Monday, June 8, 2020

Islam ‘Rahmatan Lil Alamin’ [ Merespon Pernyataan Gus Nadir Tentang ‘Islam Wasathiyah itu Moderat’ ]

Pernyataan Nadirsyah Hosen atau biasa disapa Gus Nadir tentang ‘ Islam Wasathiyah itu Modera t’ yang dimuat media online Gatra.com (27 Mei 2019 - Baca: https://www.gatra.com/detail/news/418616/lifestyle/nadirsyah-hosen-islam-wasathiyah-itu-moderat-tanpa-kehilangan-prinsip) sangat menarik sekaligus menohok kelompok Islam radikal yang saat ini sedang bertebaran di sejumlah negara di Timur Tengah dan juga sedang terjadi di Indonesia.

Dalam pandangan saya, pernyataan itu merupakan respon Gus Nadir terhadap terjadinya kekisruhan politik di Indonesia yang mengatasnamakan Islam. Dosen di fakultas hukum Monash University Australia ini menegaskan, Islam Wasathiyah sebagai Islam moderat bisa menjadi pedoman bagi muslim Indonesia dan dunia agar terhindar dari kekisruhan politik yang selalu membawa-bawa Islam.

Menurut Gus Nadir yang juga Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Australia dan Selandia baru ini, Islam Wasathiyah menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Rahmat Islam itu berlaku bagi seluruh umat manusia sekaligus binatang.

Saya sependapat dengan Gus Nadir. Saya meyakini bahwa semua agama, termasuk Islam pasti mengajarkan kebaikan kepada penganutnya. Sejak puluhan tahun lalu, agama sudah menjadi panduan hidup bagi rakyat Indonesia yang tertuang dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Terjadinya kekisruhan politik yang menyeret Islam di negeri Garuda ini, semakin mencerminkan bahwa sebagian umat muslim Indonesia tidak mampu memahami Islam sebagai ‘Rahmatan Lil Alamin’, khususnya dalam konteks sosial atau kemanusiaan. Akibatnya, umat muslim gampang dibodohi oleh siapa saja, termasuk oleh para tokoh agamanya sendiri.

Dalam pandangan saya, Islam adalah ajaran cara berkehidupan yang menyejukan bagi umat muslim dan seluruh makhluk hidup di jagat raya. Jadi, ketika umat muslim melebur dalam kehidupan sosial, maka ajaran Islam otomatis akan mengalir mengikuti pergaulan sosial yang tentunya disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran agama secara umum yang bersifat universal.

Namun faktanya, akhir-akhir ini sebagian umat muslim di Indonesia merasa bahwa merekalah pemegang peran utama dalam kehidupan sosial, termasuk dalam ranah politik. Islam dinilai oleh mereka sebagai agama mayoritas sehingga muncul tindakan anarkisme melalui aksi massa dengan mengatasnamakan Islam.

Setahu saya (maaf kalau salah), tidak ada satu ayatpun dalam Al Qur’an yang menyebutkan bahwa Islam sebagai agama mayoritas dibandingkan dengan agama lain. Dari sini saja terlihat bahwa sebagian umat muslim di Indonesia sudah ‘mengkhianati’ ajaran Islam. Islam oleh sebagian umat muslim dipaksa untuk merusak ranah kemanusiaan dan politik dalam tatanan kehidupan sosial.

Nilai-nilai suci ajaran Islam dicemarkan secara transparan oleh sebagian umat muslim. Kalau semua masalah tata kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia terus-menerus dipaksa untuk ‘berislam ria’, maka lambat laun Pancasila akan musnah.

Saya menduga, sebagian umat muslim Indonesia memang benar-benar tidak memahami Islam dalam konteks sosial. Hampir semua problem sosial terus disudutkan kepada persoalan aqidah Islam. Padahal sesungguhnya, persoalan aqidah merupakan proses komunikasi spiritual antara manusia dengan Tuhan. Aqidah bukanlah ranah publik yang harus digembar-gemborkan oleh sebagian umat muslim yang berpikir kerdil terhadap ajaran Islam. Akibatnya, wajah sebagian kaum muslim Indonesia begitu mengerikan bagi kalangan nonmuslim yang pada akhirnya berujung dengan munculnya sebutan kafir, haram, anti Islam dan komunis.

