Showing posts with label Sandiaga Uno. Show all posts
Showing posts with label Sandiaga Uno. Show all posts

Sunday, June 28, 2020

Manuver Anies-Sandi Pancing Jokowi Gagal Total, Warganet Waspadalah!

Sejumlah tindakan mereka (Anies-Sandi) yang mendapat kecaman itu diantaranya ialah penataan pasar Tanah Abang yang tidak jelas juntrungannya, adanya area rumput di perbatasan trotoar dan bahu jalan di zona Thamrin-Sudirman, penutupan kali object dengan jaring, memecat lima Walikota Jakarta dengan pesan WA, rencana pembongkaran jembatan penyebrangan orang (JPO) di depan patung Selamat Datang Thamrin-Sudirman, pemasangan bendera merah putih menyambut Asian Games 2018 dengan memakai bambu dan sejumlah janji kampanyenya yang tidak ditepati.

Tahukah mas bro…? Menurut dugaan saya, semua tindakan itu memang sengaja dilakukan Anies-Sandi untuk memancing intervensi Presiden Jokowi. Bila Jokowi terpancing, otomatis Anies-Sandi akan mendapatkan ‘teguran’ dari RI 1. Jadi, Intervensi Jokowi memang menjadi sasaran dan target utama Anies-Sandi. Tujuannya untuk merusak nama baik Jokowi di Asian Games 2018 dan menjelang pilpres 2019.

Saya menduga, sedikitnya ada tujuh (7) tujuan yang ingin dicapai Anies-Sandi ketika membuat kebijakan provokatif yaitu :

1. Anies-Sandi ingin memancing intervensi Jokowi.

2. Anies-Sandi ingin memancing reaksi negatif Menteri Dalam Negeri.

3. Anies-Sandi ingin mengganggu kenyamanan pelaksanaan Asian Games 2018.

4. Anies-Sandi ingin memancing emosi warga Jakarta.

Five. Anies-Sandi ingin mengeruhkan suasana pendaftaran capres dan cawapres Agustus 2018.

6. Anies-Sandi ingin menciptakan suasana tidak kondusif Asian Games 2018 dan pilpres 2019.

7. Anies-Sandi bermaksud merekayasa konfik wacana antara pendukungnya dengan kelompok yang anti terhadapnya.

Muara akhir dari grand design Anies-Sandi ini ialah mereka ingin kelompok yang pro Anis dan Anti Jokowi bisa menguasai Jakarta dan memenangkan pilpres 2019 mendatang. Saya sangat berharap dugaan saya ini salah besar.

Namun, sayangnya semua tindakan ?Nyeleneh? Anies-Sandi untuk memancing intervensi Jokowi dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Cahyo Kumolo, gagal total. Justru yang terjadi adalah Jokowi tetap fokus kerja membangun bangsa dan negara. Mendagri tetap menjalankan tugasnya. Saya yakin Anies-Sandi pasti uring-uringan karena jebakan ?Betmen? Yang mereka lakukan ?Dicuekin? Jokowi, Mendagri dan warga Jakarta.

Memang harus diakui ada sebagian kecil warganet yang masuk jebakan ?Betmen? Anies-Sandi. Tapi itu tak memiliki pengaruh apapun. Kalau boleh mengingatkan, saya berharap semua warga Jakarta dan warganet untuk tidak emosional dan sensitif ketika menanggapi kebijakan Anies-Sandi. Percayalah, kebenaran pasti akan bicara pada saat dan waktu yang tepat. Salam.

BACA JUGA:

?Masturbasi? Politik Ala Poros Ketiga (Kalau Terbentuk Lho!)

Kongkow Imajiner Dengan Tommy Soeharto, Dukung Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi Akan Tembak Mati Teroris Medsos

Duel Hastag Simbol Masyarakat Irasional

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Friday, June 26, 2020

Dugaan Mahar Politik Sandiaga Uno, Sebuah Pengkhianatan Demokrasi?

Tak akan pernah Anda temui pengakuan jujur dari seorang politisi. Tampaknya, berkata bohong sudah menjadi keharusan bagi seorang politisi. Seorang politisi akan dinilai cerdas, bila pandai membohongi publik dengan mengatasnamakan rakyat. Saya lebih suka menyebut politisi pembual sebagai politisi ?Tikus were given?.

Sejumlah Politisi, baik yang duduk di kursi Senayan maupun bercokol di parpol, saat ini perilakunya nyaris mirip dengan gerak-gerik ?Tikus got?. Biasanya, kumpulan ?Tikus got? Gemar dengan lingkungan yang kotor, jorok dan menjijikkan. Bila ?Tikus got? Mati, baunya teramat menyengat dan sangat mengganggu pernapasan orang yang mengendusnya.

Sekarang ini, sebagian besar pola perilaku ?Tikus got?, telah ditiru oleh sejumlah politisi nasional. Salah satu contoh kasus perilaku politisi ?Tikus were given? Yang saat ini sedang menjadi trending topic ialah soal dugaan adanya uang mahar atau dana kampanye yang dihembuskan Sandiaga Uno. Kasus ini benar-benar membetot perhatian masyarakat dan terus-menerus diekspos media massa dan dikecam sejumlah netizen di sosial media. Di tengah-tengah memanasnya isu itu, sejumlah politisi dari parpol Demokrat, PAN, PKS dan Gerindra, beramai-ramai melakukan klarifikasi bantahan dengan mengatakan bahwa tidak ada politik mahar atau dana kampanye yang digelontorkan Sandiaga Uno. Benarkah?

