Thursday, July 26, 2018

Serba-Serbi Make-up Artist Alias Tukang Rias

Serba-Serbi Make-up Artist
Make-up? I love make-up dan segala pernak perniknya. Ada pepatah yg menyampaikan pekerjaan paling menyenangkan artinya hobi yg dibayar. Ya itu betul sekali. Sangat menyenangkan dikala karya kita dapat disukai dan memproduksi bahagia orang poly. Ada juga yg bilang "yummy ya jadi make-up artist "(lantaran kita rakyat Indonesia, maka mari gunakan bahasa Indonesia. Bahasa merakyatnya tukang make-up). Kerja bentar cuma poles-poles doang, dibayar gede. Hehehehehe. Tapi tahukah engkau bahwa kondisi tiap daerah itu berbeda? Nih aku ceritain berdasarkan sudut pandang aku ya.

Jadi tukang make-up itu, wajib siap kurang tidur

Bangun jam dua subuh udah mesti siap dilakonin. Liat anak suami jam segitu lagi yummy-enaknya tidur dibalik selimut, kita wajib melek, mandi, berangkat. Brrrrrr

Harus on time

Kalau dalam satu hari itu ada poly pekerjaan rias yg wajib dilakoni, siap-siap bawa stop watch di otak sndiri dan menargetkan diri sendiri per-job wajib selesai jam brapa. Namun hasil make-up wajib permanen indah. Nggak lucu kan kalau program terpenting seseorang jadi berantakan hanya lantaran kitanya terlambat? Plus wajib siap-siap pinggang sampai berasa mangkat rasa lantaran wajib ada dalam posisi menekuk sepanjang hari. Lumayaaaaan

Teliti dan punya mental baja

Untuk daerah ditempat aku, yg masih menjadi favorit rakyat sini artinya pesta pernikahan dirumah, berdasarkan subuh sampai malam. Kalau telah begitu, siap-siap saja kita pulang malam lantaran wajib berkali-kali retouch dan ganti baju pengantin. Persiapan dan check perlengkapan pengantin wajib dilakukan berkali-kali. Ketinggalan per-item aja dapat fatal akibatnya. Semisal buat pengantin berkerudung, dan kita lupa bawa manset. Kecil sih, tapi fatal. Belum lagi medan tempuh yg terkadang sulit dilalui, barang bawaan yg poly. Kita mesti punya mental baja dan nyali gede (lantaran jalan subuh menembus area yg sepi) - ya namanya juga subuh banget ya.

Pandai menguasai diri

Jadi tukang make-up itu wajib dapat mengatasi suasana hati dan mood diri sendiri. Ada kalanya kita lagi ada dalam kondisi hati marah, kesal atau sedih. Itu semua nggak boleh diperlihatkan ke pengantin. Kita wajib permanen jadi ibu peri baik hati, selalu tersenyum dan dapat memberi kekuatan kepada para pengantin. Dan kita wajib permanen memproduksi karya rias yg paripurna. Padahal, make-up sama dengan seni, seperti melukis. Kalau mood kita sedang naik turun, cita rasanya mau pulang aja kerumah dan minum coklat panas sambil bergelung didalam selimut dingin.

Harus tabah kalau bicara soal porto

Suka sedih kalau ada yg nanya begini "harga riasnya berapa?" Dan dikala kita telah kasih harga, dengan entengnya dia bilang begini "ahhh mahal banget. "Di si A dan B itu cuma segini, nanti ada temen aku dan sodara aku juga mau nikah loh".

Yang wajib aku tekankan disini, jasa itu nir dapat diukur mahal atau murah. Alat kosmetik aku dengan si A dan B itu pasti nggak sama, hasil rias juga nggak sama. Dan kalau soal promosi, ya kalau semua minta minim dengan janji kita akan dipromosikan, kemudian kita dapat untung berdasarkan mana? Nggak munafik kan selain lantaran hobi, kita juga perlu uang. Ya kan ya kan?

Tak hanya merias, tapi juga mengurus keperluan lain pengantin

Untuk di daerah sini, rakyat senang dengan perias yg punya semua kebutuhan wedding. Jadi seperti one stop wedding service. Kebayang nggak dikala kita wajib ngurusin semua keperluan pengantin itu? Busana pengantinnya, sandang ayah ibu, sandang keluarga, prewedding-nya, dekorasinya, susunan acaranya, pemusiknya, sampai ke perkara tenda-tendanya dan kursi plus piring makannya (kalau acaranya di tempat tinggal). Mirip wedding organizer ya.

Harus terus belajar

Tukang rias juga wajib selalu belajar, cari info tren-tren rias mutakhir, tren sandang mutakhir, tren kerudung dan sanggul mutakhir. Harus rajin nimba ilmu berdasarkan master-master yg ada. Nggak boleh cepet puas sama hasil diri sendiri deh.

Harus siap menghadapi emosi pengantin dan keluarganya yg nir stabil

Ya kita wajib maklum namanya juga ini program terpenting dalam hayati mereka. Mereka pasti mau yg terbaik. Jadi wajib siap diajak konsultasi, bahkan sampai tengah malam (meski hanya lewat WA). Ada kalanya juga nampung emosi dan kesedihan mereka, dan siap-siap hadapin kepanikan mereka di hari H.

Jadi intinya jadi tukang rias itu memang menyenangkan lantaran sinkron dengan hobi. Ya suka dukanya juga poly. Tapi semua profesi kalau dijalani dengan hati, pasti proses nir akan mengkhianati hasil.

Last point: Do I love make-up? Yes for sure.

Advertisement

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tips Daily Make Up Mudah Tanpa Banyak Alat, Cepat, and Minim Budget
Suka Duka Menjadi Make Up Artist Pemula
7 Wedding Make-up Artist yg Layak Kamu Ikuti. Siapa Tahu Lho, Kamu Nikahnya Tahun Ini
Make Up Artist Pengantin Kok Tarifnya Mahal Ya? Simak Dulu 11 Alasan Ini Untuk Tahu Kenapa
Serba-serbi Squiggle Lips, Tren Bibir Berlekuk yg Kini Viral di Instagram. Kamu Mau Coba?

No comments:

Post a Comment