Showing posts with label PBNU. Show all posts
Showing posts with label PBNU. Show all posts

Friday, June 26, 2020

KH Ma’ruf Amin Wapres, Prabowo, SBY, PKS dan PAN 'Punah'

Dipilihnya KH Ma’ruf Amin (MA) sebagai cawapres oleh Jokowi, sampai hari ini masih terus menuai kontroversi dari sebagian kecil masyarakat. Tapi, kontroversi itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap konstituen sembilan parpol pendukung dan pengusung Jokowi.

Terlalu naif, bila kita secara tergesa-gesa langsung menyimpulkan bahwa kemunculan golputers bisa mengurangi suara dukungan terhadap pasangan Jokowi-Amin. Belum ada indikator yang jelas, resmi dan pasti yang bisa membuktikan secara otentik dan deskriptif bahwa golputers yang sudah banyak disebut-sebut di sosial media dan media mainstream, bisa mengikis suara Jokowi-Amin.

Dalam setiap pemilu pilkada maupun pilpres, kaum golputers pasti selalu ada, tapi keberadaannya tidak signifikan terhadap kekalahan atau kemenangan dari setiap pasangan calon pemimpin nasional (pilkada maupun pilpres).

Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas soal golputers (mungkin pada artikel berikutnya). Di kesempatan ini, saya hanya akan mengupas sedikit saja, tentang dampak politis dengan munculnya nama MA sebagai cawapres Jokowi.

Kalkulasi Politik

MA sebagai salah satu tokoh sepuh yang saat ini masih memimpin MUI sekaligus sebagai Rais Aam PBNU, memang bukan sosok yang istimewa dalam bingkai politik nasional. Namun, jabatan penting MA di kelembagaan seperti MUI dan PBNU itulah yang menjadikan seorang MA patut untuk diperhitungkan dalam kalkulasi politik di kontestasi pilpres 2019 mendatang.

Seperti kita ketahui, dalam pilkada DKI Jakarta beberapa waktu, politik identitas (agama, khususnya islam ) yang ‘digoreng’ oleh sejumlah kelompok tertentu secara massif, telah menorehkan sejarah buruk dan busuk saat kontestasi calon pemimpin DKI Jakarta. Politik identitas yang diselewengkan menjadi politik yang mengumbar kebencian dan fitnah itu, hampir saja menyulut konflik antar pendukung dan bisa berujung kepada pecahnya NKRI. Akibatnya, politik identitas mendapat cap negatif dari semua elemen bangsa. Saat itu, politik identitas dinilai begitu mengerikan dan menyeramkan.

Nah, kembali kepada MA, kenapa dia dipilih untuk menduduki posisi cawapres? Mungkin saja, ini sebagai jawaban antisipatif Jokowi untuk ‘meluruskan’ politik identitas yang diselewengkan oleh sejumlah kelompok tertentu saat pilkada DKI Jakarta. Jokowi tidak ingin peristiwa kelam di pilkada DKI Jakarta terulang kembali di pilpres 2019. Saya percaya, Jokowi akan menunjukkan kepada rakyat dan para pesaing politiknya, PKS, PAN, Gerindra dan Demokrat bahwa politik identitas itu tidak harus dilakukan dengan cara-cara biadab, bejad, amoral dan intoleransi.

Kebijakan Strategis

Jokowi ingin MA sebagai wapresnya mampu berperan dalam menerapkan politik identitas yang sejuk, damai, aman, dan tetap berada dalam koridor hukum, menjaga toleransi sekaligus memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Di sinilah MA akan mengikusertakan gerbong MUI dan NU untuk melaksanakan politik identitas dengan pola-pola yang bijaksana dan tetap menjaga persaudaraan antar SARA sesuai dengan ajaran islam.

Sampai di sini jelas, keberadaan Prabowo, SBY, PKS dan PAN akan tamat, bila saja mereka masih mencoba memainkan politik identitas (agama) dengan cara-cara yang merusak kerukunan antar umat beragama maupun mengadu domba isu SARA lainnya. PBNU sebagai ormas yang cukup besar di Indonesia secara langsung maupun tidak langsung tentu akan berada dalam barisan MA. Hal yang sama juga pasti akan dilakukan oleh MUI.

