Wednesday, July 22, 2020

Mudik, Perjalanan Spiritual di Akhir Ramadhan (puasa hari ke-20)

Mudik alias pulang kampung menjelang hari raya Idul Fitri, Natal dan Imlek sudah menjadi pemandangan biasa di Indonesia. Bejibunnya warga pendatang di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, menjadikan mudik sebagai tradisi massif yang hampir menjadi sebuah kewajiban.

Tradisi mudik juga terjadi di negara-negara lain di dunia. Momen mudik di Indonesia identik dengan perjalanan fisik seseorang menuju daerah tujuan tertentu, baik yang berjarak jauh maupun dekat. Pertanyaannya ialah pentingkah mudik bagi kita?

Penting atau tidaknya mudik tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Mudik menjadi sangat tidak penting ketika mudik dimaknai sebagai bentuk menyombongkan diri saat bertemu keluarga dan para tetangga di kampung. Mudik menjadi tidak penting ketika kita melalaikan kewajiban ibadah dalam perjalanan. Mudik menjadi tidak penting ketika kita melalaikan keselamatan dalam perjalanan pulang kampung. Mudik menjadi tidak penting ketika kita berfoya-foya dengan berbagai kemewahan di kampung. Mudik menjadi tidak penting ketika kita tidak saling berbagi rezeki kepada keluarga dan sanak saudara yang ada di kampung. Mudik menjadi tidak penting lagi, ketika kita menjadikan mudik hanya sebagai simbol status sebagai seorang perantau sukses dan masih banyak lagi cerita-cerita mudik yang tidak penting. Ujung-ujungnya, mudik alias pulang kampung tidak lebih hanya sekadar euphoria fisik secara massal.

Namun, mudik akan menjadi sangat penting ketika kita memaknai pulang kampung sebagai perjalanan spiritual dalam menjalankan ibadah puasa sebelum merayakan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Mudik menjadi sangat penting bila didasari oleh niat tulus kita untuk bertemu dengan keluarga, orang tua dan sanak saudara. Mudik menjadi sangat penting ketika bathin kita mengucap rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat perjalanan rohani dan jasmani selama menjalankan ibadah.

Mudik menjadi sangat penting ketika kita berniat mempererat dan menyambung tali silaturahim yang pernah terputus dengan keluarga. Mudik bukan hanya sebatas perjalanan fisik semata, tetapi merupakan wujud hijrah bathin seseorang.

Mudik, menurut sosiolog Emile Durkheim (1859-1917) disebut dengan solidaritas organik. Mudik bisa menjadi salah satu jalan melanggengkan solidaritas organik, ketika masyarakat sebelum dan sesudah hari raya kadang sibuk dengan urusan masing-masing yang bisa saling melupakan silaturahim antarsesama.

Dengan mudik akan terjalin proses interaksi sosial (social contact), dengan itu kita bisa meluangkan perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Mudik merupakan sebuah nilai sosial yang kemudian kembali terjalin terhadap sesama keluarga, tetangga, maupun sahabat. Sudahkah Anda menjadikan mudik sebagai perjalanan religious pribadi secara lahir dan bathin? Jawabannya hanya Anda yang tahu.

Selamat berbuka puasa bro...[Wawan kuswandi]

LIHAT JUGA:

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

@indonesiacommentofficial

@INDONESIAComment

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWANAN KUSWANDI INSTITUTE

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: ist

Gerindra

Kancah politik nasional jelang pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019, tak pernah sepi dari polemik. Setiap hari ada saja pro dan kontra antar tokoh politik nasional. Diantara banyaknya polemik  politik itu,  terkadang rakyat hanyut terbawa arus ‘debat kusir’ para politisi. Salah satu parpol yang jelas-jelas diduga kuat penuh dengan intrik dan siasat  adalah  Gerindra.  Faktanya, manuver politik Gerindra tak mampu mempengaruhi sikap politik rakyat karena rakyat sudah semakin cerdas. Rakyat memiliki empat alasan kuat untuk tidak mendukung aktivitas politik Gerindra. Adapun empat alasan itu ialah :

1.     Wakil Ketua DPR Fadli Zon membela ‘mati-matian’ ketua DPR RI Setya Novanto yang disebut Menteri ESDM Sudirman Said mencatut nama presiden Jokowi dan wapres Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport (Jakarta, Kompas.com Senin, 16 Nopember 2015).