Perintah Elit Parpol

Faktanya, Sandiaga Uno sudah mengakui bahwa uang satu triliun rupiah itu untuk PKS dan PAN sebagai dana kampanye pasangan capres dan cawapres Prabowo-Sandi. Tapi, uniknya, baik PKS maupun PAN menolak pengakuan Sandi dengan mengatakan bahwa sepeserpun mereka tidak menerima dana itu. Lebih parah lagi, Wasekjen Parpol Demokrat, Andi Arif secara gamblang membocorkan data itu ke publik atas perintah elit politik parpol Demokrat. Namun, sungguh disayangkan, lagi-lagi para elit politik parpol Demokrat membantah testimoni Andi Arif. Rakyat dibuat geram oleh drama kebohongan politik sejumlah politisi ?Tikus got? Ini. Di sisi lain Bawaslu masih diam atau mungkin saja takut untuk menelusuri dugaan dana kampanye yang dilakukan oleh beberapa elit politik tingkat tinggi ini. Lantas, dimana posisi Bawaslu?

Apapun namanya, (entah uang mahar atau dana kampanye) kalau sudah menyangkut politik transaksional yang berujung duit miliaran, maka ini jelas telah terindikasi melanggar hukum dan UU Pemilu. Bawaslu dan aparat hukum harus segera bertindak cepat untuk melakukan investigasi. Jika memang terbukti, maka sanksi hukum maupun administratif wajib segera dilayangkan terhadap pihak-pihak yang terlibat. Efek paling mengerikan dari drama politik transaksional ini ialah kehidupan berpolitik dan sistem demokrasi bangsa menjadi rusak dan hancur. Sejumlah politisi bermoral bejad dan bermental biadab yang masih berani melakoni politik transaksi harus segera ?Diamputasi? Hak-hak politiknya, bila terbukti bersalah.

Rakyat Cerdas

Benarkah rakyat pasif dengan gerak-gerik politisi ?Tikus got? Yang melakukan politik transaksional? Salah besar, bila politisi ?Tikus were given? Menilai rakyat pasif dan mudah dibohongi. Wahai para politisi ?Tikus got?, ketahuilah rakyat kini sudah cerdas dan paham betul dengan karakter sejumlah politisi, baik yang berkantor di Senayan atau yang duduk-duduk nyantai di kantor DPP parpol. Rakyat sangat tahu mana politisi yang jujur dan bersih dan mana politisi ?Tikus were given? Yang jorok, kotor, menjijikkan, pembual dan korup.

Sebagai wakil rakyat, sudah seharusnya seorang politisi memiliki rasa malu dan tanggung jawab sosial yang tinggi kepada rakyat. Bukankah gaji yang mereka lahap berasal dari uang rakyat? Sadarkah mereka bahwa status mereka sebagai anggota DPR atau elit parpol merupakan perpanjangan tangan sekaligus penyuara aspirasi rakyat? Alangkah biadabnya, bila sejumlah politisi secara transparan membohongi konstituennya, bahkan melakukan pengkhianatan keji dengan melakukan praktik politik uang.

Dugaan kasus mahar politik Sandiaga Uno menjadi salah satu sinyal bagi rakyat untuk segera berbenah diri dalam menyikapi politisi ?Tikus got? Yang secara perlahan tetapi pasti, mulai menggerogoti kepercayaan publik.

Modal Politik

Dalam berbagai literatur politik, banyak disebutkan bahwa kekuasaan politik tidak bisa diperoleh dengan cara-cara free of charge. Semua kekuasaan politik, mulai dari level bawah hingga level atas harus dibayar dengan sejumlah uang, harta benda atau bahkan wanita. Berprofesi sebagai aktor politik, bagi sebagian politisi, sama saja dengan melakukan perjudian. Ikut terlibat dalam pertaruhan judi politik menjadi salah satu metode yang paling efektif untuk meraih kekuasaan.

Tak ada yang istimewa dalam judi politik. Metodenya hampir sama dengan para penjudi kelas kakap di Las Vegas, Amerika Serikat. Politik butuh modal besar. Besarnya modal yang dikeluarkan oleh para politisi ditargetkan harus kembali utuh atau bahkan lebih besar ratusan kali lipat dari modal awal, bila mereka berhasil menggenggam jabatan politik. Dari sinilah rantai atau jaringan korupsi mulai mereka bangun untuk kepentingan pribadi. Buktinya, hingga saat ini masih ada saja pejabat negara dan anggota DPR yang terkena OTT KPK.

Korupsi dan Judi politik merupakan dua hal yang berbeda. Namun, satu tujuan yaitu meraup keuntungan materi yang sebesar-besarnya, kalau perlu melebihi modal yang telah dikeluarkan. Umumnya, perilaku judi politik merupakan proses awal untuk menuju tindak pidana korupsi. Kalau politik judi terus-menerus dilakoni oleh sejumlah politisi nasional, maka bangsa ini jangan pernah berharap bahwa Indonesia akan bebas dari korupsi.

Di sisi berbeda, peran seorang politisi jujur dan bersih di DPR maupun di parpol, dari hari ke hari eksistensinya semakin memudar. Mereka kalah oleh manuver licik para politisi ?Tikus were given?. Politisi jujur dan bersih kalah populer di mata publik, bahkan terkadang luput dari pantauan media massa karena tekanan score berita. Ada sebuah perumpamaan istimewa yang pantas disematkan kepada politisi jujur dan bersih di republik ini yaitu, ?Politisi jujur dan bersih, bagaikan seekor merpati yang tak pernah ingkar janji?.

BACA JUGA:

Kongkow Imajiner Dengan Tommy Soeharto, Dukung Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi Akan Tembak Mati Teroris Medsos

Sambil Ngeteh Imajiner, Jokowi Ngomongin Cawapres Ke Saya

?Masturbasi? Politik Ala Poros Ketiga (Kalau Terbentuk Lho!)

Politik ?Bercumbu? SBY Dan Prabowo Bikin PAN Dan PKS ?Terangsang?

Prabowo Berkhianat? Retak Sudah!

