Menjadi blogger adalah hobi, bentuk ekspresi diri. Bika kemudian Diana terpublikasi menjadi blogger sekaligus fashion stylish muda ternama serta berpotensi, ini adalah bentuk apresiasi atas konsistensinya menjalani passion kepada global fashion.
"Mindset dalam menulis website serta memilih bidang atau topik yang disenangi adalah ekspresi diri, bukan menggunakan maksud kenaikan pangkat diri. Saya memang menyenangi fashion, menulis, serta memotret. Beruntung saya mempunyai pembaca setia. Pembaca menjadi lebih setia menyimak tulisan kepada website alasannya merasa nir disetir, ide yang dituangkan masih murni, tulisan lebih personal. Membaca tulisan kepada website lebih misalnya mengobrol menggunakan sahabat," tutur Diana kepada Kompas Female, kepada sela peluncuran Pond's Teen Concert (PTC) kepada Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2011) lalu.
Gaya penulisan Diana kepada website-nya memang memancing daya tarik tersendiri. Isu fashion banyak digemari, namun bukan hanya itu yang bikin website Diana menarik banyak pembaca. Cara bertutur blogger yang gampang dicerna jua menghasilkan pembaca betah berlama-usang menyimak fashion diary-nya. Alhasil, pengunjung website Diana, hingga sekarang mencapai 7 juta, menggunakan homogen-homogen pembaca 10.000 per hari.
Perempuan kelahiran 23 Desember 1984 ini mengaku tidak menjadikan blogger menjadi profesinya. Blog, kata Diana, memfasilitasinya buat memperlihatkan konsep fashion kreasinya. Rupanya, ide fashion segar ala Diana diterima menjadi cara lain dalam bergaya atau berpenampilan. Kini, nama Diana menjadi fashion blogger semakin terkenal. Gaya fashion-nya diapresiasi oleh individu, bahkan industri. Diana berhasil mewujudkan mimpinya menjadi fashion stylish yang memberi wangsit. Keberanian serta ekspresi uniknya kepada website telah berhasil membawanya kepada banyak sekali kesempatan berkarya kepada industri.
"Ketika kita melakukan sesuatu yang memang disukai, lalu mendapatkan apresiasi, itu adalah hal yang menyenangkan," tutur Diana.
Benar saja, melalui website, Diana dianggap sejumlah majalah buat menjadi fashion stylish. Tak hanya itu, ia jua dilamar menjadi penata sandang dalam pembuatan film, lalu perempuan muda ini jua membuatkan potensinya berafiliasi menggunakan pebisnis clothing lokal. Meski konsep serta gaya fashion Diana unik, beda, serta segar, ia tidak ingin menyebut dirinya trendsetter. "Saya nir menghasilkan tren, saya hanya mengekspresikan ide fashion dalam website," ucapnya lugas.
Kreativitas serta kesuksesan Diana rupanya tidak hanya mengundang apresiasi pembaca. Diana, buat pertamakali, dinobatkan menjadi digital ambassador PTC 2011. Sosok Diana mewakili generasi muda yang meretas sukses melalui media digital serta berani mengekspresikan diri menggunakan cara kreatif. Perannya menjadi duta semakin mengasah kreativitas anak muda ini kepada global fashion. Pasalnya, ia akan membagikan tips seputar fashion kepada microsite PTC serta kepada website-nya sendiri.
Menjadi bagian menurut bintang PTC hanya keliru satu pencapaian Diana menurut passion-nya perihal fashion serta blogging. Ia jua bermetamorfosis entrepreneur serta penulis kepada majalah. "Saya tertarik menggunakan fashion, serta website adalah modal buat melanjutkan ketertarikan ini. Saya tidak menyebut blogger menjadi profesi. Namun saya mempunyai profesi yang dimulai menurut blogger, menjadi entrepreneur serta penulis seputar motivasi hayati kepada majalah," ucapnya.
Diana, sejak Desember 2010 mempunyai urusan ekonomi merek sepatu UP, menjadi bentuk pengembangan passion-nya kepada global fashion. Selain itu, ia jua kontributor kepada majalah spesifik perempuan muda. Blogging menghasilkan Diana lebih mengenali dirinya. Hobi menulis kepada global maya inilah yang kepada akhirnya memandunya menemukan ketertarikan baru menjadi wirausahawan menggunakan penekanan sama: global fashion.
No comments:
Post a Comment