Friday, August 3, 2018

Busana yang Menjaga Kaidah Islam dan Terlihat 'Fashionable'

Busana yang Menjaga Kaidah Islam dan Terlihat 'Fashionable'
JAKARTA, KOMPAS.com - Busana yang santun, tertutup, dan nir menerawang, atau lebih dikenal beserta kata 'modest wear' waktu ini semakin berkembang.

Namun, sandang muslim yang terus mengalami modernisasi kadang tak lagi terlihat sesuai beserta kaidah kepercayaan.

Ragam sandang yang permanen syar'i sekaligus fashionable itulah yang coba ditunjukkan oleh 12 calon desainer asal Islamic Fashion Institute (IFI) kepada sesi peragaan sandang di Muslim Fashion Festival (Muffest) 2018.

Melalui koleksi bertajuk 'De Brevitate Vitae', mereka mencoba memberi gambaran periode kehidupan lewat enam koleksi sandang asal masing-masing desainer.

"Periode kehidupan dibagi tiga bagian, masa sekarang, lampau dan mendatang. Desain kami mewakili masa itu dan dibagi ke tiga tema akbar," kata galat satu desainer IFI, Anita Yuni dalam konferensi pers di Jakarta Convention Center, Kamis (19/4/2018).

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu koleksi calon desainer asal Islamic Fashion Institute (IFI) kepada sesi peragaan sandang di Muslim Fashion Festival (Muffest) 2018 di Jakarta Convention Center, Kamis (19/4/2018).De Brevitate Vitae diambil asal Bahasa Latin, yang artinya 'dalam kehidupn yang singkat'. Anita mengungkapkan, filosofi ini sejalan beserta galat satu ayat dalam buku suci Al-Quran Surat Al-Mu'min:39.

"Dalam berkarya kami juga mau mengingatkan kehidupan global ini singkat," tuturnya.

Koleksi yang ditampilkan adalah sandang siap pakai yang didesain nyaman serta permanen sesuai kaidah Islam.

Misalnya koleksi galat satu desainer, yaitu Lidya Marissa. Melalui sandang bertemakan 'Raved', Lidya membentuk koleksi sandang yang terlihat tak beraturan namun permanen memungkinkan pemakainya bergerak lincah.

"Saya mengutamakan baju yang aku bikin wajib dapat digunakan wudhu dan sholat. Jangan hingga baju menghalangi kita ibadah," tuturnya.

Desainer lainnya, Irma Intan melalui koleksi bertajuk 'Camino Recto' terinspirasi asal lokomotif. Camino Recto adalah bahasa Spanyol yang mempunyai arti 'jalan yang lurus'.

Menggambarkan setiap manusia punya rel masing-masing dalam hidupnya.

"Kalau nir mengikuti rel, bila bukan jatuh niscaya terguling, yang niscaya merugi. Jadi, ikuti saja jalan yang lurus itu," ucap Irma.

Ragam sandang syar'i

Seluruh koleksi sandang calon desainer IFI menawarkan potongan yang cenderung bervolume, oversize dan bertumpuk.

Hal itu diungkapkan oleh Founder IFI Deden Siswanto. Menurutnya, pesan di balik koleksi-koleksi tadi adalah mengutamakan kaidah Islami namun permanen mengikutsertakan unsur fashionable asal sebuah sandang muslim.

"Agar kita menjaga sandang muslim, wajib dapat menutupi sesuai kaidah tapi permanen fashionable," celoteh Deden.

Warna yang ditampilkan cenderung bermacam-macam, sesuai beserta tema masing-masing desainer. Namun, rona gelap mirip hitam, cokelat dan abu serta rona pastel permanen tampak mendominasi.

Pilihan sandang syar'i diberikan oleh pihaknya meskipun secara luas sandang muslim tetaplah bermacam-macam dan penggunaannya sesuai beserta pilihan masing-masing orang.

"Modest itu asal baju sopan tertutup, berkerudung, hingga syar'i. Terserah pilih apa. Bahwa di kehidupan konkret beda-beda, kan. Tapi kami berikan pilihan agar syar'i berkembang dan muncul eksplorasinya," ucap dia.

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu koleksi calon desainer asal Islamic Fashion Institute (IFI) kepada sesi peragaan sandang di Muslim Fashion Festival (Muffest) 2018 di Jakarta Convention Center, Kamis (19/4/2018).

No comments:

Post a Comment