Monday, July 27, 2020

Donald Trump

Sikap dan perilaku provokatif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, benar-benar telah memperburuk citra negeri Paman Sam di mata dunia. Trump terus-menerus mengumbar pernyataan emosionalnya kepada pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un. Trump juga bersikap diskriminatif terhadap kaum muslim dari eight negara yang dilarang melakukan perjalanan ke AS.

Kepemimpinan Trump benar-benar paling provokatif dalam sejarah presiden AS. Trump pernah secara terbuka menyebut umat Islam sebagai gerombolan teroris yang dinilainya merusak dunia. Saat debat antar kandidat capres, beberapa waktu lalu, Trump juga tidak segan-segan melakukan charracter assasination dan black marketing campaign terhadap pesaingnya. Bahkan, Trump diduga kuat mendukung pendanaan federal untuk melegalkan aborsi melalui institusi Planned Parrenthood.

Pendiri Trump Entertainment Resorts ini, juga dikenal sebagai tokoh anti islam dan anti migran. Hampir sebagian besar kebijakan luar negeri serta hubungan internasional AS dengan negara-negara islam di dunia, saat ini berada dalam titik terendah, terutama dengan negara-negara Timur Tengah, Korea Utara, Rusia dan Tiongkok

Di Indonesia, sikap dan perilaku Trump memunculkan antipati yang sangat kuat dari rakyat Indonesia, terutama dari kaum muslim moderat. Sejak Donald Trump menjadi Presiden AS, banyak kebijakan kontroversial dalam konstelasi komunikasi politik dunia. Bahkan, beberapa negara di dunia khawatir, sikap Trump akan merusak hubungan komunikasi politik antarbenua dan bisa menyulut perang dunia ketiga. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Sunday, July 26, 2020

Rakyat Menggugat

Rakyak punya hak menggugat negara soal perlunya negara melakukan transparansi terhadap barang bukti kejahatan yang disita aparat hukum. Sampai detik ini, rakyat tidak pernah tahu apa saja dan berapa jumlah overall keseluruhan barang sitaan (obat-obatan terlarang, uang hasil korupsi, asset harta dan benda serta sejumlah dokumen berharga lainnya) yang disita negara dari tangan para penjahat.

Dalam hal ini lembaga-lembaga hukum yang menjadi kepanjangan tangan negara seperti kepolisian, KPK, pengadilan,  Bea Cukai dan instansi hukum lainnya, wajib transparan mengenai keberadaan barang bukti kejahatan yang telah disita.  Disisi lain, hampir setiap hari media massa memberitakan penangkapan para penjahat yang dilakukan polisi, KPK dan Bea Cukai. Umumnya, penangkapan itu disertai sejumlah barang bukti yang disita.

Rakyat berhak menggugat negara, dimana barang bukti itu disimpan? Kalau pun  barang bukti itu dipergunakan negara, untuk keperluan apa? Wajar saja kalau rakyat curiga terhadap penyalahgunaan barang bukti oleh para pejabat negara yang memiliki otoritas kekuasaan tinggi. Salah satu contoh penyalahgunaan barang bukti kejahatan ialah testimoni bandar narkoba Freddy Budiman kepada Koordinator KONTRAS  Haris Azhar yang mengungkapkan bahwa obat-obatan terlarang milik Freddy yang disita, ternyata dijual kembali di pasar narkoba oleh sejumlah oknum aparat hukum.

Lantas, bagaimana dengan barang bukti sitaan lainnya? Bukan tidak mungkin bisa juga disalahgunakan oleh oknum pejabat negara atau aparat hukum. Sekali lagi,  rakyat menggugat negara untuk transparan mengenai keberadaan barang bukti sitaan hasil kejahatan. Transparansi barang sitaan ini harus dimulai dari era Soeharto lengser (1998) hingga zaman presiden Jokowi.

