Apa yang terlintas pertama kali dalam pikiran teman-teman ketika mendengar kata “wakaf”? Hanya bisa dilakukan oleh orang kaya alias banyak uang, pemberi wakaf sudah dipastikan berusia lanjut, harta atau aset wakaf harus berjumlah besar, dan bentuknya biasanya seperti tanah kosong yang digunakan untuk pemakaman (hmm.. ngomongin pemakaman kok jadi serem ya). Itu yang pertama kali terlintas dalam pikiranku dahulu. Ribet banget ya pikiranku waktu itu.
Sebenernya apa sih yang dimaksud menggunakan wakaf? Wakaf adalah sedekah jariyah, yakni menyedekahkan harta kita buat kepentingan umat. Ada poly organisasi yang mengelola wakaf keliru satunya Dompet Dhuafa, pernah dengar? Pasti udah nggak asing lagi dong. Dompet Dhuafa adalah organisasi nirlaba terkemuka di Indonesia yg didirikan pada tahun 1993, yang mengangkat martabat dan darma manusia menggunakan memanfaatkan dana zakat, infaq, sedekah & wakaf dan dana sosial lainnya baik berdasarkan individu, grup dan perusahaan.
Ngomongin Dompet Dhuafa, kebetulan banget beberapa waktu lalu aku dan lebih dari 30 orang teman-teman blogger berkesempatan berkunjung ke daerah Subang tepatnya ke Kebun Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa dalam rangka Blogger Meet Up bersama Dompet Dhuafa yang bertajuk “Wake Up! Wakaf”. Eh bentar-bentar, gimana ini, temanya wakaf tapi kok berkunjungnya ke kebun? Kebingunganku itulah yang membuatku bersemangat banget ikutan Blogger Meet Up ini. Kan daripada bingung sendirian dan hanya mengira-ngira mending meluncur langsung ke TKP biar dapat penjelasannya, iya nggak?
Sekitar jam 05.15 WIB aku udah berangkat menurut rumahku di Jatinangor menuju meeting poin di Kantor Dompet Dhuafa Buah Batu Bandung. Kok pagi amat berangkat menurut rumahnya? Karena planning kami berangkat berdasarkan meeting poin jam 06.30 WIB buat menghindari stagnasi, berdasarkan Bandung ke Subang walaupun jaraknya deket akan tetapi kalo kena macet kan lumayan pula ya bakalan jadi usang. Setelah semua peserta berkumpul, kami berangkat bersama-sama ke Kebun Indonesia Berdaya pada Subang memakai tunggangan yang telah disediakan. Perjalanan terbilang lancar walau melewati jalur Lembang karena mungkin saat kami berangkat bukan jam berangkat atau pergi tempat kerja. Mendekati lokasi, sepanjang jalan kami disuguhkan hamparan kebun nanas yg sudah mulai berbuah. Kemudian mulai terlihat kebun buah naga yang ternyata disekitar situlah lokasi meet up-nya.
Tiba di lokasi, panasnya daerah Subang langsung terasa ditambah teriknya matahari yang mulai naik. Beruntung kami disuguhkan jus nanas yang segar dengan rasa asam manisnya yang pas. Ada pula beberapa jenis cemilan sehat seperti ubi, singkong, jagung, kacang, dan pisang. Yups aku sebut itu semua cemilan sehat karena cara pengolahannya direbus, hehe.. nggak ketinggalan ada juga sate nanas (terus, buah naganya mana? sayangnya ternyata belum berbuah). Oh iya, selain disambut dengan cemilan-cemilan yang menggugah selera, kami juga disambut dengan alunan musik khas sunda yang bakalan bikin betah berlama-lama disini. Nggak ketinggalan juga sambutan dari para staf dan pengelola Dompet Dhuafa dan Kebun Indonesia Berdaya yang ramah-ramah.
Tak usang lalu program dibuka sang MC, kemudian disusul pemaparan dari Bapak Bobby P. Manulang selaku General Manager Wakaf Dompet Dhuafa, & Bapak Kamaludin selaku Manager Program Ekonomi Dompet Dhuafa. Dari sini saya mulai paham bahwa bentuk harta wakaf nggak hanya yg aku kira diawal. Wakaf bisa berupa huma yg bisa terus diberdayakan buat membantu kesejahteraan umat yg diklaim jua Wakaf Produktif. Aset wakaf produktif yang dikelola oleh Dompet Dhuafa sendiri ternyata sudah relatif banyak, antara lain :
1. Bidang Pendidikan; terdiri berdasarkan beberapa sekolah, gedung pendidikan, pesantren, & lembaga pendidikan non formal
dua. Bidang Kesehatan; terdiri dari beberapa rumah sakit, klinik, optik, & apotek
tiga. Bidang Ekonomi; terdiri berdasarkan kebun berdaya, pabrik pengolahan buah, minimarket, peternakan & lainnya
4. Bidang Sosial Budaya; terdiri dari beberapa masjid
Kebun Indesia Berdaya dan Rumah Produksi Olahan Nanas (atau disebut pula Rumah Industri Pengolahan Nanas) yg saya & sahabat-teman Blogger kunjungi kala itu merupakan salah satu wakaf produktif dimana lahan & donasi wakaf yg dihimpun Dompet Dhuafa dapat sebagai asal ekonomi produktif yg bisa memberi manfaat ekonomi bagi kaum dhuafa. Kebun Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa mengolah lahan seluas 10 Hektar yg ditanami aneka tumbuhan buah diantaranya butir nanas dan buah naga. Sementara Rumah Industri Nanas merupakan pabrik ekstrak butir yang akan memasak buah-buahan hasil dari Kebun Indonesia Berdaya sebagai selai, sirup, & lainnya. Pabrik ini dibutuhkan dapat berproduksi menggunakan padat karya dan menyerap energi kerja dari kalangan dhuafa. Semua produk yang dihasilkan adalah output pemberdayaan karena semua petani binaan Dompet Dhuafa selain dibina menjadi petani, mereka dibina juga buat proses marketingnya.
