Saturday, June 20, 2020

Muslim Perampok Hak Tuhan [ OPINI ]

Saat ini, saya amati sekelompok kecil umat muslim di Indonesia sangat bangga dan sombong karena telah berhasil merampok hak-hak Tuhan. Tapi, saya percaya, Tuhan nyantai aja mengetahui DiriNya dirampok. Toh…, bila saatnya tiba, mereka wajib mempertanggungjawabkan perbuatan itu kepadaNya.

Ada beberapa pertanyaan penting yang mungkin bisa menjawab dengan jelas, apakah mental, moral dan perilaku umat muslim di Indonesia ini benar-benar identik dengan perampok atau tidak? Berikut pertanyaannya :

Apakah Anda merasa sudah paling taat sebagai seorang muslim karena telah melaksanakan sholat wajib 5 waktu dan sholat sunnah dibandingkan orang lain?

Apakah Anda merasa sudah paling dermawan karena telah berzakat dan bersodaqoh kepada fakir miskin dibandingkan dengan orang lain?

Apakah Anda merasa sudah paling suci karena berpuasa ramadhan dibandingkan orang lain?

Apakah Anda merasa yakin masuk surga karena bergelar Haji atau Hajah dibandingkan orang lain?

Apakah Anda merasa sudah menjadi seorang muslim yang alim karena hafal dan khatam  Al Qur’an dibandingkan orang lain?

Apakah Anda merasa sudah paling benar dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an dibandingkan dengan orang lain?

Apakah Anda merasa sudah paling agamis karena telah berpakaian gamis dan berhijab dibandingkan orang lain?

Apakah Anda merasa sudah paling soleh dalam beribadah karena dikening Anda terdapat dua titik hitam, sedangkan orang lain tidak?

Apakah Anda merasa sudah paling islami karena memelihara jenggot dibandingkan orang lain yang tidak memiliki jenggot?

Apakah Anda merasa sudah paling islami karena mampu menghafal ratusan hadist dibandingkan orang lain?

Apakah Anda merasa yakin bahwa ibadah yang telah Anda lakukan sudah dijamin Tuhan masuk surga, sedangkan orang  lain tidak ?

Apakah Anda merasa yakin bahwa Anda mendapat pahala atas ibadah yang telah Anda lakukan, sedangkan orang lain tidak?

Apakah Anda merasa yakin bahwa ibadah yang Anda lakukan sudah paling benar dibandingkan orang lain?

Apakah Anda (perempuan) merasa sudah paling suci dan bersih karena  berhijab dibandingkan perempuan  lain yang tidak berhijab?

Apakah Anda merasa sudah paling suci karena jabatan ustadz, kyai, habib, ulama dibandingkan dengan orang lain yang biasa-biasa saja?

Apakah Anda yakin dengan meneriakkan takbir bertubi-tubi ketika melakukan aksi demo sudah sesuai dengan ajaran islam?

Sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan lain yang kalau di upload semua, tulisan ini tidak akan kelar. Kesimpulannya ialah bila dari semua pertanyaan diatas Anda menjawab,...YA, maka Anda termasuk dalam golongan iblis dari kelompok manusia yang suka merampok hak-hak Tuhan.

Namun, bila Anda menjawab… TIDAK, maka bersyukurlah karena Anda  termasuk golongan manusia yang meyakini bahwa KEBENARAN itu adalah HAK MUTLAK TUHAN.

Sebagai penutup tulisan ini, kalau berkenan saya ingin berbagi dengan Anda, “Manusia adalah salah satu makhluk ciptaanNya diantara jutaan makhluk lainnya, maka sangat tidak fair jika kita meminta orang lain untuk berbuat BENAR sesuai dengan ukuran KEBENARAN yang kita miliki. Langsung ngeteh anget bro…di saung bambu yang anginnya semilir-semilir, sejuuk…[Wawan Kuswandi]

www,facebook.com/INDONESIAComment/

plus.google.com/+INDONESIAComment

#INDONESIAComment

Filipina Bikin ISIS Terpojok di Marawi, Malaysia Ketir-ketir [INTERNASIONAL]

MARAWI - Militan loyalis kelompokIslamic State atau ISIS telah terpojok setelah digempur militer Filipina selama lima minggu terakhir. Namun, serangan Filipina itu membuat Malaysia khawatir kelompok ISIS menyeberang ke wilayah mereka di Sabah.

