Showing posts with label Prabowo. Show all posts
Showing posts with label Prabowo. Show all posts

Wednesday, June 17, 2020

Debat Capres atau Dialog Capres, Pilih Mana?

Debat capres yang rencananya akan digelar KPU dan ditayangkan TV nasional 17 Januari mendatang, aromanya menyeruak tajam mengisi ruang-ruang publik. Komentar seasoned dan kontra soal debat capres, semakin kencang membelah fanatisme politik sejumlah politisi dan parpol pengusung dua pasangan capres dan cawapres yang ikut dalam kontestasi pilpres 2019.

Warganet juga tak mau kalah, ratusan argumen dari mulai yang logis sampai irasional menghiasi laman sosial media. Mengapa debat capres begitu menyedot emosi dan nalar bangsa ini? Apakah rakyat membutuhkan debat capres? Pertanyaan ini sangat menggelitik, sekaligus menjadi tinjauan kritis terhadap penting atau tidaknya debat capres.

Sesungguhnya, pemakaian kata debat sudah mengandung polemik dan friksi. Kata debat dalam bahasa Indonesia memiliki makna ?Perang? Kata atau argumentasi. Kata debat lebih berkonotasi konflik antara dua orang atau lebih saat mengupas sebuah persoalan sosial. Jadi, debat capres itu merupakan wujud konflik politik terbuka yang sengaja diciptakan diantara dua pasangan capres dan cawapres yang sedang berkontestasi. Apakah ini yang kita mau? Silahkan pikirkan baik-baik, sebelum bangsa ini pecah hanya karena gara-gara kekuasaan politik lima tahunan.

Rakyat tidak butuh debat capres, tapi butuh pilpres yang aman, nyaman dan damai. Rakyat tidak ingin negara chaos hanya karena gara-gara rebutan kursi presiden. Rakyat butuh bukti, bukan janji manis yang dibungkus dalam visi dan misi ekonomi, hukum, pemberantasan korupsi, terorisme dan HAM.

Debat Kusir Capres

Kalau saja bangsa ini memahami dengan baik bahwa kontestasi politik itu merupakan wujud demokrasi yang jujur, adil dan damai, maka pemakaian kata dialog capres akan lebih elegan dibandingkan dengan kata debat capres. Kata conversation lebih mengedepankan diskusi, berbagi pendapat dan ide dalam suasana kekeluargaan yang nyantai dan sejuk, paham khan?

Lantas, kalau debat capres tetap mau dilaksanakan, arahnya mau dibawa kemana? Setahu saya, sebuah perdebatan (apalagi debat capres) sangat sedikit sekali memberi manfaat bagi publik. Justru debat capres bisa menyulut konflik politik semakin memanas, baik secara terbuka maupun terselubung antarpaslon maupun antarpendukungnya (parpol, politisi dan rakyat).

Kemampuan bangsa ini dalam menilai debat capres sebagai salah satu bentuk demokrasi masih sangat rendah. Oleh karena itulah, dalam setiap perdebatan sering muncul istilah debat kusir. Saya khawatir, debat capres akan menjadi debat kusir yang bisa merusak perbedaan politik yang ada menjadi konflik terbuka. Lebih mengkhawatirkan lagi, bila ajang debat capres diskenariokan oleh sekelompok politisi rakus untuk merekayasa politik kotor. Mereka akan memanfaatkan debat capres untuk menebarkan hoaks (kebohongan), mengumbar janji-janji muluk, menjelek-jelekkan salah satu paslon dan membohongi rakyat.

Debat capres tak ubahnya seperti TV Shopping yaitu para paslon akan berperan seperti seorang salesman yang menjual obat kuat. Para paslon pasti akan melakukan pencitraan pribadi dan produknya (kebijakan politik), ngomong berapi-api soal membela kepentingan rakyat. Debat capres akan menjadi panggung terbuka bagi para paslon untuk mengelabui nalar rakyat. Debat capres menjelma menjadi virus yang mematikan bagi rakyat.

Debat Capres Mau Kemana?

Debat capres mau dibawa kemana? Kalau hanya sekadar menyampaikan visi dan misi, tidak perlu disiarkan di TV dengan memakai jargon debat capres. Debat capres akan membawa air of mystery politik nasional semakin tidak kondusif. Buktinya, acara talkshow di TV beberapa waktu lalu yang mengangkat tema diskusi pra debat capres, ada beberapa politisi dungu dari dua kubu paslon berdebat panas dan ngawur. Mereka ngotot dengan kebenaran politiknya masing-masing. Ini jelas memalukan dan membodohi rakyat. Sadarkah bangsa ini?

