Sunday, June 28, 2020

Pecat Lima Walikota Pakai WA, Anies Baswedan Tunjukkan Arogansinya

Sungguh luar biasa dan pertama kali dalam sejarah, pemecatan lima wali kota Jakarta dan seorang bupati kepulauan Seribu hanya disampaikan melalui pesan WhatsApp (WA). Tindakan semena-mena itu dilakoni Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Anies berkilah, pemecatan melalui pesan WA itu dilakukan agar prosesnya lebih cepat dan tidak birokratif. Waspadalah! Anies telah menunjukkan perilaku arogannya untuk menguasai dan menakuti warga Jakarta.

BACA JUGA : Duel Hastag Simbol Masyarakat Irasional

Para mantan wali kota yang telah diberhentikan sejak tanggal 5 Juli 2018 lalu itu, kabarnya, sebelumnya tidak pernah diberi peringatan atau teguran secara lisan maupun tertulis sebagai bahan evaluasi bagi yang bersangkutan.

Kalaupun Anies mengatakan bahwa pemecatan itu berhubungan dengan kinerja rendah para pejabatnya, maka Anies harus memberikan laporan secara lengkap sebagai bukti bahwa yang bersangkutan memang layak dipecat karena kinerjanya buruk. Faktanya, Anies tidak menunjukkan bukti valid yang bisa memperkuat tindakannya dalam mencopot sejumlah pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) itu.

Umumnya, pejabat ASN yang akan dicopot terkait dengan pelanggaran hukum berat. Namun, untuk menuju proses pencopotan, tentu ada etika dan standar prosedur yang harus dipatuhi Anies, seperti proses pemanggilan dan pemeriksaan pejabat yang bersangkutan. Proses pemeriksaannyapun harus dilakukan secara tertutup dan hasilnya direkap dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang berujung kepada keputusan pemecatan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur. Akibat terburuk bila seorang pejabat ASN dicopot tanpa SK Gubernur, maka Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tidak akan memberikan rekomendasi untuk penugasan atau jabatan baru kepada pejabat yang dipecat, terutama yang masih terkait dengan urusan birokrasi, seperti proses mutasi jabatan.

Namun, bukan Anies namanya kalau tidak pandai bicara dan ngeles. Anies menuturkan bahwa pencopotan, mutasi dan promosi seorang pejabat adalah hal yang biasa dalam organisasi pemerintahan. Tapi, tahukah Anies bahwa pemecatan seorang ASN tetap harus melalui prosedur atau aturan birokrasi. Kalau Anies tidak paham soal aturan birokrasi, maka saya sangat meragukan sisi intelektual Anies. Tapi, kalau dia memang sengaja ingin menabrak aturan itu dengan gaya arogansinya, maka warga Jakarta harus siap-siap melengserkan Anies dari jabatannya karena bila perilaku arogan Anies dibiarkan, maka Jakarta akan menjadi contoh model kepemimpinan premanisme.

Tindakan Anies itu, akhirnya membuat sejumlah pihak curiga bahwa Anies diduga kuat telah melanggar Pasal 7 ayat 4, Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam Perpres itu disebutkan bahwa pembebasan jabatan seseorang terjadi karena hukuman disiplin yang paling berat bagi PNS. Dalam pasal 23-31 aturan itu dijelaskan bagaimana prosedur pemanggilan, pemeriksaan, hingga penjatuhan hukuman disiplin. Jika PNS yang dijatuhi hukuman tak terima, pasal 32-42 aturan itu juga menjelaskan bagaimana cara proses banding.

Kesewenangan Anies semakin menjadi-jadi, saat Anies tidak memberikan jabatan atau posisi baru kepada lima mantan wali kota dan satu bupati yang dicopot. Tindakan Anies ini tentu saja mengundang polemik dan kontroversi. Sudah seharusnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi memanggil Anies Baswedan untuk memberikan klarifikasi atas tindakannya itu.

