Seorang tokoh agama, termasuk yang bergelar habib sekalipun tidak punya kekuasaan untuk menentukan seseorang masuk surga atau neraka. Surga itu urusan Tuhan. Sengaja kalimat ini saya ungkapkan pada awal tulisan agar pembaca memahami hak dan kewajibannya sebagai manusia pemeluk agama. Jadi, kalau ada seorang tokoh agama, kyai, mubaligh, ustadz atau habib selalu menggembar-gemborkan surga dalam setiap ceramah atau orasinya, terutama pada saat aksi demo yang bersifat politis, itu jelas-jelas merupakan kebohongan yang teramat besar dan luar biasa. Sesungguhnya, manusia sebagai pemeluk agama hanya memiliki kewajiban yang diperintahkan Tuhan. Sedangkan hak manusia setelah menunaikan kewajiban ditentukan sepenuhnya oleh Tuhan.
Tokoh agama apapun tak punya hak mendikte Tuhan untuk memasukkan seseorang ke dalam surga atau negara. Kalau seorang tokoh agama dengan lantangnya berani mengatakan bahwa seseorang dijamin masuk surga atau neraka atas perintahnya, maka tokoh agama itu benar-benar telah melampaui kekuasaan Tuhan sebagai pemilik dan penentu takdir alam semesta.
Seperti kita ketahui dalam satu tahun terakhir ini, sekelompok tokoh agama yang bersembunyi dibalik ormas radikal dan selalu mengaku-ngaku membela islam banyak melakukan aksi demo.
Para tokoh agama ormas itu, terus mengait-ngaitkan persoalan politik dengan kaidah dan norma agama. Contohnya ialah tudingan penistaan agama dan cap kafir yang dituduhkan ke Ahok. Tidak tanggung-tanggung para tokoh agama ini berani menjanjikan surga bagi umat muslim yang tidak memilih Ahok dalam pilgub Jakarta, beberapa waktu lalu.
Segelintir tokoh agama di Indonesia semakin tidak cerdas dalam memahami dan menafsirkan ajaran agama dalam kehidupan sosial yang universal. Sebut saja seperti Rizieq Shihab, Tengku Zulkarnain, Bachtiar Nasir dan kyai-kyai atau ustadz-ustadz ‘kroco’ lainnya yang terbilang masih ‘ingusan’ dalam memaknai agama, terutama dalam konteks kemanusiaan.
Lantas, kita sebagai bagian dari umat muslim, apakah mau terus terjebak dalam surga versi tokoh agama yang kelakuannya sudah berani melampaui kekuasaan Tuhan? Jadilah umat muslim yang cerdas dan jangan terbuai oleh janji surga tokoh agama apapun. Pertanyaannya ialah Apakah kita mau masuk surga versi tokoh agama yang berperan sebagai Tuhan? Atau kita tetap melakukan kewajiban sebagai umat beragama dan menyerahkan sepenuhnya soal masuk surga kepadaNya. Silahkan Anda Pilih sendiri. Saya ngak mau ikut campur. [Wawan Kuswandi]
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
#INDONESIAComment
No comments:
Post a Comment