Saya menduga, para politisi pengusung paslon sudah mempunyai time table tersembunyi untuk saling ?Menjatuhkan? Lawan politiknya dalam debat capres. Misalnya, kubu paslon nomor urut 02 akan mengeritik seluruh kebijakan politik dan ekonomi yang dibuat paslon petahana (Jokowi) atau paslon nomor urut 01. Begitu juga dengan kubu paslon nomor urut 01, kemungkinan besar mereka akan membongkar rekam jejak paslon nomor urut 02 (Prabowo), terkait dengan kasus HAM, hukum dan korupsi. Sampai saat ini, saya masih belum tahu apa sih tujuan debat capres?

Elektabilitas Paslon

Sungguh sangat ngelantur, jika debat capres dinilai oleh sebagian pihak akan mampu mengatrol elektabilitas pasangan capres-cawapres. Elektabilitas tidak terkait langsung dengan debat capres. Sangat kecil kemungkinannya bahwa debat capres bisa menaikkan elektabilitas paslon.

Elektabilitas justru berkaitan erat dengan cara-cara kampanye paslon, kejujuran paslon, prestasi paslon, rekam jejak paslon serta manuver politik para politisi pengusung paslon. Peran para caleg dalam kampanye politik yang jujur dan bersih diri juga sangat penting untuk menaikkan elektabilitas paslon. Elektabilitas paslon akan semakin merosot tajam, bila mereka berkampanye tidak berbasis information alias bohong, tidak mau dikritik, menjelek-jelekkan paslon lain, tak mau mengakui prestasi paslon lain dan memecah belah bangsa dengan memakai isu SARA.

Sikap Politik Milenial

Kelompok milenial di pinggiran kota atau pedesaan yang kurang terdidik dan tidak melek politik mungkin saja akan terbawa arus oleh ‘ocehan-ocehan’ politik paslon dalam debat politik. Sekali lagi saya ingin menekankan bahwa peran para caleg sangat penting bagi elektabilitas paslon karena mereka merupakan jembatan komunikasi politik, sekaligus berperan sebagai opinion leaders bagi kelompok milenal. Bila para caleg parpol gagal ‘membimbing’ pemahaman politik kelompok milenial, maka suara politik milenial akan lenyap sia-sia. Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa suara milenial tidak akan berpengaruh bagi paslon yang berkontestasi dalam pilpres 2019.

Di sisi berbeda, generasi milenial terdidik dan melek politik di perkotaan, tidak akan pernah terpengaruh oleh debat capres karena mereka terus mengikuti perkembangan politik, melalui media massa dan sosial media. Namun, tidak dapat dipungkiri, kelompok milenial jenis ini rawan golput (menolak ikut nyoblos) karena mereka sudah muak dengan sejumlah politisi muka lama yang sudah bertahun-tahun bercokol di gedung DPR RI atau parpol. Parpol dinilai gagal dalam kaderisasi. Jadi, jangan salahkan kelompok milenial bila mereka golput. Justru parpol dan politisi harus berkaca diri soal kaderisasi. Parpol harus berani ?Membuang? Politisi tua alias muka lama dari panggung politik zaman now. Salam seruput kopi tubruknya bro?

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

Indonesiacommentofficial

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

ICTV YouTube

foto: istimewa

Debat Perdana Capres Tak Menarik, Mengecewakan!

Debat perdana capres-cawapres yang digelar TV nasional, Kamis malam (17 Januari 2019) kemarin, tidak ada yang menarik alias biasa-biasa saja dan mengecewakan. Dua paslon tampak seperti sales iklan obat kuat di TV buying.

Mungkin ini terjadi karena kedua paslon sangat tegang dan terlalu berhati-hati, akibatnya, penjabaran misi dan visi software tidak memukau penonton di studio maupun di rumah.

Ketika memasuki proses tanya-jawab, kedua paslon terlihat kaku. Hampir semua pernyataan, pertanyaan dan jawaban kedua paslon tidak menyentuh persoalan sosial yang dihadapi rakyat. Kedua paslon cenderung hanya melemparkan satu atau dua contoh kasus hukum, tapi minim data dan fakta. Dalam sesi tanya-jawab, jelas terlihat kedua paslon sangat gagap dan gugup. Gaya bicara mereka terbata-bata dan terputus-putus. Ada kesan, kedua paslon takut salah dalam menjawab pertanyaan atau membuat pernyataan. Debat capres menjelma menjadi stand up komedi yang tidak lucu dan miskin substansi masalah kebangsaan.

Padahal, sebelumnya sejumlah pengamat politik menilai, aroma debat capres ini akan ketat dan keras mengisi panggung debat, namun faktanya sangat jauh dari ekspektasi publik. Kedua paslon gagal menarik simpati rakyat serta gagal memaparkan secara kongkret misi dan visi yang ditawarkan.

