Showing posts with label PKS. Show all posts
Showing posts with label PKS. Show all posts

Saturday, June 27, 2020

SBY dan Prabowo 'Senggama' Politik, PKS dan PAN 'Berfantasi'

Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa 24 Juli 2018 lalu. Kabarnya, isi pembicaraan kedua tokoh parpol ini untuk menyepakati kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi dalam Pilpres 2019.

Namun, menurut dugaan saya, pertemuan ini kemungkinan besar sudah membicarakan soal pematangan siapa capres dan cawapres dari kedua parpol yang akan didaftarkan pada pendaftaran capres dan cawapres bulan Agustus 2019 mendatang.

Saya melihat, SBY dan Prabowo mengalami ?Ereksi? Politik yang sama yaitu Prabowo menyatakan siap nyapres sesuai amanat kader Gerindra dan SBY siap legowo bila AHY menjadi cawapres Prabowo. Dalam temu muka yang terbilang serius ini, SBY masih tetap mempertahankan ambisinya untuk melanggengkan dinasti politik Cikeas. Kader-kader Demokrat sengaja digunakan SBY sebagai alat tawar politik partai dalam berkoalisi dengan parpol oposisi.

Parpol Gurem

Dengan adanya pertemuan itu, kalkulasi politik Prabowo semakin terang-benderang. Prabowo pasti lebih berpihak kepada Demokrat yang notabene mempunyai rating politik tinggi dan lebih mentereng dibandingkan PKS yang kini menjadi parpol gurem dengan segudang konflik internal berkepanjangan. Untuk itulah, mengapa Prabowo tidak ragu untuk merencanakan berkoalisi dengan SBY dan siap menerima risiko ditinggalkan PKS.

Mengomentari pertemuan SBY-Prabowo, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian justru menilai, tujuan pertemuan itu untuk memperkuat koalisi yang telah terjalin antara Gerindra dan PKS. Pipin melihat bahwa Prabowo jelas-jelas mewakili tiga partai yaitu Gerindra, PKS dan PAN. Pipin menegaskan bahwa pertemuan itu posisinya tidak one with the aid of the wind antara Prabowo dan SBY. Dengan kata lain, SBY mencoba untuk menapaki koalisi yang sudah ada (PKS, Gerindra dan PAN). Jadi, pertemuan antara SBY dan Prabowo tidak punya pengaruh signifikan terhadap keberadaan koalisi yang sudah ada.

Di sisi lain, Prabowo tampaknya belum berani memastikan wujud nyata dari pertemuan itu sebagai bentuk koalisi resmi. Prabowo masih harus menjawab tuntutan PKS yang ngotot agar kadernya yang berjumlah sembilan orang bisa dipilih salah satunya untuk menjadi cawapres Prabowo. PKS memang sedikit ?Terangsang? Dengan adanya pertemuan SBY dan Prabowo. Namun, posisi tawar cawapres yang diajukan PKS, diduga kuat akan memunculkan perdebatan sengit antara Prabowo, Sohibul Imam (PKS) dan SBY.

Dinasti Cikeas

Berbeda dengan PKS, justru PAN tidak begitu ngotot untuk menjadikan salah satu kadernya untuk menduduki posisi cawapres, bila Prabowo menjadi Capres. PAN menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo untuk menentukan ?Kekasih? Pilihannya di pilpres 2019 mendatang.

Mengapa PAN tidak berambisi memasukkan nama kadernya menjadi cawapres Prabowo? Hal ini terjadi karena adanya konflik inner antar elit politik di kubu Amien Rais dan Zulkifli Hasan yang belum berakhir. Konflik inner ini terjadi akibat adanya keraguan di tingkat elit PAN yang dikomandoi Zulkifli yang masih terpecah yaitu antara yang mendukung Jokowi dengan yang ingin mengusung Prabowo sebagai capres. Sedangkan sejumlah politisi senior di bawah kubu Amien Rais sudah memberikan harga mati untuk mengusung Prabowo sebagai capres di pilpres 2019.

Sayangnya, ambisi Amien Rais yang mendukung Prabowo, justru tidak disambut positif oleh Prabowo karena Amien Rais bukan pemimpin criminal PAN. Di sisi lain, Prabowo sangat menginginkan agar PAN segera merapat ke Gerindra dan mendeklarasikan sikap politiknya secara terbuka untuk mengusung dirinya sebagai capres. Tekanan Prabowo ini justru semakin membuat elit PAN terpecah dan tidak simpatik terhadap Gerindra ditambah lagi, Prabowo yang terkesan sudah meloloskan AHY sebagai cawapresnya.

