Nonton bareng film G30S PKI, lagi heboh diwartakan di sejumlah media mainstream dan sosial media. Ujung-ujungnya, kalau mau jujur ada phobia komunisme dalam bangsa ini. Mengapa ini bisa terjadi?
Sebelumnya, iIsu banyaknya pekerja China masuk ke Indonesia yang disinyalir bisa membangkitkan paham komunisme, [masa sih…?] sungguh mengejutkan publik. Bagi saya, isu itu cuma propaganda politik murahan dan tipuan busuk yang sengaja dihembuskan sekelompok orang yang tidak cerdas. Sungguh menjijikkan.
Padahal, paham komunisme di dunia, termasuk Indonesia sudah mati sejak puluhan tahun lalu. Para penyebar isu komunisme benar-benar tidak mengikuti perkembangan geopolitik dan geoekonomi global. Mereka hanya sekadar bicara tanpa data dan fakta yang akurat. Seharusnya, mereka memberikan data kongkret tentang tenaga kerja China di Indonesia. Misalnya, berapa jumlah total tenaga kerja China yang ada di Indonesia? berapa jumlah perusahaan yang menampung tenaga kerja China di Indonesia? Bagaimana regulasi pemerintah tentang tenaga kerja asing, termasuk China di Indonesia? Apa argumen ilmiahnya sehingga mereka bisa mengaitkan tenaga kerja China dengan bangkitnya paham komunisme di Indonesia? Semua pertanyaan diatas harus dijawab secara logis berdasarkan data dan fakta yang valid.
Sebelumnya, sejumlah media massa sudah memberitakan bahwa presiden Joko Widodo membantah tenaga kerja China yang masuk ke Indonesia jumlahnya mencapai puluhan juta. Hal itu dikatakan Jokowi saat membuka Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju Indonesia Kompeten di Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12/2016) lalu. Jokowi menegaskan, tenaga kerja China di Indonesia saat ini hanya berjumlah 21.000 orang. Menurut Jokowi, jumlah itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja Indonesia di negara lain, misalnya di Malaysia mencapai 2 juta orang, di Hongkong mencapai 153.000 orang. Menurut Jokowi, secara logika tidak mungkin banyak tenaga kerja China, Amerika dan Eropa yang mau bekerja di Indonesia. Sebab, gaji di negara mereka jauh lebih baik ketimbang Indonesia. "Mana mau mereka ke sini dengan gaji yang lebih kecil. Ini saya sampaikan agar jangan sampai rumor berkembang di mana-mana," ucap Jokowi. Presiden Jokowi juga mengakui bahwa pemerintah memang menargetkan mendatangkan turis China sebanyak 10 juta orang. [http://nasional.kompas.com/read/2016/12/23/11211181/jokowi.klarifikasi.soal.tenaga.kerja.china.di.indonesia].
Berdasarkan data yang disampaikan presiden Jokowi diatas, maka sebaiknya, para penyebar isu komunis harus lebih banyak mengikuti perkembangan ekonomi global. Jadi, antara paham komunisme dengan tenaga kerja China tidak ada kaitannya sama sekali. Kehadiran tenaga kerja China di Indonesia, mungkin saja terkait dengan diberlakukannya zona Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), AFTA, APEC dan masih banyak lagi bentuk kerjasama ekonomi secara regional maupun internasional. [http://pelajarpin.blogspot.co.id/2015/09/kerjasama-ekonomi-internasional.html] dan [http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/]
Pemberlakuan sistem ekonomi global berlaku bagi semua negara di dunia, bukan hanya Indonesia. Tenaga kerja China juga banyak masuk ke negara-negara Asia, Eropa, Amerika dan Afrika. Tenaga kerja Indonesia pun bisa berduyun-duyun masuk ke negara lain. Hadirnya tenaga kerja China di Indonesia tidak identik dengan paham komunisme. Begitu juga paham komunisme tidak identik dengan ras Cina. Komunisme adalah paham (ideologi). Paham komunisme bisa dianut oleh siapa saja dan negara mana saja. Jadi, keberadaan tenaga kerja China tidak ada hubungannya dengan kebangkitan komunis di Indonesia.
Paham komunisme di dunia sudah hancur, contohnya negara Uni Soviet tahun 1991. Paham komunisme di negara-negara pecahan Uni Soviet sudah berubah menjadi paham sekularisme, bahkan mengarah pada paham kapitalisme. Demikian juga dengan negara-negara seperti Polandia, Hungaria dan beberapa negara-negara Eropa Timur lainnya yang berpaham komunis. Beberapa negara di benua Asia, seperti Vietnam yang menganut komunisme, perlahan mulai berubah menjadi paham kapitalisme. Ada beberapa negara di Asia maupun di kawasan Amerika yang masih memegang ideologi komunis seperti China, Korea Utara dan Kuba. Tetapi, paham ideologi komunis yang diterapkan di negara itu sudah tidak semurni ajaran Karl Marx. Negara-negara itu telah membuka diri dengan negara lain, bahkan mulai mengarah menjadi negara kapitalis. [baca selengkapnya di http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/30/opi4.htm].
Saya harap sampai disini, Anda bisa mengerti. Kalau Anda tidak mengerti juga, saya sarankan Anda segera baca buku-buku tentang hancurnya paham komunisme di dunia atau banyak-banyak istighfar agar hati dan pikiran Anda jernih dan bersih.
Sebelum tulisan ini selesai, saya sarankan kepada Anda untuk tidak lagi menyebarkan isu komunis di Indonesia. Sebagai penutup izinkan saya berkata “JANGAN MAU DIBOHONGIN PAKE ISU PKI” . Yuk…ngeteh dulu mas brooo, nyantai aja bacanya. (Foto/Ilustrasi:Ist)
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com