Kakunya Moderator

Peran Ira Kusno dan Imam Priyono sebagai moderator menjadi salah satu faktor yang membuat debat capres ini tidak menarik dan tegang. Gaya Ira Kusno mirip guru TK yang selalu ?Bawel? Menyuruh anak-anak didiknya untuk tertib. Gaya Ira Kusno menjemukkan dan memuakkan.

Seharusnya, Ira kusno pandai bermain kata dan kalimat untuk mencairkan suasana menjadi segar sekaligus membuat dua paslon bergairah dalam perdebatan. Sedangkan Imam Priyono yang beberapa kali melakukan kesalahan (salah satunya kata terorisme menjadi nepotisme), tampak hanya menjadi pelengkap penderita Ira kusno yang mendominasi acara debat.

Warganet pantas kecewa berat terhadap moderator dan kedua paslon peserta debat. Ratusan ungkapan kecaman dan ejekan mulai dari yang lucu hingga emosional mewarnai laman sosial media. Harapan warganet akan munculnya ?Konflik panas? Dalam perdebatan, tidak ada sama sekali. Semua komentar warganet di sosial media sangat menggelitik dan tentu saja menjadi tinjauan kritis terhadap acara debat capres.

Sesungguhnya, rakyat membutuhkan substansi komprehensif atas program (hukum, korupsi, terorisme dan HAM) dari masing-masing paslon. Sayangnya yang muncul dalam debat hanyalah sebentuk pidato singkat yang sedikit makna. Padahal, debat capres merupakan salah satu cara terbaik bagi rakyat untuk menilai paslon pilihannya.

Publik juga ingin tahu apa program yang ditawarkan paslon soal penanganan hoaks, fitnah dan ujaran kebencian di sosial media yang dikaitkan dengan bidang hukum. Begitu juga soal kasus HAM, terorisme dan korupsi. Lagi-lagi, kedua paslon hanya mengumbar kalimat ringan dan kurang makna.

Semestinya, baik Jokowi maupun Prabowo mampu mengupas secara mendalam semua persoalan yang dialami oleh publik. Kedua paslon sangat minim fakta, information dan kasus-kasus kongret soal hukum, terorisme, HAM dan korupsi. Mereka juga lupa atau mungkin saja tidak menguasai berbagai UU yang berhubungan dengan tema debat.

Contohnya ialah ketika berbicara soal mencegah serangan teroris dan radikalisme, Prabowo hanya bilang adanya campur tangan dari luar negeri, tapi dia tidak merinci secara detail siapa itu pihak luar negeri dan tidak menjelaskan UU yang terkait dengan terorisme. Ada kesan Prabowo asal ngomong saja. Prabowo tampak tak menguasai masalah terorisme zaman now dan UU Anti Terorisme.

Begitu juga dengan Jokowi, ketika dia membeberkan kasus operasi plastik Ratna Sarumpaet, Jokowi hanya memberikan gambaran umum seperti diberitakan media massa. Seharusnya Jokowi menjelaskan secara detail pasal-pasal dalam KUHP dan UU ITE yang terkait dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Baik Jokowi maupun Prabowo, mereka tidak mengupas secara penuh masalah-masalah yang berhubungan dengan keterlibatan militer dalam memerangi terorisme dan masa depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Debat perdana capres sangat sedikit sekali memberi referensi kepada publik untuk menentukan sikap politiknya dalam pilpres 2019 mendatang.

Elektabilitas Paslon

Hasil debat perdana jelas tidak akan mampu mengatrol elektabilitas kedua paslon. Padahal, ajang debat capres ini menjadi peluang terbuka bagi kedua paslon untuk mengatrol Elektabilitasnya. Kelompok milenial di pinggiran kota maupun perkotaan juga kecewa berat karena harapan mereka tidak terpenuhi. Mereka hanya disuguhkan ?Ocehan-ocehan? Politik kedua paslon dalam debat itu.

Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa suara milenial tidak akan berpengaruh bagi kedua paslon yang akan berkontestasi. Namun, tidak dapat dipungkiri, setelah melihat hasil debat capres, kelompok milenial mungkin akan mempertegas sikap mereka untuk golput (menolak ikut nyoblos) karena mereka menilai kedua paslon tidak menyentuh kepentingan milenial.