Menonton ?Dagelan? Politik SBY Di Panggung Kubu Oposisi

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

indonesiacomment_official

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Selamat sruput teh tubruk bro…[ wawan Kuswandi ]

Thursday, June 25, 2020

Selalu Ngomong Emak-emak, Ada Apa Dengan Sandiaga Uno? (Sebuah Renungan)

Namun sayangnya, efek dari proses gombalisasi Sandi ini tidak sehebat rayuan maut yang digelontorkannya. Faktanya, rayuan gombal Sandi hanya mampu menembus sebagian kecil mahmud dan kelompok milenial berpendidikan rendah. Mereka yang mengidolakan Sandi, umumnya lebih cenderung bersikap emosional dalam mengambil keputusan politik.

Gombalisasi yang dikucurkan Sandi dalam tataran mikro, diantaranya soal tempe. "Tempe tipisnya udah hampir sama dengan kartu ATM," kata Sandi di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seperti dikutip DetikNews, Jumat 7 September 2018.

Soal cabe, di sejumlah media massa Sandi mengatakan bahwa dengan uang Rp100 ribu, ibu-ibu hanya bisa membeli bawang dan cabai saja. (TribunNews.Com, 7 September 2018). Sebelumnya, bakal cawapres Prabowo ini mengeritik harga telur di Jakarta yang melonjak hingga tembus Rp28.000 in keeping with kilogram. "Kami sangat khawatir karena ini adalah imported inflation yang diakibatkan oleh menguatnya US Dollar," kata Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, seperti ditulis detikfinance, 12 Juli 2018.

Sandi juga mengaku menerima keluhan dari emak-emak ketika blusukan ke lapangan. "Kita punya solusi, kemarin di DKI kita menghadirkan solusi untuk emak-emak, kita amankan pasokan, kita sederhanakan rantai distribusi dan kita buat sistem distribusinya terbuka dan berkeadilan, dengan itu harga-harga di Jakarta terjangkau," kata Sandi di sebuah kafe di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, seperti diberitakan Merdeka.Com, 17 Agustus 2018.

Dalam tataran makro, Sandi menilai merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar karena lemahnya sistem perekonomian nasional. Sandi pun bergegas menukarkan 1.000 US dolar miliknya di gerai cash changer Dua Sisi di kawasan Plaza Senayan, Kamis, 6 September 2018. Saat itu Sandi mengatakan, para politikus seperti dirinya perlu menukarkan dolar miliknya ke rupiah sebagai solusi dari anjloknya rupiah.

Sandi mengklaim, baru kali itu dia menukarkan dolar miliknya ke rupiah secara besar-besaran. Sampai saat ini, forty persen aset dolarnya sudah ia tukarkan dan overall asetnya yang masih dalam bentuk rupiah sebanyak ninety five persen, seperti dilansir pace.Co, tanggal 6 September 2018.

Hasil Survey LSI

Sampai hari ini, manuver gombalisasi Sandi terhadap emak-emak, hasilnya biasa-biasa saja. Menurut laporan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, justru pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin berhasil unggul di kalangan muslim, nonmuslim, wong cilik, pemilih emak-emak dan milenial.

"Skor 5-1 untuk keunggulan Jokowi-Ma'ruf pasca pendaftaran capres-cawapres," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby di Kantornya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 21 Agustus 2018 lalu.

Di segmen emak-emak, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 50,2 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi 30,0 persen. Di kalangan milenial Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi dengan 50,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 31,eight persen. Survei LSI ini dilakukan dengan metode multistage random sampling pada 1.Two hundred responden sejak tanggal 12-19 Agustus 2018. Metode wawancara tatap muka juga dilakukan dengan margin of error kurang lebih 2,nine persen, seperti dikutip dari Liputan6.Com, 21 Agustus 2018.

Rekam Jejak Sandi

Sandi boleh-boleh saja ?Ngegombal? Kepada emak-emak. Cuma sayangnya, Sandi belum mampu melihat secara kritis, apakah gombalannya itu efektif dalam menggaet emak-emak?

Terlepas dari banyaknya rayuan gombal yang dilakoni Sandi, faktanya sosok cawapres ini, pernah juga diduga kuat terlibat dalam sejumlah skandal yang sempat membuat heboh publik. Namun, dugaan skandal itu tak berlanjut dan menguap tanpa jejak. Adapun, beberapa skandal yang diduga melibatkan Sandiaga Uno antara lain:

Panama Papers

Nama Sandiaga Uno muncul dalam bocoran dokumen Panama Papers bersama sejumlah tokoh Indonesia lainnya. Nama Sandi disebut dua kali sebagai "Sandiaga Salahudin Uno" dan "Sandiaga Uno". Sebanyak 11 juta dokumen klien milik kantor hukum Mossack Fonseca, di Panama bocor ke tangan publik dan menggemparkan dunia. Dalam Dokumen itu disebutkan sejumlah kalangan global terlibat skandal pajak dan pencucian uang.

Laporan ini merupakan hasil kolaborasi investigasi International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), Paradise Papers. Sandiaga Uno menjadi salah satu dari 2.961 nama dalam dokumen itu. Sandi tercatat sebagai direktur dan pemegang saham Goldwater Company Limited, Attica Finance Ltd, Pinfefields Holdings Limited, Velodrome Worldwide, Sun Global Energy Inc, Finewest Capital Ventures Ltd, Alberta Capital Partners Ltd, Mac-Pacific Capital Inc, Netpoint Investments Ltd, dan Fleur Enterprises Ltd. Perusahaan-perusahaan itu beralamat di British Virgin Island dan Seychelles dan terdaftar menjadi klien Mossack Fonseca antara tanggal 1 Juli 2002 sampai 28 Mei 2009.