Saya meyakini, sejumlah ormas berbasis agama yang selama ini dikeluhan publik karena sering melakukan tindakan anarkis serta melakukan provokasi identitas agama secara radikal, akan tamat ditangan seorang MA dengan cara-cara yang persuasif dan komunikatif.

Legalitas jabatan wapres yang dipegang MA (kalau Jokowi menang), tentu akan menjadi alat utama dan teramat penting bagi MA untuk melakukan tindakan atau membuat kebijakan strategis yang berkaitan dengan keberadaan sejumlah ormas agama radikal. Selama ini, kelembagaan MUI dan PBNU, tidak cukup bagi seorang MA untuk melakukan aktualisasi politik pragmatis sekaligus mengambil tindakan praktis dalam melakukan ‘perlawanan’ terhadap kelompok radikal berbasis agama maupun sejumlah parpol yang dengan seenaknya ‘memainkan’ isu agama, hanya untuk merebut kekuasaan dengan cara-cara merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Jadi, keberadaan MA sebagai wapres, bukan lagi hanya semata-mata sebagai alat untuk meredam politik identitas negatif di republik ini, tapi juga berperan besar untuk ‘mengubur’ kelompok, individu, atau ormas yang coba-coba ingin merusak Indonesia dengan isu SARA. MA juga tentu akan meluruskan politik identitas negatif yang salah kaprah dengan politik identitas positif yang menghormati SARA. Kita tunggu saja gebrakan MA.

Salam sruput teh tubruk bro…[ Wawan Kuswandi ]

BACA JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

indonesiacommentofficial

@INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

geotimes.co.id

Foto: Istimewa

Tuesday, June 16, 2020

Soal Puisi 'Doa Yang Tertukar', Fadli Zon Harus Minta Maaf ke KH Maimun Zubair

Sampai detik ini Fadli Zon menolak untuk minta maaf secara terbuka dengan alasan bahwa puisi itu bukan ditujuan untuk mbah Moen. Apapun alasan Fadli, puisi itu sudah membuat umat Islam marah dan sejumlah tokoh agama NU kecewa.

Wajar saja bila warga NU yang tersebar di berbagai pesantren dan beberapa komunitas kiai NU merasa terpanggil untuk memberi ?Pelajaran? Kepada Fadli Zon yang dinilai mereka tidak tahu soal etika keumatan, sopan santun dan tidak menghormati warga NU.

Puisi Fadli memang tidak menyebutkan nama mbah Moen. Tampaknya Fadli memang sengaja ingin memainkan sisi psikologis warga NU dengan memakai teori propaganda politik Name Calling. Ada kesan Fadli Zon menantang warga dan kiai NU dalam kancah kontestasi pilpres 2019.

Label Buruk

Lee, A.M. Dan E.B.Lee (1939 ) dalam buku klasiknya yang berjudul The Fine Art of Propaganda menyebutkan bahwa Name Calling merupakan sebuah sikap atau perilaku untuk memberi julukan atau label buruk kepada seseorang, gagasan atau lembaga agar audiens tidak menyukai atau menolaknya.

Kalau dilihat dari penjabaran teori di atas, sangat jelas bahwa puisi Fadli memang diduga diniatkan untuk memberi label buruk kepada kiai NU, khususnya mbah Moen. Saya menduga, Fadli paham betul dengan teori ini. Dia tahu persis bahwa puisinya akan melahirkan polemik. Untuk menyembunyikan tujuan puisinya itu, Fadli membantah bahwa puisi itu tidak ditujukan kepada mbah Moen.

Namun sayangnya, makna dari puisi itu berhasil ditebak oleh warga dan kiai NU. Jadi, mau atau tidak mau, Fadli harus mengakuinya secara jujur dan berani untuk meminta maaf secara terbuka kepada mbah Moen.

Teori lain yang bisa dijadikan referensi bahwa puisi itu memang diduga menargetkan mbah Moen ialah teori Card Stacking. Dalam teori Card Stacking disebutkan bahwa pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan dan pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis ditujukan untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang atau produk.

Merusak Reputasi NU

Bila dikaitkan dengan teori Card Stacking, Fadli tampaknya memang sudah menyiapkan pilihan kata dalam puisinya sekaligus goal sasarannya.

Diduga kuat Fadli berharap puisinya bisa melakukan individual assassination terhadap kiai NU, terutama mbah Moen. Fadli diduga kuat berniat merusak reputasi mbah Moen sebagai kiai kharismatik NU. Dengan kata lain, ada ujaran kebencian yang dilakukan Fadli terhadap mbah Moen.