Kekhawatiran Kuala Lumpur muncul ketika Filipina, Indonesia dan Malaysia sendiri sepakat meluncurkan patroli bersama untuk mengendalikan pergerakan kelompok militan di wilayah kepulauan mereka.

Para menteri luar negeri ketiga negara juga berkumpul di Manila pada hari Kamis (22/6/2017) untuk melakukan pembicaraan.

”Kami khawatir mereka bisa masuk ke negara (Malaysia) dengan menyamar sebagai imigran gelap atau nelayan asing,” kata Kepala Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) Wan Abdul Bari Wan Abdul Khalid, seperti dilansirBernama.

Esscom telah membuat daftar buron yang mencakup dua pentolan militan yang mempelopori usaha untuk menduduki Marawi.

Mereka adalah pemimpin kelompok Abu Sayyaf Isnilon Hapilon, yang diproklamirkan sebagai emir ISIS Asia Tenggara, dan Abdullah Maute, yang pengikutnya sekitar 400-500 milisi. Kedua pentolan militan pro-ISIS ini dianggap terlibat pembunuhan orang-orang non-Muslim dan penyanderaan puluhan warga sipil di Marawi.

Pertempuran di Marawi pecah mulai 23 Mei 2017. Menurut facts militer Filipina, general korban tewas telah mencapai sekitar 369 orang, dengan tiga perempatnya berasal dari kubu kelompok militan.

Juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera mengatakan bahwa jumlah militan yang berada di Marawi telah menyusut menjadi sedikit di atas 100 orang.

Pejabat militer Filipina Letnan Kolonel Christopher Tampus menambahkan; ?Wilayah mereka telah berkurang menjadi hanya 1km persegi.?

”Pasukan kami datang dari timur dan utara dan kami menghalangi tiga jembatan,” katanya, seperti dikutipReuters.

Foto/gambar/ilustrasi:reuters

https://worldwide.Sindonews.Com/study/1215898/forty/filipina-bikin-isis-terpojok-di-marawi-malaysia-ketir-ketir-1498119975

Taatilah Hukum, Pak Rizieq Shihab Pulanglah…..[OPINI]

Seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) sama derajatnya di mata hukum. Siapapun wajib mempertanggungjawabkan perbuatan hukumnya, baik dalam tatanan hukum positif yang berlaku di Indonesia maupun dalam hukum agama yang dianut seseorang yang sanksinya bisa terjadi di dunia maupun di akherat.

Kasus dugaan pornografi 'baladacintarizieq' yang menimpa pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab merupakan salah satu kasus terheboh di Indonesia dan dunia karena seorang Rizieq Shihab yang selalu mengklaim dirinya sebagai imam besar FPI diduga kuat terlibat dalam skandal seks terlarang bersama Firza Husein. Alur percakapan dan sejumlah foto-foto yang berkonotasi pornografi termuat dalam fitur WA di telepon selularnya dan sudah menyebar di jejaring sosial. Bahkan, isunya (entah benar atau tidak) adegan seks Rizieq Shihab dan Firza Husein juga ada dalam bentuk video 3G yang siap diupload di sosial media kapan saja.

Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan azas praduga tak bersalah terhadap Rizieq Shihab. Tujuannya ialah agar hak hukum dan hak asasi Rizieq Shihab terlindungi dan terjaga.

Berdasarkan azas praduga tak bersalah itulah, maka Rizieq Shibab tak perlu lagi takut untuk pulang ke Indonesia. Jalanilah proses hukum dengan penuh tanggung jawab. Bila Rizieq Shihab pulang ke Indonesia, dia mempunyai kesempatan besar untuk membuktikan kebenaran tentang dugaan kasus pornografi yang menyanderanya.

Para pengikutnya juga pasti menunggu bukti apa yang akan disampaikan Rizieq Shihab terhadap kasusnya. Selain hukum positif, Rizieq Shihab juga wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Tuhan. Agama islam pun mengajarkan kepada para penganutnya agar selalu taat dan patuh terhadap hukum.

