Tuesday, August 4, 2020

Netizen Pemuja Fitnah

Fitnah semakin merajalela di jagat sosial media. Fitnah terus membabi-buta menghantam kebenaran, kebaikan dan kejujuran manusia. Fitnah dapat dilakukan secara massal maupun individual. Fitnah tak mengenal SARA. Fitnah sangat kejam dan sadis.  Fitnah menjadi ideologi yang  sangat digemari sebagian besar netizen Indonesia. Fitnah dipuja dan dipuji para netizen.

Tahukah kita bagaimana dahsyatnya bahaya fitnah, baik yang terucap secara lisan maupun yang tertulis di sosial media? Yang pasti manusia akan saling hujat. Efek paling buruk akibat fitnah adalah antar manusia saling bunuh?

Allah SWT berfirman tentang fitnah dalam surat Ali ‘Imran ayat 7, “Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”.

Saya sangat prihatin ketika fitnah terus-menerus dishare para netizen di sosial media. Hampir sebagian besar netizen tidak kritis dan teliti dalam membaca dan melihat info/berita/foto/video yang tersebar di sosial media. Lebih parah lagi, para netizen penyebar fitnah ini mengklaim membela agama dan mengatasnamakan Tuhan dalam menyebar fitnah.

Dampak  fitnah begitu mengerikan bagi kehidupan manusia di alam raya. Di sisi lain, para netizen penyebar fitnah ini tertawa puas menyaksikan kehidupan manusia hancur ditelan gelombang fitnah. Pertanyaannya ialah masihkah kita terus-menerus menyebar fitnah antar sesama manusia? Mari kita renungkan bersama. Ngeteh dulu bro, sambil nyicipin singkong rebus, srupuuuuttt…(Wawan Kuswandi)

No comments:

Post a Comment