Dalam kesempatan ini saya berharap Fadli Zon harus secepatnya menyadari bahwa puisi yang ditulisnya itu bukan hanya menyulut kemarahan warga NU dan kaum muslim, tetapi juga bisa merusak citra kiai dan tokoh agama lain yang selama ini telah berperan besar dalam menjaga NKRI dan kerukunan antarumat beragama. Wasalam...

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

Indonesiacommentofficial

IG: @wawanku86931157

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

ICTV YouTube

foto: istimewa

Tuesday, May 26, 2020

Pesan Moral Film The Santri, Islam itu Rahmatan ‘Lil Alamin

Efek nasi tumpeng dalam film The Santri membuat penggila khilafah terkapar berat. Film ini memang belum tayang di bioskop, namun trailernya yang sudah dirilis melalui YouTube menuai protes keras, ketika adegan Wirda Mansyur (putri ustadz Yusuf Mansur) masuk ke gereja untuk memberikan nasi tumpeng kepada pastur yang memimpin ibadah jemaat. Salah satu pemrotes film ini adalah Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI), Hanif Alathas yang juga menantu Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Seketika itu juga, Tagar #BoikotFilmTheSantri menjadi trending topic di jagat twitter Indonesia.

Film The Santri merupakan hasil kerja bareng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan sutradara muda pendatang baru berdarah Tionghoa Livi Zheng dan adiknya Ken Zheng. Film bergenre drama religius ini, rencananya akan diputar disejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat pada Hari Santri Nasional tanggal 20 Oktober mendatang. Ketua Umum PBNU KH. Said Agil Siradj dalam film ini menjabat sebagai Executive Producer, sedangkan penata musiknya digarap komposer kenamaan Purwacaraka.

Toleransi Santri

Mengapa para penggila khilafah mengecam film ini? Menurut mereka, film The Santri tidak sesuai dengan kehidupan para santri di pesantren. Pernyataan ini jelas ngawur bin ngaco. Kenapa begitu? Justru film ini seperti dikutip dari laman PBNU, berhasil mengangkat nilai dan tradisi pembelajaran di pondok pesantren yang berbasis kemandirian, kesederhanaan, toleransi, kecintaan terhadap tanah air serta sikap anti radikalisme dan terorisme.

Toleransi antarumat beragama bagi kaum khilafah dinilai sebagai ‘penyakit’ yang menakutkan. Padahal, sikap dan perilaku toleransi antarumat beragama, bagi muslim Indonesia merupakan kunci kehidupan yang super penting dan tidak terbantahkan karena dengan toleransi akan tercipta kedamaian, kenyamanan dan ketentraman hidup antarsesama makhluk ciptaan tuhan.

Allah SWT dalam Surat Al Maidah, ayat 48 berfirman, "Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu mengenai pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan."

Makna ayat ini sangat jelas bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda-beda. Perbedaan itu merupakan hukum yang berlaku dalam kehidupan. Perbedaan adalah kehendak illahi yang akan mendorong manusia untuk menjaga kelestarian alam semesta. Oleh karena itulah, manusia wajib menyikapi perbedaan dengan bijak, bukan dengan memaksa orang lain agar berpikiran sama.

Allah SWT juga menyinggung soal perbedaan ini dalam Surat Yunus ayat 99, "Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu akan memaksa semua manusia agar menjadi orang-orang yang beriman?"

Intisari dari ayat ini ialah perbedaan mensyaratkan adanya ukhuwah bagi umat muslim agar pola kehidupan bisa berlangsung damai sekaligus masing-masing pihak yang berbeda dapat mencapai tujuannya secara kolektif.

Ibadah Muamalah

Sayangnya, kemungkinan besar para penggila khilafah tidak memahami tafsir kedua ayat itu. Mereka sangat kaku dalam menafsirkan ayat di Al Quran dan menjalankan syariat. Mereka tidak bisa membedakan mana ibadah mahdhah (hubungan langsung dengan Tuhan) contohnya ibadah sholat dan mana ibadah muamalah (hubungan antarmanusia). Contohnya ialah soal berbagi makanan yang bernilai ibadah (saat adegan nasi tumpeng).

