Thursday, July 30, 2020

Banjir # Sampah # Macet (BSM)

Namanya Tantra. Orangnya sangat peduli lingkungan. Tantra adalah salah  satu tim kerja saya di kantor.  Pagi ini, dia mengeluhkan tentang banjir, sampah dan  macet (BSM) yang bertaburan di kota Jakarta. Dalam satu minggu ini, kota Betawi memang terus disiram hujan dan banjir Bandang. Setahu saya, persoalan BSM membuat semua yang pernah menjabat sebagai gubernur Betawi,  pusing tujuh keliling. BSM sudah menjadi problem sosial universal. Di negara-negara  kawasan Afrika dan Asia,  BSM bisa dipolitisir menjadi isu politik.

Berbagai kajian ilmiah dan regulasi pemerintah  dikeluarkan  untuk mengatasi BSM. Namun, hasilnya masih belum maksimal. BSM tidak akan pernah lenyap selama masih ada  kehidupan  di alam semesta. Banjir terjadi karena jaringan dan akses untuk air mengalir semakin kecil atau tersumbat sampah. Zona serapan air seperti sungai, selokan (got), tanaman dan hutan kota  semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan  dan kompleks-kompleks  perumahan elit di wilayah  perkotaan  tidak lagi mempedulikan drainase.

Problema sampah di  perkotaan  tak kalah hebatnya dengan ‘serangan’ banjir. Iklan layanan masyarakat yang berbunyi ‘buanglah sampah pada tempatnya’  tidak berpengaruh terhadap  berkurangnya volume sampah di  Jakarta. Sebagian besar masyarakat masih tetap membuang sampah seenaknya.

Masalah sosial yang juga menjadi  ‘partner setia’ banjir dan sampah ialah  kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas tak akan pernah usai. Mengapa demikian? Volume kendaraan di jalan raya setiap hari terus meningkat. Sedangkan,  kuantitas jalan raya tidak bertambah. Belum lagi kualitas jalan yang banyak memakai aspal ‘abal-abal’ sehingga cepat rusak bila kena air hujan. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kemacetan lalu lintas ialah keterbatasan polisi lalu lintas, penempatan rambu-rambu  lalu lintas yang tidak proporsional serta sebagian besar  mentalitas pengendara dan oknum polantas  yang semakin bobrok. Keberadaan alat transportasi massal seperti LRT dan MRT serta kereta Commuter, belum menjamin Jakarta akan bebas macet.

Bagaimana cara mengatasi BSM di perkotaan? Ada solusi sederhana yang  bisa meminimalisir BSM. Tetapi, efeknya tidak langsung dan membutuhkan waktu  panjang.

Pertama, pembentukan mentalitas disiplin kepada anak-anak sekolah sejak usia dini. Para orang tua dan guru  wajib mengedukasi dan memberi contoh kepada anak-anak tentang cara-cara menjaga kebersihan (membuang sampah pada tempatnya), disiplin  berlalu lintas serta  menginformasikan tentang pentingnya keberadaan  saluran air dan hutan kota ketika akan membangun kota merupakan bentuk antisipasi terhadap tingginya volume air bila musim hujan.

Kedua, pemerintah harus  bersungguh-sungguh menerapkan sanksi yang ada dalam regulasi  menyangkut  BSM dengan tegas, tanpa pandang bulu. Pemerintah juga wajib memberikan reward  kepada masyarakat yang bersungguh-sungguh menjadikan Jakarta sebagai  kota yang bebas BSM.