Dalam sesi terakhir, kedua paslon tidak memberikan apresiasi antarmereka, walaupun moderator sudah memberikan kesempatan. Tampaknya, tim sukses dari kedua kubu paslon harus mengajarkan para paslon untuk berani dan belajar saling mengapresiasi dan menghormati antarsesama paslon usai debat sebagai wujud sportivitas kontestasi. Tapi sabar dulu, kita tunggu saja debat capres berikutnya. Salam seruput teh tubruknya kawan?

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Id

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

Indonesiacommentofficial

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

ICTV YouTube

foto: istimewa

Wednesday, June 10, 2020

Jelang Nyoblos: Prabowo Mulai Rapuh, Jokowi Mulai Tegar

Jelang beberapa minggu lagi menuju masa pencoblosan 17 April 2019, air of mystery politik arus bawah terus mengencang mengisi ruang-ruang publik dan sosial media.

Di sisi lain, Prabowo terlihat mulai rapuh dalam setiap kali kampanye. Sedangkan Jokowi mulai terlihat tegar. Setidaknya hal ini tercermin dari hasil debat ke-four capres yang digelar Sabtu (30/three/2019) lalu. Akhirnya golputers dan milenial memutuskan mendukung Jokowi.

Tak akan pernah basi termakan oleh waktu, kalau kita ngomongin debat ke-4 capres yang belum lama ini digelar. Kenapa bisa begitu? Jawabannya gampang saja karena content debat ke-4 capres benar-benar luar biasa dan sangat menarik bila dibandingkan dengan tiga debat capres sebelumnya.

Ratusan berita, opini, esai, kolom serta meme-meme lucu mengalir deras dan menyebar luas di jagat sosial media dan media mainstream. Sayang banget kalau kita tidak menikmati dinamika percakapan publik seputar debat ke-4 capres yang berserakan di berbagai arena media massa. Apa yang membuat debat ke-4 capres ini begitu menarik? Lagi-lagi jawabannya mudah saja karena masing-masing paslon, baik Jokowi maupun Prabowo sama-sama siap menjaga dan melindungi ideologi Pancasila dari khilafah yang disebut-sebut sudah semakin serius merongrong Pancasila. Kedua paslon juga sepakat dan tegas akan melindungi NKRI dari perpecahan sosial yang berbasis SARA.

Birokrasi Dilan

Berbicara soal kinerja pemerintahan, khususnya birokrasi, kedua paslon sama-sama setuju untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Jokowi sudah membuktikan bahwa pemerintahannya memang anti korupsi. Buktinya, Ketum parpol PPP Romahurmuziy ditangkap KPK dalam OTT. Padahal khan, Ketum PPP ini merupakan salah satu elite politik yang mengusung Jokowi.

Di sisi berbeda, Prabowo hanya bisa berjanji dan sekadar mengecam dan mengutuk para koruptor. Sampai di sini rakyat patut bersyukur karena kedua calon pemimpin negeri ini memiliki visi dan misi yang sama soal soal mempertahankan Pancasila, NKRI dan pemberantasan korupsi. Namun ada hal menarik yang disampaikan Jokowi ketika debat ke-four capres yaitu penyebutan istilah Dilan (Digital Melayani) dalam birokrasi pemerintahan yang tujuannya untuk melayani kepentingan rakyat dengan cepat dan tepat sekaligus memutus rantai korupsi.

Nah, saat memasuki sesi ketiga debat, barulah muncul hal-hal yang aneh bin ajaib yaitu ketika pertanyaan panelis soal bagaimana strategi para capres dalam proses memodernisasi alutsista TNI. Prabowo dengan lantang mengatakan bahwa TNI Indonesia sangat rapuh dalam persenjataan maupun SDM serta anggaran untuk militer dinilainya masih sangat minim. Prabowo tidak percaya dengan kekuatan TNI dalam menjaga NKRI. Sebaliknya, Jokowi justru menegaskan bahwa SDM TNI wajib menguasai teknologi alutsista sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan TNI dalam mengikuti pesatnya perkembangan teknologi persenjataan militer dunia. Jokowi percaya TNI sangat kuat dalam menjaga NRI. Sampai di sini, Prabowo yang mantan perwira TNI, terlihat tidak memahami peta persenjataan militer dunia yang sudah semakin canggih, contemporary yang berbasis teknologi digital.

Politik Internasional

Prabowo mulai tampak ngawur ketika berbicara soal hubungan internasional. Capres nomor urut 02 ini hanya ngomongin senjata dan perang (tidak nyambung dengan tema debat). Prabowo sama sekali tidak paham soal politik internasional. Dia hanya berkutat dengan wacana perang dan membanggakan diri sebagai mantan perwira TNI, walaupun dirinya konon dipecat secara tidak hormat karena diduga terlibat dalam penculikan aktivis di era pemerintahan Soeharto.