Pelanggaran lain yang kabarnya juga banyak dikeluhkan ASN di Pemrov DKI Jakarta ialah Anies diduga kuat, seenaknya melakukan lelang jabatan, walaupun jabatan yang dilelang itu masih dijabat oleh seseorang. Contohnya ialah adanya informasi (masih dalam penyelidikan) yang menyebutkan bahwa jabatan Kepala Satpol PP yang masih dipegang Yani Wahyu dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang masih dijabat Andri Yansyah sudah dilelang. Padahal, lelang jabatan wajib dilakukan bila posisi atau jabatan itu sudah kosong atau tidak ada pejabatnya. Hal ini patut menjadi perhatian utama Komisi ASN.

Lagi-lagi Anies diduga kuat menabrak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN dan PP Nomor 11 tahun 2017 Tentang Manajemen PNS, terkait soal lelang jabatan. Kalau memang terbukti dan secara sah Anies melanggar aturan yang ada, maka Anies juga berpotensi dilengserkan dari jabatannya.

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Sejak Zaman Old Sukamiskin Mewah, Akhirnya Tamat oleh KPK, Tanggung Jawab KemenkumHAM?

Berita Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Wahid Husein pejabat Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Sukamiskin, Bandung, bagi saya bukan berita menghebohkan, tapi biasa-biasa saja. Wahid Husen diduga menjadi tersangka kasus suap fasilitas koruptor bersama tiga orang lainnya yaitu Hendry Saputra staf Wahid Husein, Fahmi Darmawansyah (koruptor) dan Andi Rahmat (napi umum).

Namanya doang Sukamiskin, padahal di dalamnya menjadi tempat bermukim para napi ‘Sukakaya’. Sejak zaman BJ Habibie jadi presiden hingga Jokowi, Lapas Sukamiskin sudah menjadi rumah kedua favorit bagi koruptor. Sungguh tak mengejutkan ketika sejumlah pejabat korup berbondong-bondong antre mengajukan ‘upeti’ agar bisa masuk atau dimutasi ke Sukamiskin. Sudah menjadi rahasia umum para koruptor bahwa Lapas Sukamiskin terkenal sangat aman dan nyaman. Hal yang sama juga dirasakan oleh para sipir, pejabat administratif dan Kalapas Sukamiskin. Mereka sangat betah dan kabarnya menolak bila akan dimutasi ke lapas lain.

Kucuran duit dan sejumlah iming-iming koruptor kepada pejabat dan sipir penjara tak akan pernah surut. Bahkan, dari hari ke hari terus meningkat seiring banyaknya koruptor yang masuk Sukamiskin. Tidak akan pernah ada konflik internal (antar napi atau antara sipir dengan napi) di Lapas Sukamiskin, karena baik napi maupun pejabat/sipir penjara hidupnya sudah sama-sama sejahtera.Kenyamanan Lapas Sukamiskin melebihi hotel bintang lima di kota Bandung.

Keberadaan Lapas Sukamiskin sangat berbanding terbalik dengan sejumlah lapas lain yang ada di Indonesia. Di beberapa lapas lain selalu saja ada berita kasus konflik antar napi, napi kabur, napi tewas di sel, napi kelaparan, napi sakit tak terurus, perkelahian antar napi dan banyak lagi bentuk-bentuk konflik lainya. Contohnya kasus konflik antara sejumlah napi teroris dengan aparat kepolisian di penjara Mako Brimob, Kelapa Dua baru-baru ini.

Para napi di Sukamiskin benar-benar menikmati hidup sebagaimana layaknya hidup di rumah sendiri. Mereka bebas melakukan apa saja. Bahkan, bisa pelesir keluar rumah sesuka hati hanya dengan ‘menyetor’ uang kepada pejabat yang memiliki otoritas di lapas. Jadi, saya tidak heran ketika dua napi kasus korup yaitu Fuad Amin Imron (Mantan Bupati Bangkalan) dan Tubagus Chaeri Wardana alias wawan (Adik mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah) tidak ada di selnya alias kosong melompong saat KPK melakukan OTT, Sabtu 21 Juli 2018 lalu.

Napi Pelesir

Sesungguhnya, masih sederet nama pejabat korup lainnya yang menjadi penghuni Sukamiskin, sebut saja Ahmad Fathanah, Anas Urbaningrum, Irman Gusman, Gayus Tambunan, Lutfi Hasan Ishaaq, Akil Mochtar dan Setya Novanto. Bukan tidak mungkin mereka juga merasakan surga dunia ala Lapas Sukamiskin.

