Tuesday, July 14, 2020

BUKU 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' TELAH TERBIT, MILIKI SEGERA!

Buku ini menjadi referensi penting bagi siapa pun yang ingin mengetahui karakter asli warga Jakarta. Dalam buku ini diulas secara tajam berbagai problem Jakarta serta kekuatan dan kehebatan Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

UNTUK PEMESANAN

Hub. Dian di nomor WA: 0822 9857 2835

Prosedur Pembelian E-e-book 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' Sebagai Berikut :

1. Tahap Pertama

Transfer biaya pembelian E-e-book @ Rp 36.000 ke Bank, silahkan pilih bank sbb:

    Bank BCA No. Rek: 8830993097 atas nama: Wawan Kuswandi

    Bank Mandiri No. Rek: 1230007519046 atas nama: Wawan Kuswandi

2. Tahap Kedua

Kirimkan bukti switch ke tim advertising kami, Bu Dian di nomor WA 082298572835 dengan

    menyebutkan bahwa anda telah mentransfer biaya pembelian buku

3. Tahap Tiga

Kirimkan alamat e-mail Anda untuk pengiriman E-ebook

4. Tahap Empat

E-e-book langsung dikirim via e-mail dan langsung bisa dibuka di Hp, notebook, PC dan Ipad

5. Tahap Lima

Konfirmasikan kepada tim marketing kami, ibu Dian melalui nomor Whatsapp (WA)

    082298572835, bila E-book telah anda terima.

Terima kasih atas partisipasinya.

Salam hormat,

Wawan Kuswandi

Penulis buku, 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok'

Hp: 081289349614

Monday, July 13, 2020

Mau Tahu Masa Depan Ahok Usai Keluar Dari Penjara? Baca Buku ini

Oleh: Wawan Kuswandi

Harga Rp 36.000

Sosok Ahok saat menjadi Gubernur Jakarta yang diulas dalam buku ini, telah menunjukkan bahwa Ahok berpeluang menjadi pemimpin Indonesia yang disegani dunia. Usai Ahok bebas dari penjara, akan banyak perubahan besar di Indonesia. Perubahan apa sajakah itu? Semua dibeberkan dalam buku ini. Baca dan segera pesan bukunya sekarang juga!

PEMESANAN BUKU HUB. Dian (no.WA) : 0822 9857 2835

Prosedur Pembelian E-book 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' Sebagai Berikut :

1. Tahap Pertama

Transfer biaya pembelian E-ebook @ Rp 36.000 ke Bank, silahkan pilih financial institution sbb:

    Bank BCA No. Rek: 8830993097 atas nama: Wawan Kuswandi

    Bank Mandiri No. Rek: 1230007519046 atas nama: Wawan Kuswandi

2. Tahap Kedua

Kirimkan bukti transfer ke tim advertising kami, Bu Dian di nomor WA 082298572835 dengan

    menyebutkan bahwa anda telah mentransfer biaya pembelian buku

three. Tahap Tiga

Kirimkan alamat electronic mail Anda untuk pengiriman E-ebook

four. Tahap Empat

E-e-book langsung dikirim thru email dan langsung bisa dibuka di Hp, pocket book, PC dan Ipad

five. Tahap Lima

Konfirmasikan kepada tim advertising and marketing kami, ibu Dian melalui nomor Whatsapp (WA)

    082298572835, bila E-book telah anda terima.

Terima kasih atas partisipasinya.

Salam hormat,

Wawan Kuswandi

Penulis buku, 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok'

Hp: 081289349614

Jelang Pilpres 2019 Kasus e-KTP Memanas, Fahri Hamzah Disebut dan Masih Ada Lagi Lho!

Mantan politisi Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin mengatakan, akan membongkar korupsi yang dilakukan Fahri Hamzah saat menjabat sebagai wakil ketua Komisi Hukum DPR.

