Showing posts with label BPN. Show all posts
Showing posts with label BPN. Show all posts

Tuesday, June 16, 2020

Debat Kedua Capres: Prabowo Apresiasi Jokowi, Tim BPN 02 Syok!

Fakta membuktikan bahwa debat kedua capres yang digelar Minggu malam 17 Februari 2019, jauh lebih menarik dan berkualitas dibandingkan dengan debat perdana capres 17 Januari lalu.

Suasana debat terlihat cair walaupun masih ada secuil ketegangan dalam gaya bicara dan gerak tubuh, baik dari paslon nomor urut 01 Joko Widodo maupun paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki sebagai pemandu debat juga mampu memainkan perannya sebagai host yang bisa membawa suasana debat menjadi tontonan yang menarik. Keduanya sering menebar senyum kepada penonton dan merespon setiap pernyataan kedua paslon dengan bersahaja sehingga aura debat terlihat begitu rileks dan santai.

Perdebatan semakin seru ketika kedua paslon menjawab pertanyaan yang diajukan secara tertulis oleh delapan panelis yaitu Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng rektor ITS, Dr Arif Satria rektor IPB, Prof Dr Ir Irwandy Arif ahli pertambangan ITB, Ahmad Agus Setiawan ST, MSc, PhD pakar energi UGM, Sudharto P Hadi pakar lingkungan UNDIP, Dr Suparto Wijoyo SH, MHum pakar hukum lingkungan UNAIR, Direktur Eksekutif WALHI Nur Hidayati dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria (KPA) Dewi Kartika.

Hanya Janji Minim Data

Dari sudut penyampaian visi dan misi, kedua paslon sudah menunjukkan secara maksimal substansinya. Namun, harus diakui bahwa paslon nomor urut 02 masih kurang menguasai materi secara utuh dan berkesinambungan, terutama saat menjabarkan soal infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup serta energi dan pangan. Dalam visi-misinya Prabowo mengungkapkan bahwa dia melihat banyak kekayaan Indonesia lari keluar negeri, penghasilan petani sangat rendah dan Indonesia belum swasembada pangan, energi dan air. Sayangnya, Prabowo tidak menjelaskan secara kongkret apa yang telah disampaikannya itu. Data dan fakta yang dimiliki Prabowo masih sangat minim. Selain itu, Prabowo juga tak bosan-bosannya mengumbar janji, misalnya dia akan membuat strategi untuk kemakmuran rakyat dan akan menjadikan negara Indonesia sebagai bangsa mandiri yang tidak akan melakukan impor.

Saat berbicara tentang infrastruktur, Prabowo mengeritik Jokowi yang dalam membangun infrastruktur terlihat grusa-grusu. Menurutnya, banyak infrastruktur yang dibangun tidak efisien. Begitu juga soal perkebunan kelapa sawit, Prabowo mengatakan Indonesia tidak perlu impor kelapa sawit dari luar negeri, tapi Prabowo tidak menjelaskan bagaimana teknis atau cara untuk mengembangkan kelapa sawit agar tidak impor.

Pada segmen video berdurasi pendek, kedua paslon saling menanggapi dan melemparkan pertanyaan. Usai melihat video seputar pertambangan, Prabowo menyebut bahwa banyak perusahaan besar kongkalikong dengan pejabat negara sehingga banyak bekas lubang tambang ilegal yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan lolos dari jerat hukum. Namun, lagi-lagi Prabowo tidak bisa memberikan bukti siapa pejabat dan perusahaan besar yang melakukan kongkalikong.

Perdebatan semakin memuncak ketika di tengah perdebatan, Prabowo secara terbuka mengakui apa yang disampaikan Jokowi yaitu bahwa dirinya memiliki lahan di Kalimantan Timur seluas 220 hektar dan di Aceh seluas one hundred twenty hektar. Tanah itu, menurut Prabowo dia kelola dengan sistem HGU agar tidak dikuasai asing. Pernyataan Prabowo soal penguasaan tanah oleh orang asing di Indonesia tidak disertai records yang faktual dan aktual.

Mengurai Fakta Dan Bukti

Di sisi berbeda, Jokowi dengan penuh percaya diri dan tenang menguraikan fakta-fakta kerja yang telah dilakukannya selama empat tahun dengan sederet bukti-bukti kongkret. Seperti soal Indonesia akan mengurangi energi fosil dan telah memproduksi energi B20 serta siap menuju energi B100.