2.  Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto mendukung Sandiaga Uno melaju di Pilgub DKI 2017. Itu disampaikan Prabowo dalam video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi milik Sandiaga Uno, @sandiuno (16/08/2016). Dalam video selama 45 detik itu, Prabowo menyebut para kadernya antek asing bila tidak mendukung Sandiaga. "Yang tidak dukung Sandiaga Uno, antek asing," tegas Prabowo (Merdeka.com, Selasa 16 Agustus 2016.

3.   Mendagri Cahyo Kumolo  menyayangkan doa kader  parpol Gerindra, DPR RI,  Muhammad Syafi’i  saat sidang Paripurna tahunan & RUU RAPBN Tahun Anggaran 2017, Selasa (16/8/2016). Kumolo mengatakan, sangat disayangkan kalau doa kepada Tuhan diputarbalikan. Adapun bunyi doa itu diantaranya ialah  “Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,” (Editorindonesia. com,  19 Agustus 2016).

4.   Mendikbud kabinet kerja I Jokowi-JK, yang sekarang menjadi calon gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Baswedan meminta maaf kepada Prabowo Subianto. Permohonan maaf itu berkaitan dengan ketika Anies menyebutkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014 yaitu Prabowo-Hatta didukung mafia. Pernyataan itu dilontarkan Anies pada masa kampanye pemilihan umum tahun 2014 yang ketika itu Anies menjadi juru bicara Jokowi-Jk di Pilpres 2014. (Suratkabar.id, 02 Oktober 2016).

5.   Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak ikut upacara di Istana Negara dan memilih untuk merayakannya di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat. "Benar pak Prabowo hadir disini memenuhi undangan dari Universitas Bung Karno dalam rangka memperingati detik-detik proklamasi," kata Ferry Juliantono Wakil Ketua Umum DPP Gerinda saat ditemui Okezonedi UBK. (Okezon.com 17 agustus 2017)

Nah sekarang Anda sudah tahu khan, tentang sikap politik rakyat terhadap parpol Gerindra. Namun, biar bagaimanapun faktanya, saya mencoba untuk tetap berpikir positif terhadap parpol Gerindra. Kalau Anda bagaimana?... Ngemil gorengan sambil menikmati angetnya teh tubruk, kayaknya enak nih brooo.. [ Wawan Kuswandi ]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Tuesday, July 21, 2020

Transgender

Saat ini LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) sedang heboh di dunia. Salah satunya negara Australia yang sudah melegalkan perkawinan antarsesama jenis dan sejumlah negara lainnya akan ikut menyusul.

LGBT juga  pernah membuat Indonesia kalang kabut. Sebenarnya, ada Apa dengan LGBT? Yang pasti, kita tak perlu panik melihat eksistensi komunitas LGBT.  Istilah LGBT sudah digunakan sejak tahun 1990-an untuk menggantikan frasa komunitas gay.

Sebenarnya, saya  tidak tertarik  untuk menulis tentang hebohnya LGBT di kalangan masyarakat. Bagi saya, LGBT tidak memiliki makna apapun. Justru,  gaung LGBT semakin nyaring karena banyaknya polemik dan pendapat tentang seluk-beluk LGBT yang diliput  media massa. LGBT  sangat tidak signifikan untuk merusak  bangsa ini. Bangsa Indonesia sudah semakin cerdas dalam melihat isu-isu marginal yang terjadi di lingkungan sosial.

Beberapa hari lalu, sekumpulan kolega  saya menginginkan  agar saya menulis tentang LGBT. Mereka ingin tahu apa pendapat saya tentang isu transgender yang lagi hangat dibicarakan. Akhirnya saya bersedia menulisnya. Namun, saya mengingatkan kepada kolega saya bahwa tulisan ini bukan bermaksud memprovokasi, mempropaganda, mempromosikan atau mengintimidasi LGBT,  tulisan ini murni hanya sebagai opini pribadi.