Penggila khilafah tidak akan pernah mau memahami bahwa memberikan nasi tumpeng merupakan wujud ibadah muamalah (antarmanusia).Mereka melihat adegan itu hanya sebatas nasi tumpeng dan orang yang menerima tumpeng (non muslim). Mereka menilai, adegan pemberian nasi tumpeng merupakan sikap syirik yang tidak ada tuntunannya dalam ajaran islam. Orang yang menerima tumpeng (non muslim) dalam pemahaman khilafah adalah kafir.Mereka menilai, semua ibadah muamalah hanya diukur dengan ilmu fiqih.

Nah, berdasarkan penjelasan dua ayat dan dua perbedaan ibadah di atas, maka jelas sudah film The Santri justru memberikan pemahaman yang sangat luas tentang ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Umat muslim sebagai pelaksana ajaran Islam berkewajiban memberikan kesejukan hidup antarsesama makhluk ciptaan Tuhan yang bukan hanya terbatas kepada manusia saja, tetapi juga kepada hewan, tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa lainnya yang bertebaran di muka bumi. Semoga saja para penggila khilafah sembuh dari penyakit mabok agama setelah menonton film The Santri.

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Foto: Ist

Monday, May 18, 2020

THE WAWAN KUSWANDI FORUM: Darurat Radikalisme, Kemana MUI?

MUI dan DMI bungkam soal radikalisme dan terorisme, kenapa? Yuk simak, trims guys...

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI FORUM

#INDONESIAComment

Foto: Ist

Saturday, May 9, 2020

Deradikalisasi China Terbaik di Dunia, Tak Ada Pelanggaran HAM di Uighur

Diduga kuat pelarian gerombolan ISIS yang kalah di kawasan Timur Tengah berusaha menyusup ke komunitas muslim Uighur, Xinjiang, China.

Tetapi, gerakan mereka berhasil dibendung Pemerintah China. Kabarnya, sejumlah negara di dunia menilai proses deradikalisasi muslim Uighur,#DeradikalisasiUighurChina menjadi salah satu program terbaik dunia untuk membendung dan memberantas pelarian dan simpatisan ISIS.

Sejumlah media massa pro Barat (Amerika Serikat, Eropa dan konco-konconya) diduga kuat berkonspirasi melakukan penyebaran berita, foto, video dan informasi hoaks secara terus menerus untuk mendiskreditkan Pemerintah China#KonspirasiBarat mengadudomba umat muslim dunia.

Di Indonesia, ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah paham betul bahwa ada penyesatan berita dan informasi yang dilakukan sejumlah media barat terhadap muslim Uighur yang dikaitkan dengan isu HAM. Padahal, di Uighur tidak ada kejahatan HAM. Justru yang ada hanyalah pengawasan ketat software deradikalisasi.

Ormas NU dan Muhammadiyah tidak terpancing dengan aksi provokasi dan konspirasi politik media-media barat. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, menjamin tidak ada diskriminasi apalagi kekerasan terhadap muslim Uighur di Xinjiang, China. Menurut Said, saat ini semakin banyak pembangunan masjid di China, terutama di Xinjiang. Imam-imam masjid di Uighur juga mendapatkan fasilitas hingga jaminan hidup yang memadai.

"Sekarang, Islam sudah berkembang di China. Pemerintah China memberikan perhatian penuh kepada umat muslim dengan memperbaiki masjid-masjid, bahkan lahir ratusan restoran halal," kata Said usai menghadiri diskusi bedah buku berjudul 'Islam Indonesia dan China: Pergumulan Santri Indonesia di Tiongkok' di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Said menegaskan, pemerintah Indonesia tidak perlu ikut terlibat dengan provokasi dan konspirasi yang dilakukan sejumlah negara barat melalui media massa barat dan NGO yang menuding adanya persekusi atau kejahatan HAM terhadap etnis Uighur.

Bahkan, Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mempersilahkan masyarakat Indonesia untuk melihat langsung kondisi muslim Uighur, di Xinjiang, China. Xiao Qian menyampaikan hal itu saat bertemu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Menurut Xiao Qian, pemberitaan media barat mengenai tindakan represif pemerintah China terhadap muslim Uighur tidak benar. Yang benar adalah China sedang memerangi radikalisme dan terorisme di kota Xinjiang. Suku Uighur bersama suku Hui menjadi suku utama pemeluk Islam di China. Suku Uighur lebih bernafaskan Islam sufistik. Sedangkan suku Hui bermazhab Imam Hanafi.

