Tuesday, July 7, 2020

Mukjizat Berbuat Baik Saat Berpuasa Ramadhan (puasa hari ke-17)

Lantas bagaimana bentuk kongkret perbuatan baik? Berbuat baik memiliki makna dan dimensi yang sangat luas. Berbuat baik, bukan hanya dilakukan antarsesama manusia sebagai makhluk ciptaanNya yang berakal dan berbudi.

Berbuat baik saat berpuasa ramadhan juga wajib dilakukan kepada semua benda dan makhluk ciptaan Allah SWT yang ada di alam raya, seperti hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa. Allah SWT pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu ketika Dia menciptakan sesuatu di muka bumi. Allah SWT Maha Penyayang terhadap semua ciptaanNya yang ada di jagat raya.

Perbuatan baik ketika sedang berpuasa ramadhan dapat diwujudkan dalam bentuk perkataan lisan dan tulisan yang santun dan beradab, berperilaku dan bersikap sopan dan bermoral, saling sayang menyayangi, saling tolong menolong, menghormati hak orang lain, menjaga hubungan silaturrahim dengan antarsesama manusia tanpa dibatasi oleh Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

Dengan tetap menjaga perbuatan baik dalam bentuk kasih sayang antarsesama, maka keimanan kita terhadap Allah SWT di bulan ramadhan akan semakin kokoh. Dalam proses hubungan antarmanusia ini, Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 14, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".

Dalam soal kasih sayang, Allah SWT juga berfirman dalam surat Maryam ayat 96, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”.

Rasa kasih sayang ini wajib kita lakukan bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada semua makhluk dan seluruh benda ciptaanNya yang ada di jagat raya, tanpa pilih kasih. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 10, “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik".

Lalu, bagaimana caranya bersikap terhadap orang yang membenci, syirik, iri atau dengki terhadap Anda yang sedang berpuasa? Jawabannya sangat sederhana, tetapi mungkin sulit untuk dilakukan yaitu balaslah kebencian orang lain kepada Anda dengan tetap memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas, tidak menyimpan dendam, tetap menjaga silaturrahim dan selalu mendoakan orang yang membenci Anda agar dia diberi petunjuk dan jalan yang lurus olehNya.

Percayalah sebuah perbuatan baik sekecil apapun di muka bumi niscaya akan mendapatkan kebaikan dari Allah SWT, baik di dunia maupun Akherat. Ketentraman, kenyamanan dan ketenangan hidup mungkin merupakan bagian terkecil dari mukjizat berbuat baik. Masih banyak mukjizat lainnya yang lebih sempurna akan diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang berbuat baik. Namun, semua mukjizat itu menjadi rahasia Allah SWT.

Sedikitnya, ada tiga perbuatan baik yang bisa Anda lakukan saat berpuasa yaitu pertama berkata baik, kedua berbuat dan bersikap baik, ketiga berdoa untuk sesama. Nah Mulai hari ini dan seterusnya, mari kita sama-sama selalu menebar dan menanamkan kebaikan dan kasih sayang kepada semua makhluk dan benda-benda yang ada di alam raya. Wassalam..

Salam berbuka puasa bro... [Wawan Kuswandi]

LIHAT JUGA:

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

@indonesiacommentofficial

@INDONESIAComment

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

Foto: ist

Elektabilitas Prabowo Drop, Eksistensi Parpol Gerindra Diduga Nyaris Punah

BACA JUGA: Amien Rais Dan Partai Setan, Ngeri!

Menurut survei itu, tingkat keterpilihan Jokowi bila pemilihan presiden dilaksanakan saat ini adalah 55,9 persen. Elektabilitas itu meningkat dibanding enam bulan lalu, yakni 46,three persen. Adapun tingkat keterpilihan Prabowo pada enam bulan lalu mencapai 18,2 persen. Namun menurun menjadi 14,1 persen pada saat survei ini berlangsung. Survei Litbang Kompas dilakukan tanggal 21 Maret-1 April 2018 di 32 provinsi. Survei melibatkan 1.200 responden berusia di atas 17 tahun dengan metode tatap muka. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan ninety five persen dan margin of blunders sekitar 2,8 persen.