"Saya akan segera menyerahkan berkas ke KPK tentang korupsi yang dilakukan Fahri waktu dia menjadi wakil ketua komisi III DPR. Nanti saya serahkan semuanya di mana saya serahkan uang kepada Fahri beberapa kali," kata Nazaruddin usai bersaksi untuk terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat,  Senin, 19 Februari 2018.

Seperti pernah diberitakan sejumlah media massa dan dalam sidang perkara e-KTP sebelumnya, sejumlah pejabat (eksekutif, legislatif dan yudikatif) secara berjamaah, membantah dituding menerima dana proyek e-KTP.

Kalau memang data dan fakta serta bukti yang akan diberikan Nazaruddin ke KPK itu valid, maka penjara akan penuh dengan koruptor. Sesungguhnya,  koruptor itu derajatnya sama  dengan garong. Bedanya, kalau garong masuk penjara, ada istilah yang dikenal dengan sebutan ‘PENJARA MEMBAWA SENGSARA’. Sedangkan kalau koruptor, ‘PENJARA MEMBAWA NIKMAT’. Kok bisa? Coba Anda sekali-sekali berkunjung ke penjara koruptor, biar Anda tahu ‘nikmatnya’ kehidupan koruptor di dalam penjara.

Kembali ke kasus e-KTP, saya menduga,  Nazaruddin masih memiliki  segerombolan nama-nama pejabat di negeri ini yang terlibat korupsi proyek e-KTP. Boleh  percaya, boleh juga tidak, Nazaruddin akan membongkar skandal itu menjelang pilpres 2019 mendatang.

Kasus korupsi e-KTP ini menjadi momentum bersejarah bagi bangsa ini, untuk membuktikan kepada rakyat dan dunia bahwa Indonesia sungguh-sungguh ingin menghapuskan budaya korupsi, sekaligus memutus jaringan korupsi di lingkungan pejabat.

LIHAT JUGA: http://indocomm.blogspot.co.id/2018/02/mau-tahu-masa-depan-ahok-usai-keluar.html

Untuk menjaga agar momentum pemberantasan korupsi ini tetap terpelihara, maka sidang-sidang korupsi, termasuk skandal korupsi proyek e-KTP, rakyat harus terus mengawal kinerja KPK.  Untuk kasus korupsi, kegaduhan publik sangat diperlukan sebagai bentuk kontrol sosial agar KPK dan pemerintah serta aparat hukum lainnya  tidak perlu takut membekuk koruptor. [Wawan Kuswandi]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Piala Presiden, Anies, GBK Rusak dan Rindu Setengah Mati Piala Dunia

Presiden Jokowi menyerahkan Piala Presiden kepada tim juara Persija Jakarta (foto:ist)

Persija Jakarta menjuarai Piala Presiden 2018 setelah mengalahkan Bali United 3-0 dalam laga very last di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (17/2) malam. Teriakan histeris penonton bergemuruh memuja dan memuji Persija yang sudah sekian lama sepi meraih gelar turnamen nasional. Namun, Dibalik euforia itu, ada sebuah peristiwa dramatis yang viral di media massa yaitu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dihalangi Paspampres untuk mendampingi Presiden Jokowi saat akan menyerahkan Piala Presiden kepada tim Persija. Ada apa gerangan?

Agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan yang bisa menjurus ke ranah politik. Ketua Steering Committee turnamen Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait langsung mengklarifikasinya dalam jumpa pers. Maruarar mengatakan, ?Soal video itu, Anies biasa-biasa kok, kenapa kalian (wartawan) yang repot. Tanya saja dengan Mas Anies. Dia baik-baik saja bertemu saya di luar. Kita ini cobalah jadi bangsa yang kata Pak Jokowi, pemimpinnya rukun, mereka berdua baik-baik saja,? Tutur Maruarar Sirait kepada para wartawan yang menemuinya, Minggu (18/2/2018) kemarin.