Sandi membenarkan bahwa PT Saratoga Investama Sedaya Tbk adalah perusahaan yang ia pimpin sebelum terjun ke politik dan dia memiliki sejumlah perusahaan offshore seperti yang disebutkan dalam dokumen Panama Papers. "Dalam proses investasi itu, sangat lazim menggunakan fasilitas firma hukum di luar. Saya bisa pastikan tidak ada hukum yang dilanggar. Kewajiban pajak selalu dipenuhi selama saya pimpin," kata Sandi di Jakarta, seperti diberitakan Tribun News, Selasa five April 2016. Entah kenapa, pihak Kementerian Keuangan, BPK dan kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak tidak menindaklanjuti dugaan kasus penggelapan pajak ini.

Dewi Persik

Sandiaga Salahudin Uno juga tersangkut dugaan kasus asusila dengan penyanyi dangdut goyang gergaji, Dewi Persik. Isu itu merebak ketika Sandi masuk bursa bakal calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Seperti dikutip Tribun Bali tanggal 17 Februari 2017 lalu, Sandi diduga kuat meminta dengan paksa penyanyi Dewi Persik untuk membuka bajunya saat mengisi sebuah acara di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali.Minggu, 20 Juli 2008. Saat itu, Sandi masih aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Atas peristiwa itu, Dewi Persik langsung memberikan klarifikasi melalui video yang sempat viral ke publik. Dalam video yang beredar di YouTube, Dewi Persik mengatakan dirinya pernah disuruh Sandiaga Uno untuk buka baju saat sedang perform di Bali. Akibat kejadian itu, kedua orangtua Dewi Persik menangis. ?Saya masih ingat karena siapapun orang yang membuat airmata kedua orangtua saya jatuh, saya pasti ingat,? Kata pedangdut yang akrab disapa Depe itu. Peristiwa itu dibenarkan oleh pengacara sensasional, Farhat Abbas.

Politisi PDIP, Adian Napitupulu juga menyinggung soal dugaan tuduhan pelecehan seksual Sandi yang dilakukannya terhadap Dewi Persik. Namun, sayangnya kader partai Gerindra itu tidak mau memberikan klarifikasi. Sandi malah menawarkan Adian untuk berkomunikasi secara langsung kepadanya, jika kader PDIP itu berminat mengetahui hal yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Dewi Persik. "Kita Japri (purple: jaringan pribadi) saja, private (dengan jalur pribadi), kita buatlah demokrasi yang sejuk," kata Sandi kepada Adian. Sampai hari ini, polisi tak pernah menyelidiki dan menginvestigasi secara mendalam dugaan skandal kasus asusila ini.

Mahar Politik

Dugaan kasus mahar politik Sandiaga Uno kepada PKS dan PAN sebesar Rp1 triliun, telah dibatalkan Bawaslu dengan alasan tidak ada bukti. Sebelumnya Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, dalam cuitan di akun Twitter resminya, menyebut mahar politik dari Sandi itu untuk dana kampanye PKS dan PAN. Mereka masing-masing mendapat jatah sebesar Rp500 miliar.

Tindakan Sandi ini dinilai melanggar UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 yang mengatur bahwa batas maksimal sumbangan dana kampanye dari perseorangan untuk partai maksimal sebesar Rp2,five miliar yang tercantum dalam pasal 327. Selain itu, dalam pasal 228 menyebut, parpol dilarang menerima imbalan dalam pencalonan presiden dan wakil presiden. Mengomentari isu ini, Sandi dalam beberapa kesempatan membantah telah memberi mahar politik kepada PAN dan PKS. (Tribun.Com. 6 September 2018).

Kasus mahar politik ini juga dilaporkan ke Bawaslu oleh Forum Pengawal Demokrasi Bersih, Rabu 15 Agustus 2018. Sebelumnya, Sekjen Rumah Relawan Nusantara Jokowi-Ma'ruf Amin, Fahmi Hakiem, juga sudah melaporkan kasus dugaan mahar politik itu. Namun, lagi-lagi kasus ini ?Sim salabim, abakadabra?, hilang tanpa bekas.

Dimana Posisi KPK?

Merespon isu mahar politik ini, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo memastikan KPK akan menyelidikinya. "Benar atau enggak, kita selidiki dululah," ujar Agus di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 15 Agustus 2018. Agus menyatakan pihaknya tidak akan ragu menjerat seorang penyelenggara negara jika terbukti melakukan praktik suap.

Dalam pandangan saya, semestinya dugaan pemberian mahar politik wajib diusut tuntas oleh KPK dengan tujuan untuk menghindari fitnah terhadap bakal cawapres. Jika terbukti benar, maka mahar politik itu sangat tidak etis dan menyalahi etika politik. Kalau Bawaslu tidak bisa menuntaskan dugaan mahar politik itu, maka sudah saatnya KPK dan polisi mengambilalihnya. Dimana posisi KPK terhadap kasus mahar politik ini?

OK OC Gagal

Sejumlah gerai OK OCE yang digagas Sandiaga Uno tutup. Program One Kecamatan, One Center for Entrepreneurship (OK OCE) ini, muncul ketika masa kampanye Pilkada DKI 2017 lalu, saat itu Sandi menjadi bakal cawagub Anies Baswedan. Penurunan omzet dan persaingan usaha menjadi faktor utama ditutupnya sejumlah gerai tersebut. Namun, Sandi membantah jika OK OCE disebut gagal. Menurutnya masih ada yang berhasil. Dalam pandangan saya, kegagalan OK OCE merupakan satu satu diantara sekian banyak kelemahan Sandi. OKE OCE hanya sekadar lip service untuk menarik simpati warga Jakarta agar memilihnya dalam pilgub DKI Jakarta. Sampai di sini rakyat, khususnya warga Jakarta mulai memahami bahwa wawasan ekonomi kerakyatan Sandi sangat lemah.

Memilih Pemimpin

Mencari sosok pemimpin dalam hal ini presiden dan wakil presiden, memang bukan hal yang mudah, tetapi juga tidak terlalu sulit. Salah satu faktor penyebab sulitnya mencari pemimpin di negeri ini ialah karena gagalnya sejumlah parpol dalam menciptakan kader pemimpin yang berkualitas secara ethical, intellectual, intelektual dan spiritual.