Pertemuan SBY dan Prabowo, memang membuat PAN terangsang, terutama untuk kubu Amien Rais. Tapi itu bukan jaminan PAN akan bergabung dengan SBY dan Prabowo. Persoalan pelik yang menjadi ganjalan PAN di kubu Zulkifli Hasan ialah seluruh kader PAN dibawah pimpinan Zulkifli menolak tegas dinasti Cikeas yang ditawarkan SBY.

Keraguan PAN untuk bergabung dengan SBY dan Gerindra terjawab ketika Zulkifli Hasan datang ke rumah SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 25 Juli 2018. Pertemuan itu tidak menghasilkan keputusan politik apapun. Sampai saat ini, kubu PAN di bawah Zulkifli Hasan masih condong berpihak kepada Jokowi.

King Maker

Kemungkinan terburuk bila PKS dan PAN tidak merapat ke SBY dan Gerindra ialah Prabowo diyakini akan kalah saat bernegoisasi dengan Demokrat menyangkut posisinya sebagai capres. Secara pribadi, Prabowo (bila kalah nego dengan SBY) akan membuat kejutan politik yaitu dia bersedia menjadi cawapres AHY dan menjadi king maker bersama SBY. Keputusan ini dipastikan akan mendapat perlawanan keras dari kader-kader Gerindra.

Persoalan jadi semakin pelik bagi Prabowo, bila dia menolak tawaran SBY, maka rencana koalisi (Demokrat dan Gerindra) terancam batal. Sementara itu, PKS dan PAN sudah terlanjur ?Kabur? Dari peta koalisi oposisi yang sudah sejak lama diwacanakan.

Ending pertemuan politik antara SBY dan Prabowo ini, secara politis memang menguntungkan dari sisi elektabilitas Gerindra dan Demokrat. Namun, dari sisi kekuatan, pasangan Prabowo dan AHY sangat berat untuk memenangkan pilpres 2019 karena mesin politik Gerindra dan Demokrat sangat lemah. Sebenarnya, mesin politik PKS sangat kuat, bila saja SBY tidak memaksa AHY untuk menjadi cawapres. Bahkan, kabarnya PKS juga sudah legowo kalau kadernya tidak dipilih sebagai cawapresnya Prabowo. PKS hanya ingin Prabowo tidak ditekan dalam memilih cawapresnya, seperti yang dilakukan SBY. Melihat situasi politik yang memanas diantara empat parpol ini, maka saya memberanikan diri untuk membuat artikel ini dengan judul, ?SBY dan Prabowo ?Ereksi? Politik, PAN dan PKS ?Terangsang?.

BACA JUGA:

?Masturbasi? Politik Ala Poros Ketiga (Kalau Terbentuk Lho!)

Kongkow Imajiner Dengan Tommy Soeharto, Dukung Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi Akan Tembak Mati Teroris Medsos

Duel Hastag Simbol Masyarakat Irasional

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Friday, June 26, 2020

Dugaan Mahar Politik Sandiaga Uno, Sebuah Pengkhianatan Demokrasi?

Tak akan pernah Anda temui pengakuan jujur dari seorang politisi. Tampaknya, berkata bohong sudah menjadi keharusan bagi seorang politisi. Seorang politisi akan dinilai cerdas, bila pandai membohongi publik dengan mengatasnamakan rakyat. Saya lebih suka menyebut politisi pembual sebagai politisi ?Tikus were given?.

Sejumlah Politisi, baik yang duduk di kursi Senayan maupun bercokol di parpol, saat ini perilakunya nyaris mirip dengan gerak-gerik ?Tikus got?. Biasanya, kumpulan ?Tikus got? Gemar dengan lingkungan yang kotor, jorok dan menjijikkan. Bila ?Tikus got? Mati, baunya teramat menyengat dan sangat mengganggu pernapasan orang yang mengendusnya.

Sekarang ini, sebagian besar pola perilaku ?Tikus got?, telah ditiru oleh sejumlah politisi nasional. Salah satu contoh kasus perilaku politisi ?Tikus were given? Yang saat ini sedang menjadi trending topic ialah soal dugaan adanya uang mahar atau dana kampanye yang dihembuskan Sandiaga Uno. Kasus ini benar-benar membetot perhatian masyarakat dan terus-menerus diekspos media massa dan dikecam sejumlah netizen di sosial media. Di tengah-tengah memanasnya isu itu, sejumlah politisi dari parpol Demokrat, PAN, PKS dan Gerindra, beramai-ramai melakukan klarifikasi bantahan dengan mengatakan bahwa tidak ada politik mahar atau dana kampanye yang digelontorkan Sandiaga Uno. Benarkah?