Mengenai kelapa sawit, Jokowi mengatakan Indonesia telah menghasilkan forty six juta ton kelapa sawit consistent with tahun. Dalam bidang lingkungan hidup Jokowi juga mengungkapkan negara telah memberikan sanksi kepada 11 perusahaan besar yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan gambut yang telah merugikan negara sebesar Rp18,three triliun. Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan bahwa pemerintah telah memberikan konsensi lahan sebesar 2,6 juta hektar kepada masyarat adat dan hak ulayat. Pada tahun 2018, Pemerintah telah membagikan 7 juta sertifikat tanah.

Mengenai sumber daya maritim, Jokowi mengatakan sudah 7000 kapal asing yang melakukan illegal fishing ditangkap dan 488 kapal ditenggelamkan. Terkait Pengembangan Unicorn, Jokowi mengatakan di Asia ada 7 startup dan 4 diantaranya ada di Indonesia dan masih ada 1000 startup lagi akan lahir dan siap dikembangkan di Indonesia.

Pada bagian akhir debat, kedua paslon diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kalimat pamungkas. Pada bagian ini Jokowi sangat tegas dan berhasil menarik perhatian kaum milenial, penonton di studio maupun di rumah. Jokowi mengatakan bahwa dirinya tidak takut kepada siapapun selama untuk membela kepentigan nasional. Jokowi hanya takut kepada Tuhan YME. Sedangkan Prabowo hanya mengatakan bahwa kekayaan negara harus dimiliki rakyat sesuai pasal 33 UUD 1945.

Kesimpulan akhir dari debat kedua capres ini, menurut saya ialah debat kandidat paslon dalam kontestasi politik tidak perlu lagi menjadi arena ‘tanding’ yang menakutkan. Saya sangat berharap mulai hari ini dan seterusnya, semua stake holder politik berkewajiban untuk menciptakan suasana politik yang sehat, menghibur, menyejukkan dan menyegarkan tanpa hoaks. Salam seruput kopi tubruknya bro…

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

Indonesiacommentofficial

IG: @wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

ICTV YouTube

foto: istimewa

Thursday, June 11, 2020

Ini Tanda Capres Ideal

Yuk merenung....

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Wednesday, June 10, 2020

Jelang Nyoblos: Prabowo Mulai Rapuh, Jokowi Mulai Tegar

Jelang beberapa minggu lagi menuju masa pencoblosan 17 April 2019, air of mystery politik arus bawah terus mengencang mengisi ruang-ruang publik dan sosial media.

Di sisi lain, Prabowo terlihat mulai rapuh dalam setiap kali kampanye. Sedangkan Jokowi mulai terlihat tegar. Setidaknya hal ini tercermin dari hasil debat ke-four capres yang digelar Sabtu (30/three/2019) lalu. Akhirnya golputers dan milenial memutuskan mendukung Jokowi.

Tak akan pernah basi termakan oleh waktu, kalau kita ngomongin debat ke-4 capres yang belum lama ini digelar. Kenapa bisa begitu? Jawabannya gampang saja karena content debat ke-4 capres benar-benar luar biasa dan sangat menarik bila dibandingkan dengan tiga debat capres sebelumnya.

Ratusan berita, opini, esai, kolom serta meme-meme lucu mengalir deras dan menyebar luas di jagat sosial media dan media mainstream. Sayang banget kalau kita tidak menikmati dinamika percakapan publik seputar debat ke-4 capres yang berserakan di berbagai arena media massa. Apa yang membuat debat ke-4 capres ini begitu menarik? Lagi-lagi jawabannya mudah saja karena masing-masing paslon, baik Jokowi maupun Prabowo sama-sama siap menjaga dan melindungi ideologi Pancasila dari khilafah yang disebut-sebut sudah semakin serius merongrong Pancasila. Kedua paslon juga sepakat dan tegas akan melindungi NKRI dari perpecahan sosial yang berbasis SARA.

Birokrasi Dilan

Berbicara soal kinerja pemerintahan, khususnya birokrasi, kedua paslon sama-sama setuju untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Jokowi sudah membuktikan bahwa pemerintahannya memang anti korupsi. Buktinya, Ketum parpol PPP Romahurmuziy ditangkap KPK dalam OTT. Padahal khan, Ketum PPP ini merupakan salah satu elite politik yang mengusung Jokowi.

Di sisi berbeda, Prabowo hanya bisa berjanji dan sekadar mengecam dan mengutuk para koruptor. Sampai di sini rakyat patut bersyukur karena kedua calon pemimpin negeri ini memiliki visi dan misi yang sama soal soal mempertahankan Pancasila, NKRI dan pemberantasan korupsi. Namun ada hal menarik yang disampaikan Jokowi ketika debat ke-four capres yaitu penyebutan istilah Dilan (Digital Melayani) dalam birokrasi pemerintahan yang tujuannya untuk melayani kepentingan rakyat dengan cepat dan tepat sekaligus memutus rantai korupsi.

