Saturday, August 11, 2018

The Tale of The Princess Kaguya, Ketika Kecantikan & Status Sosial Tidak Membawa Kebahagiaan

The Tale of The Princess Kaguya, Ketika Kecantikan & Status Sosial Tidak Membawa Kebahagiaan
[caption id="attachment_360016" align="aligncenter" width="600" caption="Putri Kaguya (asal commonsensemedia.org)"][/caption]

Setelah sukses mencetak box office dengan Spirited Away, kepada tahun 2015 ini Studio Ghibli asal Jepang pulang berhubungan dengan distributor film raksasa buat memperkenalkan film produksi tahun 2013 mereka, Kaguya-hime no Monogatari atau lebih dikenal menjadi The Tale of The Princess Kaguya.

Film animasi 2D ini dibuka dengan kisah seorang kakek bernama Sanuki no Miyatsuko yg sedang menebang bambu menjadi mata pencariannya.  Saat sedang menebang bambu itulah, Miyatsuko menemukan sebatang bambu yg bersinar & menarik perhatiannya.  Bambu itu kemudian terbuka & nampaklah seorang gadis mini seukuran telapak tangan kepada dalamnya.

Ini absolut bantuan perdeo dari nirwana, ujar Miyatsuko yg kemudian membawa gadis mini itu ke rumahnya.

Tatkala gadis mini itu diserahkan kepada istri Miyatsuko, sebuah keajaiban terjadi.  Gadis itu menjelma menjadi seorang bayi wanita & tumbuh dengan cepat, sangat cepat.  Miyatsuko beserta istrinya yg kebetulan belum memiliki anak, merasa sangat bahagia dengan kehadiran bayi tadi yg kepada lingkungannya kemudian dikenal dengan nama Takenoko (Little Bamboo).  Kebahagiaan mereka semakin bertambah ketika Miyatsuko & istrinya menemukan poly emas kepada bambu tempat Takenoko ditemukan.  Mereka sekarang kaya-raya & pindah ke kota besar.

Beberapa tahun kemudian, Takenoko tumbuh menjadi seorang gadis yg sangat cantik.  Lord Akita, penguasa daerah tadi kemudian menyampaikan nama Putri Kaguya kepada Takenoko.  Sejak itu kecantikan Putri Kaguya menjadi buah bibir & poly pemuda yg bermaksud meminangnya  termasuk Kaisar sendiri!

Namun, siapakah sebenarnya Putri Kaguya?  Dari manakah ia berasal?

Artwork yg Unik & Mempesona

Diangkat dari cerita rakyat Jepang, The Tale of The Princess Kaguya menawarkan artwork yg unik & mempesona, ini sama sekali bukan anime ala Jepang ataupun film animasi 2D ala Barat.  Menonton The Tale of The Princess Kaguya rasanya mirip melihat ilustrasi dalam buku cerita klasik.

Artworknya andai istilah saya tidak keliru mirip lukisan dengan krayon ataupun cat minyak, sungguh khas dengan warna-warna pastel (netter dapat melihatnya sendiri kepada trailer yg saya sertakan kepada akhir goresan pena).  Dan mirip biasanya film Jepang, The Tale of The Princess Kaguya tidak poly dihiasi musik latar buat memperkuat adegan.  Namun justru dengan sepinya film ini dari musik, adegan-adegan yg ditampilkan jadi lebih bertenaga & mengena.

Selain artwork, film berdurasi kurang lebih 137 menit ini memiliki jalan cerita yg luar biasa memukau mirip film-film produksi Studio Ghibli lainnya.  Buat saya eksklusif, pesan yg ingin disampaikan sutradara Isao Takahata ngena banget.  Dikisahkan bahwa Putri Kaguya sebenarnya lebih menyukai kehidupan sebelumnya yg dekat dengan alam dibanding kehidupannya ketika ini yg bergelimang kekayaan namun penuh pengekangan.

Ya, menjadi cantik & kaya ternyata tidak sepenuhnya membahagiakan setidaknya bagi Putri Kaguya, apalagi Miyatsuko terkesan terobsesi dengan status sosial yg tinggi sehingga dalam beberapa adegan ia tampak mendesak putrinya buat melakukan hal-hal yg sebenarnya bukan menjadi harapan Putri Kaguya maupun sang ibu.

Kebahagiaan seorang putri (bangsawan) ialah menikah dengan seorang lelaki bangsawan.  Itulah kebahagiaan yg sesungguhnya, tutur Lady Sagami, pengajar Putri Kaguya.

Tapi aku belum pernah bertemu dengan para pelamarku, istilah Putri Kaguya.  Bagaimana dapat aku menunjuk keliru salah satu mereka?

Mudah saja.  Kau tinggal pilih satu nama yg terdapat kepada sini, & kalian akan bertemu ketika hari pernikahan.

Petikan dialog kepada atas hanya sedikit dari dialog-dialog berisi kepada film yg sudah meraih berbagai penghargaan internasional ini (8 penghargaan & 27 nominasi).  Selain konsep kebahagiaan anak dari orangtua, cinta yg tidak tersampaikan, terdapat juga dialog mengenai interaksi manusia dengan alam.

Kesimpulan

Pada akhirnya saya menilai The Tale of The Princess Kaguya ialah film dengan penikmat tersendiri. Film ini bukan film pop.

Mulai dari artwork yg unik & nyaris tanpa warna mencolok, dialog-dialog yg penuh makna, hingga beberapa adegan yg dapat-dapat diklaim tidak lazim dimunculkan dalam film.

Setidaknya terdapat dua scene yg membagikan puting payudara seorang ibu tatkala menyusui anaknya dimana yg satu malah close-up.  Selain itu kepada adegan Kaisar memeluk paksa Putri Kaguya dari belakang yg meski digambarkan dengan halus, permanen terasa adanya nafsu yg menyertai pelukan tadi.

Bahkan MPAA sendiri pun memberi rating PG (Parental Guidance) buat The Tale of The Princess Kaguya.

Cuma itu.

Adapun secara keseluruhan, saya menilai The Tale of The Princess Kaguya menjadi film yg luar biasa indah & sangat memukau.

Kemudian menjadi catatan akhir, film ini dirilis dalam dua bahasa, Jepang & Inggris.  Saya lebih merekomendasikan netter buat menonton yg versi Jepangnya karena kepada bagian akhir film ini, Putri Kaguya menyenandungkan sebuah lagu atau syair yg tentunya akan lebih berasa jikalau didengarkan dalam bahasa aslinya.  Namun jikalau netter mencari bahasa yg lebih gampang dimengerti, menonton versi Inggrisnya pun sama asyiknya.

Semoga goresan pena saya kali ini berguna, selamat berburu, & selamat berakhir pekan!

Tautan Luar :

Disney official site (Japan),

Official site (Japan),

Official site (US),

IMDB,

Official US trailer

Tulisan ini masuk kategori Buku, Film, & TV & dipublish pertamakali diblog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting kepada atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.

No comments:

Post a Comment