Sudah saatnya negara membentuk lembaga independen yang bertugas dan bertanggungjawab untuk mengawasi keberadaan seluruh barang bukti sitaan hasil kejahatan. Indonesia adalah bangsa yang besar,  bermartabat, bermoral dan beradab. Negara wajib memberikan kepercayaan kepada rakyat dengan melakukan budaya transparansi dalam segala hal. Anda setuju...? (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Jalan Raya

Jalan raya merupakan CCTV paling canggih  dan  tak tertandingi oleh teknologi apapun. Banyak peristiwa tragis  seperti kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan raya. Kalau saja jalan raya bisa ngomong, maka testimoninya tentang kecelakaan lalu lintas  pasti jujur.

Waktu masih menunjukkan  jam tujuh pagi  ketika laju motor yang saya naiki  sampai di jalan raya Gajah Mada, Jakarta, Pusat. Seperti biasa, jalanan sudah ramai. Jalan raya dimanapun,  nggak bisa nolak kehadiran roda-roda kendaraan yang nyaris tiada henti dan tak mengenal waktu.  Tak ada hari libur bagi jalan raya. Jalan raya juga tak bisa ‘complain’ ketika tubuhnya berlubang, kotor, berdebu, ditiduri paku-paku karatan. Jalan raya tak pernah mengeluh disaat panas matahari melumeri kulitnya dan diam membeku saat  hujan mengguyur tubuhnya.

Jalan raya adalah ‘buku sejarah’ manusia.   Jalan raya menyimpan banyak kisah tragis. Kasus-kasus  kemacetan, kecelakaan, tabrak lari, kebut-kebutan liar ‘pembalap’  jalanan, perilaku arogan dan korup oknum polisi lalu lintas, pengamen, pengemis  dan pedagang asongan yang ‘bernyanyi’ di dalam angkot,  pengemudi  kendaraan yang berkelahi  gara-gara rebutan  menyerobot lampu hijau,  ceceran darah puluhan korban kecelakaan yang tewas sia-sia  di tangan pengemudi angkutan umum yang ugal-ugalan,  pamer mobil mewah orang-orang kaya serta bangkai anjing, tikus dan kucing yang  hancur berserakan terlindas kendaraan.

Jalan raya  tidak bisa ‘berteriak’ ketika tubuhnya dibebani  mobil kontainer yang bobotnya berton-ton.  Bahkan, jalan raya dipaksa untuk ‘lancar’ oleh pejabat negara yang pakai mobil mewah saat sedang macet.   Jalan raya seringkali ‘terluka’ saat aksi demo mahasiswa dan buruh  membakar ban di jalanan.  Segudang peristiwa perampokan jalanan,  pembunuhan dan penembakan  serta perkosaan di angkutan umum tak pernah henti terjadi di  jalan raya.  Jalan raya jadi saksi kunci skandal kejahatan manusia.

Momen-momen humanis juga terjadi di jalanan. Jalan raya menjadi tumpuan banyak manusia untuk mencari nafkah. Setiap hari  selama 24 jam, puluhan bahkan ratusan angkutan umum terus menggerus jalan raya menangguk rupiah.  Ratusan  motor, mobil dan  sepeda  pribadi  juga  mengantungkan  diri kepada jalan raya untuk menuju kantor memburu  gaji bulanan.

Dibalik pasrahnya jalan raya, ternyata manusia tidak pernah bersyukur  kepada Tuhan. Jalan raya selalu  menjadi  ‘kambing hitam’  atas  terjadinya  kecelakaan.  Manusia menuduh jalan raya yang berlubang,  penuh genangan air, pasir dan batu-batu krikil  yang bertebaran sebagai penyebab terjadinya kecelakaan.  Padahal, ‘cacatnya’ jalan  raya adalah ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Saya percaya, suatu saat jalan raya akan menerima ‘reward’ atas kepasrahannya.

