Tuesday, July 31, 2018

Batik serta tenun dalam tengah persaingan kostum mutakhir

Batik serta tenun
Kain batik & tenun khas Indonesia menjadi andalan beberapa desainer belia buat tampil kepada Jakarta Fashion Week 2017 yang digelar 22-28 Oktober 2016 kemudian. Rancangan mereka mendapat apresiasi positif & bisa bersaing beserta karya desainer lain termasuk asal mancanegara.

BERITA TERKAIT
Epson kolaborasi beserta desainer kepada Jakarta Fashion Week 2017
Jadikan kekayaan budaya karakter fashion Indonesia
Vespa tunjuk 3 sosok belia menjadi inspirator kepada JFW 2014

Penampilan busana batik & tenun beserta gaya teranyar paling dinanti oleh pengunjung asal luar negeri termasuk desainer asing. Panitia nir tetapkan tema khusus & membebaskan setiap desainer buat menampilkan segala ciptaan busananya yang kemudian diperagakan oleh para model.

"Semua busana niscaya punya target masing-masing sendiri, seperti contohnya modest wear (busana muslim) bisa digunakan buat non modest, luas cakupannya. Para desainer belia menonjolkan keunikannya masing-masing," terperinci Direktur JFW 2017 Leni Tedja saat berbincang-bincang beserta merdeka.com kepada sela-sela perhelatan JFW 2017, Senayan City, Jakarta Selatan, Kamis (27/10).

Leni mengungkapkan tren batik masih banyak ditemui kepada beberapa perhelatan fashion kepada seluruh global termasuk kepada Jakarta Fashion Week 20017 ini. "Masing-masing punya market sendiri, batik bisa dikombinasi beserta model-model busana teranyar lainnya. Bisa ke market internasional. Kita mau go international market & tanpa menghilangkan batik itu sendiri," tutur Leni.

Sedangkan Creative Director Jakarta Fashion Week 2017 Ai Syarif menilai, saat ini batik-batik Indonesia nir kalah saing beserta produk fashion asal luar negeri. Sayangnya, selera orang Indonesia masih suka beserta brand atau merek fashion asal luar negeri.

"Kadang-kadang sudah semakin kritis. Brand kita enggak kalah sama kualitas luar. Saya bangga melihatnya. Dan saya lihat asal Indonesia enggak kalah. Tapi buat JFW kali ini, yang saya bilang tadi, kita saling belajar. Tapi sebanernya kualitas kepada Indonesia itu jauh lebih indah," tutur Ai.

Jakarta Fashion Week 2017 2016 jakartafashionweek.co.id

Ai menuturkan, banyak merek lokal sulit berkembang lantaran terbentur porto pemasaran beserta merek asing. "Makanya kan timbul Indonesia Fashion Forward yang kita punya acara. Mereka kebentur asal programnya sendiri," ujarnya.

Soal tendensi rakyat Indonesia lebih tertarik beserta merek busana luar negeri ini diakui perancang busana senior Musa Widyatmodjo. Salah satu faktor berdasarkan beliau ialah mudahnya busana karya perancang luar negeri didapatkan kepada banyak gerai.

"Kalau brand lokal? gerai total hanya 12-15 gerai penjualan, & itu semuanya kepada pulau Jawa," tutur Musa kepada Senayan City, Jakarta, Jumat (28/10).

Menurut desainer yang sudah berkecimpung kepada global mode semenjak 25 tahun kemudian ini timbul beberapa cara bagi merek lokal agar bisa diminati rakyat. Salah satunya yaitu media yang wajib mendukung brand lokal. Karena tutur beliau, brand Internasional lebih banyak mempunyai modal dibandingkan beserta brand lokal.

"Di mana-mana yang punya uang beliau yang lebih bertenaga. Buka toko kepada mana-mana kan butuh uang," ungkap Musa.

Dia pula ingin brand lokal lebih didukung oleh investor lantaran selama ini para desainer wajib merogoh kocek sendiri buat porto pemasaran & kenaikan pangkat. Musa mencontohkan beliau yang sudah berkecimpung lama kepada perjuangan fashion tanpa investor & memakai uang pribadi buat memproduksi toko yang menjual rancangannya permanen timbul.

"Nah saya gimana? Uang saya uang pribadi semua, enggak pakai investor. Enggak timbul yang support. Bayar iklan enggak bisa ya kan?" keluh Musa.

Jakarta Fashion Week 2017 2016 jakartafashionweek.co.id

Bukan hanya Musa yang ingin brand lokal lebih berkembang & diminati banyak rakyat Indonesia. Perancang busana batik Anthony Bachtiar menyatakan, busana klasik seperti batik & kebaya sebetulnya bisa bersaing beserta busana teranyar. Meski begitu, para perancang wajib melakukan aneka macam ciptaan agar batik, kebaya maupun tenun tampil beserta model yang lebih mengikuti perkembangan zaman.

Anthony pula menilai beserta cara seperti itu rakyat pun nir bosan beserta model baju batik & kebaya yang bergaya klasik. "Dengan cara itu, kami para desainer bisa bersaing beserta busana teranyar," tutur Anthony. [bal]

No comments:

Post a Comment