Dalam tataran hak azasi manusia, para penganut LGBT tentu saja  mempunyai hak yang sama dengan masyarakat lainnya sebagai warga negara di republik ini yang dijamin UU.

Dalam konteks agama, para tokoh agama bertanggung jawab untuk menjelaskan secara tepat dan benar tentang LGBT, bila  dikaitkan dengan hukum-hukum agama yang termaktub dalam kitab suci.  Hal ini  penting agar umat beragama tidak salah tafsir terhadap   LGBT,  sehingga komunitas LGBT tidak terjerumus dalam isu ‘sentimenisme’ agama (para penganut LGBT juga memiliki agama).

Dari segi hukum, aparat hukum berwenang untuk memonitor apakah LGBT sudah melakukan penyimpangan sosial yang bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan sosial?

LGBT bukanlah sebuah ideologi atau kebudayaan massal. LGBT hanyalah komunitas kecil orang-orang yang 'dituding' melakukan ?Penyimpangan? Orientasi seks.

Di Indonesia, berbagai persoalan yang menyangkut urusan seks memang sangat sensitif. Namun, saya tidak mau gegabah dengan mengatakan bahwa  penyimpangan seks yang dilakukan para aktivis  LGBT di tengah-tengah masyarakat sudah merusak moral bangsa.

Selama penganut LGBT tidak melakukan propaganda yang bersifat agitatif, provokatif dan konfrontatif, maka  kita cukup mengantisipasinya dengan cara menjaga jarak dengan LGBT dan tidak memutus hubungan silaturrahim dengan para penganutnya.

Terus terang, LGBT bukan apa-apa buat saya. Namun, dengan kencangnya berita-berita seputar LGBT di media massa dan sosial media, tentu saja kita perlu mengantisipasinya dengan cara-cara yang tepat dan benar. [ Wawan Kuswandi ]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Christmas Hearts

Merayakan Natal dengan aneka pohon terang, membagikan bingkisan atau kado dan saling mengucapkan selamat hari Natal, sudah menjadi hal biasa menjelang akhir tahun. Semua peristiwa di atas terjadi bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia. Seluruh umat Nasrani saling bersuka cita dengan keluarga, teman dan sanak saudara. Momen ini terlihat indah dan histeria. Namun, dari serentetan peristiwa itu, tak ada yang luar biasa. Natal menjadi biasa-biasa saja.

Pertanyaannya sekarang ialah bagaimana menjadikan perayaan Natal sebagai momen yang luar biasa? Pernahkah Anda merenungi perayaan Natal dari tahun ke tahun dengan hati (Christmas Hearts)? Ini adalah pertanyaan reflektif yang patut Anda renungkan di malam suci dengan sepenuh hati, agar perayaan Natal bukan hanya sekadar ekspresi kegembiraan semata, tetapi juga menyentuh aspek religious dan kemanusiaan secara worldwide.

Mewujudkan perayaan Natal dengan hati memang membutuhkan keikhlasan dan kesyukuran atas apa yang telah diberikan Tuhan kepada seluruh makhluk hidup di alam semesta. Lantas apa yang dimaksud dengan keikhlasan dan rasa syukur dalam merayakan Natal? Jawaban paling sederhana ialah SALING BERBAGI dan SALING MENDOAKAN antarsesama manusia dalam lingkungan sosial.

SALING BERBAGI bukan hanya sebatas materi, makanan dan minuman saja, tetapi juga saling mengasihi dan menyayangi terhadap semua benda-benda ciptaan Tuhan, termasuk kita sebagai manusia. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah SALING MENDOAKAN. Ujung dan tujuan akhir dari SALING MENDOAKAN ini sebenarnya ialah mewujudkan rasa kedamaian yang utuh dalam pergaulan sosial, tanpa harus dibatasi oleh reputation sosial ekonomi manusia.