Kalau memang Rizieq Shihab terbukti bersalah, maka dia wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya, walau harus masuk penjara sekalipun. Hal ini bisa menjadi contoh positif bagi para pengikutnya agar taat dan patuh terhadap hukum.

Masuknya nama Rizieq Shihab dalam DPO Polri (kalau benar), jelas-jelas telah merendahkan martabat Rizieq Shihab. Terlebih lagi, kabarnya Interpol juga kini sedang memburunya karena dia diduga telah menjadi buronan Polri.

Seharusnya, Rizieq Shihab meniru kasus hukum yang menimpa Ahok. Sang mantan gubernur DKI Jakarta, Ahok, secara ikhlas dan penuh tanggungjawab berani mengikuti proses hukum yang menimpanya mulai dari persidangan sampai divonis dua tahun dan masuk penjara. Ahok telah menunjukkan sikap dan perilakunya sebagai WNI yang taat dan patuh hukum. Dalam hal ini, Rizieq Shihab wajib mencontoh sikap dan perilaku hukum yang ditunjukkan Ahok.

Dalam sejarah hukum di Indonesia, mungkin ini adalah kasus yang pertama kali terjadi, ketika seseorang yang mengaku imam besar diduga kuat terlibat kasus asusila yang diupload di sosial media. Umumnya, publik selalu mencap kasus-kasus asusila sebagai skandal yang memalukan dan menjijikkan karena pelakunya dianggap bermoral bejad. Nah, untuk menghindari tudingan publik seperti diatas itulah, alangkah bijaknya kalau Rizieq Shihab segera pulang ke Indonesia. Hadapilah hukum dengan jantan dan lapang dada pak Rizieq Shihab. Taatilah hukum, pak Rizieq Shihab pulanglah….Selamat berbuka puasa pak Rizieq Shihab…Alhamdulillah. ( wawan kuswandi/12062017)

plus.google.com/+INDONESIAComment

#INDONESIAComment

www.facebook.com/INDONESIAComment/

Friday, June 19, 2020

Tokoh Agama Pendusta [OPINI ]

Mungkin Anda kaget dan tidak percaya membaca judul di atas. Saya anggap itu wajar saja karenadalam pikiran Anda, tokoh agama tidak akan pernah berdusta. Saya menghargai penilaian Anda. Tokoh agama dari kalangan muslim banyak bertebaran di Indonesia. Predikat mereka pun bermacam-macam mulai dari ustadz/ustadzah, kyai, maupun habib. Tingkatan ilmu agama mereka juga berbeda-beda tergantung dari predikat yang disandangnya.

Sewajibnya, tokoh agama islam harus menjalankan fungsinya yaitu mengajak umat muslim untuk berbagi kebaikan antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tapi faktanya, banyak ustadz, kyai dan habib berdusta kepada umatnya. Contohnya ialah mereka sering menyebut orang yang tidak seagama dengan sebutan kafir. Padahal, dalam ajaran

islam sebutan kafir tidak sesederhana yang dipropagandakan oleh sebagian tokoh agama islam. Kemudian, soal umat yang dijanjikan pasti masuk surga apabila mematuhi semua omongan tokoh agama. Padahal, surga dan neraka itu urusan Tuhan, bukan wewenang manusia sekalipun dia seorang ustadz, kyai dan habib.

Ada juga sebagian kecil ustadz, kyai atau habib ketika memberikan ceramah saat sholat jum?At cenderung menebar kebencian terhadap agama lain atau berbicara soal politik kepentingan. Apakah seperti itu ajaran Islam? Mari kita renungkan bersama. Setahu saya, agama apapun selalu menyebarkan kasih sayang dan saling menghormati antar sesama pemeluk agama.

Yang lebih parah lagi ialah, ketika seorang ustadz, kyai atau habib ikut menyebarkan hoax atau fitnah melalui sosial media kepada umatnya dengan penuh nada kebencian. Artinya, para tokoh agama ini berceramah bukan dilandasi oleh ajaran agama yang MENYEJUKKAN, tetapi didasari oleh kepentingan egoisme non secular. Mereka merasa dirinya sudah paling benar dan yang lain salah. Bahkan, ada ustdaz, kyai atau habib menjadikan info atau berita di sosial media sebagai dalil atau panduan ceramahnya. Seharusnya, panduan atau dalil tausyiah mereka adalah Al Qur?An dan hadist.

