci perubahan. Bagi saya, perubahan positif merupakan salah satu bentuk ibadah. Disisi lain, perubahan positif juga bisa menjadi inspirasi bagi siapa pun di alam semesta ini.
Lalu, muncul pertanyaan ?Bagaimana kalau hidup seseorang tidak ada perubahan dan ?Begitu-begitu? Saja setiap hari? Jawabannya mudah. Mau berubah atau tidak, itu semua tergantung dari manusianya. Mungkin saja setiap orang punya persepsi dan interpretasi berbeda dalam memaknai perubahan. Sekarang, mana yang Anda pilih? Menjadi pribadi yang statis atau pribadi yang dinamis? Jawabannya terserah Anda. Berubah atau tidak adalah dua pilihan hidup yang sangat sederhana. Boleh percaya, boleh tidak, pilihan Anda akan menentukan hidup Anda selamanya
?Halo bung Wawan, sorry berat yaah,? Telat nih,? Ujar seorang pria muda yang saya tunggu-tunggu. ?Nggak apa-apa pak, santai aja,? Jawab saya singkat. Saya langsung menutup notebook dan segera bergegas. (Foto/Ilustrasi: Ist)
www.Facebook.Com/INDONESIAComment/
plus.Google.Com/ INDONESIAComment
Indocomm.Blogspot.Com
#INDONESIAComment
Deenwawan.Photogallery.Com
No comments:
Post a Comment