Namun, disisi lain  BSM justru mendatangkan rezeki bagi sebagian masyarakat. Contohnya ialah pedagang asongan yang beredar menjajakan dagangannya di tengah  hiruk pikuk kemacetan lalu lintas. Disaat banjir, bermuncullan  ojek perahu karet,  ojek payung, ojek gerobak dan jasa dorong mobil  mogok. Sedangkan pemulung menjadikan sampah sebagai mata pencarian  sehari-hari  untuk  menyambung  hidup anak dan istrinya. (Foto/Ilustrasi: Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Pre Power Syndrome

Pre Power Syndrome diistilahkan untuk orang yang sebelum berkuasa begitu gemar mempromosikan diri untuk untuk meraih kekuasaan. Salah satu contoh yang diduga kuat mengalami pre power syndrome ialah Prabowo Subianto. Sebelumnya, Ketua Umum parpol Gerindra ini mengaku belum berpikir untuk kembali maju pada Pemilihan Presiden 2019. Menurutnya, Hal itu belum diputuskannya karena waktu pemilihan masih lama. "Masih lama, dua tahun lagi. lihat nanti," ujar Prabowo jelang HUT partai Gerindra Februari 2016 lalu.

Wakil Ketua Umum Parpol Gerindra, Fadli Zon, pernah menyatakan, mayoritas kader Gerindra ingin Prabowo kembali maju sebagai capres. Wacana pencapresan Prabowo di Pemilu 2019 berawal dari sambutan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, di rapat Akbar Partai Gerindra dalam rangka konsolidasi Pilkada DKI Jakarta di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2017).

"Saya kira Gerindra perlu mencalonkan kembali, mayoritas ingin mencalonkan Pak Prabowo di 2019. Saya kira itu perlu sebagai bagian dari perjuangan Gerindra ke depan, yakni mencalonkan beliau menjadi presiden," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2017).

(baca: Sandi Sebut Prabowo Presiden 2019-2024, Prabowo Diam)

Saat ditanya terkait respons Prabowo yang diam saja saat dielu-elukan sebagai Presiden RI, 2019 pada Rapat Akbar Gerindra, Fadli menganggap wajar respons Prabowo seperti itu. Sebab, kata Fadli, usulan pencapresan Prabowo memang berasal dari aspirasi para kader, bukan dari elit partai. Fadli mengatakan, yang pasti pencapresan Prabowo sudah menjadi konsensus di Partai Gerindra. Fadli menambahkan, kepastian pencapresan Prabowo bisa dilakukan kapan saja oleh Gerindra termasuk saat ulang tahun Gerindra pada tanggal 6 Februari 2016 lalu.

Kancah politik nasional jelang Pilpres 2019, memang tak pernah sepi dari polemik. Setiap hari ada saja pro dan kontra antar tokoh politik nasional. Diantara banyaknya polemik politik itu, terkadang rakyat hanyut terbawa arus ‘debat kusir’ para politisi. Jelang pilpres 2019, Partai Gerindra sangat aktif melakukan manuver politik. Namun, manuver politik Gerindra tak mampu mempengaruhi sikap politik rakyat karena rakyat sudah semakin cerdas. Rakyat memiliki lima alasan kuat untuk tidak mendukung partai Gerindra (capres Prabowo Subianto dan para Calon Legislatifnya). Adapun lima alasan itu ialah :

1. Wakil Ketua DPR Fadli Zon pernah membela ‘mati-matian’ Ketua DPR RI, Setya Novanto yang disebut Menteri ESDM Sudirman Said mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport (Jakarta, Kompas.com Senin, 16 Nopember 2015)

2. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto mendukung Sandiaga Uno melaju di Pilgub DKI 2017. Itu disampaikan Prabowo dalam video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi milik Sandiaga Uno, @sandiuno (16/08/2016). Dalam video selama 45 detik itu, Prabowo menyebut para kadernya antek asing bila tidak mendukung Sandiaga. "Yang tidak dukung Sandiaga Uno, antek asing," tegas Prabowo (Merdeka.com, Selasa 16 Agustus 2016.