Ada juga ustadz, kyai dan habib ketika membuat pernyataan tidak disertai dalilnya dalam Al Qur?An ataupun hadist alias mereka mengarang saja. Contohnya ialah ada seorang ustadz (maaf kalau saya keliru) yang mengatakan bahwa seorang muslim akan masuk surga kalau dia bisa berbahasa Arab. Jadi, kalau tidak bisa berbahasa Arab jangan harap seorang muslim masuk surga. Pernyataan ini benar-benar memilukan. Sebenarnya masih banyak lagi dusta-dusta lain yang terlalu sering diucapkan para tokoh agama.

Dalam ksesempatan ini saya ingin mengimbau kepada umat muslim agar lebih kritis terhadap apa yang diucapkan ustadz, kyai maupun habib. Pernyataan mereka jangan ditelan bulat-bulat. Sedangkan, saran saya untuk para ustadz, kyai maupun habib ialah jujurlah dalam berbicara dan selalu sertai dalil Al Qur?An dan hadist. Hindari menggunakan ayat-ayat Al Qur?An dan hadist untuk tujuan mendustai umat.

Setahu saya, peran tokoh agama adalah pewaris para nabi untuk menyampaikan kebenaran hadist Rosulullah SAW dan ayat-ayat suci Al Qur?An yang berasal dari Allah SWT. Sebaliknya, para tokoh agama ini akan menjadi perusak warisan nabi karena mereka berdusta kepada umatnya dengan cara melakukan kebohongan terhadap isi kandungan Al Qur?An dan hadist. Para tokoh agama juga banyak mempermainkan agama dan Tuhan hanya untuk kepentingan yang sifatnya duniawi. Bagaimana menurut Anda? Silahkan Anda pikirkan baik-baik. [ Wawan Kuswandi ]

www.Fb.Com/INDONESIAComment/)

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

#INDONESIAComment

Muslim Kardus [ OPINI ]

Rasanya nggak enak banget disebut muslim kardus. Emang ada muslim kardus? Nggak ada, itu cuma istilah gue doang, hihihi… Setahu gue, kardus berfungsi untuk mengemas barang-barang baru atau bekas [kecuali sang mantan…eiiits!!!]. Terkadang sebelum dipakai, kardus dilipat dan disimpan di gudang. Penjual kardus juga banyak bertebaran di pinggir jalan. Harga kardusnya juga bervariasi.

Lantas, apa dong muslim kardus? Muslim kardus adalah seorang muslim yang menjalankan ajaran islam dengan semaunya dan seenaknya sendiri serta merasa dirinya sudah paling benar diantara orang lain, baik yang seagama maupun yang berbeda agama. Muslim kardus sangat yakin dengan apa yang dilakukannya akan mendapat pahala dan diganjar masuk surga, walaupun harus menyakiti atau mengganggu makhluk hidup lainnya.

Umumnya, muslim kardus sangat tidak kritis dan pasif ketika mendengar tausyiah dari ustadz, kyai maupun habib. Akhirnya, muslim kardus mudah ‘dikibulin’ oleh siapa saja. Para ustadz, kyai, habib atau mungkin juga politisi dan pejabat paling suka dengan muslim kardus karena mereka gampang dibohongi dengan iming-iming surga dan bidadari.

Umumnya, muslim kardus malas membaca buku-buku agama, muslim kardus tidak belajar agama dengan guru yang menyejukkan, muslim kardus lebih suka menggunakan emosi ketimbang nalar, muslim kardus sedikit sekali bersyukur, bersabar dan ikhlas, muslim kardus yakin dengan surga yang dijanjikan tokoh agama panutannya, muslim kardus merasa dirinya sudah paling benar di dunia dan akherat, muslim kardus lebih suka aksi demo mengatasnamakan agama walaupun aksi itu tidak ada hubungannya dengan agama, muslim kardus tidak memahami islam yang Rahmatan Lil’ Alamin.