Perspektif keislaman sebagian umat muslim Indonesia dalam pergaulan sosial sangat rendah dan sungguh tidak cerdas. Sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa sebagian umat muslim Indonesia benar-benar tidak mampu menerjemahkan Islam sebagai agama ‘Rahmatan Lil’ Alamin’.

Akhirnya, saya sangat setuju dengan Gus Nadir bahwa sudah saatnya bangsa ini menjadikan Islam Wasathiyah sebagai pedoman bagi kehidupan umat muslim di Indonesia yang tujuannya untuk menjaga kedamaian antarsesama penganut agama, sekaligus sebagai sarana penyejuk bagi seluruh makhluk hidup di alam semesta tanpa kecuali. Wassalam…

Salam seruput kopi angetnya bro... [ Wawan Kuswandi ]

Keterangan Foto:Foto (kiri-kanan) Nadirsyah Hosen, dosen di fakultas hukum Monash University Australia dan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Australia dan Selandia. Wawan Kuswandi, pemerhati komunikasi massa dan mantan editor Newsnet Asia (NNA) Jepang.(foto:ist)

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

@wawankuswandi

@indonesiacommentofficial

ICTV YouTube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

Deenwawan.photogallery.com

Lima Hakekat Ibadah Ramadhan (puasa hari ke-28)

Tapi, percayalah kepadaNya, ibadah di hari-hari terakhir Ramadhan bisa membawa kita untuk mendapatkan hakekat mukjizat Ramadhan dariNya. Sesungguhnya ada lima hakekat ibadah Ramadhan bagi orang-orang beriman.

Pertama , kesabaran dalam menghadapi cobaanNya. Sang Maha Pencipta akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik dari amalnya & melipat gandakannya tanpa terhitung. “Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” [QS An-Nahl:96]. Allah Ta‘ala dalam firmanNya menegaskan, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” [QS Az-Zumar:10].

Kedua , keikhlasan dalam menjalankan perintahNya. Dalam surat Al Bayyinah, Allah Ta’ala berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS Al-Bayyinah:5).

Menyangkut keikhlasan, Allah SWT mengingatkan tentang kebenaran Al Qur’an, “Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik)” (QS Az-Zumar:2-3).

Ketiga , bersyukur atas takdir baik & buruk yang diberikanNya. Salah satu tanda-tanda orang beriman adalah selalu bersyukur kepadaNya. Rasa syukur dapat dilakukan dengan mengucap Tahmid (Alhamdulillah). “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah” (QS Al-Baqarah:172).

Keempat , istiqomah terhadap perintah & laranganNya. Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang paling lurus dan jujur pernah ditanya tentang makna istiqamah. Dia menjawab, “janganlah engkau menyekutukan sesuatu pun dengan Allah”.  Makna istiqamah adalah hidup kita harus selalu berada dalam tauhid murni.

Kelima , berbuat baik kepada sesama manusia dan seluruh makhluk hidup ciptaanNya. Hendaknya kita berbagi kebaikan dan rezeki kepada semua makhluk hidup ciptaanNya. “Dan Berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghamburkan (hartamu) dengan boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudaranya setan dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada tuhannya” (QS Al-Isra:26-27).

Allah SWT juga berfirman, “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan” (QS An-An’am:6-38).

Semoga lima hakekat Ramadhan diatas menjadi pembimbing hidup saya dan Anda di dunia dan akherat. Wassalam...

Selamat berbuka puasa bro... [ Wawan Kuswandi ]

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

@wawankuswandi

@indonesiacommentofficial

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Ist

Sunday, June 7, 2020

Berkah dan Derajat Puasa Ramadhan (puasa hari ke-25)

Yusuf Qardhawi menegaskan, puasa mempersiapkan manusia untuk naik tingkat ke derajat taqwa yang paling tinggi. Bulan ramadhan menjadi madrasah mutamayizah untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama yang tinggi. Barangsiapa menjalin hubungan baik dengan tuhan, menunaikan puasa, mengerjakan qiyaamul lail, maka manusia akan mendapatkan berkahNya.