Persoalan lain yang juga tidak kalah peliknya ialah stadion GBK dirusak oleh sejumlah suporter. Hal ini menjadi renungan bagi semua stake holder klub atau tim sepakbola nasional untuk melakukan refleksi terhadap kesiapan intellectual dan ethical penonton serta suporter dalam menjaga aset nasional.

BACA JUGA:Mau Tahu Masa Depan Ahok Usai Keluar Dari Penjara? Baca Buku ini

Terlepas dari polemik soal Anies dan GBK yang rusak, Piala Presiden begitu menyedot perhatian publik, walaupun turnamen yang terbilang bergengsi ini masih dalam skala lokal saja. Bayangkan, apabila tim nasional (timnas) bisa tembus piala dunia, sulit rasanya kita menggambarkan euforia yang akan diungkapkan seluruh pendukung dan pengemar sepakbola nasional. Bangsa ini benar-benar merasa rindu setengah mati terhadap timnas untuk masuk piala dunia.

Namun sayang seribu sayang, sampai saat ini timnas hanya mampu membuat gebrakan di media massa, seputar naturalisasi pemain yang belum membuahkan hasil maksimal serta keberadaan pelatih asing yang belum bisa memberikan hasil terbaik buat timnas di kancah sepakbola nearby maupun internasional.

Turnamen Piala presiden 2018, menjadi cermin nyata bahwa bangsa ini haus untuk melihat timnas bermain di piala dunia. Pertanyaannya ialah apa yang membuat timnas begitu sulit untuk mendobrak masuk piala dunia? Sesungguhnya, ada kebanggaan tersendiri, bila timnas masuk piala dunia dan bisa berduel dengan sejumlah negara ‘icon’  sepakbola dunia. Contoh kongkretnya ialah wakil dari benua Asia yang selalu tampil di piala dunia, seperti Korea Selatan dan Jepang. Bahkan, Korea Utara negeri yang terbilang tertutup juga pernah lolos ke piala dunia tahun 2014 di Brazil.

Secara teknis, pemain Indonesia tidak kalah berbakat dengan pemain negeri ginseng dan negeri matahari terbit. Dari segi pelatih, sudah puluhan kali timnas ditangani pelatih asing yang berkualitas. Kompetisi periodik seperti  Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 juga terus digelar, pertandingan persahabatan dengan negara-negara lain juga sering dilakukan, tapi hasilnya Indonesia masih belum memiliki timnas yang luar biasa, minimal disegani di Asia. Itu semua masih menjadi mimpi. Namun, bangsa ini tak perlu berkecil hati buktikan bahwa Indonesia ‘BISA’ tembus piala dunia, kalau timnas dan seluruh stake holder sepakbola nasional punya niat dan tekad yang kuat dan bermental juara.

Lantas apa yang harus dievaluasi terhadap timnas agar mampu berkiprah di piala dunia? Satu hal yang penting ialah sistem rekrutmen pemain yang harus tepat dan benar sesuai dengan standarisasi manajemen sepakbola contemporary.

Sistem pelatihan timnas juga harus memenuhi panduan teknik dan strategi sepakbola modern yang sudah diterapkan di Eropa. Dalam panduan sepakbola modern, seorang pemain bukan hanya pandai dalam skill mengolah bola, tetapi juga memiliki kekuatan stamina dan fisik, mental yang kokoh, emosi yang stabil,  kemampuan bekerjasama dengan tim serta memiliki daya nalar alias cerdas dalam menerapkan taktik dan strategi ketika berada di lapangan.