Sedangkan Jokowi tetap fokus kepada sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dengan memanfaatkan besarnya SDM muslim di Indonesia. Salah satunya contohnya ialah Indonesia dipercaya dan terlibat aktif sebagai mediator dalam proses perdamaian konflik di Afganistan.

Sesungguhnya, jika mau diruntut lebih jauh lagi tentang rekam jejak dan prestasi kedua paslon, Jokowi terbukti telah banyak berkarya untuk bangsa ini, walaupun masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Adapun hasil karya Jokowi untuk bangsa ini antara lain telah membubarkan PETRAL, mencabut subsidi BBM, membuat jalan tol Trans Papua sepanjang 4.320 km, membayar hutang warisan SBY sebesar Rp293 triliun, membuat enam rute Tol Laut dan melahirkan 15 Bandara baru di wilayah terluar Indonesia serta terlaksananya BBM satu harga di Papua.

Sedangkan Prabowo belum menghasilkan prestasi apapun. Namun, saya memaklumi hal ini karena memang Prabowo belum pernah menjadi presiden. Jadi, wajar saja kalau Prabowo hanya mengumbar janji kepada rakyat. Bila Prabowo jadi presiden, maka dia wajib menepati janjinya kepada rakyat. Adapun janji-janji Prabowo itu antara lain, akan menurunkan harga listrik dan harga pangan, menjamin ketersediaan pangan, meningkatkan penghasilan para petani, menegakkan law enforcement, mengembangkan biodiesel (B100), menolak impor serta utang luar negeri.

Sikap Politik Golputers

Tampilan Jokowi dalam debat ke-four capres menuai pujian, sanjungan dari sejumlah pengamat politik, akademisi, kalangan DPR dan rakyat jelata serta kelompok milenial dan kaum golputers. Tampaknya, kelompok milenial dan kaum golputers sudah mulai berani menentukan sikap politiknya setelah menyaksikan debat ke-four capres.

Kemungkinan besar, kelompok milenial maupun kaum golputers juga akan menentukan sikap politiknya untuk mendukung para caleg parpol yang mengusung Jokowi. Sebaliknya, mereka akan menolak dan tidak memilih para caleg dari parpol oposisi yang menentang kebijakan politik dan ekonomi Jokowi.

Adapun caleg dan parpol yang akan ditolak kelompok milenial dan kaum golputers yaitu Gerindra, PAN, PKS, Demokrat dan partai Berkarya besutan Tommy Soeharto. Sedangkan parpol baru seperti PSI dan Garuda masih belum signifikan menggoyahkan sikap politik milenial dan golputers.

Seburuk atau sebaik apapun pernyataan yang terlontar dari Jokowi dan Prabowo dalam debat ke-4 capres, saya tetap mengapresiasi mereka karena kedua paslon secara tegas, sadar dan terbuka menyebutkan bahwa Pancasila dan NKRI harga mati buat bangsa ini. Salam damai Indonesiaku, ngopi yuk?

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Tuesday, June 9, 2020

[ FIKSI ] Matrais Bocorkan Info Rahasia Malaikat, Capres Prasowo Sugianto Tak Lolos Tes Kesehatan

Ancaman politisi senior sekaligus ahli klenik Ahmat Rais (biasa disapa Matrais) yang akan menggelar people power karena hasil pilpres di negeri Melayunesia tahun 2019 ini dinilainya curang, ngak digubris rakyat. Belum lama ini, Matrais juga buat pernyataan heboh, dia membocorkan info rahasia dari malaikat langit ketujuh soal tidak lolosnya capres 02 Prasowo Sugianto dalam tes kesehatan.

Usai sholat Jum’at di mesjid daerah Kampung Sawah, saya bersama Matrais berjalan kaki menuju restoran padang ‘Nikmat Rasonyo’ untuk makan siang. Matrais mau nraktir saya. Selang sekitar 10 menit, kami sudah sampai di restoran. Pengunjung nampak ramai. Kami terpaksa duduk di pojok karena di sana masih ada dua kursi kosong dengan satu meja kecil yang sudah kumel. Tak perlu berlama-lama, Saya langsung pesan nasi rendang, sayur daun singkong plus teh tawar panas. Matrais pesan nasi gulai kikil, terong balado plus teh manis anget. Sambil nunggu pesanan, saya dan Matrais kongkow santai seputar kontestasi pilpres 2019.

EPISODE DUA

Dengan suara setengah berbisik Matrais bilang bahwa tiga hari lalu dia mendapat info rahasia A1 dari malaikat langit ke tujuh bahwa sebenarnya capres 02 Prasowo Sugianto tak lolos tes kesehatan. Info dari malaikat itu, kata Matrais, diterimanya saat dia ikut Musyawarah Langit dengan 1000 malaikat di istana mewah yang berada di langit lapis pertama.