Natal menjadi begitu Istimewa dan menyentuh, bila Anda merayakannya dengan hati yang bersih dan terus menjaga ketentraman dan kenyamanan dalam kehidupan sosial. Kedamaian dan ketenangan hidup antarsesama umat manusia menjadi intisari dalam merayakan Natal dengan hati. Natal dengan hati sesungguhnya merupakan anugerah kehidupan dari Tuhan yang perlu terus dipelihara di muka bumi. Selamat Hari Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, semoga kedamaian terus menyelimuti alam raya. [ Wawan Kuswandi ]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Monday, July 20, 2020

Rahasia Hujan

Tuhan punya maksud khusus ketika menurunkan hujan. Ada mukjizat besar dibalik air hujan yang hanya diketahui olehNya. Tidak ada hubungannya  antara  hujan  dan banjir.  Manusia tak layak menghukum hujan sebagai penyebab banjir. Hujan adalah rahasia Tuhan. Hujan merupakan  ‘obat penawar’ yang bisa membersihkan kotoran lahir dan bathin manusia.

Hampir satu minggu ini hujan mengguyur kota Jakarta  diiringi kerasnya  gemuruh  petir di langit.  Genangan air dan banjir kecil mulai menutup beberapa ruas jalan di ibu kota.  Bahkan, di luar kota sudah terjadi banjir. Seperti kasus-kasus banjir tempo dulu, maka mengalirlah setumpuk kekecewaan manusia yang diberitakan media massa dan sosial media. Manusia mengecam, menghujat  dan memvonis  hujan sebagai biang keladi banjir.

Tahukah Anda? Sebenarnya, air adalah  mukjizat  Tuhan yang  diturunkan   ke  bumi   sebelum manusia menghuni alam semesta. Tuhan ‘sengaja’ menciptakan air untuk seluruh benda ciptaanNya. Tuhan tahu, kapan waktunya air hujan diturunkan.  Turunnya hujan tidak bisa ditebak oleh manusia lewat kecanggihan teknologi cuaca apapun.

Anda pasti pernah mendengar bahwa  60 persen tubuh orang dewasa terdiri dari air. Pada tubuh bayi kandungan airnya mencapai 75 persen. Sedangkan orang tua  50 persen . Beberapa organ vital manusia juga mengandung air yaitu  otak 73 persen, paru-paru 83 persen, jantung 73 persen, hati 71 persen dan ginjal 79 persen, tulang 31 persen. Air juga bukan hanya menjadi  kebutuhan pokok manusia. Semua benda-benda yang ada di dunia memiliki keterikatan dengan air secara misterius.

Peran air  di alam semesta sangat tak terhingga. Untuk menghilangkan haus dan lelah  kita minum air. Air kita gunakan untuk mencuci pakaian dan seluruh perlengkapan rumah tangga.  Air membersihkan tubuh kita dari debu,  kotoran dan bau tidak sedap.  Para ilmuwan, dokter serta  kyai juga banyak memakai air sebagai  medium untuk mengobati penyakit. Sifat suci air tidak tertandingi ketika seorang muslim melakukan wudhu sebelum melakukan ibadah. Disinilah mukjizat dan rahasia air diciptakan Tuhan.

Dalam sejarah Islam, air mengandung nilai spriritual. Berawal ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT  untuk meninggalkan istrinya Siti Hajar dan bayinya yang masih menyusui yaitu Ismail AS  di tengah padang pasir yang sunyi, tandus  dan tidak ada kehidupan manusia. Namun,  hati Siti Hajar tetap tenang karena dia yakin hidupnya dijamin Allah SWT.

Sepeninggal Nabi Ibrahim AS, sang bayi Ismail menangis kehausan. Namun,  tak ada air sedikitpun. Siti Hajar berlari kecil kesana-kemari mencari air. Tanpa disadari,  Siti Hajar telah bolak-balik melalui  bukit  Sofa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ismail terus menangis sambil menggerakkan kakinya ke bumi. Akhirnya, rahmat Allah SWT datang juga. Tanah tempat Ismail menggerak-gerakan kakinya ketika nangis mengeluarkan  air. Bukan main gembiranya Siti Hajar  dan segera mengambil air sambil  berkata Alhammdullillah, Zam..Zam..Zam! yang artinya bersyukur kepadaNya dan meminta air untuk berkumpul di dekatnya.