Sifat dan kelakuan muslim kardus sama seperti kardus yang bisa dimasuki apa saja untuk kepentingan pemilik kardus. Pemilik kardus punya hak penuh untuk menjual, melipat, membuang, membakar dan menyimpan kardusnya di sudut gudang yang gelap.

Kalau kardusnya lapuk dan sobek, pemilik kardus tinggal membuangnya ke tempat sampah. Apakah saat ini umat muslim di Indonesia, sifatnya sudah seperti kardus? Mari kita renungkan bersama. Mudah-mudahan saya dan Anda tidak termasuk kedalam golongan muslim kardus, aamiin… [ Wawan Kuswandi ]

http://www.facebook.com/INDONESIACommen/

plus.google.com/+INDONESIAComment

#INDONESIAComment

Agama Karet [OPINI]

Islam itu agama Rahmatan Lil’ Alamin (silahkan Anda searching di mbah google, apa itu Rahmatan Lil’ Alamin). Dalam pandangan saya, sekarang ini sebagian kecil kaum muslim  Indonesia sedang mengalami krisis iman. Kok bisa? Yaaa…, bisalah. Buktinya? Banyak diantara mereka menjadikan agama islam sebagai agama karet yang bisa ditarik kekiri, kekanan, keatas, kebawah, kesamping, kedepan, kebelakang dan kemana saja. Agama islam benar-benar sudah seperti karet. Sebagaimana sifat karet yang kita ketahui, dia bisa mengikat dengan kencang maupun kendor, tergantung siapa yang mengikatnya dan benda apa yang diikatnya.

Tarik-menarik dan ikat-mengikat agama karet terjadi karena ada kepentingan tertentu. Mungkin saja kepentingan kekuasaan, kepentingan politik, kepentingan agama, kepentingan ekonomi, kepentingan budaya, kepentingan sosial atau bisa jadi kepentingan teknologi dan informasi.

Contohnya ialah seseorang yang mengaku ustadz dan baru saja menguasai satu ayat Al Qur’an sudah berani menghina dan mengecam penganut agama lain. Belum lagi ada sejumlah penganut muslim yang mengklaim dirinya sebagai kyai dan habib, mereka dengan seenaknya mengecam dan menyebar fitnah kemana-mana. Mereka lupa terhadap fungsinya sebagai pewaris nabi.  Tausyiah yang mereka lakukan lebih banyak didominasi oleh nada kebencian terhadap orang-orang yang berbeda kepentingan dengan mereka.

Ajaran islam yang suci, bersih serta menyejukkan semakin banyak diselewengkan oleh oknum-oknum yang mengaku ustadz, kyai atau  habib. Pada akhirnya, agama islam menjadi begitu mengerikan, menakutkan, sadis bin sangar serta muncul preman-preman anarkis berjubah agama dengan bendera ormas.

Coba Anda tengok fakta lainnya, banyak pejabat negara dan anggota parlemen yang korupsi ‘gila-gilaan’ berlindung dibalik islam, segelintir politisi yang diduga ingin membunuh KPK mengaku penganut islam, sejumlah oknum yang diduga merencanakan aksi makar membawa-bawa nama islam, aksi persekusi menyebut-nyebut islam, aksi demo mengatasnamakan islam, sekelompok orang diduga ingin mengganti pancasila dan UUD 45  karena dinilai tidak islami, menghina, menebar kebencian, memfitnah dan menyebar hoax memakai slogan islam, politisi rakus dan serakah rajin meneriakkan islam, perbuatan intoleransi membawa-bawa islam. Pokoknya semua dikaitkan dengan islam. Islam bagi sebagian kecil muslim Indonesia menjadi sebuah fenomena spiritual marginalistik.