Selain itu, PSSI sebagai wadah tim sepakbola nasional juga harus pandai bercermin untuk melihat kekurangan dan kelemahannya dalam menerapkan sistem manajemennya sepakbola modern. Seluruh personal yang menjadi pengurus PSSI wajib memahami sistem sepakbola modern. Dalam bahasa gampangnya, pengurus PSSI harus tahu soal sepakbola. Itu saja, Semoga timnas bisa hadir di piala dunia, entah kapan. [ Wawan Kuswandi ]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Sunday, July 12, 2020

Mau Tahu Sembilan Indikator yang Mendukung Ahok? Baca Ebook ini

UNTUK PEMESANAN

Hub. Dian di nomor WA: 0822 9857 2835

Prosedur Pembelian E-e book 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' Sebagai Berikut :

1. Tahap Pertama

Transfer biaya pembelian E-e-book @ Rp 36.000 ke Bank, silahkan pilih financial institution sbb:

    Bank BCA No. Rek: 8830993097 atas nama: Wawan Kuswandi

    Bank Mandiri No. Rek: 1230007519046 atas nama: Wawan Kuswandi

2. Tahap Kedua

Kirimkan bukti transfer ke tim advertising kami, Bu Dian di nomor WA 082298572835 dengan

    menyebutkan bahwa anda telah mentransfer biaya pembelian buku

three. Tahap Tiga

Kirimkan alamat e mail Anda untuk pengiriman E-e-book

four. Tahap Empat

E-book langsung dikirim via electronic mail dan langsung bisa dibuka di Hp, notebook, PC dan Ipad

five. Tahap Lima

Konfirmasikan kepada tim advertising kami, ibu Dian melalui nomor Whatsapp (WA)

    082298572835, bila E-book telah anda terima.

Terima kasih atas partisipasinya.

Salam hormat,

Wawan Kuswandi

Penulis buku, 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok'

Hp: 081289349614

Krisis Moral Bangsa Semakin Akut, Wanita Dibunuh dan Mayatnya Dicor

Peristiwa pembunuhan sadis di awal tahun 2018 ini, membuat publik tercengang hebat. Hanya karena utang 500.000, nyawa korban melayang dan lebih parahnya lagi, mayat korban di cor di bak mandi. Sungguh, krisis moral bangsa ini, semakin akut.

Tahun 2016 lalu, sedikitnya ada sembilan kasus pembunuhan sadis yang juga mengerikan, diantaranya ialah seorang siswi SMP bernama Yuyun (Bengkulu) diperkosa 14 pria sampai mati. Kemudian Eno Parinah (Tangerang) diperkosa 3 pelaku, kemudian dibunuh. Di alat kelaminnya terdapat cangkul. Mahasiswi UGM (Jogjakarta), Feby Kurnia,  dibunuh dengan cara dicekik oleh petugas kebersihan kampus. Agus memutilasi pacarnya Nur Atikah (Tangerang) yang sedang hamil. Oknum polisi brigadir Petrus Bakus (Kalbar) memutilasi dua anak kandungnya di rumah dinasnya.

BACA JUGA:BUKU 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' TELAH TERBIT, MILIKI SEGERA!

Fakta membuktikan bahwa perilaku pembunuhan sadis semakin marak di Indonesia. Emosi semakin mudah merusak akal sehat manusia. Mengapa manusia Indonesia begitu mudah berperilaku sadis dan keji? Tingginya sikap dan perilaku sadistik, seseorang bukan hanya semata-mata disebabkan oleh pengaruh lingkungan sosial, tetapi juga karena memang mental sebagian besar bangsa ini sudah rusak.

Beratnya sanksi hukum, tegasnya sanksi agama serta ketatnya norma dan nilai sosial, tidak berpengaruh positif terhadap berbagai kasus perilaku keji dan sadis yang dilakoni seseorang. Kekejaman dan kekejian, terkesan menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seseorang, tanpa ada perasaan bersalah maupun berdosa.

Manusia merupakan subjek utama dalam interaksi sosial. Secara pribadi, seseorang memiliki kekuasaan untuk memilih sikap dan perilaku hidupnya. Bila, mereka memilih sikap dan perilaku keji dan sadis, maka nilai-nilai humanistik tidak akan pernah ada dalam hidupnya. Sebaliknya, bila seseorang memilih sikap dan perilaku hidupnya untuk kedamaian, maka nilai-nilai humanistik akan selalu ada dalam kehidupannya.

