Rakyat yang selama ini adem-ayem saja di tengah polemik politik jelang pilpres 2019, disuguhkan tontonan ‘opera sabun’ yang sangat memalukan. Sungguh! Hampir semua politisi dan pejabat negara ini terjebak dalam pergulatan politik yang menjijikkan.
BACA JUGA :Amien Versus Luhut: Tontonan “Politik Opera Sabun”
Sebelumnya, Amien Rais mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyebut program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan Jokowi merupakan suatu pembohongan. “Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?” kata Amien, Minggu (18/3).
BACA JUGA:Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940
Akhir-akhir ini, Amien Rais memang terlihat getol mengkritisi Jokowi, namun sayangnya kritik yang disampaikan oleh mantan Ketua MPR ini, tidak disertai oleh data serta fakta yang otentik. Terkesan, Amien berbicara serampangan dan emosional.
BACA JUGA:Sir William Henry Perkin Dan Eksklusivitas Warna Ungu
marah mendengar pernyataan Ketua Dewan Kehormatan parpol PAN Amien Rais. Dia membantah Presiden Joko Widodo disebut ‘ngibul’. “Ada senior kasih sertifikat ngibulin. Apa yang ngibulin. Sertifikat itu prosesnya panjang dan berbelit. Sekarang cepat dan banyak. Saya pikir kita nggak bisa asal ngomong. Dia 70 tahun, saya kan 70 tahun juga,” kata Luhut di Gedung BPK, Senin (19/3) lalu.
BACA JUGA:Antara Golput dan Calon Tunggal di Pilpres 2019, Sebuah Otokritik Parpol
Menurut Luhut, bagi-bagi sertifikat tanah memang salah satu program unggulan pemerintahan Jokowi-JK. Bahkan, Jokowi menargetkan jutaan sertifikat selesai dalam periodenya, sehingga tak ada lagi sengketa tanah yang marak terjadi di daerah.
Luhut pun mengancam akan membongkar dosa politik Amien Rais. “Kau merasa paling bersih, kamu boleh ngomong. Tapi dosamu banyak juga kok. Udahlah, diam saja lah. Tapi jangan main-main. Kita bisa cari dosamu sampai dapat,” ancam Luhut untuk Amien Rais.
BACA JUGA:Jokowi Calon Tunggal? Indonesia Krisis Capres dan Kegagalan Kaderisasi Parpol
Panasnya polemik politik kedua tokoh di atas, tentu saja akan membuat posisi rakyat sebagai salah satu objek politik di pilpres 2019 menjadi semakin tersandera. Amien Rais maupun Luhut Binsar Pandjaitan, tidak memberikan contoh yang sehat dalam berwacana politik. Sebenarnya, apa yang mereka inginkan, sampai-sampai keduanya begitu irasional dalam mengeluarkan pernyataan.
Rakyat tidak butuh perdebatan politik. Rakyat tidak butuh tontonan ‘opera sabun’ yang bisa membuat bangsa ini menjadi semakin krodit. Kebutuhan bangsa hanya satu yaitu negara ini tetap damai, aman, nyaman secara lahir dan bathin, agar rakyat bisa berpartisipasi aktif dalam pilpres 2019 mendatang.
BACA JUGA: Filosofi Politik Dibalik Latihan Tinju Presiden Jokowi
Sedikit pun tak ada yang menarik dari polemik politik Amien Rais dan Luhut Binsar Pandjaitan. Justru yang ada adalah konflik wacana politik berkepanjangan yang akan menyedot energi bangsa ini.
Rakyat berharap, proses suksesi kepemimpinan nasional tahun 2019 mendatang, bukan menjadi sarana untuk saling menjatuhkan, menjelekkan atau membongkar aib antarsesama lawan politik. Rakyat sangat berharap, para pejabat dan politisi bisa semakin dewasa dalam berpolitik dengan cara yang santun dan beradab.
Secara pribadi, saya sangat mendambakan para politisi dan tokoh bangsa ini mau merefleksi diri bahwa masih ada yang lebih penting selain persoalan suksesi kepemimpinan nasional 2019, yaitu membawa bangsa ini untuk menjadi lebih beradab, bermoral, damai dan sejahtera secara lahir maupun bathin itu saja. Titik.
Artikel ini sudah dimuat di GEOTIMES.co.id Kamis 22 Maret 2018
https://geotimes.co.id/opini/amien-versus-luhut-tontonan-politik-opera-sabun/
BACA JUGA:Mau Tahu Masa Depan Ahok Usai Keluar Dari Penjara? Baca Buku ini
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com