Thursday, July 26, 2018

Gigi Hitam Mengilap Lambang Kecantikan Wanita

Gigi Hitam Mengilap Lambang Kecantikan Wanita
[caption id="attachment_287161" align="aligncenter" width="600" caption="(ilust daria.com)"][/caption]

Kiprah warna hitam dalam dunia kecantikan cukup menonjol dewasa ini, terbukti tren memakai lipstik warna hitam, kuteks (nail polish) yg berwarna hitam menyala, & maupun merajah kulit bareng tato yg berwarna hitam. Hanya tinggal gigi yg belum dihitamkan dalam dunia fashion. Kita mungkin sudah lupa atau tidak pernah memahami, bahwa beberapa abad berselang, gigi yg dihitamkan ialah lambang kecantikan & keningratan. Dan gigi hitam mengilap bukan saja sebagai status sosial, namun terbukti zat penghitam ini bisa melindungi gigi sumber kekeroposan (karies) & maupun menjaga kesehatan tubuh secara awam.

Di masa lampau, khususnya kepada kawasan Asia, Melanesia & Mikronesia, menghitamkan gigi merupakan tradisi yg wajib dijalani kepada ketika memasuki usia akil baliq. Di Jepang, menghitamkan gigi ini dinamakan bareng ohaguro. Caranya bareng melarutkan bubuk besi (iron filing) kepada cuka atau sake, lalu dioleskan kepada permukaan gigi. Supaya warna hitam ini bertahan lebih lama & memberi kesan mengilap, maka dioleskan kulit buah delima (rind of pomegranate).Tradisi ini dijalankan berabad-abad lamanya, kepada gadis yg akan memasuki jenjang pernikahan, maupun dilaksanakan kepada geisha. Baru kepada tahun 1873, gigi hitam ini dilarang oleh kaisar Jepang & permaisuri kaisar memberi model bareng nir menghitamkan giginya & justru memamerkan gigi yg putih bersinar mirip mutiara (pearly white).

Di negara China, tradisi menghitamkan gigi maupun dijalankan kepada wanita. Secara budaya, gigi hitam kepada wanita selain melambangkan kecantikan, maupun berguna buat menyembunyikan ekspresi lisan sang wanita, mirip halnya penggunaan kipas atau tangan yg ditutupkan kepada depan bibir. Kalau kita amati, hingga sekarang pun, wanita Asia yg akan tertawa absolut secara refleks menutupi lisan bareng tangannya. Gigi yg putih, kepada zaman itu, memberi kesan menyeramkan, lantaran menyerupai warna tulang, & mengingatkan orang kepada taring anjing & binatang buas lainnya, dan hantu dedemit (demon).

Tradisi gigi hitam ini, secara meluas maupun dianut kepada seantero Mikronesia, Melanesia, & Asia, mirip kepada Vietnam, Laos, Thailand, India, Malaya, & maupun Indonesia. Di Vietnam, kepada masa itu bahkan terdapat tembang warga (folksong) yg mendeskripsikan kecantikan seorang dara bareng rambut yg ikal, bunyi yg merdu, berlesung pipi, & mempunyai gigi hitam mengilap laksana biji buah srikaya (custard apple). Di negeri kita, selain dihitamkan, gigi ini maupun dikikir (tooth filing) menjadi pendek kepada ketika memasuki usia akil baliq mirip yg masih dijalankan kepada Bali, Sumatera, & Sulawesi. Ada juga yg mewarnai gigi ini bareng mengunyah sirih, sehingga seluruh gigi-geliginya merona merah. Memang terdapat penelitian ilmiah yg menunjukan bahwa gigi hitam atau merah ini tahan (resisten) terhadap karies gigi & maupun menguatkan gusi. Ini tentunya bareng mengenyampingkan pendapat ilmiah bahwa zat-zat penghitam/pemerah gigi ini bersifat karsinogenik (bisa memicu terjadinya kanker).

Penduduk Filipina & Vietnam sudah menunjukan bahwa menghitamkan gigi merupakan senjata ampuh melawan ulat gigi yg akan menggerogoti permukaan gigi. Ada satu jenis tanaman perdu yg bernama Pothos Vine yg syahdan bisa menghitamkan gigi bilamana dikunyah. Kalau Pothos Vine ini nir terdapat kepada loka Enda, maka bisa diganti bareng mengunyah kulit buah delima mirip yg biasa dilakukan oleh generasi tua kepada Jawa. Saya teringat ketika mini dahulu, makan hidangan cumi lengkap bareng tinta hitamnya (yg kepada Surabaya dinamakan bareng ikan nus). Sekujur gigi saya menjadi hitam, namun tentunya yg satu ini tidak berguna buat mencegah keropos gigi.

Apakah tren fashion akan merangkul wangsit gigi hitam berkilat sebagai lambang kecantikan akan hayati balik  kepada masa depan? Who knows! Pada ketika mana, dokter gigi akan merangkap sebagai ahli kecantikan, bukan bareng cara memutihkan gigi (bleaching), namun justru bareng menghitamkan gigi.

No comments:

Post a Comment