“Bung Wawan kaget yaa…,” kata Matrais. Saya jawab biasa aja dan ngak terkejut. Matrais pernah cerita kepada saya bahwa dia adalah satu-satunya manusia di jagat raya yang dipercaya malaikat untuk menerima info rahasia dari Tuhan. Jadi, info Matrais pasti bukan hoaks.

Matrais melanjutkan ceritanya. Menurut medical record rumah sakit, syaraf motorik di batang otak capres 02 Prasowo Sugianto terkena kanker ganas. Itulah yang membuat Prasowo gampang marah alias emosional dan daya nalarnya menurun drastis. Lebih jauh Matrais bilang, wajah Prasowo jika diperhatikan dari dekat tampak sisi kanan bibirnya tertarik ke atas alias menyon, cara jalannya kaku seperti robot. Prasowo juga terus menggerak-gerakkan anggota tubuhnya karena itu merupakan bentuk terapi yang dianjurkan dokter spesialis syaraf otak di Rumah Sakit Welas Asih (RSWA). Dalam bahasa gampangnya Prasowo terserang stroke ringan. Namun, Prasowo terpaksa diloloskan tim dokter sebagai capres karena untuk menghindari tekanan politik empat parpol pengusung Prasowo.

EPISODE TIGA

Salah satu elit politik pengusung Prasowo dari parpol Demokratik yaitu Soebagio Bambang Yudhianto (SBY) tahu betul bahwa Prasowo stroke ringan, makanya SBY menolak pencapresan Prasowo dan dia meminta agar anaknya yakni Adhi Himawan Yudhianto (AHY) yang jadi capres dan Prasowo cawapresnya. Namun, permintaan SBY ditolak elit politik Partai Kembang Setaman (PKS) dan elit politik partai Gorindra. Waktu itu, Partai Antar Nusa (PAN) ngak punya sikap politik yang jelas terhadap Prasowo.

Dampak dari ditolaknya AHY jadi capres membuat Prasowo sangat khawatir karena bisa saja parpol Demokratik membelot ke kubu capres 01 Baidowi. Akhirnya, Prasowo menjanjikan AHY jabatan Menteri Pertahanan bila Prasowo menang. Prasowo juga membujuk parpol PAN agar ikut berkoalisi dengannya. Prasowo menjanjikan Ketua Umum PAN menduduki posisi Menkopolhukam.

EPISODE EMPAT

“Kenapa elit parpol Gorindra dan PKS tetap ngotot Prasowo nyapres ?” Tanya saya. Matrais diam sejenak sembari menghela nafas dalam-dalam.

“Nah disinilah strategi PKS. Sebenarnya, Prasowo menyadari bahwa dirinya tidak layak nyapres karena kondisi fisik dan jiwanya yang sangat labil. Itulah yang menyebabkan Prasowo menunda-nunda untuk mendeklarasikan dirinya sebagai capres. Prasowo sempat menolak. Namun, karena tekanan keras dari elite parpol PKS dan Gorindra, akhirnya terpaksa Prasowo mau juga nyapres. Agar manuver politik PKS berjalan lancar, Prasowo diinstruksikan untuk tidak mikirin cara kampanye. Prasowo hanya diperintahkan mengumbar pernyataan-pernyataan yang bersifat kontroversial. Tujuannya untuk merusak nama baik capres 01 Baidowi dan para pendukungnya,”ungkap Matrais.

Matrais juga menuturkan, PKS dan PAN yakin bahwa Prasowo akan mengalami tekanan emosional dari rakyat akibat pernyataannya yang kontroversial. Ujung-ujungnya, stroke Prasowo kambuh lagi dan dipastikan lebih parah. Strategi berikutnya, PKS dan Gorindra akan mendorong cawapres Fandi Eno untuk menggantikan posisi Prasowo sebagai capres dan wapresnya diserahkan kepada elit politik PKS. Di sini Fandi Eno dijadikan boneka dan hanya dikuras duitnya saja. Strategi politik ‘musuh dalam selimut’ PKS ini tidak disadari oleh elit politik parpol PAN, Demokratik dan Gorindra. Kalau Prasowo menang, maka PKS akan dengan leluasa merekayasa kebijakan politik dengan mengubah semua Undang-Undang dan ideologi negara dengan ajaran agama radikal. Dalam melakukan gerakan ini, PKS mendapat dukungan penuh dari gerombolan aliran agama garis keras, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Ini kalau Prasowo menang lho yaa, makanya mesin partai PKS ngotot dan terus menjalin komunikasi intensif dengan gerombolan aliran agama garis keras yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,” tandas Matrais

?Kalau Prasowo kalah gimana?? Tanya saya.

