Wednesday, August 1, 2018

Bidan Tahan Diri Tidak Mengikuti Semua Trend Fashion

Bidan Tahan Diri Tidak Mengikuti Semua Trend Fashion
[caption id="attachment_195898" align="aligncenter" width="284" caption="IBI/dok.pri/BCRT/2010"][/caption]

Dalam perjalanan bus antar kota beserta teman - teman menuju ke pulau Bali, saya disapa seseorang di sebelah saya. "Mbak, kerja di kesehatan ya?" Saya nir pribadi menjawab. Heran juga sih, darimana tahu kalau kami orang kesehatan, " Kok menebak begitu bu?" " Lha itu kukunya pendek - pendek,  dandanan biasa saja, rambutnya juga nggak model macam - macam " Hehehehe,  waduh  nggak sadar selama ini memang kami nir pernah pelihara kuku. Paling kelihatan panjang sedikit segera dipotong pendek. Kalau nir dipotong ujung kuku bisa merobek sarungtangan steril, loka kuman bersarang dan melukai bayi mungil yg kami rawat. Soal rambut? Ya ampuuuun..juga baru sadar. Tidak pernah namanya rambut dimodel aneh - aneh. Paling hanya dipotong pendek rapi, atau kalau panjang ya disanggul atau diikat. Simpel dan simpel. Belum pernah mencoba pakai mode rambut yg keriting spiral, rebounding, atau ikal - ikal. Bahkan di tempat tinggal sakit loka kami bekerja timbul peraturan tertulis nir boleh mewarnai rambut selain rona hitam. Jadi boro - boro mau pakai model trendi, paling juga percuma di ikat dan digulung. hehehe. Diantara kami nir timbul yg dengan aksesoris anting - anting yg berderet  lebih berasal satu di pendengaran atau gelang . Aksesoris yg paling awam digunakan ialah jam tangan. Kuku nir boleh di cat apalagi pakai henna hehehehe. Lalu kalau mau jalan - jalan keluar tempat tinggal. Bukannya "jaim" ( jaga image) tapi memang rasanya aneh kalau kami harus dengan sandang mini atau seksi mirip yg sedang trend kini celana pendek. Bukan alasannya adalah  kuper, tapi sejak di pendidikan terutama yg tinggal di asrama, kami harus bisa membedakan kapan harus berpakaian kepada tempatnya. Baju tidur ( baby doll ) hanya buat di kamar, keluar harus pakai sandang sopan, ke ruang makan nir boleh pakai roll rambut, sandang pesta juga sopan - sopan. Pernah timbul satu dari teman dengan kacamata minus dengan variasi rona bingkai yg agak terang, pribadi dipanggil bagian HRD, dan diingatkan lagi tatacara penampilan. Dulu, awal tahun 1990 hingga 1996 perawat di tempat tinggal sakit loka saya bekerja nir boleh berlipstik. Tetapi seiring perkembangan jaman, perlahan kami mulai dapat ijin pakai lipstik yg lembut dan dipanggilkan ahli spesifik tata rambut dan rias paras natural buat paramedis. Ketika masih  baru lulus perawat  20 tahun kemudian,  saya masih jangan lupa kami dipanggilkan instruktur spesifik berasal "JRP" buat berpenampilan yg didasarkan  dengan peran dan tugas kami, bagaimana berkomunikasi yg baik dengan rakyat yg dilayani, dan berbagai norma yg perlu kami  pelajari wacana seluk beluk kepribadian dan etika pergaulan. Bagi kami para perawat dan bidan, menunda diri buat nir mengikuti seluruh trend fashion bukan sebagai penyesalan dan nir merasa rugi, tapi sudah adalah bagian berasal hayati dan pelayanan kami.  Kami bahagia menjalaninya. Rambut nir bisa rona - warni, kuku tidak bisa panjang, sandang juga pilih yg didasarkan . Enjoy saja menjalani seluruh ini. Ada kegembiraan tersendiri dalam pelayanan kami ditengah rakyat. Meskipun masih muda belia dan baru lulus, seseorang bidan harus siap jikalau dipanggil "ibu Bidan " ( rakyat Indonesia ini menyebutnya demikian ). Panggilan ibu, berarti memang kita harus sebagai pendamping para ibu dengan segala sifat keibuan kita. Hadir sebagai Tenaga kesehatan, sahabat,dan ibu saat mereka membutuhkan kontribusi seseorang bidan. [caption id="attachment_195846" align="aligncenter" width="491" caption="IBI/dok.pri/BCRT/2010"]