Nah, saat memasuki sesi ketiga debat, barulah muncul hal-hal yang aneh bin ajaib yaitu ketika pertanyaan panelis soal bagaimana strategi para capres dalam proses memodernisasi alutsista TNI. Prabowo dengan lantang mengatakan bahwa TNI Indonesia sangat rapuh dalam persenjataan maupun SDM serta anggaran untuk militer dinilainya masih sangat minim. Prabowo tidak percaya dengan kekuatan TNI dalam menjaga NKRI. Sebaliknya, Jokowi justru menegaskan bahwa SDM TNI wajib menguasai teknologi alutsista sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan TNI dalam mengikuti pesatnya perkembangan teknologi persenjataan militer dunia. Jokowi percaya TNI sangat kuat dalam menjaga NRI. Sampai di sini, Prabowo yang mantan perwira TNI, terlihat tidak memahami peta persenjataan militer dunia yang sudah semakin canggih, contemporary yang berbasis teknologi digital.

Politik Internasional

Prabowo mulai tampak ngawur ketika berbicara soal hubungan internasional. Capres nomor urut 02 ini hanya ngomongin senjata dan perang (tidak nyambung dengan tema debat). Prabowo sama sekali tidak paham soal politik internasional. Dia hanya berkutat dengan wacana perang dan membanggakan diri sebagai mantan perwira TNI, walaupun dirinya konon dipecat secara tidak hormat karena diduga terlibat dalam penculikan aktivis di era pemerintahan Soeharto.

Sedangkan Jokowi tetap fokus kepada sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dengan memanfaatkan besarnya SDM muslim di Indonesia. Salah satunya contohnya ialah Indonesia dipercaya dan terlibat aktif sebagai mediator dalam proses perdamaian konflik di Afganistan.

Sesungguhnya, jika mau diruntut lebih jauh lagi tentang rekam jejak dan prestasi kedua paslon, Jokowi terbukti telah banyak berkarya untuk bangsa ini, walaupun masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Adapun hasil karya Jokowi untuk bangsa ini antara lain telah membubarkan PETRAL, mencabut subsidi BBM, membuat jalan tol Trans Papua sepanjang 4.320 km, membayar hutang warisan SBY sebesar Rp293 triliun, membuat enam rute Tol Laut dan melahirkan 15 Bandara baru di wilayah terluar Indonesia serta terlaksananya BBM satu harga di Papua.

Sedangkan Prabowo belum menghasilkan prestasi apapun. Namun, saya memaklumi hal ini karena memang Prabowo belum pernah menjadi presiden. Jadi, wajar saja kalau Prabowo hanya mengumbar janji kepada rakyat. Bila Prabowo jadi presiden, maka dia wajib menepati janjinya kepada rakyat. Adapun janji-janji Prabowo itu antara lain, akan menurunkan harga listrik dan harga pangan, menjamin ketersediaan pangan, meningkatkan penghasilan para petani, menegakkan law enforcement, mengembangkan biodiesel (B100), menolak impor serta utang luar negeri.

Sikap Politik Golputers

Tampilan Jokowi dalam debat ke-four capres menuai pujian, sanjungan dari sejumlah pengamat politik, akademisi, kalangan DPR dan rakyat jelata serta kelompok milenial dan kaum golputers. Tampaknya, kelompok milenial dan kaum golputers sudah mulai berani menentukan sikap politiknya setelah menyaksikan debat ke-four capres.

Kemungkinan besar, kelompok milenial maupun kaum golputers juga akan menentukan sikap politiknya untuk mendukung para caleg parpol yang mengusung Jokowi. Sebaliknya, mereka akan menolak dan tidak memilih para caleg dari parpol oposisi yang menentang kebijakan politik dan ekonomi Jokowi.

Adapun caleg dan parpol yang akan ditolak kelompok milenial dan kaum golputers yaitu Gerindra, PAN, PKS, Demokrat dan partai Berkarya besutan Tommy Soeharto. Sedangkan parpol baru seperti PSI dan Garuda masih belum signifikan menggoyahkan sikap politik milenial dan golputers.

Seburuk atau sebaik apapun pernyataan yang terlontar dari Jokowi dan Prabowo dalam debat ke-4 capres, saya tetap mengapresiasi mereka karena kedua paslon secara tegas, sadar dan terbuka menyebutkan bahwa Pancasila dan NKRI harga mati buat bangsa ini. Salam damai Indonesiaku, ngopi yuk?

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa