Apakah kamu sudah sempat menyimak video klip Blank Space, single terbaru dari Taylor Swift? Buat kamu yg cewek, kesengsem gak sih sama cowok yg tampil di video itu? Nah, cowok itu bernama Sean OPry, yg pula memegang titel menjadi model laki-laki angka satu di global ketika ini. Dengan gaji yg mencapai hampir $2 juta dolar di tahun 2013, Sean yg berusia 25 tahun ini adalah model laki-laki paling mahal di global.
Tapi tahukah kamu kalau jumlah itu sebenarnya gak seberapa dibandingkan penghasilan para supermodel perempuan? Coba deh bandingkan Sean bareng Gisele Bundchen, supermodel paling mahal di global. Dalam rentang waktu yg sama, berapa yg dihasilkan Gisele? 42 juta dolar, hampir 40 kali lipat dari yg dihasilkan Sean!
Okelah, mungkin gak usah bandingkan Sean bareng Gisele, alasannya sebagian besar kekayaan Gisele tersebut berasal dari tempat tinggal fashion yg dia miliki menjadi CEO. Coba deh kita bandingkan dia bareng Miranda Kerr, yg kepada tahun yg sama menduduki peringkat kedua. Pada tahun 2013, Miranda berhasil meraup 7.2 juta dollar. Ini 5 kali dari besaran yg diterima Sean bareng beban pekerjaan yg cukup sama.
Penasaran gak sih kenapa penghasilan antara model laki-laki & perempuan bisa betul-betul jomplang, bareng perempuan dibayar lebih mahal dari laki-laki? Nah, kalau kamu betul-betul mau tahu, berikut ini alasannya!
Industri Pakaian Wanita Jauh Lebih Besar & Menguntungkan Daripada Industri Pakaian Pria
Ada satu fakta ihwal disparitas perempuan & laki-laki yg tampaknya susah buat terbantahkan. Secara awam, perempuan jauh lebih dituntut buat memperhatikan penampilan, termasuk tentunya cara mereka berpakaian. Jadi nggak heran seandainya industri busana perempuan jauh lebih besar daripada industri busana laki-laki. Tahun lalu saja, industri busana perempuan di Amerika meraup keuntungan sebanyak 600 miliar dolar mengungguli industri busana laki-laki yg hanya membuat 400 miliar.
Padahal, Gak Mungkin Kan Baju-Baju Wanita Diperagakan Oleh Model Pria?
Secara langsung, industri yg jauh lebih besar & menguntungkan berdampak langsung terhadap tingginya permintaan terhadap model perempuan. Karena sebagian besar konsumen busana adalah perempuan, pasar pun akan membutuhkan perempuan buat memperagakan busana mereka. Tingginya permintaan & banyaknya peluang pekerjaan buat model perempuan menyebabkan para laki-laki hanya menjadi sampingan dalam industri moda.
Sudah Permintaan Pasar Nggak Begitu Banyak, Model Pria Pun Nggak Punya Banyak Kesempatan Untuk Mendapatkan Ulasan Komersial
Status supermodel yg disandang model-model kenamaan mirip Gisele, Miranda, Tyra Banks, atau Heidi Klum tiba dari keberhasilan mereka terpilih menjadi paras dari Victorias Secret, sampul majalah Sports Illustrated, atau iklan merek mekap terkenal. Dari situ, nama-nama mereka akan meroket & tawaran buat bekerja di bidang yg jauh lebih menguntungkan, mirip televisi & film, akan berdatangan. Nah sampai hari ini, kesempatan model laki-laki buat mendapatkan lampu sorot tersebut jauh lebih sedikit.
Keunikan dari merek mirip Victorias Secret atau Sports Illustrated adalah tingkat popularitas yg tinggi baik di kalangan perempuan, yg memang ingin membeli produknya, juga laki-laki, yg hanya bahagia mengagumi model-modelnya. Maka dari itu merek-merek mirip ini dikategorikan menjadi merek komersial dalam fashion. Artinya lebih banyak duit yg berputar dalam merek-merek tersebut dibandingkan merek lain. Sayangnya, hampir nir ada merek laki-laki yg bisa sepopuler merek-merek tersebut.
Lebih Sialnya Lagi, Iklan-Iklan Produk Pria Justru Jatuh ke Tangan Atlet & Bintang Film
Ulasan komersial luas bagi laki-laki mirip merek celana dalam, jeans, sampai krim cukur justru jatuh ke atlet mirip David Beckham atau bintang film mirip Brad Pitt. Pria biasa yg melihat iklan-iklan produk tersebut ternyata lebih tertarik melihat atlet atau bintang film dibandingkan model biasa. Secara psikologis, kemampuan model laki-laki menjual produk ternyata jauh lebih rendah dibandingkan atlet atau bintang film.
Daya jual model laki-laki yg rendah tersebut bisa dikaitkan pergi bareng disparitas sifat mendasar laki-laki & perempuan. Berbeda bareng perempuan yg berorientasi bareng penampilan, laki-laki lebih terobsesi bareng lifestyle yg digambarkan iklan daripada penampilan luar yg apik. Walaupun good-looking, model-model laki-laki nir merepresentasikan pilihan gaya hidup asa laki-laki kebanyakan. Maksudnya, jarang sekali ada laki-laki yg berkeinginan menjadi model. Makanya pilihan pertama merek-merek terkenal buat laki-laki justru jatuh ke atlet atau bintang film terkenal, jenis pekerjaan yg sempurna lebih diimpikan banyak laki-laki biasa.