Sekadar mengingatkan, Lapas Sukamiskin pernah menyalahgunakan izin keluar lapas bagi napi untuk pelesiran, seperti dilakukan koruptor Anggoro Widjojo, Rahmat Yasin, dan Romi Herton. Anggoro tercatat empat kali berada di luar lapas yakni pada tanggal 16 November 2016, 21 November 2016, 14 Desember 2016, dan 29 Desember 2016. Romi Herton tercatat dua kali beraktivitas di luar lapas. Pertama kali terjadi pada tanggal 28 dan 29 November 2016. Hal yang sama juga dilakoni Rahmat Yasin yang sempat meminta izin keluar lapas dan jalan-jalan ke daerah Antapani, Bandung. Ketiga kasus ini melibatkan 23 orang petugas Lapas Sukamiskin.

Saya sangat apresiatif dengan OTT KPK di Sukamiskin. Saya sudah lama tahu bahwa Lapas Sukamiskin itu penjara rasa apartemen mewah. Saya yakin dan percaya bahwa sejumlah pejabat KemenkumHAM pasti tahu kisah ‘kongkalikong’ di Sukamiskin yang sudah ada sejak zaman old ini. Kalau KPK benar-benar mau menelusuri kasus per kasus di Sukamiskin, kemungkinan besar sejumlah pejabat yang pernah memiliki otoritas di Sukamiskin sejak era Habibie hingga Jokowi, bisa masuk Target Operasi (TO) KPK.

Seorang saksi mata yang saya kenal pernah bercerita bahwa temannya yang berposisi sebagai Ketua DPW salah satu parpol di Jakarta, hingga saat ini masih mendekam di Sukamiskin. Menurutnya, saat dia berkunjung ke Sukamiskin, temannya itu hidupnya lebih nikmat daripada di rumahnya sendiri. Dia memiliki saung yang dibangun sendiri dan cukup luas untuk menerima tamu, baik teman-temannya maupun keluarganya. Dia juga memiliki hewan peliharaan dengan kandangnya yang mewah. Di kamar tidurnya ada berbagai fasilitas. Bahkan, dia bisa mengatur jaringan bisnisnya dari dalam penjara dan makan nasi padang terkenal bersama para tamunya. Lebih hebatnya lagi, konon surat dokter juga sudah ‘diatur’ agar para napi bisa keluar Lapas sesuka hati. Saya tidak heran kalau sejumlah sel-sel di Sukamiskin kosong. Mungkin saja mereka sedang travelling, temu bisnis atau berobat ke luar negeri.

Masih banyak cerita menarik dan ‘gaib’ lainnya di Sukamiskin, kalau ditulis semua, artikel ini tidak akan kelar. Kini, Sukamiskin sudah masuk domain KPK. lantas dimana tanggung jawab KemenkumHAM? Semoga seluruh pejabat KemenkumHAM berani mundur dari jabatannya. Kita tunggu saja.

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Manuver Anies-Sandi Pancing Jokowi Gagal Total, Warganet Waspadalah!

Sejumlah tindakan mereka (Anies-Sandi) yang mendapat kecaman itu diantaranya ialah penataan pasar Tanah Abang yang tidak jelas juntrungannya, adanya area rumput di perbatasan trotoar dan bahu jalan di zona Thamrin-Sudirman, penutupan kali object dengan jaring, memecat lima Walikota Jakarta dengan pesan WA, rencana pembongkaran jembatan penyebrangan orang (JPO) di depan patung Selamat Datang Thamrin-Sudirman, pemasangan bendera merah putih menyambut Asian Games 2018 dengan memakai bambu dan sejumlah janji kampanyenya yang tidak ditepati.

Tahukah mas bro…? Menurut dugaan saya, semua tindakan itu memang sengaja dilakukan Anies-Sandi untuk memancing intervensi Presiden Jokowi. Bila Jokowi terpancing, otomatis Anies-Sandi akan mendapatkan ‘teguran’ dari RI 1. Jadi, Intervensi Jokowi memang menjadi sasaran dan target utama Anies-Sandi. Tujuannya untuk merusak nama baik Jokowi di Asian Games 2018 dan menjelang pilpres 2019.

