Ada banyak cara buat memenuhi kebutuhan gaya hayati. Salah satunya merupakan dengan membeli barang-barang bermerek. Barang-barang dengan merek tersebut tentunya selalu dibandrol dengan harga yg tinggi. Akhirnya, rakyat seringkali mengambil jalan pintas dengan membeli versi palsu menurut merek tersebut agar tetap terlihat bergaya.
Terlepas menurut label fashion crime yg diberikan sang para insan penggerak global mode dalam orang-orang yg melakukan kesalahan berpakaian hingga terlihat aneh, apa kalian memahami bahwa sebenarnya membeli barang KW merupakan perbuatan yg melampaui fashion crime?
Pemalsuan Merek merupakan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atau dalam bahasa Inggrisnya Intellectual Property Rights merupakan hukum yg mengatur ihwal hak paten, cipta, dan merek dagang. Tertuang baik dalam hukum internasional juga hukum nasional Indonesia, hukum ini bertujuan menghargai yg akan terjadi karya segala kreativitas insan dan mencegah kerugian yg sanggup ditimbulkan menurut aktivitas pembajakan juga plagiasi.
Meskipun pemakaian merek palsu dalam Indonesia ketika ini marak dan masih dilindungi impunitas menurut hukum, bukan berarti perbuatan itu sanggup dibenarkan. Di Singapura dan beberapa negara dalam Eropa, andai saja kau ketahuan membawa tas palsu, sang petugas imigrasi bandara tas kau akan disita atau kau akan menerima surat peringatan menurut petugas butik resminya.
Memalsukan merek juga dievaluasi melanggar hak asasi pencipta. Karena dalam Deklarasi Unversal Hak Asasi Manusia pasal 27 berbunyi bahwa, everyone has the right to the protection of the moral and material interests resulting from any scientific, literary or artistic production of which he is the author Semua orang berhak mendapatkan hak perlindungan moral dan material bagi yg akan terjadi menurut yg mereka ciptakan, sebab mereka merupakan penciptanya.
Perdagangan Merek Palsu Melibatkan Jaringan Teroris
Selama ini, yg rakyat memahami bahwa perdagangan merek palsu hanya melibatkan pedagang skala kecil dan menengah. Kenyataannya, jaringan teroris juga ikut terlibat dalam perdagangan merek palsu. Interpol pernah membagikan peringatan soal adanya keterlibatan jaringan terorisme atau gerombolan militan dalam publikasi mereka dalam tahun 2003.
Pada insiden Bom Kereta dalam Madrid, Spanyol, dalam tahun 2004, pihak berwenang Italia menemukan bahwa pelaku pengeboman mendapatkan sokongan dana menurut bisnis perdagangan barang bajakan dan merek palsu. Lalu kepolisian Amerika Serikat sempat menggerebek galat satu pabrik pembuat barang bajakan dalam Los Angeles, dan menurut situ kepolisian AS menemukan informasi bahwa yg akan terjadi penjualan barang bajakan yg dirancang sang pabrik tersebut disalurkan ke gerombolan Hizbullah dalam Libanon.
Dalam wawancara yg dipublikasi dalam media Perancis Le Monde, Pierre de Bousquet de Florian (Kepala Direktorat Pengawasan Teritorial Perancis) mengatakan bahwa selama ini gerombolan teroris menurut Afghanistan mendapatkan sokongan dana menurut kegiatan kriminal yg berupa perampokan, pemalsuan kartu kredit, dan pemalsuan merek-merek desainer.
Pabrik Pembuat Merek Palsu Juga Merekrut Pekerja Di Bawah Umur
Sebagian besar barang bajakan dalam global diproduksi dalam kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, galat satu negaranya merupakan Cina. Pekerja yg direkrut sang pabrik barang bajakan dan merek palsu seringnya merupakan pekerja yg masih dibawah umur (Pemerintah Cina mematok aturan buat pekerja penuh waktu minimal berumur 16 tahun). Kondisi tempat mereka bekerja pun juga memprihatinkan.
Selain itu, mereka juga mendapatkan upah dibawah UMR (Upah Menengah Regional), para buruh cilik tersebut terpaksa bekerja dalam pabrik buat membantu perekonomian famili mereka. Dalam reportase yg dipublikasikan sang Harpers Bazaar, buruh cilik yg umumnya direkrut merupakan mereka yg masih berumur dibawah 10 tahun. Para mandornya pun juga bersikap semena-mena terhadap mereka membagikan eksekusi fisik bagi mereka yg dipercaya bekerja dengan tidak betul.
Bagaimana dengan Perdagangan Merek Palsu dalam Indonesia?
Di Indonesia sendiri, perdagangan barang bajakan dan merek palsu juga marak. Bahkan, Indonesia dievaluasi sebagai galat satu negara dengan pelanggaran copyright terburuk sang Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Tas dengan merek palsu pun dengan mudah sanggup masuk ke dalam pusat perbelanjaan besar.