Saya yakin Tuhan akan segera mengutus  ‘makhlukNya’ untuk menyelesaikan  kisah-kisah tragis di muka bumi yang terjadi di jalan raya. “Kesehatan mental dan moral sebuah  bangsa  dapat dilihat dari cara bagaimana manusia memperlakukan jalan raya dengan baik dan benar”. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Sekutu Iblis

Saat ini, iblis sedang berbangga ria karena sekutunya yang ada di Indonesia, terus mengobrak-abrik kenyamanan dan kedamaian umat beragama. Siapa sih sekutu iblis itu? Mau tahu aja atau mau tau banget? Sabaaar? (maaf) saya pipis sebentar yaaa.

Gerakan sejumlah ormas dan tokoh yang mengatasnamakan agama tertentu di Indonesia makin atraktif seperti pertunjukkan sirkus. Ada ormas dan tokoh muslim independen yang kalem. Ada ormas dan tokoh muslim yang malu-malu. Tapi, ada juga ormas dan tokoh muslim yang radikal serta anarkis. Bahkan, kemungkinan besar sejumlah ormas dan tokoh muslim radikal ini sudah bersekutu dengan iblis untuk membuat kekacauan. Padahal, dalam ajaran agama apapun, manusia wajib melawan iblis.

Allah SWT berfirman, ?Maka Kami berkata, Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga yang menyebabkan kamu menjadi celaka.? (Qs Thaahaa : 117).

Ayat diatas sangat jelas dan tak perlu lagi banyak penafsiran (anak kecil juga tahu). Lantas, apakah negara ini masih diam saja melihat kelakuan kotor iblis berwujud manusia? Saya mulai curiga Jangan, jangan ormas dan tokoh muslim yang bersekutu dengan iblis itu memang sengaja ?Diperihara? Oleh sekelompok elit di negeri ini? Hmmmmnn?

Da'ud ibn Tamam ibn Ibrahim al Shawni, dalam novelnya The Madness of God & The Men Who Have The Elephant (Dastan Books publisher 2005) menegaskan, “Lihatlah segala penderitaan dan kesengsaraan yang telah ditimpakannya atas dunia. Lihatlah betapa monster itu melakukan semuanya hanya untuk menghibur diri! Jika ada yang terlihat murni, dibuatnya ternoda! Jika ada yang manis, dia buat masam! Jika ada yang bernilai, dibuatnya jadi sampah! dia tak lebih dari sekadar badut dan pesulap murahan, pembohong gila! dan kegilaannya masih terus membuatku lebih gila lagi!”

Cerita novel Shawni, dalam penafsiran saya (mudah-mudahan tidak salah) benar-benar menohok manusia yang dengan mudahnya dirasuki Iblis. Iblis semakin leluasa merusak mental dan moral sebagian manusia beragama melalui simbol-simbol kemasyarakatan, penafsiran ayat, penyesatan kitab suci dan predikat-predikat palsu sebagai ahli agama.

Faktanya, kisah novel Shawni, saat ini sedang terjadi di Indonesia. Terlebih lagi menjelang Pilkada Serentak maupun Pilpres 2019. Apapun bentuknya, iblis adalah musuh manusia. Tuhan dalam agama apapun akan mengutuk manusia yang bersekutu dengan iblis. Saya khawatir, iblis berwujud manusia sudah menjadi penghuni negeri Garuda ini. Hiiiyy, serem. Tidur dulu aahhh.

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Saturday, July 25, 2020

Bangsa Munafik

Hidup di lingkungan bangsa munafik sungguh sangat memilukan dan mengerikan. Kita harus top notch hati-hati ketika bergaul dengan mereka. Di Indonesia, orang-orang yang suka berlakon munafik, biasanya berada dalam lingkungan politik dan hukum. Sifat dan perilaku munafik sudah menjadi gaya hidup mereka.

Dalam sebuah risetnya beberapa waktu lalu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyimpulkan bahwa ada 3 faktor penyebab tingkat kepercayaan publik terhadap politisi rendah. Salah satunya ialah perilaku elit politik yang  munafik. Sebesar 65,30 persen publik menyatakan, apa yang diucapkan elit politik selalu bertentangan dengan perbuatannya.