BACA JUGA: RA Kartini Menangis, Kenapa?

Ada tiga hal yang menyebabkan elektabilitas Prabowo merosot tajam dan terus mengalami tren negatif yaitu :

1. Sejak pemilu tahun 2014 lalu, Prabowo Subianto sempat menghilang dari peredaran publik. Baru dalam satu atau dua tahun terakhir ini, Prabowo muncul di hadapan masyarakat dan mengeluarkan sejumlah pernyataan kontroversial.

2. Sejumlah elit politik Gerindra yang muncul di media massa, sering sekali mengeluarkan pernyataan poltik yang lebih didominasi oleh persoalan perebutan kekuasaan menjelang pilpres 2019 dengan cara-cara yang cenderung provokatif dan agitatif.

3. Sosialisasi platform politik Gerindra untuk bangsa ini tidak konsisten dikomunikasikan kepada rakyat. Justru yang terjadi adalah para elit politik Gerindra lebih cenderung melakukan manuver politik dengan cara mengeritik pemerintah, tetapi sedikit sekali memberikan solusi terhadap berbagai trouble nasional.

BACA JUGA: Touring Chopper Di Sukabumi Dan Komunikasi Politik Jokowi

Lantas apa akibatnya bila elektabilitas Prabowo drop. Tentu saja akan sangat berpengaruh kepada eksistensi Gerindra sekaligus menurunnya tingkat kredibilitas rakyat kepada Prabowo. Sedikitnya ada tiga efek dahsyat yang terjadi akibat dropnya elektabilitas Prabowo yaitu :

1. Eksistensi Parpol Gerindra diduga kuat akan terancam punah dari percaturan partai politik nasional, karena rakyat dan juga para pendukung fanatiknya kecewa. Kemungkinan besar mereka hengkang ke parpol lain.

2. Eksistensi politisi elit Gerindra tidak lagi mendapat simpati dan kepercayaan dari rakyat. Kemungkinan besar dalam pemilihan calon anggota legislatif (Caleg) mendatang, sebagian politisi Gerindra tidak akan terpilih lagi.

3. Eksistensi Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra, otomatis akan menurun sampai titik terendah.

BACA JUGA: Indonesia Bubar 2030, Ekspresi Panik Prabowo?

Namun, semua argumen di atas hanyalah sebuah analisis sederhana yang mungkin saja bisa benar atau bisa juga salah overall. Semua itu akan terlihat seiring perjalanan waktu menuju pilpres 2019. Jadi, Anda boleh percaya, boleh juga tidak. Itu terserah Anda. Salam damai Indonesia.

Salam sruput teh tubruk bro...[Wawan Kuswandi]

BACA JUGA: BUKU 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' TELAH TERBIT, MILIKI SEGERA!

Www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Touring Chopper Di Sukabumi Dan Komunikasi Politik Jokowi

Namun, momen itu menjadi sangat luar biasa efeknya karena mampu menyedot perhatian publik dan menjadi viral di sosial media. Jokowi berhasil mengidentifikasi dirinya sebagai presiden zaman now untuk generasi milenial.

“Senanglah yang jelas. Ya, memang biasanya tempatnya di Sukabumi, Pelabuhan Ratu. Jalannya juga sangat berkelok-kelok dan ingin sekaligus mengenalkan Pelabuhan Ratu (ke masyarakat),” kata Jokowi usai touring. Sebelumnya, Jokowi  juga pernah naik motor saat meninjau jalan di Papua yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Namun saat itu, Jokowi menaiki motor trail.

Touring Chopper Jokowi merupakan bentuk komunikasi politik untuk merangkul generasi milenial. Jokowi menerapkan Teori Empati dan Teori Homofili yang digagas Daniel Lerner (1978). Dalam teori ini disebutkan bahwa komunikasi yang ‘berempati’ yang dibangun atas ‘kesamaan’ (homofili) akan jauh lebih berpengaruh dan efektif.  Proses ‘empati’ dilakukan dengan cara menyelami jalan pikiran target penerima informasi yang disampaikannya.