Saya menduga, sedikitnya ada tujuh (7) tujuan yang ingin dicapai Anies-Sandi ketika membuat kebijakan provokatif yaitu :

1. Anies-Sandi ingin memancing intervensi Jokowi.

2. Anies-Sandi ingin memancing reaksi negatif Menteri Dalam Negeri.

3. Anies-Sandi ingin mengganggu kenyamanan pelaksanaan Asian Games 2018.

4. Anies-Sandi ingin memancing emosi warga Jakarta.

Five. Anies-Sandi ingin mengeruhkan suasana pendaftaran capres dan cawapres Agustus 2018.

6. Anies-Sandi ingin menciptakan suasana tidak kondusif Asian Games 2018 dan pilpres 2019.

7. Anies-Sandi bermaksud merekayasa konfik wacana antara pendukungnya dengan kelompok yang anti terhadapnya.

Muara akhir dari grand design Anies-Sandi ini ialah mereka ingin kelompok yang pro Anis dan Anti Jokowi bisa menguasai Jakarta dan memenangkan pilpres 2019 mendatang. Saya sangat berharap dugaan saya ini salah besar.

Namun, sayangnya semua tindakan ?Nyeleneh? Anies-Sandi untuk memancing intervensi Jokowi dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Cahyo Kumolo, gagal total. Justru yang terjadi adalah Jokowi tetap fokus kerja membangun bangsa dan negara. Mendagri tetap menjalankan tugasnya. Saya yakin Anies-Sandi pasti uring-uringan karena jebakan ?Betmen? Yang mereka lakukan ?Dicuekin? Jokowi, Mendagri dan warga Jakarta.

Memang harus diakui ada sebagian kecil warganet yang masuk jebakan ?Betmen? Anies-Sandi. Tapi itu tak memiliki pengaruh apapun. Kalau boleh mengingatkan, saya berharap semua warga Jakarta dan warganet untuk tidak emosional dan sensitif ketika menanggapi kebijakan Anies-Sandi. Percayalah, kebenaran pasti akan bicara pada saat dan waktu yang tepat. Salam.

BACA JUGA:

?Masturbasi? Politik Ala Poros Ketiga (Kalau Terbentuk Lho!)

Kongkow Imajiner Dengan Tommy Soeharto, Dukung Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi Akan Tembak Mati Teroris Medsos

Duel Hastag Simbol Masyarakat Irasional

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Saturday, June 27, 2020

SBY dan Prabowo 'Senggama' Politik, PKS dan PAN 'Berfantasi'

Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa 24 Juli 2018 lalu. Kabarnya, isi pembicaraan kedua tokoh parpol ini untuk menyepakati kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi dalam Pilpres 2019.

Namun, menurut dugaan saya, pertemuan ini kemungkinan besar sudah membicarakan soal pematangan siapa capres dan cawapres dari kedua parpol yang akan didaftarkan pada pendaftaran capres dan cawapres bulan Agustus 2019 mendatang.

Saya melihat, SBY dan Prabowo mengalami ?Ereksi? Politik yang sama yaitu Prabowo menyatakan siap nyapres sesuai amanat kader Gerindra dan SBY siap legowo bila AHY menjadi cawapres Prabowo. Dalam temu muka yang terbilang serius ini, SBY masih tetap mempertahankan ambisinya untuk melanggengkan dinasti politik Cikeas. Kader-kader Demokrat sengaja digunakan SBY sebagai alat tawar politik partai dalam berkoalisi dengan parpol oposisi.

Parpol Gurem

Dengan adanya pertemuan itu, kalkulasi politik Prabowo semakin terang-benderang. Prabowo pasti lebih berpihak kepada Demokrat yang notabene mempunyai rating politik tinggi dan lebih mentereng dibandingkan PKS yang kini menjadi parpol gurem dengan segudang konflik internal berkepanjangan. Untuk itulah, mengapa Prabowo tidak ragu untuk merencanakan berkoalisi dengan SBY dan siap menerima risiko ditinggalkan PKS.