Perintah Elit Parpol

Faktanya, Sandiaga Uno sudah mengakui bahwa uang satu triliun rupiah itu untuk PKS dan PAN sebagai dana kampanye pasangan capres dan cawapres Prabowo-Sandi. Tapi, uniknya, baik PKS maupun PAN menolak pengakuan Sandi dengan mengatakan bahwa sepeserpun mereka tidak menerima dana itu. Lebih parah lagi, Wasekjen Parpol Demokrat, Andi Arif secara gamblang membocorkan data itu ke publik atas perintah elit politik parpol Demokrat. Namun, sungguh disayangkan, lagi-lagi para elit politik parpol Demokrat membantah testimoni Andi Arif. Rakyat dibuat geram oleh drama kebohongan politik sejumlah politisi ?Tikus got? Ini. Di sisi lain Bawaslu masih diam atau mungkin saja takut untuk menelusuri dugaan dana kampanye yang dilakukan oleh beberapa elit politik tingkat tinggi ini. Lantas, dimana posisi Bawaslu?

Apapun namanya, (entah uang mahar atau dana kampanye) kalau sudah menyangkut politik transaksional yang berujung duit miliaran, maka ini jelas telah terindikasi melanggar hukum dan UU Pemilu. Bawaslu dan aparat hukum harus segera bertindak cepat untuk melakukan investigasi. Jika memang terbukti, maka sanksi hukum maupun administratif wajib segera dilayangkan terhadap pihak-pihak yang terlibat. Efek paling mengerikan dari drama politik transaksional ini ialah kehidupan berpolitik dan sistem demokrasi bangsa menjadi rusak dan hancur. Sejumlah politisi bermoral bejad dan bermental biadab yang masih berani melakoni politik transaksi harus segera ?Diamputasi? Hak-hak politiknya, bila terbukti bersalah.

Rakyat Cerdas

Benarkah rakyat pasif dengan gerak-gerik politisi ?Tikus got? Yang melakukan politik transaksional? Salah besar, bila politisi ?Tikus were given? Menilai rakyat pasif dan mudah dibohongi. Wahai para politisi ?Tikus got?, ketahuilah rakyat kini sudah cerdas dan paham betul dengan karakter sejumlah politisi, baik yang berkantor di Senayan atau yang duduk-duduk nyantai di kantor DPP parpol. Rakyat sangat tahu mana politisi yang jujur dan bersih dan mana politisi ?Tikus were given? Yang jorok, kotor, menjijikkan, pembual dan korup.

Sebagai wakil rakyat, sudah seharusnya seorang politisi memiliki rasa malu dan tanggung jawab sosial yang tinggi kepada rakyat. Bukankah gaji yang mereka lahap berasal dari uang rakyat? Sadarkah mereka bahwa status mereka sebagai anggota DPR atau elit parpol merupakan perpanjangan tangan sekaligus penyuara aspirasi rakyat? Alangkah biadabnya, bila sejumlah politisi secara transparan membohongi konstituennya, bahkan melakukan pengkhianatan keji dengan melakukan praktik politik uang.

Dugaan kasus mahar politik Sandiaga Uno menjadi salah satu sinyal bagi rakyat untuk segera berbenah diri dalam menyikapi politisi ?Tikus got? Yang secara perlahan tetapi pasti, mulai menggerogoti kepercayaan publik.

Modal Politik

Dalam berbagai literatur politik, banyak disebutkan bahwa kekuasaan politik tidak bisa diperoleh dengan cara-cara free of charge. Semua kekuasaan politik, mulai dari level bawah hingga level atas harus dibayar dengan sejumlah uang, harta benda atau bahkan wanita. Berprofesi sebagai aktor politik, bagi sebagian politisi, sama saja dengan melakukan perjudian. Ikut terlibat dalam pertaruhan judi politik menjadi salah satu metode yang paling efektif untuk meraih kekuasaan.

Tak ada yang istimewa dalam judi politik. Metodenya hampir sama dengan para penjudi kelas kakap di Las Vegas, Amerika Serikat. Politik butuh modal besar. Besarnya modal yang dikeluarkan oleh para politisi ditargetkan harus kembali utuh atau bahkan lebih besar ratusan kali lipat dari modal awal, bila mereka berhasil menggenggam jabatan politik. Dari sinilah rantai atau jaringan korupsi mulai mereka bangun untuk kepentingan pribadi. Buktinya, hingga saat ini masih ada saja pejabat negara dan anggota DPR yang terkena OTT KPK.