Sedangkan homofili dilakukan misalnya dengan melakukan pemberian informasi kepada massa yang memiliki kesamaan usia, ras, agama, ideologi, pandangan politik, dan sebagainya. Dengan teori ini, Jokowi berhasil menembus empati dan kesamaan dirinya dengan generasi milenial melalui motor chopper yang digandrungi anak muda.

Bukan Jokowi namanya, kalau tidak bisa membuat advertising politik kekinian. Tentu saja, mengendarai sepeda motor bergaya anak muda menjadi salah satu bagian dari advertising politiknya. Mungkin, gaya marketing politik yang dilakukan Jokowi ini, tidak pernah terpikirkan oleh banyak orang, termasuk staf dan jajaran menteri di kabinetnya.

Marketing politik bergaya generasi milenial ini bukanlah pencitraan seperti digembar-gemborkan oleh kelompok oposisi. Justru dengan mengendarai motor, Jokowi bisa melihat keadaan kota yang disinggahinya secara langsung tanpa ada rekayasa penataan kota, seperti yang pernah dilakukan oleh sejumlah presiden terdahulu.

Jokowi ingin melihat lebih dekat kehidupan masyarakat, seperti di Papua maupun Sukabumi. Bukan tidak mungkin, Jokowi akan terus mengendarai motor untuk meninjau sejumlah daerah di wilayah Indonesia. Dengan rutinnya mengunjungi berbagai daerah di Indonesia, Jokowi sadar betul bahwa dia sedang melakukan komunikasi politik dengan menerapkan teori Informasi dan Nonverbal yang dikemukakan B. Aubrey Fisher (1990). Dalam teori itu disebutkan bahwa bertindak sama dengan berkomunikasi.

Dalam hal politik, melakukan tindakan politik sama dengan melakukan komunikasi politik. Tindakan dalam komunikasi politik dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh masyarakat yang melihatnya. Pola tindakan itulah yang kemudian dipelajari sebagai pedoman untuk menentukan tindakan komunikasi politik yang dilakukan.

Pola tersebut dijadikan sebagai prediksi reaksi yang akan terjadi kedepannya. Nah, dengan melihat reaksi masyarakat yang dikunjunginya, Jokowi bisa memprediksi apa yang akan dilakukannya dan tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Marketing politik lainya yang juga sudah dilakukan Jokowi ialah dia secara kontinyu mendekati kelompok-kelompok islam dengan melakukan kunjungan ke pesantren-pesantren, sekaligus bersilaturrahim dengan sejumlah tokoh agama.

Dalam mendekati kalangan islam, Jokowi juga telah melakukan komunikasi politik dengan cara mengaplikasikan teori fenomenologis yang dipelopori Alfred Schutz (1899-1959). Dalam teori ini, digambarkan bahwa peran kepribadian politik seseorang akan lebih dapat dipahami dengan melukiskan peranan langsung orang tersebut.

Fokus teori itu ialah ingin melihat subjektivitas seseorang dalam menilai sebuah peristiwa yang terjadi melalui perasaan, sensasi, fantasi. Dengan teori ini Jokowi ingin melihat secara langsung kebutuhan dan perasaan kelompok islam dalam kepentingan politik.

Mungkin, Jokowi merupakan satu-satunya sosok presiden yang sangat sedikit sekali melakukan marketing politik melalui pernyataan atau wacana. Jokowi lebih cenderung melakukan politik aksi dan reaksi sebagai bentuk perhatiannya kepada rakyat. Seperti kita ketahui, saat ini sejumlah politisi nasional sedang tren melakukan manuver politik dengan cara mengeluarkan wacana atau pernyataan yang sifatnya provokatif.

Namun, Jokowi tak pernah terpengaruh oleh berbagai pernyataan provokatif yang bertebaran menyerang dirinya. Dia santai saja. Bahkan, kalaupun Jokowi harus  bereaksi terhadap pernyataan provokatif, dia meresponsnya dengan tenang dan tidak emosional. Contohnya ialah ketika Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030, Jokowi menanggapinya dengan santai, dingin, dan malah mengajak rakyat untuk bersikap optimis.