3. Mendagri Cahyo Kumolo menyayangkan doa kader parpol Gerindra, DPR RI, Muhammad Syafi’i saat sidang Paripurna tahunan & RUU RAPBN Tahun Anggaran 2017, Selasa (16/8/2016). Kumolo mengatakan, sangat disayangkan kalau doa kepada Tuhan diputarbalikan. Adapun bunyi doa itu diantaranya ialah “Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,” (Editorindonesia. com, 19 Agustus 2016) .

4. Mendikbud kabinet kerja I, Jokowi-JK, yang sekarang menjadi gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Anies Baswedan meminta maaf kepada Prabowo Subianto. Permohonan maaf itu berkaitan dengan ketika Anies menyebutkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014, yaitu Prabowo-Hatta didukung mafia. Pernyataan itu dilontarkan Anies pada masa kampanye pemilihan presiden tahun 2014 lalu, ketika itu Anies menjadi juru bicara Jokowi-Jk dalam pemilihan presiden 2014. (Suratkabar.id, 02 Oktober 2016). Justru sekarang Anies dan Prabowo saling mendukung.

5. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72 tahun, belum lama ini, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak ikut upacara di Istana Negara dan memilih untuk merayakannya di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat. "Benar pak Prabowo hadir disini memenuhi undangan dari Universitas Bung Karno dalam rangka memperingati detik-detik proklamasi," kata Ferry Juliantono Wakil Ketua Umum DPP Gerindra (okezon.com 17 Agustus 2017).

Nah sekarang Anda sudah tahu khan, tentang sikap politik rakyat terhadap parpol Gerindra. Namun, biar bagaimanapun faktanya, saya mencoba untuk tetap berpikir positif terhadap parpol Gerindra. Kalau Anda bagaimana?... Ngemil gorengan sambil menikmati angetnya teh tubruk, kayaknya enak nih brooo..

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Pertempuran Panjang

Sedikitnya ada empat pertempuran panjang yang dihadapi Presiden Jokowi saat ini yaitu bertempur melawan korupsi, narkoba, intoleransi dan terorisme.  Polri, TNI dan KPK  dari detik ke detik terus bertempur menghadapi empat musuh di atas. Pertempuran panjang ini telah banyak menyedot kas negara.

Jumlah penduduk yang terus bertambah dan semakin terbukanya akses teknologi sosial media (internet), membuat  Indonesia menjadi sasaran empuk para bandar dan pengedar narkoba. Peluang ini tidak disia-siakan jaringan narkoba nasional  maupun internasional. Berbagai bentuk penyelundupan dan pemakaian barang ‘haram’ ini terus merebak sampai ke pelosok-pelosok desa. Bahkan, menembus hingga ke bocah-bocah sekolah dasar di  berbagai wilayah Indonesia. Keuntungan ‘pulus’ dari hasil perdagangan narkoba memang menggiurkan. Di sisi lain, mental dan moral  generasi penerus bangsa hancur berkeping-keping.

Segenap stake holder Indonesia kalang kabut dan gagap ketika menghadapi jaringan narkoba. Mengapa ini bisa terjadi? Tingginya peredaran narkoba di Indonesia,  bukanlah peristiwa luar biasa. Sejak zaman Orba, bisnis narkoba sudah menggurita. Namun,  waktu di zaman Orba,  teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang, jumlah penduduk tidak terlampau besar, penegakkan hukum tidak berjalan serta yang tidak kalah pentingnya ialah ribuan  aparat hukum dan  pejabat negara terlibat aktif dalam jaringan narkoba. Jadi,  kalau mau disimpulkan, membludaknya  berbagai kasus narkoba dalam skala nasional maupun internasional memang sudah ada sejak lama.  Perbedaannya, sekarang ini penerapan hukum mulai sedikit tegas dan aparat hukum (tanpa kecuali) yang ikut terlibat  ditangkap.

Menyangkut aksi teroris dan intoleransi, Indonesia pernah merasakan  pengalaman mengerikan. Salah satu contohnya ialah pemberontakan  G 30 S PKI dan adanya perilaku militan dari sebagian penganut islam radikal yang ingin  mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi islam. Contohnya ialah pembentukan DI/TII oleh Kahar Muzakar dan Negara Islam Indonesia (NII).