Korupsi dan Judi politik merupakan dua hal yang berbeda. Namun, satu tujuan yaitu meraup keuntungan materi yang sebesar-besarnya, kalau perlu melebihi modal yang telah dikeluarkan. Umumnya, perilaku judi politik merupakan proses awal untuk menuju tindak pidana korupsi. Kalau politik judi terus-menerus dilakoni oleh sejumlah politisi nasional, maka bangsa ini jangan pernah berharap bahwa Indonesia akan bebas dari korupsi.

Di sisi berbeda, peran seorang politisi jujur dan bersih di DPR maupun di parpol, dari hari ke hari eksistensinya semakin memudar. Mereka kalah oleh manuver licik para politisi ?Tikus were given?. Politisi jujur dan bersih kalah populer di mata publik, bahkan terkadang luput dari pantauan media massa karena tekanan score berita. Ada sebuah perumpamaan istimewa yang pantas disematkan kepada politisi jujur dan bersih di republik ini yaitu, ?Politisi jujur dan bersih, bagaikan seekor merpati yang tak pernah ingkar janji?.

BACA JUGA:

Kongkow Imajiner Dengan Tommy Soeharto, Dukung Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi Akan Tembak Mati Teroris Medsos

Sambil Ngeteh Imajiner, Jokowi Ngomongin Cawapres Ke Saya

?Masturbasi? Politik Ala Poros Ketiga (Kalau Terbentuk Lho!)

Politik ?Bercumbu? SBY Dan Prabowo Bikin PAN Dan PKS ?Terangsang?

Prabowo Berkhianat? Retak Sudah!

Menonton ?Dagelan? Politik SBY Di Panggung Kubu Oposisi

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

indonesiacomment_official

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Selamat sruput teh tubruk bro…[ wawan Kuswandi ]

Tuesday, June 9, 2020

[ FIKSI ] Matrais Bocorkan Info Rahasia Malaikat, Capres Prasowo Sugianto Tak Lolos Tes Kesehatan

Ancaman politisi senior sekaligus ahli klenik Ahmat Rais (biasa disapa Matrais) yang akan menggelar people power karena hasil pilpres di negeri Melayunesia tahun 2019 ini dinilainya curang, ngak digubris rakyat. Belum lama ini, Matrais juga buat pernyataan heboh, dia membocorkan info rahasia dari malaikat langit ketujuh soal tidak lolosnya capres 02 Prasowo Sugianto dalam tes kesehatan.

Usai sholat Jum’at di mesjid daerah Kampung Sawah, saya bersama Matrais berjalan kaki menuju restoran padang ‘Nikmat Rasonyo’ untuk makan siang. Matrais mau nraktir saya. Selang sekitar 10 menit, kami sudah sampai di restoran. Pengunjung nampak ramai. Kami terpaksa duduk di pojok karena di sana masih ada dua kursi kosong dengan satu meja kecil yang sudah kumel. Tak perlu berlama-lama, Saya langsung pesan nasi rendang, sayur daun singkong plus teh tawar panas. Matrais pesan nasi gulai kikil, terong balado plus teh manis anget. Sambil nunggu pesanan, saya dan Matrais kongkow santai seputar kontestasi pilpres 2019.

EPISODE DUA

Dengan suara setengah berbisik Matrais bilang bahwa tiga hari lalu dia mendapat info rahasia A1 dari malaikat langit ke tujuh bahwa sebenarnya capres 02 Prasowo Sugianto tak lolos tes kesehatan. Info dari malaikat itu, kata Matrais, diterimanya saat dia ikut Musyawarah Langit dengan 1000 malaikat di istana mewah yang berada di langit lapis pertama.

“Bung Wawan kaget yaa…,” kata Matrais. Saya jawab biasa aja dan ngak terkejut. Matrais pernah cerita kepada saya bahwa dia adalah satu-satunya manusia di jagat raya yang dipercaya malaikat untuk menerima info rahasia dari Tuhan. Jadi, info Matrais pasti bukan hoaks.

Matrais melanjutkan ceritanya. Menurut medical record rumah sakit, syaraf motorik di batang otak capres 02 Prasowo Sugianto terkena kanker ganas. Itulah yang membuat Prasowo gampang marah alias emosional dan daya nalarnya menurun drastis. Lebih jauh Matrais bilang, wajah Prasowo jika diperhatikan dari dekat tampak sisi kanan bibirnya tertarik ke atas alias menyon, cara jalannya kaku seperti robot. Prasowo juga terus menggerak-gerakkan anggota tubuhnya karena itu merupakan bentuk terapi yang dianjurkan dokter spesialis syaraf otak di Rumah Sakit Welas Asih (RSWA). Dalam bahasa gampangnya Prasowo terserang stroke ringan. Namun, Prasowo terpaksa diloloskan tim dokter sebagai capres karena untuk menghindari tekanan politik empat parpol pengusung Prasowo.