Contoh perilaku munafik bangsa ini, diantaranya ialah segelintir oknum tokoh agama yang mendirikan ormas atau parpol berbasis islam dengan dalih membela kepentingan agama. Faktanya, sejumlah tindakan mereka justru banyak yang anarkis. Sejumlah  perempuan muslim sudah memakai jilbab. Tetapi,  perilakunya tidak mencerminkan wanita muslimah.

Beberapa pejabat negara disumpah untuk menjalankan amanat rakyat dan negara. Tapi, mereka mengkhianatinya. Sebagian besar pemimpin umat, setiap hari berdakwah kepada publik untuk selalu bersedekah. Tetapi, faktanya mereka tidak pernah bersedekah. Bahkan, mereka memasang tarif tinggi ketika diminta berdakwah. Sebenarnya masih setumpuk lagi contoh  sikap dan perilaku munafik yang dilakukan bangsa ini. Kalau ditulis semua, artikel ini tak akan pernah selesai.

Munafik berasal dari bahasa Arab yaitu munafiqun. Dalam kajian Islam, munafik ialah orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, namun mereka mengingkarinya. Dalam terminologi Al Qur’an, munafik merujuk kepada mereka yang tidak beriman namun berpura-pura beriman.

Nabi Muhammad SAW mengatakan, tanda-tanda orang munafik ada 3 yaitu jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari dan jika dipercaya berkhianat. Allah SWT berfirman, “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati karena itu mereka tidak dapat mengerti”. (QS. Al Munafiqun 63:1-3).

Dalam surat lain Allah SWT juga berfirman, “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,...Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An Nisa: 138 dan 145). Apakah Anda masuk dalam  golongan orang-orang munafik?...(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Budak HP

Benarkah Handphone (HP) bisa memperbudak manusia? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak, tergantung dari sudut pandang apa kita mau menilainya. Di abad cutting-edge ini, manusia sulit sekali bisa hidup tanpa HP. Fitur dan teknologi yang ada di HP, secara langsung maupun tak langsung, telah mempermudah tatanan hidup manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Ketergantungan manusia terhadap HP dari hari ke hari semakin tinggi dan terus meningkat.

Pengguna HP alias telepon genggam alias telepon seluler semakin membludak, mulai dari anak-anak usia tiga tahun sampai kakek-nenek. Saat ini, keberadaan HP sudah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Lantas, apa bisa HP memperbudak manusia?

HP, bila digunakan secara proporsional dan fungsional, maka alat kecil ini akan banyak membawa manfaat bagi kehidupan manusia. Proses interaksi dan komunikasi manusia menjadi lebih cepat, efisien, hemat dan tidak dibatasi oleh jarak ruang dan waktu.

Namun, bila HP digunakan hanya sekadar untuk gaya hidup semata, maka HP bisa menjadikan manusia sebagai budak. Coba Anda bayangkan saja, ketika kantor Anda sedang meeting, teman Anda diam-diam asyik berWA ria dengan HP yang di silent. Kemudian, saat keluarga besar Anda sedang ngobrol bersama untuk mempererat tali silaturahmi, Anda malah asyik main recreation di HP. Lebih parah lagi, ketika sedang beribadah, Anda tidak mendengar khotbah yang disampaikan karena Anda lebih nyaman bermain HP. Apakah memang seperti ini tujuan HP diciptakan? Mari kita renungkan.

Ada banyak peristiwa atau kasus menyangkut keberadaan HP. Orang bisa dengan bebas memaki, mencaci melalui HP. Mungkin, Anda juga termasuk orang yang gemar mengupload popularity pribadi di HP, seperti curhat, foto-foto mejeng atau mengeluarkan kata-kata kasar terhadap seseorang melalui HP. Bahkan, kasus penipuan melalui HP, saat ini semakin marak. Hal-hal inilah yang patut kita waspadai bersama dalam menggunakan HP.