Kelompok Islam garis keras beranggapan bahwa aspirasi umat Islam di Indonesia tidak mendapat apresiasi dari penguasa sejak zaman Orba. Mereka meyakini bahwa  penganut Islam di Indonesia sangat besar, maka otomatis seluruh tatanan kehidupan, hukum, budaya  dan perundang-undangannya  harus  mengacu kepada hukum Islam.

Namun, Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah negara  berideologi Pancasila yang di dalamnya tersurat adanya penghormatan dan apresiasi terhadap penganut agama lain. Langkah strategis yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengikis aksi terorisme dan intoleransi  ini ialah pemerintah harus terus-menerus memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat  bahwa aliran atau agama apapun yang ada di Indonesia akan mendapat perlakuan  yang baik dan adil sesuai hukum yang berlaku.

Terakhir untuk kejahatan korupsi, hingga detik ini manusia-manusia rakus yang duduk di parlemen dan para birokrat tak akan pernah bosan melakukan tindakan korupsi. Budaya korup di Indonesia tak mungkin hilang, bila pemerintah masih ragu untuk menerapkan hukum mati bagi para koruptor. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Wednesday, July 29, 2020

Sang Dewa Kegelapan

Ramainya perbincangan soal pansus KPK, berhasil mengelabui rakyat. Paling tidak, rakyat mulai sedikit lengah. Semestinya, penuntasan skandal dugaan multikorupsi E-KTP yang melibatkan Setya Novanto (Setnov) menjadi skala prioritas aparat penegak hukum bangsa ini.

Gelombang polemik seputar pansus angket KPK dari beberapa pakar dan tokoh politik nasional yang diekspos media massa akhir-akhir ini, sungguh-sungguh melelahkan dan membosankan. Kejaksaan Agung dan KPK terkesan ?Takut? Menangkap mantan Ketua DPR RI ini. Setnov bagaikan ?Sang Dewa Kegelapan? Di negeri Garuda yang sulit disentuh secara fisik.

Sebelumnya, Jenderal Badrodin Haiti, saat menjabat Kapolri, telah menghentikan penyelidikan dugaan skandal ?Papa Minta Saham? Setya Novanto terhadap PT Freefort Indonesia dengan alasan tidak ditemukannya unsur pidana. Disisi lain, lima pimpinan KPK yang digawangi Agus Rahardjo tampaknya juga mulai bingung bagaimana caranya menangkap Setnov. Ada apa dengan republik ini?

Rakyat tak lagi bisa menangis ketika ditekan ketidakadilan hukum. Air mata bangsa ini mengering tergerus kekecewaan yang telah melampaui ambang batas. Ribuan tuntutan, kecaman, sindiran, parodi yang dilakoni rakyat tak digubris. Serentetan artikel kritik sosial di media massa dan sosial media yang ditulis para ?Pejuang? Bangsa, tak mampu lagi menembus hati nurani elit politik, penguasa dan aparat hukum Indonesia. Justru, arogansi para elit negara yang korup semakin mengerikan.

Kencangnya arus reformasi yang terjadi tahun 1998 lalu, saat melengserkan HM Soeharto, mulai memudar digerogoti oknum elit yang rakus. Sekumpulan oknum aparat hukum dan pejabat pun tak mau kalah, mereka juga ikut aktif menggelindingkan sikap dan perilaku masa bodoh, terutama terhadap penyelesaian skandal dugaan korupsi yang melibatkan Setya Novanto.

Setya Novanto pun tertawa renyah. Hingga saat ini Setya Novanto nyaman-nyaman saja hidupnya. Media massa sebagai salah satu ?Senjata ampuh? Yang diharapkan bangsa ini mampu mengawal skandal dugaan multikorupsi mulai mengendor. Bahkan, berita-berita dugaan multikorupsi mulai tersalip oleh berita-berita pansus KPK.