Pernyataan Qardhawi di atas mengandung makna bahwa puasa adalah urusan orang beriman dengan Allah SWT. Inti kemuliaan puasa ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadist disebutkan, “Setiap amal manusia itu untuk dirinya, kecuali puasa, maka sesungguhnya itu untuk-Ku…” (HR Bukhari & Muslim).

Dalam Hadist lain dikatakan, “Meninggalkan makannya karenaKu, meninggalkan minumnya karenaKu, meninggalkan hawa nafsunya karenaKu dan meninggalkan hubungan suami istri karenaKu” (HR Ibn Khuzaimah).

Berkaca dari pernyataan Qardhawi dan dua hadist di atas, sesungguhnya sangatlah tidak pantas ketika segelintir umat muslim minta dihormati saat sedang berpuasa ramadhan. Bila itu terjadi, maka kaum muslim benar-benar sedang mengalami krisis iman.

Ada sebuah kisah menarik, ketika kaum muslim beriman yang sedang berpuasa mendapat undangan makan dari seorang temannya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk berkata “inni shaim”. Dalam sebuah hadist disebutkan, Apabila salah seorang dari kalian diundang makan, padahal sedang berpuasa, maka hendaklah mengatakan, “Sesungguhnya saya sedang berpuasa” (HS Muslim 1940). Wassalam…

Selamat berbuka puasa bro... [ Wawan Kuswandi ]

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

#INDONESIAComment

@wawankuswandi

@indonesiacommentofficial

ICTV YouTube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Ist

ICTV: Air Sungai Cisadane Desa Tamansari Bogor Bikin Wajah Bercahaya

https://www.youtube.com/watch?v=y_Fxr20p6qM

Liputan on the spot ICTV bersama Wawan Kuswandi

Selamat menyaksikan …

Air sungai Cisadane di Kampung Sanapati, Desa Tamansari, Rumpin, Bogor, Jawa Barat, konon katanya bila digunakan untuk cuci muka berkhasiat menyegarkan seluruh tubuh, membersihkan wajah dari berbagai kotoran dan penyakit di wajah serta membuat wajah bercahaya. Anda boleh percaya, boleh juga tidak. Saksikan liputannya dalam video di atas. Terima kasih.

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

Kontak ICTV: 081289349614

Wabah Jamaah Sampah [Fenomena Doktrin Agama]

“Wabah jamaah sampah sedang terjadi di Indonesia,” kata temanku membuka kongkow santai di warkop tenda tempat saya dan teman-teman biasa ngobrol ngalor-ngidul. Pagi ini hujan turun sangat deras, kopi pait plus uli bakar sesi pertama habis. Cuaca yang sejuk dan dingin, membuat obrolan terus memanjang tanpa batas. Sesi kedua berlanjut, dua gelas wedang jahe panas dan sepiring pisang rebus merapat di meja triplek kumel.

Menurut temanku, jamaah sampah itu lahir dari tokoh agama sampah. Umumnya, para jamaah sampah kalau dengar ceramah tokoh agama sampah ditelan bulat-bulat dan tidak mau dikritisi atau sangat malas membaca referensi lain. Jamaah sampah sangat yakin bahwa dirinyalah yang paling suci, benar, taat serta merasa paling beriman kepada Tuhan. Jamaah sampah acapkali menganggap tokoh agama sampah seperti Tuhan yang tidak boleh dibantah. Tokoh agama sampah dinilai oleh mereka selalu benar dan tidak pernah salah. Jamaah sampah mudah sekali mengatasnamakan agama dalam mengatasi segala persoalan sosial yang sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama. Bagi Jamaah sampah, agama adalah doktrin hidup sesuai penafsiran mereka.