Mengomentari pertemuan SBY-Prabowo, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian justru menilai, tujuan pertemuan itu untuk memperkuat koalisi yang telah terjalin antara Gerindra dan PKS. Pipin melihat bahwa Prabowo jelas-jelas mewakili tiga partai yaitu Gerindra, PKS dan PAN. Pipin menegaskan bahwa pertemuan itu posisinya tidak one with the aid of the wind antara Prabowo dan SBY. Dengan kata lain, SBY mencoba untuk menapaki koalisi yang sudah ada (PKS, Gerindra dan PAN). Jadi, pertemuan antara SBY dan Prabowo tidak punya pengaruh signifikan terhadap keberadaan koalisi yang sudah ada.

Di sisi lain, Prabowo tampaknya belum berani memastikan wujud nyata dari pertemuan itu sebagai bentuk koalisi resmi. Prabowo masih harus menjawab tuntutan PKS yang ngotot agar kadernya yang berjumlah sembilan orang bisa dipilih salah satunya untuk menjadi cawapres Prabowo. PKS memang sedikit ?Terangsang? Dengan adanya pertemuan SBY dan Prabowo. Namun, posisi tawar cawapres yang diajukan PKS, diduga kuat akan memunculkan perdebatan sengit antara Prabowo, Sohibul Imam (PKS) dan SBY.

Dinasti Cikeas

Berbeda dengan PKS, justru PAN tidak begitu ngotot untuk menjadikan salah satu kadernya untuk menduduki posisi cawapres, bila Prabowo menjadi Capres. PAN menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo untuk menentukan ?Kekasih? Pilihannya di pilpres 2019 mendatang.

Mengapa PAN tidak berambisi memasukkan nama kadernya menjadi cawapres Prabowo? Hal ini terjadi karena adanya konflik inner antar elit politik di kubu Amien Rais dan Zulkifli Hasan yang belum berakhir. Konflik inner ini terjadi akibat adanya keraguan di tingkat elit PAN yang dikomandoi Zulkifli yang masih terpecah yaitu antara yang mendukung Jokowi dengan yang ingin mengusung Prabowo sebagai capres. Sedangkan sejumlah politisi senior di bawah kubu Amien Rais sudah memberikan harga mati untuk mengusung Prabowo sebagai capres di pilpres 2019.

Sayangnya, ambisi Amien Rais yang mendukung Prabowo, justru tidak disambut positif oleh Prabowo karena Amien Rais bukan pemimpin criminal PAN. Di sisi lain, Prabowo sangat menginginkan agar PAN segera merapat ke Gerindra dan mendeklarasikan sikap politiknya secara terbuka untuk mengusung dirinya sebagai capres. Tekanan Prabowo ini justru semakin membuat elit PAN terpecah dan tidak simpatik terhadap Gerindra ditambah lagi, Prabowo yang terkesan sudah meloloskan AHY sebagai cawapresnya.

Pertemuan SBY dan Prabowo, memang membuat PAN terangsang, terutama untuk kubu Amien Rais. Tapi itu bukan jaminan PAN akan bergabung dengan SBY dan Prabowo. Persoalan pelik yang menjadi ganjalan PAN di kubu Zulkifli Hasan ialah seluruh kader PAN dibawah pimpinan Zulkifli menolak tegas dinasti Cikeas yang ditawarkan SBY.

Keraguan PAN untuk bergabung dengan SBY dan Gerindra terjawab ketika Zulkifli Hasan datang ke rumah SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 25 Juli 2018. Pertemuan itu tidak menghasilkan keputusan politik apapun. Sampai saat ini, kubu PAN di bawah Zulkifli Hasan masih condong berpihak kepada Jokowi.

King Maker

Kemungkinan terburuk bila PKS dan PAN tidak merapat ke SBY dan Gerindra ialah Prabowo diyakini akan kalah saat bernegoisasi dengan Demokrat menyangkut posisinya sebagai capres. Secara pribadi, Prabowo (bila kalah nego dengan SBY) akan membuat kejutan politik yaitu dia bersedia menjadi cawapres AHY dan menjadi king maker bersama SBY. Keputusan ini dipastikan akan mendapat perlawanan keras dari kader-kader Gerindra.

