Saturday, August 4, 2018

Mengapa Laki-laki Memiliki Persepsi Kecantikan yang Berbeda

Mengapa Laki-laki Memiliki Persepsi Kecantikan yang Berbeda
Badannya tinggi semampai, mukanya tegas mendeskripsikan karakter teguh dalam pendirian & kerja keras, berkulit putih, & hidungnya mancung layaknya perosotan di taman. Begitulah rupa Gal Gadot, sang Wonder Woman. lewat kiprahnya tadi, wanita berasal Israel bisa menyihir jutaan mata lelaki.

Lini masa dipenuhi berita juga cuitan soal Gal Gadot. Nama Miyabi ditepikan sejenak dalam daftar wanita yang memancing khayal lelaki waktu itu. Kesuksesan film Wonder Women pun tidak dapat terelakan. Setelah sukses membintangi tokoh wanita super, perempuan yang terpilih menjadi Miss Israel 2004 itu semakin menegaskan posisinya menjadi keliru satu kiblat kecantikan wanita. 

Berbeda dengan Gal Gadot, Fauziah Yatim, memiliki fisik yang misalnya botol minuman beralkohol. Lebar di bawah, langsing di bagian atas. Mantan istri Jono Amstrong tadi juga tidak memiliki hidung mancung & kulitnya serupa dengan pribumi, agak hitam. Namun apa mau dikata, Jono, mantan personel gerombolan band Gugun Blue Shalter itu kepincut & memperoleh 3 jagoan dari kontak percintaan keduanya selama 14 tahun.

Ada lagi laki-laki yang memiliki persepsi kecantikan lebih spesifik. Wanita dengan ciri memakai jilbab, memiliki gingsul atau lesung pipit, pandai, juga berkulit hitam manis disebut manis. Jelas sudah, tolak ukur kecantikan perempuan di mata laki-laki memang agak.

Coba nyalakan televisi Anda, lihatlah iklan sabun yang marak di layar kaca. Tamara Bleszynki & Luna Maya merupakan 2 aktris yang saya ingat pernah membintangi iklan sabun. Persepsi tentang kecantikan seakan coba dibuat melalui iklan ini. Hanya wanita dengan kulit tanpa stigma mulus tanpa stigma yang boleh membintanginya. Apakah Anda pernah melihat Omaswati membintangi iklan produk homogen?

Persepsi merupakan satu kesimpulan yang ditangkap lewat indra insan. Kesimpulan itu dapat berasal dari gestur tubuh juga bentuk fisik wanita. Jangan lupakan jua sifat wanita yang dapat ditangkap dengan hati. Inilah cikal bakal baper, cinta, bahagia, & nestapa. 

Persepsi jua yang menjadikan saya timbul di global, Anda dicurigai menjadi pencuri kabel di masjid, & sampean dikatakan ndak kekinian alias katrok bin kolot! Persepsi merupakan satu komponen penting dalam kontak, setidaknya dapat mendeskripsikan bagaimana Anda memandang wanita manis dengan tubuh layaknya gitar Spanyol yang aduhai di kereta atau perlakuan terhadap gebetan yang berbeda ketimbang kaum hawa lainnya dalam benak Anda.

Persepsi amat penting bagi kontak 2 sejoli yang sedang menjajaki cinta. Interaksi antar 2 insan atau lebih tadi dikenal menjadi komunikasi antarpribadi dalam ilmu psikologi komunikasi. Aika kontak tadi berhasil, semakin mendekatkan keduanya dalam jenjang pernikahan. 

Jenjang pernikahan akan membawa dalam reproduksi. Reproduksi menghasilkan buah cinta. Keturunan menciptakan umat insan terus eksis di global. Namun, otak penentu eksistensi insan ini. 

Dengan otak, insan berfikir. Kita bisa menjawab tuntutan zaman. Teknologi menjadi penunjang kehidupan insan semakin maju. Manusia pun berhasil bertahan di tengah anomali jagat raya yang makin tua ini. 

Beda dengan hewan & tumbuhan, insan bisa bertahan hidup. Mengadopsi cara makan & minum yang baru. Awalnya insan berburu buat makan, menetap di satu kawasan, lanjut berternak & bertani, sekarang kita dapat bekerja buat mendapatkan uang guna membeli makan & minum, bahkan bertani menjadi mata pencaharian. Dan saya percaya, insan hidup buat makan disertai doa, tentu saja.

Otak juga yang menentukan persepsi laki-laki soal kecantikan. Inilah keliru satu nikmat Tuhan buat insan. Otak menciptakan insan berfikir & menganalogikannya ke dalam hati. Jadilah sebutan "manis" itu lahir & disematkan dalam setiap diri wanita dengan paras bagus, tergantung persepsi laki-laki, tentu saja. 

Dengan kata lain, disparitas persepsi rakyat kota soal kecantikan didapat melalui otak. Mengapa saya katakan rakyat kota? Karena kita juga mengenal rakyat tradisional. Suku Kayaan di Thailand menganggap perempuan manis merupakan dia dengan gelang berkilauan di leher yang disusun ke atas. Semakin tinggi leher, makin manis jua wanita tadi.

Wanita Suku Dayak akan disebut manis dengan banyaknya anting di indera pendengaran. Sedangkan rakyat Fiji menilai perempuan manis bertubuh gendut & subur melahirkan anak. 

Namun saya berani bertaruh, Anda yang hidup di kota mengarah mengatakan persepsi itu aneh ketimbang manis. Mengapa persepsi beberapa penduduk tadi amat berbeda dari "manis" berdasarkan orang-orang kota?

Di sanalah lingkungan prasejarah & budaya bermain. Budaya yang sudah dilahirkan oleh nenek moyang masih dilestarikan. Dan memang betul, persepsi itu dapat baik apabila memiliki keliru satu kecenderungan termasuk budaya. 

Saya pernah seminggu menetap di Kota Wonogiri. Masyarakat di sana masih memegang teguh kearifan lokal, keliru satunya budaya ramah tamah. Sebelumnya, saya sudah diberitahu oleh mitra yang saya repotkan di sana, bahwa lebih baik menegur minimal melemparkan senyum dalam penduduk buat menghormati si empunya kampung.

Beda dengan persepsi rakyat di Jakarta yang sudah tercampur individualisme. Melempar senyum dalam orang tidak dikenal akan menciptakan Anda disebut orang gila, paling mujur dikatakan punya niat negatif kepada si penerima senyum.

Namun apabila saya tidak memberi senyum dalam penduduk yang ditemui di Wonogiri, persepsi mereka terhadap saya merupakan orang baru nan angkuh. Nyatanya budaya memiliki andil akbar dalam lancarnya komunikasi. 

Seorang pakar di bidang seni, evolusi, & media bernama Denis Dutton mengatakan bahwa keindahan dalam hal ini persepsi kecantikan, dapat dipandang melalui teori evolusi milik Charles Darwin. Ia meyakini bahwa otak & sejarah primitif insan bisa menjawab persepsi dari sebuah objek nan indah.

No comments:

Post a Comment