Showing posts with label GNPF dan Alumni 212 Khawatir. Show all posts
Showing posts with label GNPF dan Alumni 212 Khawatir. Show all posts

Sunday, July 12, 2020

Krisis Moral Bangsa Semakin Akut, Wanita Dibunuh dan Mayatnya Dicor

Peristiwa pembunuhan sadis di awal tahun 2018 ini, membuat publik tercengang hebat. Hanya karena utang 500.000, nyawa korban melayang dan lebih parahnya lagi, mayat korban di cor di bak mandi. Sungguh, krisis moral bangsa ini, semakin akut.

Tahun 2016 lalu, sedikitnya ada sembilan kasus pembunuhan sadis yang juga mengerikan, diantaranya ialah seorang siswi SMP bernama Yuyun (Bengkulu) diperkosa 14 pria sampai mati. Kemudian Eno Parinah (Tangerang) diperkosa 3 pelaku, kemudian dibunuh. Di alat kelaminnya terdapat cangkul. Mahasiswi UGM (Jogjakarta), Feby Kurnia,  dibunuh dengan cara dicekik oleh petugas kebersihan kampus. Agus memutilasi pacarnya Nur Atikah (Tangerang) yang sedang hamil. Oknum polisi brigadir Petrus Bakus (Kalbar) memutilasi dua anak kandungnya di rumah dinasnya.

BACA JUGA:BUKU 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' TELAH TERBIT, MILIKI SEGERA!

Fakta membuktikan bahwa perilaku pembunuhan sadis semakin marak di Indonesia. Emosi semakin mudah merusak akal sehat manusia. Mengapa manusia Indonesia begitu mudah berperilaku sadis dan keji? Tingginya sikap dan perilaku sadistik, seseorang bukan hanya semata-mata disebabkan oleh pengaruh lingkungan sosial, tetapi juga karena memang mental sebagian besar bangsa ini sudah rusak.

Beratnya sanksi hukum, tegasnya sanksi agama serta ketatnya norma dan nilai sosial, tidak berpengaruh positif terhadap berbagai kasus perilaku keji dan sadis yang dilakoni seseorang. Kekejaman dan kekejian, terkesan menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seseorang, tanpa ada perasaan bersalah maupun berdosa.

Manusia merupakan subjek utama dalam interaksi sosial. Secara pribadi, seseorang memiliki kekuasaan untuk memilih sikap dan perilaku hidupnya. Bila, mereka memilih sikap dan perilaku keji dan sadis, maka nilai-nilai humanistik tidak akan pernah ada dalam hidupnya. Sebaliknya, bila seseorang memilih sikap dan perilaku hidupnya untuk kedamaian, maka nilai-nilai humanistik akan selalu ada dalam kehidupannya.

Hal lainnya lagi yang juga bisa memicu sikap dan perilaku sadistik seseorang ialah kronologi berita-berita pembunuhan yang diekspos media massa, terutama televisi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kronologi berita-berita itu, mungkin saja menginspirasi seseorang untuk berperilaku sadis.

Solusi terbaik untuk meredam kekejian dan kesadisan ini ialah seseorang harus mampu mengolah dan mengendalikan emosinya ketika menghadapi masalah. Kemudian, seseorang juga harus mampu memanajemen stress atas tekanan hidup yang dialaminya. Satu-satunya cara terbaik untuk mengatasi segala problem kehidupan ialah membuka diri untuk berkomunikasi, berbicara dan bermusyawarah dengan semua sumber masalah yang ada dengan tujuan untuk mencari solusi damai.

Salam sruput teh tubruk bro…[Wawan Kuswandi]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com