Rekam jejak seorang pemimpin bangsa atau negara sangatlah penting, terlebih lagi sosok calon presiden dan wakil presiden. Sosok presiden dan wakil presiden haruslah figur yang bersih, jujur, tegas, memiliki integritas terhadap negara, mempunyai loyalitas tinggi kepada rakyat. Namun faktanya, hanya sedikit sekali manusia Indonesia yang mampu memenuhi kriteria best di atas.

Persoalan mencari pemimpin yang best menjadi semakin sulit ketika parpol tidak serius memberikan edukasi politik yang baik dan benar kepada rakyat maupun kadernya. Selama ini, eksistensi parpol hanya melulu merebut kekuasaan yang berujung kepada kepentingan ekonomi belaka, sehingga muncul pemimpin-pemimpin yang koruptif dan selalu melihat kekuasaan sebagai alat kepentingan parpol semata, bukan sebagai suara rakyat.

Seharusnya parpol sebagai kepanjangan tangan rakyat, wajib menunjukkan sikap dan perilaku yang berkualitas dan berperan aktif sebagai alat politik rakyat untuk membawa negara ini menjadi lebih sejahtera, damai, nyaman, aman dan tentram. Mungkinkah ini terjadi? Hanya waktu dan Tuhan yang bisa menjawabnya. Mari kita renungkan bersama. [ wawan kuswandi ]

Salam sruput teh tubruk bro dan sis....

BACA JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Id

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

indonesiacommentofficial

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

.

Wednesday, June 17, 2020

Debat Perdana Capres Tak Menarik, Mengecewakan!

Debat perdana capres-cawapres yang digelar TV nasional, Kamis malam (17 Januari 2019) kemarin, tidak ada yang menarik alias biasa-biasa saja dan mengecewakan. Dua paslon tampak seperti sales iklan obat kuat di TV buying.

Mungkin ini terjadi karena kedua paslon sangat tegang dan terlalu berhati-hati, akibatnya, penjabaran misi dan visi software tidak memukau penonton di studio maupun di rumah.

Ketika memasuki proses tanya-jawab, kedua paslon terlihat kaku. Hampir semua pernyataan, pertanyaan dan jawaban kedua paslon tidak menyentuh persoalan sosial yang dihadapi rakyat. Kedua paslon cenderung hanya melemparkan satu atau dua contoh kasus hukum, tapi minim data dan fakta. Dalam sesi tanya-jawab, jelas terlihat kedua paslon sangat gagap dan gugup. Gaya bicara mereka terbata-bata dan terputus-putus. Ada kesan, kedua paslon takut salah dalam menjawab pertanyaan atau membuat pernyataan. Debat capres menjelma menjadi stand up komedi yang tidak lucu dan miskin substansi masalah kebangsaan.

Padahal, sebelumnya sejumlah pengamat politik menilai, aroma debat capres ini akan ketat dan keras mengisi panggung debat, namun faktanya sangat jauh dari ekspektasi publik. Kedua paslon gagal menarik simpati rakyat serta gagal memaparkan secara kongkret misi dan visi yang ditawarkan.

Kakunya Moderator

Peran Ira Kusno dan Imam Priyono sebagai moderator menjadi salah satu faktor yang membuat debat capres ini tidak menarik dan tegang. Gaya Ira Kusno mirip guru TK yang selalu ?Bawel? Menyuruh anak-anak didiknya untuk tertib. Gaya Ira Kusno menjemukkan dan memuakkan.

Seharusnya, Ira kusno pandai bermain kata dan kalimat untuk mencairkan suasana menjadi segar sekaligus membuat dua paslon bergairah dalam perdebatan. Sedangkan Imam Priyono yang beberapa kali melakukan kesalahan (salah satunya kata terorisme menjadi nepotisme), tampak hanya menjadi pelengkap penderita Ira kusno yang mendominasi acara debat.

Warganet pantas kecewa berat terhadap moderator dan kedua paslon peserta debat. Ratusan ungkapan kecaman dan ejekan mulai dari yang lucu hingga emosional mewarnai laman sosial media. Harapan warganet akan munculnya ?Konflik panas? Dalam perdebatan, tidak ada sama sekali. Semua komentar warganet di sosial media sangat menggelitik dan tentu saja menjadi tinjauan kritis terhadap acara debat capres.

Sesungguhnya, rakyat membutuhkan substansi komprehensif atas program (hukum, korupsi, terorisme dan HAM) dari masing-masing paslon. Sayangnya yang muncul dalam debat hanyalah sebentuk pidato singkat yang sedikit makna. Padahal, debat capres merupakan salah satu cara terbaik bagi rakyat untuk menilai paslon pilihannya.

Publik juga ingin tahu apa program yang ditawarkan paslon soal penanganan hoaks, fitnah dan ujaran kebencian di sosial media yang dikaitkan dengan bidang hukum. Begitu juga soal kasus HAM, terorisme dan korupsi. Lagi-lagi, kedua paslon hanya mengumbar kalimat ringan dan kurang makna.

Semestinya, baik Jokowi maupun Prabowo mampu mengupas secara mendalam semua persoalan yang dialami oleh publik. Kedua paslon sangat minim fakta, information dan kasus-kasus kongret soal hukum, terorisme, HAM dan korupsi. Mereka juga lupa atau mungkin saja tidak menguasai berbagai UU yang berhubungan dengan tema debat.

Contohnya ialah ketika berbicara soal mencegah serangan teroris dan radikalisme, Prabowo hanya bilang adanya campur tangan dari luar negeri, tapi dia tidak merinci secara detail siapa itu pihak luar negeri dan tidak menjelaskan UU yang terkait dengan terorisme. Ada kesan Prabowo asal ngomong saja. Prabowo tampak tak menguasai masalah terorisme zaman now dan UU Anti Terorisme.