[/caption]

Nah foto diatas ini kami para bidan sedang berkumpul dan berdiskusi. Seringkali beberapa topik menarik berkaitan dengan pengembangan diri dan profesi kami  bicarakan beserta. Dskusi ini akan sangat membantu memecahkan masalah - masalah yg dihadapi sang para bidan. Baik bidan praktek bisa berdiri diatas kaki sendiri maupun yg bekerja di tempat tinggal sakit. Ikatan persaudaraan dalam organisasi IBI ( Ikatan Bidan Indonesia ) sangat erat. Kami saling berafiliasi buat melayani rakyat terutama ibu dan bayi.

Apakah bidan nir pernah berdandan? Ya pernah juga. Misalnya kalau kami timbul program rendezvous Ikatan bidan Indonesia. Ada saat dimana kami berdandan dan malah pakai sanggul segala.Salah satunya misalnya saat kami mengadakan pemilihan kepala Ikatan Bidan di setiap ranting kawasan tugas masing - masing. Kami dengan kebaya dan berdandan.

Ada juga lomba fashion show bidan sebagai selingan aktivitas dalam organisasi, terutama kepada hari Kartini. Pada program spesifik mirip itu kami berhias tampil beda. Kami timbul seragam spesifik buat para bidan. Setiap aktivitas yg mengatasnamakan Ikatan Bidan Indonesia kami dengan seragam yg sama. Boleh bermakeup tapi perhiasan harus sederhana. [caption id="attachment_195844" align="aligncenter" width="491" caption="IBI/dok.pri/BCRT/2010"]

[/caption]

Oya aktivitas sebagai anggota Ikatan Bidan Indonesia timbul banyak sekali. Terutama yg berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak dan aktivitas bakti sosial di tengah rakyat. Dalam organisasi bidan timbul yg kata Cabang dan Ranting. Nah saya termasuk ikatan bidan Indonesia kawasan Surabaya  ranting selatan. [caption id="attachment_195829" align="aligncenter" width="491" caption="IBI/dok.pri/BCRT/2010"]

[/caption]

Ini ialah program rendezvous Anggota Ikatan Bidan Indonesia. Berpose beserta para bidan.  Pada waktu musyawarah bidan Ranting Selatan Surabaya. Kami mengadakan pemilihan kepala yg baru.

[caption id="attachment_195896" align="aligncenter" width="378" caption="IBI/dok.pri/BCRT/2010"]

[/caption]

Ini sebagian berasal bidan Indonesia. Kami sebagai bidan mungkin nir bisa terus mengikuti seluruh trend fashion, namun yg terpenting kami harus terus mengikuti perkembangan ilmu terbaru di bidang kebidanan  terutama buat pelayanan kesehatan ibu dan anak. Oleh karenanya sebagai bidan harus menjalin hubungan yg serasi dengan  rakyat dan mengikuti perkembangan berbagai lintas ilmu yg berkaitan dengan pelayanan kebidanan.

[caption id="attachment_195840" align="aligncenter" width="473" caption="IBI/dok.pri/BCRT/2011"]

[/caption]

Semoga bidan Indonesia dimanapun bertugas permanen semangat dalam pelayanan bagi rakyat, sederhana dan bersahaja. Para bidan nir berarti apa - apa tanpa dukungan, kerjasama dan doa berasal rakyat juga. Suka dan sedih sebagai bidan ialah bagian berasal panggilan dalam pelayanan hayati.Tetap   semangat melayani dan bersyukur dalam segala hal.

Salam hangat

Bidan Romana Tari

No comments:

Post a Comment