Persoalan jadi semakin pelik bagi Prabowo, bila dia menolak tawaran SBY, maka rencana koalisi (Demokrat dan Gerindra) terancam batal. Sementara itu, PKS dan PAN sudah terlanjur ?Kabur? Dari peta koalisi oposisi yang sudah sejak lama diwacanakan.

Ending pertemuan politik antara SBY dan Prabowo ini, secara politis memang menguntungkan dari sisi elektabilitas Gerindra dan Demokrat. Namun, dari sisi kekuatan, pasangan Prabowo dan AHY sangat berat untuk memenangkan pilpres 2019 karena mesin politik Gerindra dan Demokrat sangat lemah. Sebenarnya, mesin politik PKS sangat kuat, bila saja SBY tidak memaksa AHY untuk menjadi cawapres. Bahkan, kabarnya PKS juga sudah legowo kalau kadernya tidak dipilih sebagai cawapresnya Prabowo. PKS hanya ingin Prabowo tidak ditekan dalam memilih cawapresnya, seperti yang dilakukan SBY. Melihat situasi politik yang memanas diantara empat parpol ini, maka saya memberanikan diri untuk membuat artikel ini dengan judul, ?SBY dan Prabowo ?Ereksi? Politik, PAN dan PKS ?Terangsang?.

BACA JUGA:

?Masturbasi? Politik Ala Poros Ketiga (Kalau Terbentuk Lho!)

Kongkow Imajiner Dengan Tommy Soeharto, Dukung Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi Akan Tembak Mati Teroris Medsos

Duel Hastag Simbol Masyarakat Irasional

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

#CobaDeh, Timnas Indonesia Belajar ‘Nendang’ Bola dari Timnas Kroasia

Sejak era Davor Suker tahun 1998 lalu, (Davor Suker membawa timnas Kroasia finish di peringkat ketiga Piala Dunia 1998 di Prancis), timnas Kroasia selalu membuat mata pecandu, penggila, peminat, pelatih, pengamat dan pemain sepakbola dunia, terbelalak melihat negeri pecahan negara Yugoslavia ini. Mereka tampil apik dan gigih dalam setiap duel dengan tim-tim lawan. Apa sih yang membuat timnas Kroasia begitu kuat dan layak untuk dicontoh timnas Indonesia?

Ada beberapa elemen penting yang wajib dicatat dari timnas Kroasia, diantara yaitu:

1. Kerjasama dan kordinasi yang baik antarpemain saat melakukan penyerangan.

2. Kordinasi dan kerjasama yang solid antarpemain ketika bertahan menghadapi serangan lawan.

3. Passing yang tepat sasaran.

4. Penerimaan passing yang baik.

5. Permainan bola pendek dari kaki ke kaki yang tepat dan terarah

6. Kecepatan lari yang prima

7. Stamina dan kondisi fisik yang kuat

8. Kerjasama tim dari lini pertahanan hingga memasuki garis pertahanan lawan tertata rapih

9. Tidak mengandalkan skill sosok pemain bintang.

10. Hilangnya ego pemain saat bertanding (mengutamakan kolektivitas tim)

11. Mental dan movitasi pemain yang tinggi

12. Kecerdasan mengatur serangan maupun mengelola pertahanan

13. Tidak menganggap remeh lawan

14. Memiliki semangat juang yang tinggi mulai dari pluit awal berbunyi hingga pluit akhir.

Semua elemen penting yang disebutkan diatas merupakan identitas sepakbola modern yang selama 20 tahun terakhir ini diterapkan oleh tim-tim Eropa, Amerika Latin, Afrika dan sebagian kecil negeri Asia. Tak heran, kalau sejumlah klub-klub elit sepakbola di kancah liga sepakbola Eropa dan Amerika Latin juga ikut menerapkan sepakbola modern hingga melahirkan pemain-pemain kelas dunia seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar Jr dan segudang pemain bintang lainnnya.

Lantas apakah timnas Indonesia sudah menerapkan sepakbola modern? Terus terang saja, saya berani mengatakan bahwa timnas Indonesia sama sekali belum menerapkan sepakbola modern. Timnas Indonesia masih ‘linglung’ dan terus berkecimpung dalam pola permainan sepakbola tradisional.