Lebih jauh teman saya menuturkan, kewajiban seorang jamaah bukan hanya sekadar sholat wajib 5 waktu dan sholat sunnah, bukan hanya khatam Al Qur’an, bukan hanya menunaikan ibadah haji serta berqurban, bukan hanya berzakat dan bersedekah, bukan hanya puasa Ramadhan dan puasa sunnah, bukan hanya ngedengerin ceramah ustadz di televisi, radio, majelis ta’lim serta membaca artikel rohani di koran, bukan hanya bersimpati kepada sesama umat beragama yang tertindas di negara lain, bukan hanya sekadar berdo’a siang dan malam, bukan hanya sekadar menafsirkan ayat-ayat kitab suci menurut versinya sendiri, bukan hanya bersorban dan bercelana cingkrang serta berjenggot, bukan hanya berjilbab dan bersorban, bukan hanya memutar-mutar butir-butir tasbih dijari-jari tangan, bukan hanya memakai wewangian minyak misik, bukan hanya memberi makan anak yatim piatu, bukan hanya berdzikir menyebut nama Tuhan ratusan kali, bukan hanya memasrahkan nasib kepada Tuhan, bukan hanya aksi demo bela agama, bukan hanya bergelar habib, ustadz, kyai atau ulama, bukan hanya berdakwah, bukan hanya meneriakkan takbir dengan lantang saat aksi demo, bukan juga mencap kafir penganut agama lain.

Sejenak temanku terdiam dan menyeruput wedang jahe anget. Agar terhindar dari sebutan jamaah sampah, maka seorang jamaah harus mampu dan berani menerjemahkan nilai-nilai dan ajaran agama melalui sikap dan perilaku yang baik dan berkualitas dalam kehidupan sosialnya, wajib saling menghormati dan menghargai antarsesama makhluk hidup ciptaan Tuhan di jagat raya, berbicara dan berperilaku santun, mengapresiasi segala perbedaan SARA yang ada dengan tulus dan ikhlas, berpikir cerdas dan kritis, berhati bersih, bermoral baik, menjaga kedamaian hidup, memperbanyak referensi dan guru dalam belajar agama, tidak mengklaim diri paling benar serta terus-menerus menebarkan kesejukkan dalam pergaulan sosial.

Banyak jamaah yang rajin sholat, membayar zakat, khatam Al Qur’an dan sejumlah pemimpin umat bergelar habib, ustadz, kyai dan ulama, tapi sayangnya sebagian besar sikap dan perilaku mereka masih seperti sampah yang baunya sangat menyengat dan terus menebarkan penyakit sosial.

Dalam agama apapun, bersikap dan berperilaku baik antar sesama makhluk ciptaan Tuhan sangat utama karena akan menjaga kedamaian hidup di alam raya sampai hari akhir yang ditentukan olehNya. Itulah yang disebut Islam ‘Rahmatan Lil ‘Alamin’. Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.

Firman Allah SWT dalam Surat Al-Anbiya ayat 107 menyebutkan, “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam”.

Sungguh begitu indahnya ajaran agama. Bayangkan, jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran agama yang sebenar-benarnya, maka sungguh nyaman dan damainya jagat raya. Adzan Maghrib mas broo, sholat dulu yaaa, Wassalam…

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Youtube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Saturday, June 6, 2020

Ini Kelakuan Arab Saudi Terhadap Muslim Ahlussunnah Wal Jama’ah [Seteguk Renungan]

Melalui ‘tentara boneka’ ciptaan mereka seperti Wahabi dan Salafi, Arab Saudi ingin menebarkan Islam versi mereka.

Namun, gelagat busuk Arab Saudi akhirnya tercium oleh sejumlah pemimpin muslim di negara-negara Timur Tengah. Konflik fisik antarsesama umat muslimpun tak terhindarkan.

Salah satu kelihaian Arab Saudi adalah mereka berhasil ‘menelikung’ kaum muslim yaitu seolah-olah mereka menerapkan Al-Quran dan Sunnah. Keluarga Kerajaan juga acapkali menampilkan diri sebagai pelayan umat hanya karena di negeri mereka terdapat Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi kaum muslim dari berbagai negara.