Begitu pentingnya air bagi manusia, sampai-sampai kita tak bisa kehilangan air setetes pun sepanjang perjalanan hidup. Air bukanlah bencana dan  musibah. Air  merupakan  mukjizat abadi Tuhan untuk kehidupan. Masihkah kita terus menyalahkan hujan sebagai penyebab banjir? Bersyukurlah kepadaNya bahwa Dia tak pernah berhenti sedetikpun menyayangi manusia, walaupun manusia terus-menerus mendzolimi hujan.[ Wawan Kuswandi ]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Hak Anak

Hasil penelitian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama lembaga pegiat eksploitasi seksual komersial anak (ECPAT) Indonesia, menyebutkan bahwa terdapat 10 wilayah kunjungan wisata di Indonesia yang masih menjadi lokasi praktik kekerasan dan eksploitasi seksual anak. (BBC 2 Januari 2018)

Sepuluh daerah tersebut ialah, daerah Karang Asem (Bali), Gunung Kidul (Yogyakarta), Garut (Jawa Barat), Toba Samosir (Sumatra Utara), Bukit Tinggi (Sumatra Barat), Lombok (Nusa Tenggara Barat), Kefamenanu (Nusa Tenggara Timur), Jakarta Barat serta Pulau Seribu (DKI Jakarta).

Ribuan kasus kejahatan disertai kekerasan seks terhadap anak terus terjadi setiap hari di Indonesia. Namun, sebagian besar kasus itu, luput dari liputan media massa. Pertanyaannya ialah, ada apa dengan moral bangsa ini?

Pernahkah Anda sebagai orang tua atau guru bertanya, apakah Anda sudah memenuhi hak-hak anak? Sudahkah Anda mendengarkan keluh-kesah anak? Sudah cukupkah Anda memberi perhatian lahir dan bathin kepada anak? Sudahkah Anda mengajarkan kepada anak tentang perilaku dan moral yang baik dan benar? Sudahkah Anda membekali anak, bagaimana cara melindungi diri dari bahaya kejahatan seks? Silahkan Anda renungkan.

Kejahatan disertai kekerasan seks terhadap anak, saat ini semakin marak di Indonesia. Kasus kejahatan dan kekerasan seks hampir terjadi secara serempak, baik di kota maupun di desa. Para pelakunya juga orang-orang terdekat, seperti orang tua kandung, orang tua tiri, abang atau kakak, kerabat keluarga, paman, guru, tetangga maupun teman sekolah.

Fenomena kejahatan kekerasan seks terhadap anak bagaikan sebuah teka-teki silang yang terkadang mudah dan juga sulit untuk menemukan solusinya. Umumnya, anak yang menjadi korban kejahatan kekerasan seks lebih memilih silent victim.

Bahkan, kasus kejahatan dan kekerasan seks tidak akan berlanjut ke proses hukum, bila ada perdamaian antara si korban dan si pelaku. Tentu saja, kondisi ini tidak akan memberikan efek jera bagi pelaku. Ancaman hukuman yang berat pun, bukan jaminan bisa mengurangi kejahatan kekerasan seks terhadap anak.

Kejahatan kekerasan seks membutuhkan penanganan secara menyeluruh. Jadi, bukan hanya aspek hukum saja. Bangsa ini harus melakukan refleksi, evaluasi dan koreksi total terhadap sistem pendidikan nasional dan pengajaran agama. Bangsa ini harus menjaga, memelihara dan melindungi hak-hak anak. Semua itu harus dilakukan secara integralistik. Saya melihat ada yang sesuatu yang salah dengan sistem pendidikan nasional dan pengajaran agama kepada anak-anak. Pengawasan dan bimbingan guru maupun orang tua di rumah juga belum maksimal. Bahkan, para orang tua sudah terlalu banyak melalaikan hak-hak anak.

Selama ini, penanganan kejahatan kekerasan seks terhadap anak, hanya sebatas menangkap pelaku dan memberi hukuman yang berat. Seharusnya, penanganan kejahatan kekerasan seks lebih difokuskan kepada tindak pencegahan dengan mengevaluasi berbagai perangkat sosial serta sistem pendidikan yang telah saya sebutkan diatas.