EPISODE TIGA

Salah satu elit politik pengusung Prasowo dari parpol Demokratik yaitu Soebagio Bambang Yudhianto (SBY) tahu betul bahwa Prasowo stroke ringan, makanya SBY menolak pencapresan Prasowo dan dia meminta agar anaknya yakni Adhi Himawan Yudhianto (AHY) yang jadi capres dan Prasowo cawapresnya. Namun, permintaan SBY ditolak elit politik Partai Kembang Setaman (PKS) dan elit politik partai Gorindra. Waktu itu, Partai Antar Nusa (PAN) ngak punya sikap politik yang jelas terhadap Prasowo.

Dampak dari ditolaknya AHY jadi capres membuat Prasowo sangat khawatir karena bisa saja parpol Demokratik membelot ke kubu capres 01 Baidowi. Akhirnya, Prasowo menjanjikan AHY jabatan Menteri Pertahanan bila Prasowo menang. Prasowo juga membujuk parpol PAN agar ikut berkoalisi dengannya. Prasowo menjanjikan Ketua Umum PAN menduduki posisi Menkopolhukam.

EPISODE EMPAT

“Kenapa elit parpol Gorindra dan PKS tetap ngotot Prasowo nyapres ?” Tanya saya. Matrais diam sejenak sembari menghela nafas dalam-dalam.

“Nah disinilah strategi PKS. Sebenarnya, Prasowo menyadari bahwa dirinya tidak layak nyapres karena kondisi fisik dan jiwanya yang sangat labil. Itulah yang menyebabkan Prasowo menunda-nunda untuk mendeklarasikan dirinya sebagai capres. Prasowo sempat menolak. Namun, karena tekanan keras dari elite parpol PKS dan Gorindra, akhirnya terpaksa Prasowo mau juga nyapres. Agar manuver politik PKS berjalan lancar, Prasowo diinstruksikan untuk tidak mikirin cara kampanye. Prasowo hanya diperintahkan mengumbar pernyataan-pernyataan yang bersifat kontroversial. Tujuannya untuk merusak nama baik capres 01 Baidowi dan para pendukungnya,”ungkap Matrais.

Matrais juga menuturkan, PKS dan PAN yakin bahwa Prasowo akan mengalami tekanan emosional dari rakyat akibat pernyataannya yang kontroversial. Ujung-ujungnya, stroke Prasowo kambuh lagi dan dipastikan lebih parah. Strategi berikutnya, PKS dan Gorindra akan mendorong cawapres Fandi Eno untuk menggantikan posisi Prasowo sebagai capres dan wapresnya diserahkan kepada elit politik PKS. Di sini Fandi Eno dijadikan boneka dan hanya dikuras duitnya saja. Strategi politik ‘musuh dalam selimut’ PKS ini tidak disadari oleh elit politik parpol PAN, Demokratik dan Gorindra. Kalau Prasowo menang, maka PKS akan dengan leluasa merekayasa kebijakan politik dengan mengubah semua Undang-Undang dan ideologi negara dengan ajaran agama radikal. Dalam melakukan gerakan ini, PKS mendapat dukungan penuh dari gerombolan aliran agama garis keras, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Ini kalau Prasowo menang lho yaa, makanya mesin partai PKS ngotot dan terus menjalin komunikasi intensif dengan gerombolan aliran agama garis keras yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,” tandas Matrais

?Kalau Prasowo kalah gimana?? Tanya saya.

?Yaaa?Kalau Prasowo kalah, semuanya gagal general. Elit politik di sekitar Prasowo termasuk saya sudah merencanakan buron alias kabur keluar negeri,? Ungkap Matrais.

“Lho kenapa kabur?” Kata saya penasaran. Menurut Matrais, rekam jejak elit politik empat parpol pengusung Prasowo yang terlibat dalam berbagai kasus korupsi, memprovokasi intoleransi serta melanggar UU ITE sudah masuk listing Polri. Kalau mereka tidak kabur akan disapu bersih oleh capres 01 Baidowi.

Obrolan terhenti karena makanan sudah tersaji. Sebelum makan, Matrais berdoa. Setelah itu kami langsung menyantap masakan Padang dengan lahap. Sedaaap brooo

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

@INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa