Monday, August 6, 2018

Rahasia Kecantikan Wanita Dayak Kalimantan Tengah

Rahasia Kecantikan Wanita Dayak Kalimantan Tengah
[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Suku Dayak/Kompasiana (kompas.com/BARRY KUSUMA)"][/caption]

Hari ini, hampir 3 bulan saya membimbing peserta didik saya dalam penelitian serta karya tulis ilmiah mereka buat mengikuti lomba tahun ini. Untuk bahan-bahannya saya sahih-sahih harus turut membantu peserta didik dalam penyebaran angket serta pencarian narasumber atau responden kami dalam penelitian ini.

Ada 3 tim penelitian kami beserta judul serta topik yang tidak selaras galat satunya mengenai Kasai Bisa atau Pupur Basah atau Bedak Dingin. Kebetulan, muncul peserta didik dari sekolah lain yang pernah membuat judul ini sebelumnya akan tetapi saya keberatan dgn isi karya tulisnya alasannya cara pembuatan serta bahan-bahanya jua harus diteliti lebih rinci lagi. Jadi penelitian peserta didik saya lebih spesifik lagi serta brapa kali eksperimen mreka gagal, saya ttapi dorong mreka utk membuatnya jad suatu produk yang bisa dipasarkan.Sebetulnya saya bisa membuatnya akan tetapi nantix jadi saya yang melakukan eksperimen serta bukan mereka.

Pada hari Rabu tanggal 19 September 2012 saya  membaca di sebuah harian lokal di kota saya mengenai seorang peneliti muda yang membahas mengenai Miracle Powder Balls atau bedak atau pupur basah atau Kasai bisadalam bahasa lokal orang menyebutnya.

Saya bukan menyanggah informasinya akan tetapi cuma sekedar menambahkan pengetahuan atau gosip mengenai cara pembuataannya dari pengalaman saya selama bertahun-tahun membuatnya sewaktu duduk di bangku SMU hingga perguruan tinggi.

Bahkan ketika SMU saya sempat berjualan serta punya langganan peserta didik dari kelas lain jua kelas saya yang memesan bedak dingin ini. Cara pembuatannya sangat tidak selaras andai istilah yang menggunakannya seorang gadis yang masih bujangan. Ada hari-hari pribadi dimana hari tadi baik dalam pembuataannya yaitu hari selasa serta jumat, selain itu bahan-bahan yang dari alam harus diambil pagi-pagi sekali sebelum pukul 05.30 WIB di pagi hari.

Kebetulan bahan-bahannya muncul di sekitar rumah saya akan tetapi sang demam isu kemarau warnanya kusam serta nir cerah serta ini nir cantik dipakai sebagai bahan bedak dingin. Ada poly macam bedak dingin yang diolah dari berbagai bahan mirip dari btg kayu, rumput, bunga serta flora pribadi. Salah satunya dari kulit kayu yaitu dari btg pohon langsat ini cantik buat menghilangkan jerawat akan tetapi pengaruh sampingnya muka mudah terkelupas alasannya kulit atau btg kayu termasuk keras andai istilah dipakai buat paras yang sensitif.

Kedua merupakan melalui flora pribadi yaitu Antanan atau Kajalukap dalam bahasa lokal orang menyebutnya, dicampur beserta flora "Cocor bebek atauUru Sambelum" serta bunga melati betina. Biasanya dalam famili saya terpisah dalam pembuatannya akan tetapi sang saya di mixing agar sebagai bedak dingin yang berkualitas. Tentu saja campurannya beserta beras yang direndam selama 3-4 hari beserta airnya yang diganti tiap hari, kemudian direndam beserta bunga melati beberapa lbr agar bau nir sedap yang dikeluarkan dari beras berkurang jadinya. Tapi buat praktisnya beras bisa direndam beberapa jam kemudian digiling atau ditumbuk serta di ayak buat mendapatkan butiran yang halusnya.

Kemudian seluruh bahan dihaluskan, kebetulan saya membuat 2 jenis bedak dingin yaitu bedak dingin kasar serta bedak dingin halus, apabila yang kasar biasanya buat mengatasi jerawat serta mencerahkan kulit sedangkan yang halus buat menghilangkan bekas-bekas jerawat serta menghaluskan kulit paras. Bika yang kasar dihaluskan tanpa disaring sedangkan bedak dingin halus harus disaring beserta kain serta diletakkan dalam mangkuk atau talam yang berbentuk bundar selama beberapa jam hingga airnya terpisah dari bedaknya kemudian airnya dibuang.

Bedaknya kemudian bisa di jemur andai istilah tanpa memakai penutup kain jangan lebih dari 2 jam akan tetapi lebih cantik lagi andai istilah menggunakan penutup kain agar yang menggunakannya nir merasakan pengaruh sampingnya di kemudian hari, alasannya dalam agama gadis dayak dulu istilah mak saya dijemur beserta penutup kain agar muka kita yang menggunakannya nir cepat keriput. Tentu saja andai istilah sudah kering bahan tadi kemudian dicampur air sedikit serta dibentuk dalam bulatan-bulatan mini serta dijemur kembali hingga kering andai istilah kurang kering akan berjamur akan tetapi andai istilah terlalu kering sekali jua menyebabkan muka mudah terkelupas atau iritasi serta menggunakannya jua jangan lebih dari 4 hingga lima jam alasannya sehabis itu harus cepat dibersihkan lagi. Pemakaiannya bisa siang jua malam hari terserah kapan digunakannya.

Selain itu zaman mak saya masih muda mereka harus mandi air teh atau air yang berasal dari akar-akaran kayu sebagai akibatnya berwarna merah mirip teh. Ini cantik buat kulit serta menjadikannya lebih putih serta cerah.

Semoga gosip ini berguna bagi yang mau mencobanya.

No comments:

Post a Comment