Tuesday, August 21, 2018

Kaum Urban Jakarta, Dari Makan kepada Warteg Sampai Nonton Fashion Show

Kaum Urban Jakarta,
Jakarta memang penuh pertentangan, kepada satu sisi ibukota negara ini acapkali dipuja menjadi kota tujuan pokok para pencari kerja tapi kepada sisi lain digambarkan menjadi momok kehidupan yg chaos, keras, berbahaya serta sarat akan ancaman. Orang bilang Jakarta macet, memang iya. Orang bilang Jakarta merupakan kota yg hawanya panas, tidak keliru lagi, bahkan bakal nggak bisa bertahan hidup tanpa AC atau minimal terdapat fan. Namun Jakarta tetap menjadi kota yg memorable, segala macam rupa cerita perjuangan hidup orang seolah nampak kepada depan mata. Semua itu dibalut oleh sudut-sudut kota yg menjulang yg menampilkan keperkasaan serta kemegahan.

1. Macet, Telat Ngantor serta Bentrok

Kemacetan via http://www.youtube.com

Kejadian ini aku alami sekaligus dalam satu waktu. Ceritanya itu merupakan hari pertama masuk tempat kerja ketika masa magang kepada Jakarta. Karena belum menerima kost, aku pun menginap kepada tempat tinggal saudara kepada daerah Jakarta Timur, sementara tempat kerja tempatku magang berada kepada wilayah Jakarta Selatan. Akhirnya bepergian ke tempat kerja hari itu kutempuh menggunakan naik kopaja. Sebenarnya memang tidak begitu jauh jaraknya tapi barangkali aku agak kesiangan sehingga tidak mampu terhindar menurut kemacetan. Kemacetan parah justru terjadi kepada daerah yg sangat dekat menggunakan tempat kerja serta itu momen dimana cita rasanya ingin turun saja menurut kopaja lalu melanjutkan bepergian menggunakan berjalan kaki. Apalagi waktu mengisyaratkan bahwa aku sudah terlambat sepuluh menit menurut jam masuk yg ditetapkan tempat kerja.

Sesaat sesudah perasaan gundahku, timbul lah insiden dimana pengendara sepeda motor memukul kaca jendela kopaja yg kutumpangi hingga pecah, posisinya tepat kepada bangku depanku. Meski dibalut perasaan shock, aku bersyukur lantaran bangku tadi tidak jadi kududuki. Kurang jelas apa yg menjadi duduk masalahnya alasannya adalah yg mampu kudengar hanyalah insiden saling maki antara pengendara sepeda motor menggunakan kondektur kopaja. Seketika, kuurungkan niat untuk turun menurut kopaja sebelum diantarkan hingga tujuan.

2. Kecopetan kepada Kopaja

Pencopet via http://beritasatu.com

Sadar atau tidak sadar, bahaya mampu mengancam seseorang dimana pun orang itu berada, terutama kepada tunggangan umum dimana orang saling berdesakan serta tidak saling notice menggunakan apa yg terjadi kepada sekitarnya. Kecopetan kepada tunggangan umum, ini bisa jadi terjadi tidak hanya kepada Jakarta akan tetapi ketika itu memang sialnya aku mengalaminya kepada tempat tadi. Masih bercerita ihwal kopajaaku memang pelanggan setia kopaja selama berada kepada Jakarta. Walaupun sempat naik busway beberapa kali serta maupun sempat naik Go-Jek akan tetapi entah kenapa kopaja terasa efektif untuk ditumpangi ketika berangkat ke tempat kerja.

So far, aku masih percaya bahwa kopaja relatif kondusif untuk ditumpangi hingga kepada suatu insiden kecopetan menimpaku yg akhirnya mulai menggeser keyakinan itu. Kejadiannya terjadi sepersekian detik, bahkan hingga aku tidak menyadari bahwa dompetku telah hilang kepada ketika kepada kopaja. Sama sekali tidak terdapat tanda-tanda kejahatan, apalagi ketika itu penumpangnya maupun tidak ramai sehingga sangat memungkinkan apabila berulah kepada dalam kopaja tadi bakal ketahuan lalu menjadi target massa. Namun rupanya pencopetnya relatif lihai, hingga-hingga tidak meninggalkan jejak kepada tas yg berisi dompetku itu, beliau mengambilnya menggunakan sangat rapi.