Sekarang ini, hampir semua orang tidak bisa lepas dari HP walaupun hanya sekadar bermain sport atau berselancar di dunia maya. Namun, sedikitnya ada dua dampak buruk dari ketergantungan kita dalam menggunakan HP yaitu pertama, kita akan menjadi manusia yang anti sosial. Buktinya, bila sedang sedang berHP ria, kita pasti tidak mempedulikan orang lain disekitar kita. Hal ini dapat membuat kita kehilangan rasa sosial terhadap dunia nyata. Kedua, Akibat ketergantungan kita memakai HP, itu akan bisa mengganggu syaraf di otak. Radiasi HP sangat berbahaya bagi otak manusia. Gelombang elektromagnetik HP dapat memicu terjadinya kerusakan syaraf otak manusia. Penggunaan HP yang berlebihan, akan mengancam kesehatan manusia. Jadi, mulai sekarang, hindarilah menjadi budak HP. Gimana menurut Anda? (Foto/Ilustrasi: Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

@ Serpong

Kota Serpong  menjadi basis kehidupan kaum urban Jakarta yang berkarakter egois, individualis, oportunis, pragmatis dan hedonis. Kehidupan nyaman adalah pilihan, kenyamanan hidup adalah keputusan.

Lima belas tahun silam,  suasana alam kota Serpong begitu sejuk, damai dan tenang. Saya dan keluarga yang tinggal di sebuah rumah mungil  di salah satu kawasan kompleks perumahan Gading Serpong sejak tahun 1999, benar-benar betah karena dimanjakan oleh hijaunya  alam Serpong. Saya masih ingat  ketika gumpalan kabut selalu menepi di kebun halaman rumah menjelang  jam 9 malam. Hawa dinginnya begitu terasa.  Memasuki pagi, usai sholat subuh di sebuah surau kecil dalam  lingkungan kompleks, saya bisa menyentuh butiran bening embun yang membasahi dedaunan pohon-pohon  kecil yang tumbuh  di pinggir jalan.  Sekelompok petani perempuan muda  berjalan santai penuh canda  menuju  sawah  dan kebun. Nyanyian hewan-hewan liar  di sekitar rimbunnya kebun kelapa gading dan hamparan sawah menambah nikmatnya alam  serpong.

Kini,  lima belas tahun  berlalu,  saya dan keluarga tak pernah lagi merasakan nikmatnya  hidup di Serpong.  Kenyamanan, kedamaian dan ketenangan  Serpong  perlahan mulai lenyap. Kabut malam tak pernah lagi mampir di kebun halaman rumah, butiran bening embun pagi pun pergi entah kemana,  sawah-sawah berubah menjadi kompleks perumahan mewah, hewan-hewan liar bermigrasi tanpa pamit meninggalkan kebun kelapa gading.  Kota Serpong  bising dengan  suara mesin, klakson mobil dan motor.  Polusi udara  dimana-mana. Cuacanya semakin panas.

Serpong berubah menjadi kota modern dengan jejeran mall-mall elit, hotel-hotel  berbintang, apartemen dan perumahan mewah,   gedung-gedung  tinggi perkantoran,  deretan ruko warna-warni, papan billboard iklan yang bertebaran dimana-mana serta menjamurnya  kedai kuliner di sepanjang   jalan raya Serpong.  Serpong semakin padat, sesak dan macet. Penduduk asli serpong yang dulu  dikenal polos  dengan gaya  hidup  tradisionalnya,   perlahan mulai tersingkir.  Sekarang, kota Serpong  menjadi basis kehidupan kaum urban Jakarta  yang berkarakter  egois, individualis, oportunis, pragmatis dan hedonis.

Saya dan keluarga semakin cemas dengan kondisi alam serpong yang terus digerus pembangunan yang membabi-buta. Saya dan keluarga masih tetap berharap,  kenyamanan  kota  Serpong  bisa  hadir  kembali untuk kehidupan yang lebih sehat dan segar bagi semua makhluk hidup yang ada. Akankah harapan ini terwujud? Yaaa.... Tuhan dimana Kau simpan SerpongMu yang dulu? (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com