Arab Saudi juga terkesan banyak memberikan bantuan kepada kelompok Islam maupun negeri-negeri Islam untuk mencitrakan mereka sebagai pelayan umat dan penjaga dua masjid suci (Khadim al-Haramain). Sekarang, ‘pencitraan’ itu semakin hancur mengingat keluarga Kerajaan semakin ‘bergaul akrab’ dengan AS yang rela mengorbankan nyawa, harta dan menekan negara-negara berpenduduk muslim.

Wahabi Takfiri

Perlu diketahui bahwa penguasa Makkah dan Madinah saat ini adalah Keluarga Kerajaan Aly Saud yang mengusung paham Khawarij dan Mujasim. Mereka selalu meneriakkan pengkafiran, pembid’ahan, pemusyrikan dan penghalalan darah kaum muslim. Inilah yang menjadi ciri Wahabi Takfiri sebagai perwujudan kaum Mujasim modern. Jargon mereka yang terkenal ialah “Kembali kepada Quran dan Sunnah“. Maksudnya adalah kembali kepada pemahaman Quran dan Sunnah versi mereka, bukan sesuai petunjuk Nabi Muhammad SAW.

Seperti banyak diberitakan media massa dunia, sampai saat ini kerajaan Arab Saudi tidak pernah membantu Palestina? Bahkan, Arab Saudi ‘bercumbu mesra’ dengan kaum Zionis dalam sejumlah pertemuan politik rahasia.

Di Saudi Arabia terjadi sejumlah pembunuhan, siksaan dan penangkapan terhadap para ulama. Semua tindak kekerasan Arab Saudi tertulis dalam kitab-kitab sejarah Islam. Gerakan Wahabi yang didanai Inggris dan Yahudi ini, memaksa kaum muslim untuk menjadi tentara ‘boneka’ mereka. Ada sebuah camp tempat pelatihan yang dinamakan Hajar al-Arkawiyah.

Di sana para instruktur militer dari Inggris melatih daya tempur mereka dan menancapkan doktrin kepada para pengikutnya bahwa siapapun orang Islam yang tidak bermazhab Wahabi adalah kafir dan halal darahnya. Mereka didoktrin untuk membenci kaum muslim yang berbeda mazhab. Tentara ‘boneka’ (kaum muslim) ini digembleng menjadi tentara pembunuh tersadis dan biadab, mirip dengan tentara Hulagu Khan yang menghabisi kekhalifahan Dinasti Abbasiyah atau tentara Serbia yang membantai ratusan ribu warga muslim di Bosnia Herzegovina.

Tentara Boneka

Tentara ‘boneka’ ini menamakan mesin perangnya dengan sebutan al-Ikhwan. Mereka menamakan peperangannya dengan sebutan Jihad. Mereka menamakan penyerbuannya dengan sebutan Ghazawat. Mereka menamakan kemenangannya dengan sebutan Futuhat. Mereka menamakan prajuritnya yang mati dengan sebutan Syuhada. Mereka menamakan musuhnya dari kaum muslimin yang berbeda mazhab dengan sebutan kafir.

Jadi, jelaslah bahwa Arab Saudi sampai sekarang tidak pernah menerima Ahlussunah Wal Jama’ah yang dibawa oleh para imam mazhab. Bahkan, kabarnya mereka mengkafirkan seluruh imam mazhab dan penganut Ahlussunah Wal Jama’ah.

Sumber artikel: WEB.TELEGRAM.ORG

1. http://mahkota77.hexat.com/beritaku/__xtblog_entry/11229669-arab-saudi-bukan-negara-islam-tapi-pedagang-dan-juragan-islam?__xtblog_block_id=12.

2. https://web.telegram.org/#/im?p=@arrahmahnews.com

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Youtube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Terbitkan IMB Reklamasi Teluk Jakarta, Anies Tak Cerdas

Klik Judul Ini: Terbitkan IMB Reklamasi Teluk Jakarta, Anies TakCerdas

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Id

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Youtube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: Ist