3. Tetangga Kos Ditemukan Tewas kepada Kamar

Kematian via http://news.okezone.com

Hidup penuh menggunakan kejutan selama berada kepada Jakarta. Kabar sedih datang-datang menyelinap sore itu, ketika senja mulai menggelap serta tepatnya sesaat sesudah aku pergi menurut tempat kerja. Jalan gang kostan telah dipenuhi warga kampung yg menyaksikan pengungsian jenazah seorang laki-laki yg ditemukan tewas kepada dalam kamar kostnya. Tidak terdapat tanda-tanda pembunuhan tapi tetap mencurigakan.

Aku merasa bahwa kematian begitu dekat menggunakan hidup seseorang ketika berada kepada kota ini. Kematian tidak hanya disebabkan oleh ulah jahat orang lain tapi maupun lantaran depresi atau penyakit yg diderita orang tadi. Bagaimana tidak, tuntutan hidup yg tinggi terkadang tidak diimbangi menggunakan pola hidup yg tinggi jua. Terutama kaum urban yg rela hidup kepada tempat tinggal-tempat tinggal, kost atau kontrakan yg ala kadarnya, tanpa memedulikan keamanan serta kesehatan dirinya.

4. Hidup Hemat menggunakan Makanan Warteg

Pedagang Warteg via http://tempo.co

Sebagian tempat makan kepada Jakarta memutuskan harga yg kurang realistis kalau kubandingkan menggunakan harga kuliner kepada daerah lain kepada Pulau Jawa. Satu-satunya tempat andalan yg mampu mengisi perut menggunakan kenyang akan tetapi harganya rasional merupakan warteg. Untungnya tempat makan ini menjamur kepada ibukota, terutama kepada gang-gang kostan. Momok harga kuliner yg syahdan katanya bisa 2 hingga 3 kali lipat menurut daerah menurut pun terpatahkan oleh warteg-warteg ini. Jujur, kehadiran warteg sangat membantu para kaum urban yg mau mengirit soal makan. Meski begitu, wajib tetap cermat memilih kuliner kepada warteg, alih-alih mau mengirit malah bisa sakit perut apabila masakan yg dimakan kurang higenis.

5. Berkesempatan Menyaksikan Jakarta Fashion Week

Jakarta Fashion Week via http://m.looks.co.id

Sebagai kaum urban yg tidak bakal menetap lama kepada Jakarta, menyaksikan event-event seru kepada ibukota akan menjadi kesenangan tersendiri. Aku pun maupun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berjalan-jalan, mengunjungi tempat tidak sinkron-beda tiap minggunya, ya literally tiap akhir pekan alasannya adalah cuma 2 bulan kepada kota ini. Hidup produktif selama hari kerja membuatku butuh melepas penat kepada hari Sabtu atau Minggu.

Jakarta memang menunjukkan banyak pilihan untuk cuci mata, apalagi bagi yg berkantong tebal. Namun menyaksikan hiburan gratis maupun tidak kalah asyik. Lalu perhatianku pun terpusat kepada event Jakarta Fashion Week. Awalnya aku sempat berpikir ini merupakan pertunjukan yg bisa ditonton free oleh siapa pun tapi rupanya tidak. Yaaaa, at least sudah mencicipi euforia perhelatan fashion terbesar ibukota itu menurut luar saja.

Advertisement

Artikel Bermanfaat serta Menghibur Lainnya

Lelahmu Itu Belum Seberapa, Aika Dibandingkan menggunakan Rutinitas Pegawai Jakarta Setiap Harinya!
Dari Tegal Sampai Mendunia, Ini 15 Fakta Unik Tentang Warteg yg Orang Indonesia Harus Tahu
Hai, Kamu yg Baru Punya Penghasilan. Masih Rela Bokek Demi Gaya Hidup Kekinian?
Wisata Kuliner Jakarta Ini Sudah Terkenal Lezatnya, Yakin Masih Gak Mau Coba?
Intip 9 Label Lokal Ini Pamerkan Gaya Busana Andalannya dalam Trunk Show Social Fashion Darling

No comments:

Post a Comment