Hal lainnya lagi yang juga bisa memicu sikap dan perilaku sadistik seseorang ialah kronologi berita-berita pembunuhan yang diekspos media massa, terutama televisi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kronologi berita-berita itu, mungkin saja menginspirasi seseorang untuk berperilaku sadis.

Solusi terbaik untuk meredam kekejian dan kesadisan ini ialah seseorang harus mampu mengolah dan mengendalikan emosinya ketika menghadapi masalah. Kemudian, seseorang juga harus mampu memanajemen stress atas tekanan hidup yang dialaminya. Satu-satunya cara terbaik untuk mengatasi segala problem kehidupan ialah membuka diri untuk berkomunikasi, berbicara dan bermusyawarah dengan semua sumber masalah yang ada dengan tujuan untuk mencari solusi damai.

Salam sruput teh tubruk bro…[Wawan Kuswandi]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Sekjen FUI, GNPF dan Alumni 212 Khawatir, Ada Apa dengan PK Ahok?

Al-Khaththath mengaitkan pengajuan PK Ahok dengan momen pilpres 2019. Menurutnya, jika PK Ahok dikabulkan, maka Ahok berpeluang melenggang ke Istana.

"Saya dengar dari ahli hukum, kalau PK Ahok ini dikabulkan, berarti dia akan dibebaskan dengan status bukan tahanan dan bukan narapidana. Dia akan melenggang ke Istana, akan bisa menjadi calon presiden 2019 atau wapres atau apa pun. Ini yang meresahkan umat Islam. Jadi gubernur saja meresahkan, apalagi jadi wapres," kata Al-Khaththath. [https://news.detik.com/berita/3883887/al-khaththath-soal-pk-ahok-dia-bisa-jadi-capres-2019-meresahkan]

Sesungguhnya, PK merupakan upaya hukum yang dapat ditempuh oleh semua terpidana (orang yang dikenai hukuman) dalam suatu kasus hukum, terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam sistem peradilan di Indonesia.

BACA  JUGA: Mau Tahu Masa Depan Ahok Usai Keluar Dari Penjara? Baca Buku ini

Jadi, PK ini merupakan masalah hukum, bukan persoalan politik,  seperti yang dikhawatirkan FUI, GNPF dan alumni 212. PK adaalah hak setiap narapidana, terkait adanya alasan putusan pengadilan yang dinilai salah atau keliru atau juga adanya bukti baru (novum).

Apa yang disampaikan Al-Khaththath bahwa kalau Ahok bebas, maka dia akan masuk istana atau menjadi jadi wakil presiden 2019, tentu saja kekhawatiran itu sama sekali tidak berdasar. PK adalah soal hukum. Sedangkan jabatan wapres itu ranah politik. Jadi, tidak tepat bila dikait-kaitkan antara pengajuan PK Ahok dengan isu soal jabatan wapres 2019.

Terkait capres dan cawapres 2019 mendatang, pilpresnya saja belum berlangsung. Bahkan, para capres yang diusung sejumlah partai politik pun, belum mendeklarasikan secara resmi, siapa cawapresnya.

Kalau pun berandai-andai PK itu dikabulkan MA dan Ahok bebas dari hukuman, itu bukan berarti Ahok akan langsung dengan mudahnya menjadi cawapres 2019. Siapapun tokoh capres 2019 yang diusung sejumlah partai politik, baik Jokowi maupun Prabowo, tentu akan memilih cawapresnya dengan berbagai pertimbangan politik yang sangat mendalam karena ini menyangkut kepentingan bangsa dan negara.

Seorang capres akan sangat hati-hati dalam memilih cawapresnya. Anda boleh percaya, boleh juga tidak, seorang capres akan ?Bunuh diri? Kalau dia memilih cawapresnya mantan seorang narapidana yang diketahui memiliki musuh dari sekelompok orang yang mengatasnamakan agama.

[ Wawan Kuswandi ]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com