Ada satu pertanyaan penting yang wajib dijawab KPK, Jaksa Agung dan Polri yaitu kapan skandal dugaan multikorupsi yang melibatkan Setya Novanto ini selesai? Sudah terlalu lama rakyat menunggu. Rakyat butuh kepastian hukum. Semoga.(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Kursi

Duduk santai di kursi atau di lantai bersama keluarga dan teman-teman sambil kongkow ngalor-ngidul merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan. Tapi ingat, jangan gara-gara duduk, kita sampai lupa berdiri. Satu lagi, berbagi tempat duduk kepada sesama, ternyata bisa mendatangkan kenikmatan bathin.

Sejak usia lima tahun, ayah dan ibu saya selalu mengajarkan kalau sedang makan, minum, belajar dan berbicara sebaiknya posisi tubuh dalam keadaan duduk. Kata duduk sangat sederhana. Namun, duduk menjadi kata kerja istimewa dan penuh makna, ketika seseorang mulai memilih kursi untuk mendudukkan (maaf) pantatnya. Duduk menjadi sebuah pilihan, saat seseorang makan di restoran, nonton teater atau naik kendaraan umum. Bagi sebagian anggota parlemen, kursi (tempat duduk) berubah peran menjadi sebuah jabatan bergengsi dan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Dulu, teman saya yang kini berstatus sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019, selalu menolak kalau kursi tempat duduk kerjanya tidak memiliki sandaran dan penyanggah tangan. Hal Itu terjadi ketika saya bekerja satu kantor dengannya di sebuah majalah politik ibu kota. Sekarang ini, sang teman sudah menjadi sosok yang arogan. Jauh berbeda ketika dia dan saya sama-sama menjadi wartawan.

Hari pertama masuk SMP di tahun ajaran baru, ada pengalaman menarik soal memilih kursi di kelas. Saya berantem dengan salah satu siswa (kini jadi sahabat baik) memperebutkan kursi paling depan yang dekat dengan meja guru. Akhirnya, saya mengalah dan duduk di kursi deretan paling belakang.

Pengalaman dramatis juga saya temui saat naik KRL Commuter dari arah serpong menuju Jakarta. Saya berdiri (tidak kebagian kursi) di depan seorang pemuda yang duduk santai dan berpura-pura tertidur. Dia tahu kalau ada seorang ibu muda yang sedang hamil berdiri di depannya. Tetapi, pemuda ini tidak memberikan kursinya bagi si ibu hamil. Yaaa?Ampunnn?

Tiga peristiwa sederhana diatas menjadi pengalaman unik yang tidak terlupakan dalam hidup saya. Ternyata, sebuah kursi bisa membuat seseorang menjadi serakah dan rakus serta lupa diri terhadap lingkungan sekitarnya. Fungsi kursi bagi orang tertentu, bukan hanya sekadar tempat duduk, tetapi menjadi alat kekuasaan untuk memeras, mengancam atau memukul seseorang. Dalam pertarungan politik, para politisi seringkali bertikai untuk memperebutkan kursi.

Dalam kehidupan keluarga saya, kursi tidak pernah dimanfaatkan untuk kepentingan yang macam-macam seperti kasus diatas. Kursi hanya difungsikan untuk duduk. Tata cara duduk yang etis selalu diajarkan keluarga saya. Bahkan, kami selalu berbagi tempat duduk sesama anggota keluarga, agar selalu ada kehangatan dalam kehidupan kami. Ingatlah berdiri ketika Anda duduk, agar Anda tidak lupa dengan nikmatnya duduk. (Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Perang Dunia Ketiga

Terjadinya konflik yang berlatar belakang rasis, persaingan senjata nuklir, persoalan intoleransi, intervensi politik dan ekonomi, perebutan ladang minyak, serangan hacker serta kasus pemberontakan di berbagai negara di dunia, kemungkinan besar akan menjadi faktor pemicu perang dunia ketiga.

