Seperti telah jadi tradisi, jikalau Ramadan sering sebagai momen adanya ekspresi dominan yg selalu baru, terutama soal fashion. Kalau tidak percaya, lihat saja kepada toko-toko busana hari ini, niscaya telah terpajang padu padan busana yg apik nan kekinian. Ya, satu dari yg tidak mampu dipisahkan dikala Ramadan, apalagi jelang Lebaran ialah soal busana & segala akseseorisnya.
Kalau aku pribadi sih untungnya orang yg biasa saja dalam menghadapi kenyataan tahunan ini. Tidak lalu wajib sebagai mirip kebanyakan orang, tidak lalu membeli baju yg sedang banyak dikenakan. Saya orang yg nisbi memahami ekspresi dominan apa yg sedang berkembang saja, Alhamdulilah. Kalau muncul yg sungguh cocok menggunakan aku, ya aku beli. Kalau aku merasa itu bukan gaya aku, ya buat apa. Sesederhana itu deh.
Sifat aku yg begini kadang menciptakan gemas, terutama Bapak. Kalau datang ke toko baju, Bapak sering membujuk aku mengambil baju apa saja yg aku suka, akan tetapi kalau nggak muncul yg nyantol -maksudnya bukan aku banget--masa iya mau dibeli pula? Ya, hal ini jugalah yg menciptakan aku lebih senang membeli baju sendiri, pun bukan wajib kepada bulan Ramadan saja. Jika muncul yg cocok, kepada bulan apa saja, aku ambil.Mumpung muncul yg klop, gitu lho. Toh, maksud datangnya Ramadan bukan buat menyuruh kita membeli bajunya yg baru, tetapu meng-uprgade iman, memperbaruhi hati. #lagibener
Padahal Dea Ananda Sudah Mengingatkan
"Baju baru Alhamdulilah, tuk dipergunakan kepada hari Raya. Tak punya pun tidak apa-apa. Masih muncul baju yg usang."
" Ohyaaa?"
Kalau diamati berasal tahun ke tahun, soal fashion, terutama soal ekspresi dominan busana yg selalu baru kepada bulan Ramadan nyatanya memang selalu mengalami perkembangan. Tentu, ini muncul baiknya, lantaran fashion kita berarti terus berinovasi. Selalu muncul yg kepada update!
Bukan soal baju saja sebenarnya, fashion berupa kerudung atau hijab pula kesetrum, ikut-ikut menggeliatnya, muncul saja pembaharuan setiap Ramadan tiba. Dari jaman beberapa tahun lalu yg diputer-puter kini balik kepada jilbab yg simple, instan. Tentu hal semacam ini disambut para perempuan muslim dong, lantaran kami jadi nggak kelihatan ngebosenin & utamnya nggak ngeribetin! HAHA.
Namun sayangnya, fashion ini terkadang pula menciptakan kita jadi lupa diri. Bahwasanya bukan berarti anda wajib mengikuti semuanya & jadi membeli baru,kan?Intinya sih, anda pula wajib selektif dalam memilih fashion yg ingin anda kenakan.Apakah itu sungguh gayamu atau anda hanya ingin mendapatkan label kekinian saja? Apa anda merasa nyaman dikala memakainya? Coba deh pikirkan.
Ingat, tutur-tutur Mbak Dea Ananda.
Tidak perlu ikut arus, punya gaya sendiri justru lebih bagus.
Yang casual chic-ajalah! Pakaian yg nyaman dipergunakan, syukur-syukur classy! HAHA.
Saya memang tidak terlalu mengerti soal fashion, namun aku memahami busana yg nyaman aku pakai mirip apa. Pun anda -yg tidak terlalu paham- niscaya pula begitu, karena nyaman mampu dievaluasi secara subjektif.
Daripada wajib mengikuti arus yg kadang bukan style kita banget, lebih baik jadi dirimu sendiri. Pernah denger pungkasnya busana ialah cermin kepribadian?
Yang penting Pede!
Ini sih yg pula nggak kalah penting. Percaya diri jadi satu dari hal yg wajib punyai buat menambah pancaran dalam diri. HAHA. Ya, apapun jikalau dilandasi menggunakan rasa percaya diri, niscaya akan lebih greget. Kamu nggak perlu dengerin apa tutur orang! Kalau tutur Mbak Vivienne westwood, Confidence is best fashion accessory" So, pakailah busana yg menambah percaya dirimu, busana yg nyaman ialah satu dari pendukungnya.
"Ngapain galau baju & persoalan fesyen lainnnya kalau anda lebih memahami dirimu mirip apa."
Salam,
Listhia H Rahman
No comments:
Post a Comment