Artikel ini sudah terbit di geotimes.Identification, Rabu eleven April 2018

https://geotimes.Co.Identity/opini/journeying-chopper-di-sukabumi-dan-komunikasi-politik-jokowi/

Monday, July 6, 2020

Amien Rais Versus Zulkifli Hasan, Elit Politik PAN Berpotensi Pecah

Sebelumnya, Amien menuduh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan telah melakukan sandiwara politik. "Saya lebih tahu dari pak Zul (Zulkifli Hasan) karena saya mendirikan. Saya keliling kemana-mana, umat PAN di bawah emoh Jokowi (Joko Widodo), titik," kata Ketua Dewan Kehormatan PAN ini di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 26 April 2018 lalu.

Menanggapi pernyataan Amien yang keras itu, Zulkifli justru tidak meladeninya. Zulkifli malah mengatakan bahwa PAN masih membuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan kubu Jokowi atau Prabowo, bahkan kini PAN berkoalisi dengan Partai Idaman, pimpinan Rhoma Irama.

Zulkifli menyebut peluang Jokowi untuk menang dalam pilpres 2019 sangat kuat. "Kami masih belum memutuskan arah dukungan. Masih terbuka dengan calon manapun,” ujarnya. Statemen bersayap Zulkifli ini, jelas mencerminkan bahwa PAN menolak penyataan Amien dan kemungkinan besar mendukung Jokowi.

Seperti diketahui, sampai saat ini, PAN belum secara resmi memutuskan mendukung Prabowo sebagai capres dalam pilpres 2019. Bahkan yang mengejutkan, sebagian besar elit PAN justru diduga lebih cenderung (boleh juga dikatakan membelot) ingin PAN bergabung dengan koalisi parpol yang mengusung Jokowi.

Hal lainnya lagi yang juga bisa menjadi indikator kuat bahwa elit politik PAN mendukung Jokowi ialah belum adanya sedikitpun wacana bahwa PAN sepakat dengan PKS untuk mendukung Prabowo. PAN diduga kuat kecewa dengan PKS yang sudah mengajukan sembilan nama untuk cawapres Prabowo. PAN merasa ‘dicuekin’ karena PKS tidak melakukan kordinasi politik terlebih dahulu kepada PAN, soal pengajuan nama-nama cawapres ini.

Politik Positioning

Gaya komunikai politik Amien Rais yang meletup-letup, soal PAN mendukung Prabowo, sebenarnya Amien bertujuan ingin menciptakan Positioning Image PAN atau dalam bahasa zaman now-nya ialah Amien sedang menebar politik pencitraan untuk PAN. Politik pencitraan ini didasari oleh teori positioning yang banyak diterapkan dalam ilmu pemasaran. Dengan memakai teori ini, Amien ingin menguatkan persepsi publik untuk mendukung Prabowo. Target Amien Rais ialah dia ingin publik menjadikan PAN sebagai rujukan politik rakyat dalam pilpres 2019 mendatang.

Teori Positioning (seperti dikemukanan Fanggidae, 2006) juga bisa diartikan bahwa Amien sedang memainkan sebuah strategi bahwa rakyat akan mendapatkan manfaat bila mendukung PAN,  dibanding dengan mendukung parpol lain. Teori positioning ini sengaja dibangun Amien untuk meraih kepercayaan rakyat terhadap PAN.

Untuk merangkul rakyat, Amien juga menerapkan teori STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang digagas Philip Kotler (2003). Amien ingin mengubah pilihan politik rakyat yang heterogen menjadi homogen yaitu bersama PAN mendukung Prabowo.

Dengan menerapkan teori-teori di atas, maka wajar saja kalau Amien mencoba menginfiltrasi persepsi rakyat dengan terus melakukan propaganda politik secara agitatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), propaganda diartikan sebagai bentuk penerangan baik, benar atau salah yang sengaja dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu. Sedangkan agitatif merupakan bentuk hasutan kepada orang banyak untuk melakukan sesuatu. Hal ini biasa dilakukan oleh tokoh atau aktivis partai politik. Benarkah Amien melakukan semua teori di atas? Hanya dia yang tahu.