?Yaaa?Kalau Prasowo kalah, semuanya gagal general. Elit politik di sekitar Prasowo termasuk saya sudah merencanakan buron alias kabur keluar negeri,? Ungkap Matrais.

“Lho kenapa kabur?” Kata saya penasaran. Menurut Matrais, rekam jejak elit politik empat parpol pengusung Prasowo yang terlibat dalam berbagai kasus korupsi, memprovokasi intoleransi serta melanggar UU ITE sudah masuk listing Polri. Kalau mereka tidak kabur akan disapu bersih oleh capres 01 Baidowi.

Obrolan terhenti karena makanan sudah tersaji. Sebelum makan, Matrais berdoa. Setelah itu kami langsung menyantap masakan Padang dengan lahap. Sedaaap brooo

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

@INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Wednesday, June 3, 2020

Mati Ketawa Ala Bambang Widjojanto Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi, hahaha…[SATIRE]

Saya benar-benar tak menyangka kalau Bambang Widjojanto alias BW tertawa ngakak pasca sembilan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan sidang yang isinya menolak seluruh gugatan sengketa pilpres 2019 yang dilayangkan tim kuasa hukum pasangan capres-cawapres nomor urut 02.

Saya bertanya-tanya ada apa dengan BW? Kok bukannya kecewa seperti Prabowo-Sandi, justru BW malah tertawa ngakak seakan-akan dia dan timnya berhasil memenangkan gugatan di sidang MK. Syukurlah pertanyaan penasaran saya itu akhirnya terjawab, ketika BW mengajak saya makan di warung tenda sate Madura di sekitar masjid Cut Meutia, Menteng sekitar pukul 22.00 WIB.

Setelah mendengar putusan dan sidang MK dinyatakan selesai, BW tergopoh-gopoh keluar ruang sidang dan mengajak saya untuk ikut dengannya. Kebetulan, saat itu saya sudah selesai meliput persidangan gugatan pilpres di MK. Saya masih belum tahu, kemana BW akan mengajak saya. Selang sekitar 30 menit, saya dan BW sampai di warung tenda sekitar masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Kemudian mobil diparkir. Setelah itu, BW mengajak saya menuju warung tenda sate Madura. Di sekitar lokasi warung masih banyak mobil terparkir. Di warung tenda lain tampak sejumlah orang sedang asyik ngobrol. Tanpa banyak bicara, BW langsung memesan 50 tusuk sate ayam dan dua mangkok sop kambing plus es teh manis. Sambil menunggu pesanan datang, BW mulai tenang, matanya menoleh ke kiri dan kanan warung, entah apa maksudnya.

“Hahaha…, akhirnya malam ini saya bisa merasakan nikmatnya duit pasangan capres-cawapres 02 hasil fee saya sebagai pengacara. Ngak sia-sia saya berakting di panggung MK dengan wajah sangar dan mengumbar pernyataan-pernyataan provokatif. Toh, Akhirnya saya kalah juga. Sejak awal saya sudah menduga bahwa seluruh petitum akan ditolak MK. Namun, saya tetap ngotot biar pak Prabowo CS senang dan melihat keseriusan saya dalam membelanya,” tandas BW tertawa ngakak.

BW Bergembira-ria

Saya tersenyum kecil melihat penuturan BW yang sungguh-sungguh diluar dugaan karena dia bergembira-ria atas kekalahannya. Saya menyimpan segudang tanya untuk BW dalam hati. Saya pikir, malam ini, mungkin BW mau curhat abis tentang awal kisah dirinya ditunjuk sebagai pengacara oleh pasangan capres-cawapres 02.

“Menang dan kalah itu biasa dalam pengadilan. Perjuangan saya yang terkesan serius untuk memenangkan gugatan pasangan pasangan capres-cawapres 02, menjadi momentum penting bagi saya untuk mengeruk keuntungan financial yang sangat besar dari Prabowo-Sandi CS, dan itu berhasil. Perlu Anda tahu, semua yang saya lakukan dalam proses pengadilan di MK, tak lebih hanya sebagai akting agar Prabowo-Sandi CS percaya kepada saya, hahaha…,” tutur BW.

“Memang Anda dibayar berapa?” Tanya saya santai.

“Sangat cukuplaaah, lebih dari lumayan untuk biaya hidup sekitar dua tahun. Soal angka rahasia dooong, hahaha…,” ucap Bambang.

“Bung BW, Anda tidak khawatir hal ini akan diketahui tim BPN 02 sekaligus merusak reputasi Anda sebagai advokat,” kata saya.