Begitu juga dengan Jokowi, ketika dia membeberkan kasus operasi plastik Ratna Sarumpaet, Jokowi hanya memberikan gambaran umum seperti diberitakan media massa. Seharusnya Jokowi menjelaskan secara detail pasal-pasal dalam KUHP dan UU ITE yang terkait dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Baik Jokowi maupun Prabowo, mereka tidak mengupas secara penuh masalah-masalah yang berhubungan dengan keterlibatan militer dalam memerangi terorisme dan masa depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Debat perdana capres sangat sedikit sekali memberi referensi kepada publik untuk menentukan sikap politiknya dalam pilpres 2019 mendatang.

Elektabilitas Paslon

Hasil debat perdana jelas tidak akan mampu mengatrol elektabilitas kedua paslon. Padahal, ajang debat capres ini menjadi peluang terbuka bagi kedua paslon untuk mengatrol Elektabilitasnya. Kelompok milenial di pinggiran kota maupun perkotaan juga kecewa berat karena harapan mereka tidak terpenuhi. Mereka hanya disuguhkan ?Ocehan-ocehan? Politik kedua paslon dalam debat itu.

Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa suara milenial tidak akan berpengaruh bagi kedua paslon yang akan berkontestasi. Namun, tidak dapat dipungkiri, setelah melihat hasil debat capres, kelompok milenial mungkin akan mempertegas sikap mereka untuk golput (menolak ikut nyoblos) karena mereka menilai kedua paslon tidak menyentuh kepentingan milenial.

Dalam sesi terakhir, kedua paslon tidak memberikan apresiasi antarmereka, walaupun moderator sudah memberikan kesempatan. Tampaknya, tim sukses dari kedua kubu paslon harus mengajarkan para paslon untuk berani dan belajar saling mengapresiasi dan menghormati antarsesama paslon usai debat sebagai wujud sportivitas kontestasi. Tapi sabar dulu, kita tunggu saja debat capres berikutnya. Salam seruput teh tubruknya kawan?

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Id

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

Indonesiacommentofficial

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

ICTV YouTube

foto: istimewa

Saturday, June 13, 2020

Debat Cawapres: Kiai Ma’ruf Faktual, Sandi Konseptual

Sejujurnya, saya sebenarnya tidak tertarik untuk menyaksikan siaran langsung acara debat cawapres yang ditayangkan Televisi. Bagi saya tidak ada yang istimewa dalam debat cawapres.

Buat saya, persoalan penting dalam debat cawapres bukan terletak pada temanya (pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya). Baik, kiai Ma’ruf maupun Sandi tidak akan mempunyai banyak waktu untuk menjabarkan tema-tema itu secara komprehensif karena keterbatasan waktu.

Mungkin rakyat juga tidak akan fokus pada tema debat. Justru, rakyat lebih butuh penjabaran sederhana tentang apa yang akan disampaikan kiai Ma’ruf dan Sandi, terutama menyangkut program yang berkaitan dengan soal kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Merangkul Keyakinan Publik

Kunci keunggulan debat ini ialah bagaimana seorang kiai Ma’ruf maupun Sandi mampu merangkul sekaligus meyakinkan umat muslim dan publik bahwa mereka benar-benar pro rakyat walaupun berbeda kubu dalam kontestasi pilpres 2019.

Saya juga penasaran ingin mengetahui sampai sejauh mana peran kiai Ma’ruf yang selama ini disimbolkan sebagai representasi muslim dan ulama dapat mengungkapkan secara tepat bahwa dirinya benar-benar mewakili umat muslim. Peran kiai Ma’ruf dalam debat ini tampaknya bertujuan untuk mendorong umat muslim agar lebih percaya kepada Jokowi. Jadi, adanya tudingan bahwa kiai Ma’ruf hanya sebagai pelengkap atau peredam konflik seputar SARA jelas salah besar.

Di sisi lain, Sandi Uno yang selama ini diklaim sebagai figurnya emak-emak dan kalangan milenial, kredibilitasnya juga dipertaruhkan dalam debat cawapres. Bila saja Sandi berhasil meyakinkan emak-emak dan kelompok milenial, maka elektabilitas Prabowo mungkin akan terdongkrak.

Berdasarkan sejumlah pertimbangan di atas, akhirnya saya mengambil keputusan untuk menonton acara debat cawapres. Dengan ditemani secangkir kopi pait, sebatang rokok kretek dan dua potong tempe mendoan, saya pun menikmati jalannya debat antara kiai Ma’ruf dan Sandi dengan rileks.

Sandi Tak Realistis

Dalam segmen visi-misi, kiai Ma’ruf sangat jelas mengungkapkan tiga program kartu sakti dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan Sandi menegaskan bahwa Prabowo-Sandi akan menghapus program Ujian Nasional (UN) dan diganti dengan program penelusuran minat dan bakat siswa. Sandi juga yakin bahwa program OK OC secara nasional akan bisa membantu memperluas lapangan pekerjaan. Sayangnya, Sandi tidak menjelaskan secara teknis soal penghapusan UN dan penerapan program OK OC secara nasional. Sandi sangat tidak realistis.

Ketika memasuki segmen tanya-jawab panelis mengenai pendidikan dan kesehatan, kiai Ma’ruf menegaskan bahwa dana riset akan ditingkatkan dan Jokowi-Ma’ruf akan membentuk Badan Riset Nasional karena hasil riset akan sangat memajukan bangsa. Sementara itu Sandi menegaskan akan mensinergikan antara lembaga pendidikan dengan lembaga riset. Menurut Sandi antara lembaga riset dengan lembaga pendidikan tidak bersinergi. Sandi tidak menyebutkan dissinergitas antara lembaga pendidikan dan lembaga riset. Selebihnya kiai Ma’ruf tetap menjadikan BPJS sebagai program unggulan untuk mendukung kesehatan rakyat. Sedangkan Sandi hanya bisa mengemukan bahwa dirinya akan menyempurnakan BPJS yang selama ini dinilai pelaksanannya belum sempurna. Sampai di sini Sandi belum mempunyai program jangka panjang untuk kesehatan rakyat seperti program BPJS Jokowi.