Orang tua dan guru harus secepatnya menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan seks kepada anak sejak awal dengan cara memberi pengajaran seks yang baik dan benar secara terbuka. Anak harus mengetahui arti penting hubungan seks. Selain itu, anak juga harus diajarkan untuk berani berbicara kepada orang tua, guru serta aparat hukum bila mengalami kejahatan kekerasan seksual. Di sinilah anak-anak Indonesia harus mendapatkan hak-haknya secara penuh. [ Wawan Kuswandi ]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Politik Indonesia 2018

Peta politik Indonesia tahun 2018, kemungkinan besar suhunya akan semakin meningkat tajam hingga mencapai puncaknya tahun 2019. Kemenangan Anies-Sandi dalam pilgub Jakarta, beberapa waktu lalu, menjadi salah satu faktor penting yang akan menghiasi kancah perpolitikan nasional di tahun 2018 hingga tahun 2019.

Tak bisa dipungkiri, Jakarta menjadi pusat kekuatan ekonomi dan politik Indonesia. Peran gubernur Jakarta akan sangat berpengaruh besar dalam irama politik nasional, terutama menjelang pemilihan presiden tahun 2019 mendatang. Kepemimpinan presiden Jokowi tentu akan banyak mendapatkan tantangan dari rivalnya yaitu Prabowo Subianto yang didukung penuh Anies-Sandi. Kekalahan Ahok dalam pilgub Jakarta, sedikitnya juga akan membawa pengaruh kuat bagi kepemimpinan presiden Jokowi dalam pilpres 2019.

Seperti diketahui, presiden Jokowi merupakan figur pemimpin Indonesia yang berhasil mendobrak budaya militerisme di Indonesia. Sosok Jokowi sebelum jadi presiden, dia bukan dari lembaga elit militer, elit agama dan elit politik. (Zaman Gus Dur, Megawati dan BJ Habibie, mereka merupakan presiden sipil yang berkiprah secara aktif sebagai elit partai politik).

Prabowo Subianto kemungkinan besar akan memanfaatkan peran gubernur Jakarta untuk mengendalikan kekuatan ekonomi dan politik nasional. Sejumlah skenario politik akan ?Dimainkan? Oleh pesaing presiden Jokowi dengan melakukan gerakan dan propaganda politik yang dibalut dengan isu agama (mengulangi propaganda yang membawa nilai-nilai agama islam, saat pemilihan gubernur Jakarta).

Sejumlah partai yang berseberangan dengan koalisi partai pendukung pemerintahan Jokowi, secara perlahan sudah mulai melakukan gerakan dan propaganda politik yang dibalut dengan isu agama untuk mendapatkan simpati rakyat, terutama di wilayah yang konstituennya besar, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pilpres 2019 yang diawali dengan pilkada2018, tentu akan banyak didominasi oleh propaganda isu agama dalam politik. Kelompok-kelompok Islam garis keras yang pro Prabowo Subianto dan Anies Baswedan akan semakin berani berperan aktif dalam peta politik nasional.

Anies Sandi juga akan ikut berperan besar dalam mendukung Prabowo Subianto. Kemungkinan besar, Anies-Sandi akan memperluas foundation dukungannya ke kelompok-kelompok demokrat dan nasionalis, tanpa melupakan basis islam garis keras yang menjadi pendukung utamanya.

Propaganda politik dengan isu agama dalam pilkada 2018 dan pilpres 2019 akan menjadi tantangan terbesar yang akan dihadapi presiden Jokowi. Untuk menghadapi tantangan ini, Presiden Jokowi harus tetap konsisten memperkuat komitmennya terhadap kelompok islam konservatif dan moderat serta non muslim, tanpa melalaikan kelompok sekular yang selama ini juga ikut berperan mendukungnya.

Selain persoalan agama, Presiden Jokowi juga harus berjuang keras mengatasi masalah ekonomi dan kendala investasi dalam negeri serta berperan aktif untuk memberikan solusi terbaik terhadap berbagai persoalan keamanan regional.[foto:ist] [ Wawan Kuswandi ]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com