Saat ini, sebagian besar negara-negara di dunia saling memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara sekutunya atau aliansi organisasinya. Tujuan mereka tak lain untuk melindungi dan mempertahankan diri, bila pecah perang dunia ketiga.

Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok dan Arab Saudi memainkan peran penting sebagai kunci pemicu yang bisa menyebabkan terjadinya perang dunia ketiga atau bisa meredamnya. Namun, itu semua tergantung dari kebijakan politik negara mereka masing-masing, sekaligus perilaku moral para pemimpinnya dalam menyikapi berbagai krisis politik yang terjadi di setiap negara.

Dalam menyikapi kemungkinan pecahnya perang dunia ketiga, Indonesia tentu perlu berhati-hati dalam membina hubungan dengan berbagai negara, terutama menyangkut kerjasama mililter. Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif serta tidak terikat kepentingan dengan negara manapun (nonblok), harus mulai menentukan arah kebijakan politik internasionalnya. Dalam situasi politik dunia yang cenderung memanas ini, Indonesia harus punya sikap yang jelas dalam menentukan politik luar negerinya.

Sedikitnya ada empat blok negara-negara di dunia yang diprediksi akan terlibat dalam perang dunia ketiga. Setiap blok dari negara-negara di dunia itu, tentu saja memiliki kepentingan politik yang sama secara global.

Presiden AS, Donald Trump pernah bersumpah untuk menomorsatukan Amerika Serikat lewat jargon "America first." Tidak seperti presiden-presiden AS sebelumnya, Donald Trump telah mengubah pandangan tradisional bangsanya mengenai siapa musuh dan sahabat Amerika. Menurut kolomnis The Atlantic, Jeffrey Goldberg, Trump telah membuat sekutu-sekutu dan musuh-musuh AS menjadi campur aduk, tidak jelas, siapa musuh, siapa sekutu. "Ini dunia, di mana hubungan diplomasi yang sudah mapan diobrak-abrik oleh cepatnya cuitan Trump di Twitter," kata Goldberg.

Berikut ini adalah prediksi daftar nama-nama negara dalam empat blok besar yang kemungkinan besar ikut terlibat dalam perang dunia ketiga.

Blok Barat

NATO (North Atlantic Treaty Organization/Organisasi Pertahanan Atlantic Utara) merupakan pakta pertahanan yang dibentuk negara blok Barat tanggal 4 april 1949 lalu di Washington, Amerika Serikat. Sebanyak 12 negara, yakni Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat, menandatangani kesepakatan pembentukan NATO.

Namun ada juga negara yang bukan anggota NATO, tapi menjadi koalisi AS. Bahkan, negara-negara yang ada di dalam blok itu juga, sering terjadi konflik internal. Namun, ketika perang dunia ketiga pecah, maka konflik internal antarnegara NATO itu akan mereda dan mereka akan bersatu untuk membela NATO. Selain keanggotaan NATO, negara-negara Uni Eropa dan G-20 juga akan berpihak kepada NATO

Blok Timur

Negara-negara yang tergabung dalam blok Timur merupakan sekutu Rusia (Uni Soviet). Negara-negara itu merupakan mantan anggota Fakta Pertahananan Atlantik Utara (Fakta Warsawa). Adapun negara-negara itu ialah Rusia (Uni Soviet), Cekoslovakia, Jerman dan Hongaria. Sebagian negara lainya tidak termasuk dalam Fakta Warsawa, tapi mereka pro kepada blok Timur. Negara-negara itu antara lain Meksiko, Tiongkok, Korea Utara, Venezuela serta dan beberapa negara di Afrika, diantaranya Somalia dan Sudan.

Untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi blok Barat, Rusia telah melakukan aliansi militer dengan Tiongkok dan negara- negara Asia Tengah lainya. Aliansi militer itu melibatkan enam negara yang tergabung dalam Shanghai Cooperation Organization(SCO). Aliansi ini pernah melakukan latihan militer bersama yang dipusatkan di wilayah Chelyabinsk. Sebanyak 6.500 personel serta lebih 100 Pesawat tempur terlibat dalam latihan militer ini. Rusia juga melakukan kerjasama militer Collective Security Treaty Organisation (CSTO) yang melibatkan negara Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan

Blok Timur Tengah

Sementara itu, negara-negara Timur Tengah yang tergabung dalam Liga Arab akan berkoalisi dengan Arab Saudi sebagai pimpinan koalisi. Sebagian negara lainnya yang non Liga Arab, terutama negara-negara teluk lainya akan berpihak kepada Arab Saudi dan koalisi. Adapun negara-negara itu antara lain Bahrain, Irak, Kuwait, Mesir, Oman, Uni Emirat Arab, Siprus, Yaman, Yordania, Aljazair, Libya, Maroko, Pakistan, Tunisia.

Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) juga akan ikut bersama barisan negara Liga Arab pimpinan Arab Saudi. Setidaknya, ada 50 pemimpin negara Islam yang akan bergabung bersama Arab Saudi.

Blok Asia Timur

Negara-negara yang tergabung dalam blok Asia Timur didominasi oleh negara-negara ASEAN dan non ASEAN di wilayah Afrika. Adapun negara-negara itu diantaranya ialah Mongolia, Burma, Filipina, Vietnam, Laos, kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia serta beberapa negara lain di kawasan Timur Asia. Di Blok Asia Timur ini, Indonesia memegang posisi kunci karena memiliki hubungan diplomatik dengan beberapa negara Afrika. Tentu saja Indonesia akan memanfaatkan hubungan baiknya dengan negara-negara Afrika yang pernah hadir dalam Konferensi Asia-Afrika di Indonesia.

Yang menarik dari pembagian empat blok negara-negara di dunia ini ialah keberadaan Tiongkok, Rusia dan Korea Utara, kemungkinan besar, mereka akan berkoalisi dengan negara-negara blok Asia Timur. Sementara itu, negara-negara Liga Arab cenderung akan berkoalisi dengan NATO.

Ada empat skenario bentuk perang dunia ketiga yang sangat mematikan yaitu:

1. Adu kekuatan senjata nuklir

2. Penyebaran virus penyakit mematikan

3. Perang hacker

4. Perang intoleransi

Ada empat pemicu perang dunia ketiga yaitu:

1. Serangan militer negara-negara Liga Arab ke Qatar

2. Perang terbuka Israel dan Palestina

3 Perang terbuka di Semenanjung Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara

4. Perang intoleransi

Melihat fenomena politik yang terjadi akhir-akhir ini, ketiga pemicu perang dunia ketiga di atas mungkin saja terjadi. Keterlibatan AS, Rusia dan Tiongkok dalam tiga konflik diatas, secara langsung menjadi kunci, terjadi atau tidaknya perang dunia ketiga.

Ada satu hal yang juga menjadi komponen penting dalam perang dunia ketiga ini, yaitu keberadaan militan ISIS. Kelompok militan ini diduga kuat akan memihak blok Barat dan Liga Arab, karena sebelumnya, sudah banyak diberitakan bahwa ISIS mendapat dukungan dana dari kelompok negara-negara barat. Berbeda dengan kelompok Al Qaeda, mereka akan berperang dengan blok barat, tetapi tidak berpihak kepada Liga Arab, maupun Blok Timur. Dengan kata lain, Al Qaeda memiliki agenda sendiri terhadap eksistensinya.

Lantas dimana posisi Indonesia dalam perang dunia ketiga? Sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dan sebagai negara nonblok, tentu akan memperkuat posisi Indonesia dalam perang dunia ketiga.

