Showing posts with label Journey. Show all posts
Showing posts with label Journey. Show all posts

Tuesday, May 5, 2020

Pelajari Mengintip Keseruan JAKHUMFEST 2020 Bareng Para Millenial

Tahun 2020 ini pengen bikin resolusi untuk lebih banyak datang ke acara-acara yang berfaedah biar makin memacu semangat untuk jadi lebih baik lagi. Kebetulan weekend kemarin ada acara keren yang menarik perhatianku banget sampe bela-belain berangkat dari Bandung menuju Jakarta (eh sambil jalan-jalan juga sih, hehe).

Yups, weekend kemarin tepatnya Minggu, 26 Januari 2020 aku ikutan acara Jakhumfest 2020 yang berlokasi di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Jakhumfest atau Jakarta Humanity Festival merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa. Jakhumfest pertama kali digelar pada tahun 2019, jadi tahun ini merupakan event kedua.

Jakhumfest mengajak para millenial agar lebih peduli pada isu-isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan yang dikemas dengan rangkaian aktivitas seru dan nggak ngebosenin. Rangkaian acara Jakhumfest kali ini diantaranya Humanity Exposure, HumaniTalk, HumaniTalk Ngulik Berkah, Workshop Melukis Payung, Preloved Charity Bazaar , sampai acara puncak yaitu Sound of Humanity . Selain itu, di event tersebut hadir pula para public figure yang kompeten di bidang masing-masing yang peduli dengan tema Jakhumfest.

Kurang lebih pukul 09.00 pagi aku sudah berada di lokasi, tapi aku sengaja berkeliling terlebih dahulu, barulah setelah itu mendekati meja registrasi, hehe. Aku masih punya cukup waktu untuk berkeliling sebelum acara dimulai tepat pukul 10.00 pagi. Kalo tadi aku berkeliling di bagian luar lokasi, kali ini aku berkeliling di bagian dalam lokasi. Dari mulai pertama registrasi tadi mataku langsung teralihkan pada foto-foto yang memuat aktivitas para relawan Dompet Dhuafa. Pun ketika aku berkeliling di bagian dalam lokasi ternyata masih banyak foto-foto yang memuat aktivitas relawan Dompet Dhuafa di tempat berbeda. Hingga sampailah diujung lokasi, ternyata ada juga Bazaar yang menjual barang-barang preloved dari banyak public figure dengan kondisi yang masih sangat bagus. Foto-foto yang memuat aktivitas relawan Dompet Dhuafa serta Bazaar tadi ternyata merupakan bagian dari rangkaian event Jakhumfest kali ini.

Humanity exposure

Humanity exposure

Humanity Exposure yang adalah pameran foto kegiatan relawan Dompet Dhuafa. Ini yg menurut pertama aku datang udah menarik perhatianku. Sambil liat-liat fotonya, jadi mampu tau apa aja kegiatan para relawan Dompet Dhuafa sekaligus introspeksi diri pula.

Preloved charity bazaar

Preloved Charity Bazaar yg menjual barang-barang preloved menurut banyak public figure antara lain Jessica Iskandar, Sandra Dewi, Ayu Gani, Alodita, Junior Liem, & masih banyak lagi. Hasil penjualan berdasarkan Bazaar ini nantinya akan didonasikan pada acara kemanusiaan dan lingkungan yg dikelola oleh Dompet Dhuafa. Asik banget kan, mampu belanja sekaligus beramal.

2 saudara tertua MC yg seru banget

pembukaan Jakhumfest 2020 sang Bapak drg. Imam Rullyawan

Tibalah mulainya acara dengan sapaan 2 abang MC yg bikin acara dijamin pasti seru sampe akhir nanti. Acara dimulai dengan sambutan berdasarkan Mbak Etika Setiawanti selaku General Manager Marketing Communication Dompet Dhuafa. Kemudian program Jakhumfest 2020 dibuka secara resmi oleh drg. Imam Rullyawan selaku Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa. Selanjutnya ada Kak Marsya Nurmaranti selaku Executive Director Indorelawan yg menjelaskan betapa pentingnya sebagai seseorang relawan. Disini aku kayak diingatkan lagi, berdasarkan beberapa tahun yg kemudian udah ada niat pengen ikut aktivitas kerelawanan tapi belum terealisasi pula, mudah-mudahan tahun ini terealisasi, aamiin.

Kak Marsya berdasarkan Indorelawan

Rangkaian acara selanjutnya pun tiba, yakni HumaniTalk Youth for The Earth yang fokus membahas mengenai isu lingkungan. Menghadirkan empat pembicara yang keren banget dan kompeten dibidangnya, diantaranya Kak Dhiti Sofia selaku Manager Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Kak Dila Hadju selaku Founder Tumbuh Hijau Urban, Kak Swietenia Puspa selaku Founder And Executive Director Divers Clean Action, dan Pak Syamsul Ardiansyah selaku Manager Lingkungan Dompet Dhuafa.