Terlepas dari sejumlah uraian teori di atas, terjadinya konflik internal di tubuh PAN ini akan mengakibatkan tiga dampak negatif yaitu:

Pertama, para pendukung PAN di arus bawah menilai bahwa konflik internal ini sebagai wujud tidak solidnya elit politik PAN. Belum adanya deklarasi resmi PAN tentang siapa capres yang diusung, membuat peta politik PAN tahun 2019 semakin kabur. Akibatnya, para pendukung PAN bisa membelot ke parpol lain atau memilih golput.

Kedua, perpecahan di tingkat elit politik PAN, secara langsung maupun tak langsung, membuat parpol lain, terutama PKS dan Gerindra ragu untuk mengajak PAN berkoalisi. Artinya, suara PAN tidak total mendukung Prabowo.

Ketiga, elektabilitas PAN mungkin akan semakin merosot dan tidak punya pilihan lain. Jalan satu-satunya ialah ikut bergabung bersama parpol koalisi pendukung Jokowi dengan harapan elektabilitas PAN kembali meningkat.

Perpecahan dan konflik internal di tubuh PAN, diprediksikan juga akan menguntungkan koalisi parpol pendukung Jokowi. Sedangkan bagi PKS dan Gerindra, konflik internal PAN jelas-jelas akan sangat merugikan, terutama dalam perolehan suara dukungan. Kekuatan koalisi PKS dan Gerindra (bila memang terjadi) diduga tetap akan sulit untuk memenangkan Prabowo di pilpres 2019.

Salam sruput teh tubruk bro...[Wawan Kuswandi]

www.facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

@wawan_Kuswandi

Indocomm.blogspot.com

#INDONESIAComment

Deenwawan.photogallery.com

Menjadi Muslim yang Menyejukan Untuk Alam Semesta? (puasa hari ke-16)

Kaum muslim wajib menjadi subjek yang menyejukan bagi seluruh makhluk hidup ciptaanNya yang ada di alam semesta. Bagaimanakah eksistensi kaum muslim di Indonesia, apakah masih berwujud fisik agamawi semata atau bersifat moral agamawi?

Dalam tulisan pendek ini, saya mencoba memberi jawaban sederhana terhadap pertanyaan di atas, agar pembaca bisa memahaminya sekaligus mencerahkan sisi lahir dan bathin saya dan juga Anda.

BACA JUGA:Touring Chopper Di Sukabumi Dan Komunikasi Politik Jokowi

Sesungguhnya, seorang muslim yang alim atau taat, tidak mutlak ditentukan oleh khatam Al Qur?An puluhan kali, hafal surat-surat pendek Juz?Amma, sering menunaikan ibadah haji, berpakaian gamis atau jilbab, sering berceramah di majelis taklim, rajin bersedekah, melakukan puasa sunnah dan wajib serta menjalankan sholat lima waktu. Lantas apa ukurannya?

BACA JUGA: Indonesia Bubar 2030, Ekspresi Panik Prabowo?

Semua aktivitas muslim yang telah saya disebutkan di atas, hanyalah sebatas fisik agamawi, bukan moral agamawi. Kenapa demikian? Ya, Karena mungkin saja mereka memahami dan menjalankan ajaran Islam hanya sebatas fisik atau raga semata. Faktanya, masih ada sebagian besar kaum muslim yang sudah melakukan aktivitas fisik agamawi seperti di atas, tetapi kelakuannya masih tidak manusiawi dan islami, ketika mereka berhubungan dengan sesama makhluk hidup ciptaan Tuhan (manusia, hewan, tumbuhan dan seluruh benda) yang bertebaran di alam raya.

BACA JUGA: Amien Versus Luhut: Tontonan ?Politik Opera Sabun?

Islam itu ajaran perbuatan baik, menyejukan dan saling menyayangi antasesama makhluk hidup. Islam itu bukan hanya sekadar ibadah person, tetapi juga ibadah sosial. Ajaran Islam sangat terkait dengan perbuatan sosial tanpa pilih kasih. Islam itu bukan hanya sekadar berwujud gelar ulama, habib, ustadz, dai dan kyai saja.

BACA JUGA: PK Ahok Ditolak MA: Antara Keadilan Dan Ketidakadilan Hukum

Mungkin akan menjadi hal yang sia-sia saja, bila seorang muslim yang sudah meyakini rukun Islam dan rukun Iman, tetapi perbuatan dan perkataannya dalam kehidupan sehari-hari selalu menebar kebencian dan permusuhan. Bahkan merasa diri sudah paling benar diantara banyaknya perbedaan.