Namun, perlu diantisipasi bahwa blok barat dan Liga Arab, jelas memiliki kepentingan politik yang sangat strategis dengan Indonesia. Tentu saja, Indonesia akan menjadi salah satu target blok barat dan Liga Arab untuk diajak berkoalisi dan membawa ASEAN dan Afrika untuk bergabung dengan blok barat. Kalau Indonesia menerima ajakan blok barat, maka mau tidak mau, Indonesia akan berperang dengan blok Timur dan Asia Timur.

Namun, kalau Indonesia menolak ajakan blok barat dan Liga Arab, maka Indonesia akan berada dalam barisan blok timur untuk berperang melawan blok Barat. Sulit rasanya bagi Indonesia untuk mengambil posisi netral.

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Tuesday, July 28, 2020

Nyaman

Melakukan kebaikan dan kebermanfaatan hidup kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan adalah salah satu cara terbaik, agar kita merasa nyaman dalam kehidupan sosial.

Usai makan siang, seperti biasa saya lanjutkan dengan merokok di zona bebas asap, di salah satu sudut ruangan pusat perbelanjaan bonafit yang ada di kawasan Jakarta Selatan. Selama tiga hari berturut-turut saya dan pak Andi nongkrong dan makan siang di pusat jajan mall. Tidak seperti biasanya, pak Andi yang suka bergurau, kali ini wajahnya serius banget dan nggak banyak omong. Saya jadi sungkan untuk memulai obrolan.

?Sebagian besar orang Jakarta, kayaknya sudah tidak punya budaya sopan santun lagi Wan,? Ujar pak Andi serius tapi nyantai. Saya diam. Menurut pak Andi, sikap dan perilaku sopan santun seseorang bisa mencerminkan karakter pribadinya. Bahkan, pak Andi meyakini bahwa orang bijak adalah orang yang memegang teguh sopan santun dalam pergaulan hidupnya. Woooww?.Dahsyat betul omongannya.

Saya masih ingat ketika pak Andi menyebutkan tiga kata bijak yang akan membuat hidup seseorang menjadi nyaman, yaitu (1) kata Maaf (2) kata Tolong (3) kata Terima kasih.

Ada makna luar biasa dibalik tiga kata diatas. Menurut saya, kata Maaf mencerminkan kepribadian yang jujur, ikhlas, kasih sayang, keterbatasan, pengakuan, cinta damai dan tanggung jawab.

Sedangkan kata Tolong menyimbolkan rasa rendah hati, kelemahan, keterbukaan, kesabaran, perjuangan serta tidak berputus asa.

Untuk kata Terima Kasih mengandung makna saling menghormati antarsesama, saling berbagi, rasa syukur, berserah diri, menghargai dan silaturrahim.

Setelah saya renungi, ternyata di dalam tiga kata bijak itu ada KESETARAAN DERAJAT antarsesama makhluk hidup di alam semesta. Namun sayangnya, sebagian besar orang Indonesia, khususnya Jakarta, sudah sedikit sekali yang mau menerapkan tiga kata bijak itu dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kasusnya ialah para koruptor yang tidak pernah mau meminta maaf kepada rakyat. Kasus lainnya lagi yaitu seorang kakak yang gengsi minta maaf kepada adiknya ketika melakukan kesalahan.

Mungkin dalam perjalanan hidup kita selama ini, ketika kita membutuhkan pertolongan orang lain, terkadang kita lupa mengawalinya dengan kata tolong.

Bahkan, mungkin kita pernah mendapatkan barang atau nasehat dari orang tua, rekan kerja, teman, kakak atau adik, keluarga serta bos di kantor, kita sering lupa untuk mengucapkan terima kasih.

Saya mulai bertanya kepada diri sendiri, apakah dalam hidup ini, saya telah melaksanakan tiga kata bijak itu? Entahlah?(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com