Di Jakarta, pusat perdagangan merek palsu berada dalam Mangga Dua dan Glodok. Pemerintah DKI mulai mengambil tindakan buat perkara ini. Tahun 2013, waktu Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, beliau mengeluarkan Dekrit Gubernur buat memberi peringatan kepada setiap pusat perbelanjaan agar menghormati hak kekayaan intelektual dengan tidak dengan tidak mengijinkan vendor mereka memperdagangkan barang bajakan.
Apabila hal itu tetap terjadi, maka izin Pusat perbelanjaan tersebut akan dicabut. Sayangnya, meski Dekrit Gubernur tersebut sudah dikeluarkan, masih banyak barang bajakan yg dijual dalam Pusat Perbelanjaan dalam Jakarta.
Dengan Tidak Membeli Merek Palsu, Kamu Menghargai Dirimu Sendiri
Para pengrajin dan desainer yg membuat merek-merek yg dipalsukan berhak mendapatkan apresiasi yg pantas menurut kita. Mereka sudah bersusah payah buat membuat karya dengan kualitas dan nilai estetika yg tinggi. Kamu juga gak mau kan waktu kau membuat suatu karya, ada orang lain yg seenaknya menyontek ciptaan kau sehingga keuntungan yg akan terjadi penjualannya gak sanggup kau nikmati?
Dengan kau membeli barang yg asli, itu artinya kau menghargai diri sendiri. Uang yg kau dapatkan menurut kerja keras yg halal tidak sia-sia sebab membeli merek palsu yg terang-terang merupakan produk menurut perjuangan kriminal yg tidak boleh undang-undang. Kalau ada merek mahal yg kau taksir, lebih baik kau tabung penghasilan kau kemudian beli merek mahal yg kau senang sesudah uangnya terkumpul.
Harga tinggi yg diberikan ke produk mereka tidak diberikan secara asal-asalan, sebab produk mereka dirancang dengan ketelitian yg tinggi dan menurut bahan-bahan yg berkualitas. Louis Vuitton, seperti, tidak mau menjual produknya yg cacat walaupun dengan harga insentif sekalipun. LV mempunyai kebijaksanaan buat memusnahkan barang mereka yg cacat, bukan menjualnya dengan harga insentif. Hal ini dilakukan sebab LV ingin menjaga kualitas dan image menurut brand-nya.
Selain itu, nilai sejarah juga menjadi faktor mengapa produk mereka mahal. Contohnya saja, Hermes seri Kelly Bag yg terkenal sebab dipakai Putri Grace Kelly menurut Monako buat menutupi perutnya agar para paparazzi tidak melihat kehamilannya. Ada juga Hermes seri Birkin Bag, yg terinspirasi menurut keluhan Jane Birkin, artis kelahiran Inggris yg terkenal dalam Prancis, ihwal susahnya mendapatkan tas yg simpel akan tetapi tetap stylish.
Alternatif Dari Membeli Merek Palsu
Tanpa membeli barang palsu, kau pun masih sanggup bergaya dengan barang mengagumkan dengan harga yg terjangkau. Kamu sanggup mencoba berbagai cara lain yg Hipwee sebut dalam bawah ini:
Beli Produk Lokal
Sekarang sudah banyak merek-merek lokal yg tidak kalah mengagumkan dengan merek-merek mahal menurut luar negeri. Harganya pun bermacam-macam dan lebih terjangkau. Desainnya pun juga bermacam-macam dan lebih unik:
Beli Barang Asli ketika Diskon Tengah Tahun Atau Akhir Tahun
Beberapa merek mengagumkan sering memotong hingga setengah harga ketika tengah tahun atau akhir tahun seperti saja Elle, Guess, atau Andrews. Diskon yg diberikan pun nggak main-main: umumnya dalam rabat yg besar mulai menurut 50% hingga 70%. Artinya, tas yg mulanya berharga Rp 1.000.000,00 sanggup jadi Rp 300.000,00 sesudah insentif. Terjangkau banget, kan?
Setelah kau memahami soal informasi-informasi dibalik merek palsu, apa kau masih mau membelinya? Mulai hargai diri sendiri dan orang lain dengan hanya membeli merek-merek asli, ayo!
Advertisement
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
Belum Bisa Beli Barang Mahal Tapi Mau Tampil Elegan? Ikuti 9 Cara Gampang Ini Aja!
3 Alasan Kenapa Kacamata dengan Frame Kayu Itu Keren
Kalau Memang Belum Mampu Beli Barang Branded, Nggak Usah Maksain Beli Barang KW Bisa?
lima Kesalahan Terbesar yg Sering Orang-orang Bermata Minus Lakukan. Pengen Sembuh? Berubahlah!
Soal Kenyamanan, Merk Boleh Jadi Prioritas Kesekian. Stop Merendahkan Diri Menggunakan Barang KW dan Imitasi