Tidak Ada Pasar yg Luas Untuk Laki-Laki dalam Kelas Tertinggi Industri Fashion
Satu lagi sisi fashion yg sama pentingnya bareng sisi komersialnya: couture alias fashion kelas atas. Dua puluh satu tempat tinggal mode yg masuk dalam pembagian terstruktur mengenai couture merupakan pemain-pemain terbesar dalam industri fashion. Dan target & konsumen primer dari tempat tinggal-tempat tinggal mode mirip ini Chanel, Dior, Valentino, atau Jean Paul Gaultier nir lain & nir bukan adalah perempuan. Model yg diharapkan buat memeragakan produknya? Tentu saja ya model perempuan!
Dari segi perjuangan, haute couture justru tak jarang merugi alasannya harga baju-bajunya yg selangit. Hanya segilintir orang mirip Paris Hilton atau putri miliarder lain yg bisa membeli baju-baju mirip ini secara rutin. Kebanyakan baju ini diproduksi buat selanjutnya dipinjamkan ke artis-artis Hollywood yg akan memakainya ke acara karpet merah. Inti dari merek ini bukan keuntungan langsung, tapi perjuangan buat membuat citra langsung dari tempat tinggal fashion tersebut.
Konsep ini ternyata lebih laku dijual kepada perempuan. Walaupun kentara-kentara nir bisa membeli, perempuan masih menawarkan perhatian yg besar terhadap merek-merek mirip ini. Maka dari itu, ruang mobilitas model laki-laki dalam haute couture sangat terbatas alasannya pasar ini berorientasi terhadap perempuan.
Menjadi Model Pria Tidak Seglamor Jadi Model Wanita
Disamping fakta bahwa nir banyak lapangan pekerjaan yg terbuka buat laki-laki dalam industri model, persepsi awam ihwal pekerjaan menjadi model profesional memang nir sepenuhnya positif. Ini sedikit banyak mensugesti nilai jual model laki-laki. Sebagaimana perempuan yg dinilai rakyat nir cocok buat memegang profesi tertentu, laki-laki pun dipercaya tak cocok bekerja menjadi model. Para laki-laki yg ingin sukses di bidang industri yg sebenarnya keras ini kerap dipercaya laki-laki yg lembek.
Mungkin anggaran gender yg kaku ini nir lagi didasarkan buat zaman mutakhir. Sebagaimana banyak perempuan yg ternyata bisa jadi insinyur, banyak pula kok laki-laki yg lihai berlenggak-lenggok di catwalk. Tidak seharusnya kita memandang mereka sebelah mata, alasannya mereka toh berusaha sama kerasnya buat menyempurnakan keahlian di bidang masing-masing.
Lagipula, kamu yg cewek sempurna nir akan menolak dong melihat belasan model laki-laki bergaya di catwalk?
Di Sisi Lain, Mungkin Memang Pengorbanan Para Model Wanita Jauh Lebih Besar dari Model Pria
Model-model perempuan yg berambut panjang akan memerlukan waktu yg lebih usang buat bersiap-siap di belakang anjung. Mekapnya pun macam-macam, belum lagi aksesorisnya. Coba bandingkan bareng keperluan model laki-laki. Kebanyakan dari mereka mempunyai rambut pendek & nir perlu riasan maksimal. Nah, mungkin disparitas bayaran tersebut mencerminkan disparitas beban kerja perempuan & laki-laki dalam industri ini.
Sean pula membenarkan bahwa model-model perempuan layak mendapatkan bayaran yg mereka peroleh. Toh Sean bilang dia nir harus memakai sepatu hak tinggi & bikini mirip model-model perempuan, jadi dia bersyukur saja bareng bayaran satu juta dolar yg dia peroleh.
Selain itu, masih banyak model laki-laki yg melihat modelling menjadi pekerjaan ad interim atau sampingan. Dibandingkan global model perempuan, pekerjaan model laki-laki memang jauh lebih nir menjanjikan. Nah, rendahnya komitmen model laki-laki ini pula berdampak kepada status mereka dalam industri!
Walaupun perempuan sering dinomorduakan di berbagai ranah profesional, ternyata justru laki-laki yg kelimpungan mencapai kesetaraan di global modelling. Hmmm mungkin memang perempuan & laki-laki itu kepada hakikatnya punya tempatnya masing-masing, & jadi model itu memang lahan kekuasaan perempuan? Bagaimana menurutmu sendiri?
Advertisement
Artikel Bermanfaat & Menghibur Lainnya
Tren Berubah, Di Negara-negara Ini Gaji Wanita Lebih Besar Dibanding Pria. Termasuk Indonesia Lho
Penasaran Sama Asal Usul Motif Loreng di Baju Tentara? Ini Dia Sejarahnya!
7 Wanita Ini Mengantarkan Pria Tercintanya Hingga Sukses. Mana yg Jadi Role Model Kamu?
Patut Diacungi Dua Jempol, 5 Model Ini Tetap Survive Lewat Bully-an Karena Kekurangan Fisiknya
Tren Perkembangan Model Fashion Muslim Saat Ini
No comments:
Post a Comment