Tujuan berdasarkan wakaf produktif Dompet Dhuafa yakni ingin menyelamatkan aset umat & membebaskan tanah seluas-luasnya buat kesejahteraan umat. Adapun bantuan wakaf Dompet Dhuafa tahun ini terus meningkat pesat menurut tahun sebelumnya menggunakan total holistik penerima manfaat terdiri berdasarkan 30 KK, 10 SDM, 12 desa. Persentase paling akbar dari wakaf produktif ini yakni pada bidang kesehatan.
Hari semakin terik, sebelum matahari benar-benar bagaikan berada di atas kepala, kami diajak untuk berkeliling Kebun buah nanas sekaligus buah naga. Sambil menyimak penjelasan dari salah satu Staf Dompet Dhuafa yang menjadi guide kami saat itu, kami melihat tanaman buah nanas dan buah naga terhampar diatas lahan seluas 10 Hektar itu. Hingga tibalah kami disebuah peternakan domba yang ternyata masih dikelola oleh Dompet Dhuafa. Aku cukup kaget karena di area peternakan yang menurutku tidak begitu besar tersebut ternyata mampu menampung hingga 1000 ekor domba yang ketika Idul Adha dapat dimanfaatkan menjadi hewan kurban. Tepat di depan kandang-kandang domba yang terbagi menjadi kandang pembibitan dan kandang penggemukan ini terlihat beberapa pegawai yang sedang mengolah daun singkong menjadi silase (mendengar kata ‘silase’ seketika aku ingat masa-masa kuliah dijurusan Biologi beberapa tahun yang lalu, hehe maafkan aku yang malah bernostalgia).
Akhirnya tibalah ketika untuk istirahat sholat & makan siang. Ini beliau yang nggak kalah dinanti, iya kan? Kami semua menikmati sajian menu makan siang spesial sunda dengan suka cita. Setelah istirahat sejenak kami melanjutkan acara mengunjungi Rumah Industri Pengolahan Nanas yg jaraknya tidak jauh menurut Kebun Indonesia Berdaya ini, akan tetapi tetap buat menuju lokasi tempat tinggal industri tersebut harus memakai kendaraan. Rumah Industri Pengolahan Nanas tersebut terdiri dari bangunan tempat kerja di bagian depan & pabrik di bagian belakang. Sayang banget ketika kami kesana sedang nir terdapat proses produksi, padahal aku ngarep banget sedang ada proses produksi izin mampu lihat langsung bagaimana proses pengolahan buah nanasnya.
Nggak terasa hari mulai menuju sore, akhirnya kami bersiap pergi menuju Bandung (menuju rumah masing-masing tepatnya, hehe). Melewati jalur yang sama dengan jalur berangkat tersebut pagi, perjalanan pulang sampai wilayah Lembang relatif lancar, namun memasuki wilayah Bandung kami disuguhi kembali realita kota dengan segala kemacetannya.
Ditengah kemacetan aku balik mengingat-ingat pengetahuan baru yang saya dapatkan hari itu. Bahwa ternyata buat berwakaf nggak harus nunggu jadi kaya raya dulu, karena Dompet Dhuafa punya acara wakaf Rp 10.000 perorang yg nantinya patungan menggunakan banyak umat muslim lainnya. Ini menarik banget buat milenial kayak saya yang punya cita-cita pengen berwakaf akan tetapi masih ngos-ngosan nabung buat masa depan (cieee masa depan). Aku jadi terdorong banget buat ngajakin teman-temanku buat turut dan berwakaf beserta di Dompet Dhuafa. Kunjungan hari itu bener-bener jadi pengalaman tidak terlupakan buatku lantaran selain sanggup melihat hamparan perkebunan yg luas (itung-itung refreshing lantaran kalo hari kerja pemandanganku hanya personal komputer beserta data & nomor ), saya pula menerima pencerahan baru mengenai wakaf bahwa berwakaf nggak seribet yg aku bayangkan sebelumnya. Justru dengan Dompet Dhuafa menciptakan wakaf sebagai lebih mudah.
Kantor Dompet Dhuafa Jabar (Bandung) :
Jl. R.A.A Marta Negara No.22A Turangga, Kec.Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40264
Kebun Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa :
Desa Cirangkong, Kec.Cijambe, Subang, Jawa Barat
No comments:
Post a Comment