BACA JUGA: Mau Tahu Sembilan Indikator yang Mendukung Ahok? Baca Ebook ini

Sudah seharusnya sikap dan perilaku kaum muslim bukan hanya mengutamakan fisik agamawi tetapi juga menerapkan nilai-nilai moral agamawi. Sayangnya di Indonesia, sebagian besar penganut Islam dan tokoh agamanya, masih ada saja yang merasa dirinya paling Islam dibanding yang lain, ketika mereka sudah melaksanakan kegiatan fisik agamawi. Padahal, kenyataannya, mungkin saja merekalah yang justru sering mencermarkan ajaran agama. Mana yang Anda pilih, menjadi muslim fisik agamawi atau moral agamawi? Jawabannya terserah Anda.

Salam berbuka puasa bro...[ Wawan Kuswandi ]

BACA JUGA: BUKU 'Secangkir Opini Jakarta dan Ahok' TELAH TERBIT, MILIKI SEGERA!

LIHAT JUGA:

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

@INDONESIAComment

@indonesiacommentofficial

ICTV Televisi Inspirasi Indonesia

THE WAWAN KUSWANDI INSTITUTE

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

Foto: ist

Cadar, Jilbab dan Ziarah Makam? (puasa hari ke-6)

BACA JUGA: Touring Chopper Di Sukabumi Dan Komunikasi Politik Jokowi

Persoalan memakai cadar (niqab) bagi perempuan sebenarnya merupakan masalah yang masih diperselisihkan oleh para pakar hukum Islam. Menurut madzhab Hanafi, di zaman sekarang perempuan yang masih muda (al-mar`ah asy-syabbah) dilarang membuka wajahnya di antara laki-laki, bukan karena wajah itu termasuk aurat, tetapi lebih untuk menghindari fitnah. (Sumber: lihat Al-Mawsu?Atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Wizaratul Awqaf changed into Syu?Unul Islamiyyah, juz XLI, halaman 134). Artinya, ?Mayoritas fuqaha (baik dari madzhab Hanafi, Maliki, Syafi?I, dan Hambali) berpendapat bahwa wajah bukan termasuk aurat. Jika demikian, wanita boleh menutupinya dengan cadar dan boleh membukanya.

BACA JUGA: Amien Rais Dan Partai Setan, Ngeri!

Sedangkan menurut madzhab Maliki, makruh hukumnya bagi wanita menutupi wajah, baik ketika dalam shalat maupun di luar shalat karena termasuk perbuatan berlebih-lebihan (al-ghuluw).

BACA JUGA: Indonesia Bubar 2030, Ekspresi Panik Prabowo?

Jauh-jauh hari sebelum masalah cadar merebak, perempuan yang memakai hijab/jilbab juga terus memicu friksi yang dikaitkan dalam ajaran Islam. Polemik soal hijab/jilbab pun sampai saat ini statusnya masih menggantung. Bahkan, sekelompok kaum muslim liberal barat berpendapat bahwa pemakaian hijab/jilbab haruslah kontekstual. Di Arab, menurut mereka, hijab/jilbab dipakai untuk melindungi fisik perempuan dari terik matahari.

Menyangkut hijab/jilbab ini, Allah SWT berfirman, “Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak- anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS. AL Ahzab:59).

Dalam surat ini secara tegas Allah SWT menyampaikan bahwa tujuan pemakaian jilbab/hijab ialah agar wanita tidak mendapat gangguan dari pria lain dan mudah dikenali oleh suaminya. Artinya dalam konteks ini, perempuan yang telah menikah maupun yang belum menikah lebih dianjurkan untuk memakai jilbab/hijab dengan tujuan untuk melindungi dari dari ancaman laki-laki dan mudah dikenali oleh suaminya (bila sudah menikah). Kaum muslim menilai bahwa perempuan yang memakai jilbab/hijab, otomatis akhlaq dan moralnya sudah baik.

BACA JUGA: RA Kartini Menangis, Kenapa?