Akhirnya, kaum muslim Indonesia menjadi bahan ‘lelucon’ umat muslim dunia. Kaum muslim Indonesia menjadi begitu hina dan rendah derajatnya. Perlahan tetapi pasti, bila kaum muslim Indonesia terus-menerus menjadikan islam sebagai agama karet, maka ajaran islam yang penuh KASIH SAYANG dan LEMAH LEMBUT dalam pergaulan sosial akan berubah menjadi agama yang kejam dan ganas. Di sisi lain, komunitas muslim dunia semakin hari semakin kuat memelihara perdamaian dan merawat kesejukkan dalam kehidupan sosial. Sebaliknya, tindak-tanduk kaum muslim  di Indonesia semakin memprihatinkan.  Gimana bro, setuju? Setuju atau tidak, saya ingin dunia ini tetap damai. Ayo  sruput bareng teh tubruk anget yang sudah saya sajikan untuk Anda. [Wawan Kuswandi]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

#INDONESIAComment

Thursday, June 18, 2020

Awas! Ponsel Mendikte Hidup Kita [OPINI]

Saat ini,  keberadaan telepon seluler (ponsel) menjadi begitu penting bagi kehidupan manusia. Saking pentingnya, manusia tidak lagi percaya diri atas statusnya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia. Apa yang ada dalam pikiran Anda,  bila saya menyebut angka dan huruf? Sebagian besar dari Anda mungkin menjawab ponsel.

Ponsel merupakan alat komunikasi sosial di abad ini yang paling  sukses  mendikte pola interaksi  antar manusia di alam semesta. Jarak, ruang dan waktu  tak lagi menjadi hambatan seseorang untuk kongkow dengan siapa saja. Cukup hanya dengan memencet tuts angka dan huruf, obrolan langsung terjadi.

Kecanggihan berbagai fitur ponsel menjadi showroom bergengsi bagi seseorang  untuk unjuk harta, benda, wanita, pacar, teman, aktivitas, foto keluarga, jabatan, kuliner, status sosial, bahkan  aurat. Disadari atau tidak, seseorang telah membongkar sisi privasinya sendiri ke publik.

Memanfaatkan  ponsel untuk berbagai kepentingan pribadi  adalah  hak  seseorang. Jadi, siapa pun tak punya hak untuk ikut campur.  Namun, sampai sebegitu besarkah kekuasaan  hak merasuki hati dan pikiran manusia? Jawabannya hanya Anda yang tahu.  Bahkan, para penggila  ponsel menjustifikasi bahwa ponsel adalah salah satu medium silaturahim terbaik saat ini. Benarkah?

Saya pernah mengalami kejadian ‘nyeleneh’ menyangkut eksistensi ponsel.  Pertama,  seorang jamaah di sebelah saya tidak mendengarkan khotbah khotib saat menunaikan sholat Jumat.  Dia lebih asyik bermain  ponsel dengan jari-jarinya. Kedua, salah satu teman saya ‘nyengir’ sendiri dengan ponselnya,  saat  teman-teman lain  ngobrol santai ngalor-ngidul di teras rumah.  Ketiga, saya menegur keponakan saya yang matanya fokus ke ponsel,  ketika sedang berlangsung rapat keluarga.  Keempat, beberapa pengendara motor yang saya tolong saat kecelakaan di jalan,  mengaku mereka keasyikan ngobrol via ponsel sambil mengendarai motor.  Berita-berita di TV juga banyak menginformasikan tentang konflik antar sesama  selebritis  atau politisi  gara-gara saling hujat melalui ponsel.  Bocah kelas 6 SD asyik bermain game online dengan  ponsel hingga lupa waktu untuk makan, minum dan belajar.  Kejahatan kekerasan seks ABG terjadi akibat  berkenalan dengan orang asing melalui  ponsel.  Sebenarnya,  masih banyak  lagi ‘skandal kriminal’ lainnya akibat dari pemakaian ponsel yang tidak proporsional.

Ponsel telah membuat derajat seorang manusia begitu rendah. Manusia tidak mau lagi menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial  yang lebih mengutamakan komunikasi tatap muka,  berbicara langsung  dan bersilaturahim. Cepat atau lambat, manusia telah meninggalkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Manusia lebih takut kehilangan ponsel daripada  kehilangan  jati dirinya.   Sangat sedikit sekali ponsel dimanfaatkan  untuk bertutur sopan, berbagi kebaikan, berbagi do’a, berbagi kasih sayang, mengingatkan kejujuran atau memberikan inspirasi positif bagi kehidupan antar sesama di jagat raya. Sadarkah kita? [Wawan Kuswandi]

www.Facebook.Com/INDONESIAComment/

plus.Google.Com/ INDONESIAComment

#INDONESIAComment

Deenwawan.Photogallery.Com