“Mungkin saja beberapa orang di kubu BPN 02 sudah tahu. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Prabowo sudah menunjuk saya dan uang fee sudah masuk ke rekening saya sekitar 75 persen. Lagipula, mereka juga sudah melihat perjuangan saya di MK yang begitu meyakinkan. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk mengecam saya atas kekalahan ini. Kalau soal reputasi saya sebagai advokat, saya ngak mikirin tuh! Peduli setan reputasi. Khan, semua pengacara ujung-ujungnya nyari duit. Kalau saya dituduh sebagai penghianat hukum itu urusan mereka, saya tidak peduli. Hahahaha…..,” ujar BW lagi-lagi tertawa ngakak.

“Tapi khan, bukan hanya Prabowo yang kecewa, rakyat juga menilai kualitas dan moralitas Anda sebagai pengacara hancur,” tutur saya.

BW Selebritis Pengadilan MK

“Semua orang boleh kecewa kepada saya dan tidak ada larangan dalam Undang-Undang. Toh, saya sudah menjalankan amanah yang diminta Prabowo-Sandi CS sebagai lawyer mereka. Akting itu hanya saya yang tahu, mereka tidak tahu sama sekali. Rakyat menuding saya tidak bermoral dan berkualitas? Itu urusan mereka. Tak ada moralitas dan kualitas yang bisa bertahan lama, bila dikasih ‘segudang’ uang yang menggiurkan. Saya lebih memilih banyak uang dan menjadi orang kaya dibanding sebagai pengacara yang bermoral dan berkualitas. Asal Anda tahu yaaa…., orang kaya dan berduit itu lebih dipandang publik daripada orang bermoral dan berkualitas. Hahaha...,” tutur BW yang terus tertawa setiap usai berbicara.

Saya tidak kaget mendengar penuturan BW yang sangat menohok itu. Bagi saya, sejak dahulu BW memang bukan sosok pengacara yang berkualitas.

“Oh yaaa…ada satu lagi nih yang ingin saya sampaikan kepada Anda. Proses pengadilan di MK yang ditonton seluruh rakyat Indonesia itu, secara langsung telah membuat saya semakin populer dan menjadi sorotan banyak pihak, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Saya ramai dibicarakan. Kalau boleh saya menyebutnya, sekarang ini saya menjadi selebritis pengadilan MK. Soal saya dicap sebagai pengacara tak bermoral dan berkualitas, itu bukan hal penting dan saya tidak peduli. Pokoknya, saat ini uang berlimpah di rekening saya. Saya juga sangat senang menjadi bahan pemberitaan di seluruh media mainstream dan obrolan ngalor-ngidul di warung kopi dan sosial media. Saya menjadi trending topic alias top markotop, hahaha..., toh pada saatnya nanti, semua kecaman dan bullying di sosial media akan hilang sejalan dengan waktu bersamaan dengan munculnya isu politik baru. Jadi, masa bodoh dengan moralitas, kepentingan bangsa, dan caci-maki di sosial media. Yang penting, sekarang ini, saya banyak uang dan saya bisa melakukan apa saja dengan uang itu, hahahaha…,” kilah BW

“Anda tidak khawatir karir Anda akan tamat. Bahkan ada kabar bahwa pengacara TKN 01 dan sejumlah elemen rakyat akan melaporkan Anda ke polisi karena Anda telah menghadirkan sejumlah saksi palsu dan menuding MK sebagai mahkamah kalkulator dan pendukung rezim korup?” Tanya saya.

“Silahkan saja kalau pengacara TKN 01 dan rakyat mau melaporkan. Saya tidak takut dan siap berakting lagi. Justru, kesempatan ini akan membuat saya menjadi ngetop untuk kedua kalinya. Persoalannya apakah mereka berani? Hahahaha…,” sergah BW.

BW terus tertawa tanpa henti sepanjang ngobrol dengan saya. Tawa itu baru terhenti sejenak ketika sate ayam, sop kambing sudah tersaji. BW langsung melahap dengan beringas seperti orang yang tak makan selama beberapa hari. Usai menyantap makanan, BW kembali tertawa ngakak, hahaha…..Sungguh ruaaarrr biasaaaa bung BW….

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Youtube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Thursday, May 21, 2020

Gerindra 'Berlutut' ke Jokowi

Akhirnya Prabowo ?Berlutut? Kepada Jokowi. Yuk simak, trims guys?

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Foto: Ist

Saturday, May 16, 2020

Filsafat Jawa Kabinet 'Jokowibowo'

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI FORUM

#INDONESIAComment

Foto: Ist