Dalam pandangan saya pribadi (maaf), pemakaian jilbab/hijab sebenarnya tidak ada kaitannya dengan ahlaq dan ethical. Tidak ada jaminan bagi perempuan muslim yang sudah berjilbab/hijab, maka akhlaq dan moralnya jauh lebih baik, ketimbang muslimah yang tidak memakai jilbab/hijab. Kebaikan akhlaq dan moral bukan ditentukan oleh jilbab/hijab, melainkan oleh sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya sehari-hari.

Memakai jilbab/hijab bukan hanya sekadar untuk menutupi fisik semata. Tidak sedikit kaum muslimah yang sudah berjilbab/hijab, tetapi sikap, perilaku dan akhlaqnya masih sangat memprihatinkan dibandingkan dengan perempuan muslim yang belum berjilbab/hijab. Terlepas dari banyaknya pro dan kontra soal jilbab/hijab, ketika seorang muslimah sudah mau berjilbab/hijab, saya layak memberikan apresiasi karena dengan berjilbab/hijab, seorang muslimah mungkin akan secara perlahan memperbaiki sikap dan perilaku sosialnya.

Sedangkan menyangkut soal ziarah makam yang dilakukan perempuan, sebagian besar ulama masih berbeda pendapat. Syaikh Ibrahim Duwaiyyan mengatakan, jika seorang perempuan secara kebetulan berjalan melewati kuburan dan dia memberi salam serta mendo?Akan penghuni kubur, maka hal ini baik (tidak mengapa) sebab perempuan tersebut tidak sengaja melewati pekuburan? (sumber: Manar As Sabil Fi Syarh Ad Dalil).

BACA JUGA: Mengapa Ebook ?Secangkir Opini Jakarta dan Ahok? Wajib Jadi Referensi? Ini Testimoni Mengejutkan Pembaca

Sebagian ulama lainnya tidak membolehkan perempuan melakukan ziarah makam karena kemungkinan besar akan terjadi hal-hal yang bisa bertentangan dengan syari?At Islam. Misalnya, mereka menangis dengan keras, tabarruj (berhias), ikhtilath (bercampur baur dengan laki-laki), memamerkan perhiasan atau kecantikan, menjadikan kuburan sebagai tempat tamasya dan menghabiskan waktu dengan obrolan kosong atau bergosip. Namun, ada juga sebagian ulama lainnya, justru membolehkan perempuan melakukan ziarah makam, asal tidak melanggar syariat Islam seperti yang disebutkan diatas dan tidak menyalahi tuntunan yang diberikan Rasulullah SAW.

Masing-masing ulama (dari dua kelompok besar ini) tetap berpegang teguh kepada hadist yang diyakini kebenarannya. Faktanya, sampai saat ini, masih banyak perempuan melakukan ziarah makam. Dalam konteks sosial, ziarah makam yang dilakukan perempuan memang bukan hal mutlak yang harus dilakoni. Namun demikian, boleh-boleh saja perempuan melakukan ziarah makam, asalkan dengan niat hanya untuk memberikan do?A kepada ahli kubur.

Pada awalnya, Rasulullah SAW melarang umat Islam (tanpa kecuali) melakukan ziarah makam dengan tujuan untuk menghapuskan tradisi Jahiliyah yang berbangga-bangga dengan ziarah makam. Tetapi, kemudian Rasulullah SAW memberi keringanan hukum dengan memperbolehkan umat Islam melakukan ziarah makam. Tujuannya ialah agar manusia mengingat mati dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akherat. Perempuan pun disyariatkan melakukan ziarah makam dengan syarat tidak boleh terlalu sering melakukannya. Abu Hurairah berkata, ?Rasulullah SAW melaknat wanita yang sering berziarah kubur.? (Sumber: HR. At Tirmidzi 1056, Ibnu Majah 1576 dan dinilai oleh hasan Al-Albani dalam Irwa? Al-Ghalil 762).