Dalam segmen ketenagakerjaan dan sosial budaya, baik kiai Ma’ruf maupun Sandi sama-sama menekankan pentingnya skill atau keahlian tenaga kerja. Kiai Ma’ ruf menjelaskan bahwa pihaknya akan mengefektifkan Balai Latihan Kerja (BLK) serta membuat sertifikasi skill tenaga kerja dan memberi perlindungan TKI di luar negeri. Sedangkan Sandi telah merealisasikan rumah siap kerja yang bertujuan untuk link and match antara lembaga pendidikan dan lapangan kerja. Sandi sama sekali tidak menyentuh soal perlindungan TKI di luar negeri. Dalam segmen sosial budaya, Sandi cenderung melihat budaya dalam perspektif membuka lapangan kerja. Sedangkan Ma’ruf menegaskan akan memberikan dana abadi dan memperkuat Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan memprioritaskan kearifan lokal.

Kiai Ma’ruf Realistis

Soal lapangan kerja menurut Sandi UMKM belum mendapat keberpihakan dari pemerintah. Tenaga Asing menurut Sandi harus bisa berbahasa Indonesia. Di lain pihak, Menurut kiai Ma’ruf, tenaga asing hadir hanya untuk transfer teknologi yang belum dimiliki bangsa ini dan hanya untuk bidang-bidang tertentu. Dalam kesempatan itu Sandi juga menegaskan perlu ada peningkatan kesejahteraan guru yang dinilainya belum mendapat keadilan. Lagi-lagi Sandi tidak menjelaskan ketidakadilan bagaimana yang dialami para guru.

Sementara itu, kiai Maruf mengatakan untuk mengontrol 60 persen dana pendidikan dari pusat ke daerah, pemerintah telah membentuk badan pengawas yaitu Badan Neraca Pendidikan Daerah dan Data Pokok Pendidikan.

Kerancuan Sedekah Putih

Sandi menuturkan, program Indonesia emas bertujuan agar ibu-ibu bisa mendapatkan protein dan gizi yang cukup agar saat melahirkan bayinya terhindar dari stunting. Konsep Sedekah putih menurut Sandi yaitu menghimbau kepada masyarakat dan dunia usaha untuk berpartisipasi menyumbangkan susu. Namun, menurut kiai Ma’ruf justru stunting dapat dicegah saat seorang ibu mulai hamil. Untuk mencegah stunting, seorang ibu harus menyusui anaknya selama 2 tahun. Apabila susu diberikan setelah dua tahun, maka stunting dapat dihindari. Menurut kiai Ma’ruf program sedekah putih justru menimbulkan kerancuan pemahaman dari masyarakat.

Lawan Hoaks dan Fitnah

Dalam kata penutup debat, Sandi mengatakan lapangan kerja masih sangat sulit, emak-emak mengeluhkan biaya hidup. Prabowo-Sandi akan menyelesaikan masalah rakyat dengan program Indonesia menang yang adil dan makmur. Bhinneka Tunggal Ika harus terus dikumandangkan sebagai wujud toleransi. Prabowo-Sandi juga mengatakan bahwa hanya cukup dengan satu KTP yang telah memiliki chips teknologi, maka semua kebutuhan rakyat bisa terlayani dengan baik. Jadi Prabowo-Sandi tidak membutuhkan tiga kartu sakti seperti program Jokowi-Ma’ruf.

Sedangkan kiai Ma’ruf dalam ucapan penutupnya menegaskan dia bersama Jokowi akan melanjutkan program Jokowi-JK dengan melakukan berbagai perbaikan program berkelanjutan. Satu pernyataan menarik yang diucapkan kiai Ma’ruf ialah ia bersumpah untuk melawan hoaks dan fitnah yang selama ini merusak mental dan moral bangsa. Dalam kesempatan itu kiai Ma’ruf juga mengajak rakyat untuk memerangi hoaks dan fitnah.

Pada bagian akhir saya sangat apresiatif terhadap moderator Alfito Deannova dan Putri Ayuningtyas yang sudah mampu membawa irama debat cawapres ini begitu rileks dan tenang. Salam seruput kopi tubruknya bung…

LIHAT JUGA: Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Tuesday, June 9, 2020

[ FIKSI ] Matrais Bocorkan Info Rahasia Malaikat, Capres Prasowo Sugianto Tak Lolos Tes Kesehatan

Ancaman politisi senior sekaligus ahli klenik Ahmat Rais (biasa disapa Matrais) yang akan menggelar people power karena hasil pilpres di negeri Melayunesia tahun 2019 ini dinilainya curang, ngak digubris rakyat. Belum lama ini, Matrais juga buat pernyataan heboh, dia membocorkan info rahasia dari malaikat langit ketujuh soal tidak lolosnya capres 02 Prasowo Sugianto dalam tes kesehatan.

Usai sholat Jum’at di mesjid daerah Kampung Sawah, saya bersama Matrais berjalan kaki menuju restoran padang ‘Nikmat Rasonyo’ untuk makan siang. Matrais mau nraktir saya. Selang sekitar 10 menit, kami sudah sampai di restoran. Pengunjung nampak ramai. Kami terpaksa duduk di pojok karena di sana masih ada dua kursi kosong dengan satu meja kecil yang sudah kumel. Tak perlu berlama-lama, Saya langsung pesan nasi rendang, sayur daun singkong plus teh tawar panas. Matrais pesan nasi gulai kikil, terong balado plus teh manis anget. Sambil nunggu pesanan, saya dan Matrais kongkow santai seputar kontestasi pilpres 2019.