Timnas Indonesia masih berkutat dengan soal pemain naturalisasi, perekrutan pemain yang tidak selektif dan ketat sesuai sepakbola modern, menilai pelatih asing lebih baik dari pelatih lokal, latihan fisik yang masih belum maksimal, stamina dan kondisi fisik pemain yang cepat lemah dan kerjasama tim yang masih ngawur serta tidak cerdasnya pemain dalam menerapkan strategi bermain ketika sedang bertanding.

Memang, menerapkan sepakbola modern bukanlah sebuah jaminan timnas Indonesia bisa lolos ke piala dunia. Namun, minimal timnas Indonesia memiliki kekuatan yang layak mendapat apresiasi dunia, minimal di kawasan Asia. Jadi, tak ada salahnya kalau timnas Indonesia mau belajar dengan timnas Kroasia. Kita tak perlu malu dibilang timnas Indonesia lemah. Tapi, kita akan sangat malu, kalau timnas Indonesia tidak mau belajar dari tim terbaik dunia. Yuk, timnas Indonesia belajar ‘nendang’ bola dari timnas Kroasia. #Coba deh.

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Pesona Futuristik Proyek Properti Triniti Land di Serpong

Semua proyek properti Triniti Land di kawasan Serpong, tampaknya memang sengaja digarap penuh pesona futuristik dan ikonik.

Sentuhan art dari seorang Bong Chandra founder of Triniti Land, akhirnya mampu membuat perusahaan properti yang masih terbilang seumur jagung ini, tampil mempesona diantara sejumlah pengembang besar yang sudah lama bercokol di Serpong. Konsumen properti pun terus memburu semua produk-produk properti Triniti Land.

Di bawah bendera PT Perintis Triniti Properti yang sudah berdiri sejak tahun 2009 lalu, Triniti Land telah menghadirkan sejumlah mahakarya properti hunian spektakuler, kreatif, ikonik dan futuristik. Buktinya, segudang proyek properti sudah tersebar di kawasan Serpong seperti, Brooklyn, Springwood Residences, Yukata Suites, The Smith dan Collins Boulevard.

Triniti Land telah meraup laba Rp4 triliun yang berasal dari 90 persen hasil penjualan empat proyek properti yang dibangun. Kini, Triniti Land semakin memperkokoh eksistensinya sebagai salah satu pengembang terpercaya dan prestisius di Indonesia. Dalam kesempatan ground breaking proyek Collins Boulevard, Minggu 5 Agustus 2018 lalu, penulis berhasil memotret momen menarik figur Bong Chandra dan sejumlah jajaran direksi lainya. Berikut ini foto berita tentang momen itu.

Motivator dan Orator Cerdas: The Founder of Triniti Land Bong Chandra, bukan hanya seorang pengembang brilian, tetapi juga seorang motivator sekaligus orator cerdas. Bong Chanda mampu membuat konsumen properti terpersona dengan sejumlah proyek properti Triniti Land yang futuristik. (foto: wan)

The Three Musketeers Triniti Land: The Founder ofTriniti Land  Bong Chandra, President Director Triniti Land Ishak Chandra dan General Manager Triniti Land Daniel Moeis (foto: wan)

Jas dan Nike Sport: Bong Chandra bukan hanya sosok yang cerdas dalam dunia properti, dia juga seorang milenial yang bisa tampil unik dan nyentrik di sebuah acara resmi. Dalam eventground breaking proyek Collins Boulevard, Minggu 5 Agustus 2018 lalu, Bong Chandra tampil eksentrik dengan balutan jas yang dipadu dengan sepatu sport Nike berwarna putih.

Triniti Land akan terus melangkah ke depan melalui pengembangan properti mixed use di kawasan Jabodetabek dan daerah lainnya seperti Surabaya, Medan, Batam, Bali dan Makassar. [ Wawan Kuswandi ]

Friday, June 26, 2020

Prabowo Berkhianat? Retak Sudah!

Klik judul ini: Prabowo Berkhianat? Retak Sudah!

BACA JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Istimewa

Selamat sruput teh tubruk bro…[ wawan Kuswandi ]