Salam berbuka puasa bro...[ Wawan Kuswandi ]

LIHAT JUGA:

www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

Indocomm.Blogspot.Com

@INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

foto: istimewa

Sunday, July 5, 2020

Marhaban Ya Ramadhan, Menuju Kesucian Diri (Puasa Ke-1)

Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan Ramadhan sebagai bulan ?Khusus? Kepada makhluk ciptaanNya di jagat raya untuk membersihkan jiwa dan raganya agar mencapai derajat kesucian diri secara lahir dan bathin. Umat Islam wajib menjaga kebersihan lisan, hati, pikiran, sikap serta perilakunya selama 24 jam di bulan suci Ramadhan.

Segenap umat Islam dimanapun berada diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah 2:183).

BACA JUGA: Komentar Fadli Zon Soal Bom Surabaya, Ngawur?

Ibadah puasa mengandung makna mengendalikan diri dari godaan hawa nafsu sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa menuntun manusia untuk mencapai derajat ketaqwaan yang paling hakiki kepadaNya. Puasa menjadi salah satu ujian keimanan manusia, khususnya umat Islam kepada Allah SWT.

Berpuasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Esensi berpuasa ialah manusia wajib mengendalikan jiwa dan raganya dari kenikmatan hidup selama 24 jam (satu hari) dalam satu bulan. Jadi, bukan berarti setelah berbuka puasa (malam hari), umat Islam bebas melakukan apa saja. Umat Islam wajib menahan lisan, hati, pikiran, sikap dan perilakunya selama 24 jam dari berbagai ?Kotoran? Yang mungkin saja mencemarkan ibadah puasa.

Bagi umat Islam yang telah berumah tangga (menikah), Allah SWT menurunkan firmanNya, “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa”. (QS Al Baqarah 2:187).

Hakekat Puasa

Menunaikan ibadah puasa Ramadhan bukan 12 jam alias mulai dari imsak/subuh hingga adzan Maghrib tiba. Sepengetahuan saya, sebagian umat muslim di Indonesia melakukan puasa hanya pada saat pagi [selesai imsak/subuh] hingga adzan maghrib tiba. Saya melihat puasa itu lebih bersifat jasmani semata [menahan lapar dan haus serta kebutuhan biologis].

Semestinya, di bulan ramadhan, umat muslim bukan hanya melakukan puasa yang bersifat jasmani saja, tetapi juga puasa yang bersifat rohani [mulai dari imsak/subuh sampai datang imsak/subuh kembali). Kalau itu dilakukan [puasa jasmani dan rohani], maka puasa dilaksanakan selama 24 jam selama bulan ramadhan.

Faktanya, sebagian besar umat muslim, ketika usai berbuka puasa jasmani [adzan Maghrib], umumnya mereka mengabaikan puasa rohani pada malam hari. Sebagian besar umat muslim tidak lagi mampu mengontrol sikap, perilaku, pikiran dan perkataannya. Bahkan, ada yang tidak melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang diyakini akan melengkapi kesempurnaan ibadah puasa. Dari sini tampak jelas bahwa sebagian besar umat muslim memahami puasa ramadhan hanya sebatas puasa jasmani. Padahal, hakekat puasa ramadhan ialah seorang muslim wajib menunaikan puasa jasmani dan rohani selama 24 jam di bulan ramadhan.

Sayangnya, umat muslim belum memahami hakekat puasa Ramadhan dengan sebenar-benarnya. Bagi saya, puasa ramadhan itu merupakan media yang diberikan Tuhan secara istimewa kepada kaum muslim untuk membersihkan diri secara jasmani (lahir) dan rohani (bathin) selama 24 jam. Allah SWT memegang hak prerogatif dalam menilai puasa Ramadhan yang dilaksanakan umat muslim.

Menjaga kebersihan jasmani dan rohani saat berpuasa juga tidak harus berakhir ketika bulan ramadhan selesai. Kebersihan jiwa dan raga, lahir dan bathin serta jasmani dan rohani harus terus dijaga dan dilakukan umat muslim untuk selamanya sampai kepada titik ketika seorang umat muslim berpulang kepadaNya. Sudahkah umat muslim memahami hakekat puasa ramadhan dengan sebenar-benarnya? Mari kita renungkan bersama. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1439 H. Wassalam.

Salam berbuka puasa dengan teh tubruk anget bro...

Www.Fb.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

@wawan_kuswandi

Indocomm.Blogspot.Com

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com

foto: Ist