China Bela Muslim

Salah satu pembelaan dan perhatian Pemerintah China#ChinaBelaMuslim kaum muslim ialah Pemerintah China memberikan dana bantuan sebesar US$15 juta atau sekitar Rp213 triliun kepada bangsa Palestina untuk menggarap belasan proyek di Tepi Barat Jalur Gaza. Duta Besar Cina untuk Palestina, Guo Wei, dan Sekretaris Jenderal Dewan Menteri Palestina, Amjad Ghanem, Kamis (29/8/2019) lalu, menandatangani kesepakatan antarkedua negara.

Menurut Kantor Berita Palestina, WAFA (30/8/2019), dana triliunan itu akan digunakan untuk mendirikan infrastruktur, pengembangan pemuda dan kewirausahaan, pengembangan perempuan, dan energi. Namun yang paling baik dari donasi itu, adalah sumbangan US$500 ribu atau Rp7 miliar untuk membeli tas sekolah bagi anak-anak Palestina.

Perampok Minyak

Karakter, sifat dan perilaku imperialisme dan kolonialisme negara-negara barat sampai saat ini terus berlangsung terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Asia yang banyak memiliki cadangan minyak dan gasoline bumi.

Cara-cara keji yang paling banyak dilakukan negara-negara barat agar bisa merampok#PerampokMinyakXinjiangminyak dan gas bumi di kawasan Timur Tengah dan Asia ialah diduga kuat mereka membuat fitnah atau penyebaran berita hoaks tentang konflik SARA (Contohnya Suriah dan negara sekitarnya) dan fitnah kepemilikan senjata kimia (contohnya Irak).

Negara-negara barat berkonspirasi dengan media barat untuk mempropagandakan kebohongan itu dengan cara-cara kejam agar bisa bisa mengintervensi negara-negara sasarannya, tujuannya hanya satu yaitu merampok sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi.

Kekejaman ini diduga kuat dilakukan negara-negara barat terhadap wilayah Xinjiang di China. Mereka ingin merampok cadangan minyak dan fuel bumi di Xinjiang dengan memakai isu HAM terhadap etnis Uighur di Xinjiang.

Seperti diketahui, Pemerintah China telah menemukan ladang gas yang diperkirakan menyimpan cadangan 115,3 miliar meter kubik di lembah Tarim, Daerah Otonomi Xinjiang. Wakil General Manajer PetroChina Cabang Tarim, Tian Jun, menyatakan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan uji coba dengan baik di ladang fuel tersebut.

Ladang gasoline itu mampu menghasilkan 418.200 meter kubik gasoline alam dan 115,15 meter kubik gasoline kondensat in keeping with hari. Ladang fuel Tarim diperkirakan menyimpan a hundred and fifteen,three miliar meter kubik gas alam dan 21,66 juta ton gasoline kondensat. China akan mulai memproduksi fuel itu November 2020 mendatang. Ladang gasoline di wilayah Tarim akan memasok gasoline alam ke 15 provinsi di wilayah utara dan timur China melalui jaringan pipa gasoline.

Xinjiang merupakan daerah otonom di bagian barat China yang berbatasan langsung dengan Rusia, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Afghanistan, dan Pakistan. Xinjiang memiliki cadangan minyak dan gasoline bumi melimpah.

Deradikalsasi China

Sebanyak 37 negara menandatangani dukungan terhadap kebijakan deradikalisasi Uighur, Xinjiang, China. Ke 37 negara itu menegaskan dukungannya kepada China untuk tetap melakukan deradikalisasi#DeradikalisasiChina bentuk pelatihan kejuruan dan pusat-pusat pelatihan di Xinjiang.

Ke 37 negara yang mendukung kebijakan China#PresidenJinping ialah Aljazair, Angola, Bahrain, Belarus, Bolivia, Burkina Faso, Burundi, Kamboja, Kamerun, Komoro, Kongo, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Mesir, Eritrea, Gabon, Kuwait, Laos, Myanmar, Nigeria, Korea Utara, Oman, Pakistan, Filipina, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Tajikistan, Togo, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Venezuela, dan Zimbabwe.

Sedangkan negara-negara yang menuding China melakukan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur diantaranya yaitu Australia, Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Jepang, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identification

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@wawanku86931157

#indonesiacommentofficialICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI FORUM

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Foto: Ist