EPISODE DUA

Dengan suara setengah berbisik Matrais bilang bahwa tiga hari lalu dia mendapat info rahasia A1 dari malaikat langit ke tujuh bahwa sebenarnya capres 02 Prasowo Sugianto tak lolos tes kesehatan. Info dari malaikat itu, kata Matrais, diterimanya saat dia ikut Musyawarah Langit dengan 1000 malaikat di istana mewah yang berada di langit lapis pertama.

“Bung Wawan kaget yaa…,” kata Matrais. Saya jawab biasa aja dan ngak terkejut. Matrais pernah cerita kepada saya bahwa dia adalah satu-satunya manusia di jagat raya yang dipercaya malaikat untuk menerima info rahasia dari Tuhan. Jadi, info Matrais pasti bukan hoaks.

Matrais melanjutkan ceritanya. Menurut medical record rumah sakit, syaraf motorik di batang otak capres 02 Prasowo Sugianto terkena kanker ganas. Itulah yang membuat Prasowo gampang marah alias emosional dan daya nalarnya menurun drastis. Lebih jauh Matrais bilang, wajah Prasowo jika diperhatikan dari dekat tampak sisi kanan bibirnya tertarik ke atas alias menyon, cara jalannya kaku seperti robot. Prasowo juga terus menggerak-gerakkan anggota tubuhnya karena itu merupakan bentuk terapi yang dianjurkan dokter spesialis syaraf otak di Rumah Sakit Welas Asih (RSWA). Dalam bahasa gampangnya Prasowo terserang stroke ringan. Namun, Prasowo terpaksa diloloskan tim dokter sebagai capres karena untuk menghindari tekanan politik empat parpol pengusung Prasowo.

EPISODE TIGA

Salah satu elit politik pengusung Prasowo dari parpol Demokratik yaitu Soebagio Bambang Yudhianto (SBY) tahu betul bahwa Prasowo stroke ringan, makanya SBY menolak pencapresan Prasowo dan dia meminta agar anaknya yakni Adhi Himawan Yudhianto (AHY) yang jadi capres dan Prasowo cawapresnya. Namun, permintaan SBY ditolak elit politik Partai Kembang Setaman (PKS) dan elit politik partai Gorindra. Waktu itu, Partai Antar Nusa (PAN) ngak punya sikap politik yang jelas terhadap Prasowo.

Dampak dari ditolaknya AHY jadi capres membuat Prasowo sangat khawatir karena bisa saja parpol Demokratik membelot ke kubu capres 01 Baidowi. Akhirnya, Prasowo menjanjikan AHY jabatan Menteri Pertahanan bila Prasowo menang. Prasowo juga membujuk parpol PAN agar ikut berkoalisi dengannya. Prasowo menjanjikan Ketua Umum PAN menduduki posisi Menkopolhukam.

EPISODE EMPAT

“Kenapa elit parpol Gorindra dan PKS tetap ngotot Prasowo nyapres ?” Tanya saya. Matrais diam sejenak sembari menghela nafas dalam-dalam.

“Nah disinilah strategi PKS. Sebenarnya, Prasowo menyadari bahwa dirinya tidak layak nyapres karena kondisi fisik dan jiwanya yang sangat labil. Itulah yang menyebabkan Prasowo menunda-nunda untuk mendeklarasikan dirinya sebagai capres. Prasowo sempat menolak. Namun, karena tekanan keras dari elite parpol PKS dan Gorindra, akhirnya terpaksa Prasowo mau juga nyapres. Agar manuver politik PKS berjalan lancar, Prasowo diinstruksikan untuk tidak mikirin cara kampanye. Prasowo hanya diperintahkan mengumbar pernyataan-pernyataan yang bersifat kontroversial. Tujuannya untuk merusak nama baik capres 01 Baidowi dan para pendukungnya,”ungkap Matrais.

Matrais juga menuturkan, PKS dan PAN yakin bahwa Prasowo akan mengalami tekanan emosional dari rakyat akibat pernyataannya yang kontroversial. Ujung-ujungnya, stroke Prasowo kambuh lagi dan dipastikan lebih parah. Strategi berikutnya, PKS dan Gorindra akan mendorong cawapres Fandi Eno untuk menggantikan posisi Prasowo sebagai capres dan wapresnya diserahkan kepada elit politik PKS. Di sini Fandi Eno dijadikan boneka dan hanya dikuras duitnya saja. Strategi politik ‘musuh dalam selimut’ PKS ini tidak disadari oleh elit politik parpol PAN, Demokratik dan Gorindra. Kalau Prasowo menang, maka PKS akan dengan leluasa merekayasa kebijakan politik dengan mengubah semua Undang-Undang dan ideologi negara dengan ajaran agama radikal. Dalam melakukan gerakan ini, PKS mendapat dukungan penuh dari gerombolan aliran agama garis keras, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Ini kalau Prasowo menang lho yaa, makanya mesin partai PKS ngotot dan terus menjalin komunikasi intensif dengan gerombolan aliran agama garis keras yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,” tandas Matrais

?Kalau Prasowo kalah gimana?? Tanya saya.

?Yaaa?Kalau Prasowo kalah, semuanya gagal general. Elit politik di sekitar Prasowo termasuk saya sudah merencanakan buron alias kabur keluar negeri,? Ungkap Matrais.

“Lho kenapa kabur?” Kata saya penasaran. Menurut Matrais, rekam jejak elit politik empat parpol pengusung Prasowo yang terlibat dalam berbagai kasus korupsi, memprovokasi intoleransi serta melanggar UU ITE sudah masuk listing Polri. Kalau mereka tidak kabur akan disapu bersih oleh capres 01 Baidowi.

Obrolan terhenti karena makanan sudah tersaji. Sebelum makan, Matrais berdoa. Setelah itu kami langsung menyantap masakan Padang dengan lahap. Sedaaap brooo

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

@INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa