Showing posts with label sampah. Show all posts
Showing posts with label sampah. Show all posts

Sunday, June 7, 2020

Wabah Jamaah Sampah [Fenomena Doktrin Agama]

“Wabah jamaah sampah sedang terjadi di Indonesia,” kata temanku membuka kongkow santai di warkop tenda tempat saya dan teman-teman biasa ngobrol ngalor-ngidul. Pagi ini hujan turun sangat deras, kopi pait plus uli bakar sesi pertama habis. Cuaca yang sejuk dan dingin, membuat obrolan terus memanjang tanpa batas. Sesi kedua berlanjut, dua gelas wedang jahe panas dan sepiring pisang rebus merapat di meja triplek kumel.

Menurut temanku, jamaah sampah itu lahir dari tokoh agama sampah. Umumnya, para jamaah sampah kalau dengar ceramah tokoh agama sampah ditelan bulat-bulat dan tidak mau dikritisi atau sangat malas membaca referensi lain. Jamaah sampah sangat yakin bahwa dirinyalah yang paling suci, benar, taat serta merasa paling beriman kepada Tuhan. Jamaah sampah acapkali menganggap tokoh agama sampah seperti Tuhan yang tidak boleh dibantah. Tokoh agama sampah dinilai oleh mereka selalu benar dan tidak pernah salah. Jamaah sampah mudah sekali mengatasnamakan agama dalam mengatasi segala persoalan sosial yang sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama. Bagi Jamaah sampah, agama adalah doktrin hidup sesuai penafsiran mereka.

Lebih jauh teman saya menuturkan, kewajiban seorang jamaah bukan hanya sekadar sholat wajib 5 waktu dan sholat sunnah, bukan hanya khatam Al Qur’an, bukan hanya menunaikan ibadah haji serta berqurban, bukan hanya berzakat dan bersedekah, bukan hanya puasa Ramadhan dan puasa sunnah, bukan hanya ngedengerin ceramah ustadz di televisi, radio, majelis ta’lim serta membaca artikel rohani di koran, bukan hanya bersimpati kepada sesama umat beragama yang tertindas di negara lain, bukan hanya sekadar berdo’a siang dan malam, bukan hanya sekadar menafsirkan ayat-ayat kitab suci menurut versinya sendiri, bukan hanya bersorban dan bercelana cingkrang serta berjenggot, bukan hanya berjilbab dan bersorban, bukan hanya memutar-mutar butir-butir tasbih dijari-jari tangan, bukan hanya memakai wewangian minyak misik, bukan hanya memberi makan anak yatim piatu, bukan hanya berdzikir menyebut nama Tuhan ratusan kali, bukan hanya memasrahkan nasib kepada Tuhan, bukan hanya aksi demo bela agama, bukan hanya bergelar habib, ustadz, kyai atau ulama, bukan hanya berdakwah, bukan hanya meneriakkan takbir dengan lantang saat aksi demo, bukan juga mencap kafir penganut agama lain.

Sejenak temanku terdiam dan menyeruput wedang jahe anget. Agar terhindar dari sebutan jamaah sampah, maka seorang jamaah harus mampu dan berani menerjemahkan nilai-nilai dan ajaran agama melalui sikap dan perilaku yang baik dan berkualitas dalam kehidupan sosialnya, wajib saling menghormati dan menghargai antarsesama makhluk hidup ciptaan Tuhan di jagat raya, berbicara dan berperilaku santun, mengapresiasi segala perbedaan SARA yang ada dengan tulus dan ikhlas, berpikir cerdas dan kritis, berhati bersih, bermoral baik, menjaga kedamaian hidup, memperbanyak referensi dan guru dalam belajar agama, tidak mengklaim diri paling benar serta terus-menerus menebarkan kesejukkan dalam pergaulan sosial.

Banyak jamaah yang rajin sholat, membayar zakat, khatam Al Qur’an dan sejumlah pemimpin umat bergelar habib, ustadz, kyai dan ulama, tapi sayangnya sebagian besar sikap dan perilaku mereka masih seperti sampah yang baunya sangat menyengat dan terus menebarkan penyakit sosial.

Dalam agama apapun, bersikap dan berperilaku baik antar sesama makhluk ciptaan Tuhan sangat utama karena akan menjaga kedamaian hidup di alam raya sampai hari akhir yang ditentukan olehNya. Itulah yang disebut Islam ‘Rahmatan Lil ‘Alamin’. Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.

Firman Allah SWT dalam Surat Al-Anbiya ayat 107 menyebutkan, “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam”.

Sungguh begitu indahnya ajaran agama. Bayangkan, jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran agama yang sebenar-benarnya, maka sungguh nyaman dan damainya jagat raya. Adzan Maghrib mas broo, sholat dulu yaaa, Wassalam…

LIHAT JUGA:

Indocomm.blogspot.co.id

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Youtube Channel

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Foto: Istimewa

Monday, May 4, 2020

Oknum Ustadz Sampah di Sosial Media Merusak Nilai Islam Rahmatan Lil Alamin

PERINGATAN PENTING

JANGAN MUDAH PERCAYA TERHADAP PERNYATAAN ATAU FATWA DARI SESEORANG YANG MENGAKU USTADZ DI TELEVISI, SOSIAL MEDIA (INTERNET), PENGAJIAN ATAU MIMBAR KHOTBAH KARENA SEBAGIAN BESAR DARI MEREKA ADALAH USTADZ SAMPAH YANG SUKA MENEBAR HOAKS. TUJUAN USTADZ SAMPAH ADALAH MEMBODOHI DAN MENGADU DOMBA ANTAR UMAT BERAGAMA. UNTUK ITU, SEMUA UMAT BERAGAMA HARUS MENGHINDARI MENYEBARKAN FOTO, VIDEO, GAMBAR, NARASI DAN BERITA-BERITA USTADZ SAMPAH DI SOSIAL MEDIA.

Wabah ustadz ?Sampah? Di sosial media sangat mengerikan dan berbahaya bagi Pancasila dan NKRI. Negara bersama seluruh elemen bangsa harus bertindak cepat. Telat sedikit saja, Indonesia bisa hancur. Ustadz sampah adalah istilah yang saya buat sendiri karena merasa prihatin melihat sikap, tindakan, pernyataan dan ahlaq sejumlah ustadz yang isi ceramahnya jauh dari ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin. Setahu saya, ajaran Islam itu menyejukkan bukan menyesatkan.

Allah SWT berfirman, ?Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung?. (QS.Ali Imran 3:104). Pada ayat di atas, Allah SWT secara jelas menegaskan bahwa seorang tokoh agama seperti ustadz wajib menyampaikan perkataan yang benar dan menunjukkan perbuatan baik.

Faktanya hingga hari ini di sosial media, banyak sekali ceramah ustadz sampah yang terus menebar kebencian antarsesama umat beragama. Ustadz sampah selalu merasa paling benar dan gampang sekali mengkafirkan umat yang berbeda agama serta mengeluarkan fatwa haram terhadap sesuatu. Selain berseliweran di sosial media, ustadz sampah juga sering tampil dalam aksi demo, bahkan ada yang mengisi program acara TV.

Umumnya, isi ceramah ustadz sampah hanya menabur intoleransi, kebencian, disintegrasi, terorisme dan radikalisme. Mereka selalu menjanjikan surga serta berani menentukan nilai pahala dan dosa seseorang. (sesungguhnya urusan surga, neraka, pahala dan dosa itu hak prerogatif Tuhan).

Ustadz sampah akan semakin angkuh ketika mereka sudah menjadi bintang iklan produk massal di media masa (televisi, radio dan internet). Padahal, fungsi utama seorang tokoh agama adalah mensyiarkan kesejukkan ajaran dan nilai-nilai Islam.

Ada juga sebagian ustadz sampah yang meminta jamaahnya, khususnya anak-anak untuk menghafal Al Qur?An. Namun, ustadz sampah tidak mengajarkan jamaahnya (anak-anak) untuk mengamalkan isi kandungan Al Qur?An dengan baik dan benar. Akibatnya, para jamaah (anak-anak) hanya menjadikan bacaan Al Qur?An seperti menghapal tangga lagu popular di radio.

Berdasarkan sejumlah penelitian, ustadz sampah juga banyak beredar di sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan kampus. Mereka mengajarkan ajaran Islam dengan cara-cara menyimpang dan radikal. Hasilnya, sejumlah siswa berperilaku radikal dengan mengatasnamakan Islam.

Ada lagi yang aneh bin ajaib, umumnya ustadz sampah selalu menasehati jamaahnya untuk rajin bershodaqoh. Tapi, dalam kenyataannya ada sejumlah ustadz sampah justru berperilaku kikir alias pelit. Selain itu, ada juga ustadz sampah yang bila diminta memberikan tausyiah, menuntut honornya tinggi. Kalau honornya kecil, mereka menolak. Soal seks, ustadz sampah juga paling jempolan. Kalau ceramah, mereka selalu mengimbau kepada jamaahnya untuk setia kepada istrinya. Eh?Diam-diam, dia berpoligami atau nikah siri dengan jamaah perempuan yang bahenol tanpa izin istrinya. Jadi, bagi perempuan-perempuan cantik agar berhati-hati kalau ada ustadz sampah ceramah, biasanya mereka suka melirik kaum hawa yang bening-bening.

Sejumlah ustadz sampah pernah terjerat kasus pidana karena mereka mengklaim dirinya sebagai nabi sekaligus menyelewengkan penafsiran isi Al-Qur?An dan hadist. Akibat dari perbuatannya ini, muncullah aliran-aliran agama sesat yang merusak ajaran Islam yang sesungguhnya. Ustadz sampah merupakan sumber penyakit moral dan intellectual kaum muslim.

Oknum Jamaah Sampah

Muslim sampah lahir dari tokoh agama sampah. Umumnya, muslim sampah kalau mendengar ceramah ustadz sampah ditelan mentah-mentah alias tidak dikritisi. Muslim sampah sangat malas mencari dan membaca referensi lain. Muslim sampah sangat yakin bahwa dirinya paling suci, paling benar serta mengaku paling beriman kepada Tuhan. Muslim sampah menilai ustadz sampah sebagai Tuhan yang wajib ditaati.

Sesungguhnya kewajiban seorang muslim itu bukan hanya sebatas sholat wajib lima waktu, bukan hanya khatam Al Qur?An, bukan hanya menunaikan ibadah haji serta berqurban, bukan hanya berzakat dan bersedekah, bukan hanya berpuasa Ramadhan dan puasa sunnah, bukan hanya bersimpati kepada umat muslim yang tertindas di negara lain, bukan hanya menafsirkan ayat-ayat di kitab suci, bukan hanya berjilbab dan bercadar, bukan hanya memutar butir tasbih dijari tangan, bukan hanya memberi makan anak yatim piatu, bukan hanya berdzikir, bukan hanya aksi demo bela agama, bukan hanya bergelar habib, ustadz, kyai atau ulama, bukan hanya berteriak takbir dengan lantang saat aksi demo, bukan juga mencap kafir dan haram terhadap penganut agama lain.

Sewajibnya, seorang muslim harus bersikap dan perilaku baik. Pribadinya harus berkualitas dalam kehidupan sosial, memelihara dan menjaga toleransi antarsesama makhluk Tuhan, berbicara santun, berpikir cerdas dan kritis, berhati bersih, dan terus menebarkan kesejukkan Islam di alam raya.

Oleh karena itulah, seorang muslim wajib cerdas. Allah SWT berfirman, ?Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.? (QS.Al-Hujurat [ 49]: 6). Makna ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa seorang muslim haruslah teliti dan kritis (cerdas) terhadap semua ceramah (berita/pesan) yang disampaikan para tokoh agama.

Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Anbiya ayat 107 menyebutkan, ?Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam?.

Sungguh indahnya ajaran Islam. Bayangkan jika semua umat manusia memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebenar-benarnya, maka jagat raya akan damai dan tentram.

LIHAT JUGA:

Indocomm.Blogspot.Co.Identity

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@INDONESIAComment

@INDONESIACommentofficial

@wawanku86931157

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI FORUM

#INDONESIAComment

Foto: Ist