Humanitalk : youth for the earth

Sedikit aku bahas mengenai beberapa LSM tadi, ada Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang merupakan perkumpulan nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Kampanye yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan, bukan kampanye yang melarang penggunaan kantong plastik secara total. Jadi sedikit demi sedikit tapi konsisten ya. Ada juga Tumbuh Hijau Urban yang merupakan kegiatan komunitas yang lebih fokus pada anak-anak muda, terutama remaja usia sekolah karena kesadaran akan menjaga lingkungan perlu ditumbuhkan dari sejak dini. Kemudian ada juga Divers Clean Action yang berfokus pada masalah yang ada di laut, LSM ini telah melakukan penelitian bersama beberapa universitas mitra, fasilitator pengembangan masyarakat pesisir, program kolaborasi lingkungan dengan lembaga penyelaman, kampanye dan juga pelatihan.

Ternyata ada poly hal yang mampu kita lakukan mulai menurut diri sendiri untuk turut menjaga lingkungan. Seperti contohnya mulai membawa loka makan dan minum sendiri, membawa tas belanja sendiri, berhemat penggunaan listrik dirumah, bahkan anjuran memakai tunggangan umum.

Humanitalk featuring tokopedia

Break istirahat Sholat Dzuhur sekitar satu hingga satu setengah jam, kemudian acara dilanjutkan dengan HumaniTalk featuring Tokopedia dengan tema Ngulik Berkah “Bagi-Bagi Kebahagiaan dan Indonesia Siap Siaga” yang menghadirkan Pak Awaluddin selaku General Manager Pengurangan Resiko Dompet Dhuafa, Pak Adhe Indra Saputra selaku Relawan Kemanusiaan Dompet Dhuafa dan Chiki Fawzi yang juga pernah mengikuti kegiatan kerelawanan bersama Dompet Dhuafa. Ada banyak kisah inspiratif yang aku dapatkan dari sini. Dari mulai menjawab pertanyaan apa makna bahagia bagi diri kita, yang ternyata makna bahagia itu luas nggak hanya untuk diri kita sendiri tapi juga mampu berbagi dengan sesama. Di sesi ini hadir pula Pak Iman Cinderamata selaku Head of Category Development Tokopedia yang menjelaskan mengenai fitur Tokopedia Salam. Berdonasi semakin mudah dengan adanya fitur Tokopedia Salam karena Tokopedia telah bekerjasama pula bersama Dompet Dhuafa.

Rangkaian acara Jakhumfest 2020 ini nggak selesai sampe disitu, tapi masih berlanjut dengan Workshop Melukis Payung bersama Chiki Fawzi featuring Wardah Beauty. Hingga acara puncak yakni Sound of Humanity yang menghadirkan Navicula, Chiki Fawzi, dan V1mast. Oh ya, khusus acara Sound of Humanity ini dikenakan biaya tiket sebesar Rp 50.000, masih terjangkau kan? Sementara rangkaian acara selain Sound of Humanity yang udah aku ceritain tadi tidak dikenakan biaya alias gratis. Hasil penjualan tiket dari Jakhumfest 2020 ini akan didonasikan dalam program kemanusiaan dan lingkungan yang dikelola oleh Dompet Dhuafa juga. Seru banget kan, dengan datang ke acara ini kita bisa seru-seruan bareng temen, dapet ilmu baru, plus bisa sekaligus berdonasi.

Pulang ke tempat tinggal happy banget deh lantaran banyak banget hal berfaedah yg saya dapatkan berdasarkan event Jakhumfest 2020 ini. Semoga kalo tahun depan ada event serupa lagi, saya sanggup ikutan lagi, aamiin.

Sunday, May 3, 2020

Pelajari Kisah Inspiratif Teh Indari Mastuti Menuju 13 Tahun Indscript Creative

Semenjak aktif menulis blog, aku makin semangat bergabung dengan banyak komunitas blogger. Langkah pertama yang aku lakukan adalah mencari banyak grup komunitas blogger melalui akun facebook. Sampai pada suatu hari seorang teman mengajakku bergabung dengan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis – Interaktif atau biasa disebut IIDN. Dalam hati sempat minder, duh ini mah pasti komunitasnya para penulis yang keren-keren, sementara aku baru hanya corat-coret di blog yang kebanyakan review produk atau acara. Tapi setelah melihat sebagian anggotanya adalah teman-teman blogger yang sudah ku kenal, akhirnya aku mantap bergabung dengan komunitas IIDN ini dengan niat ingin banyak belajar biar kualitas menulisku semakin bagus. Ternyata, berkat bergabung dengan komunitas IIDN itulah aku bisa memiliki kesempatan berkunjung langsung ke kantor Indscript Creative.

Senin, 09 Maret 2020 dengan semangat aku berangkat menuju kantor Indscript Creative yang berlokasi di Bandung tepatnya sekitar Moh.Toha. Karena lokasinya yang cukup dekat dari rumahku di Jatinangor, maka aku cukup menggunakan bus damri via tol saja untuk menjangkau lokasi tujuan. Turun di jalan raya beberapa saat setelah keluar gerbang tol Moh.Toha kemudian berjalan menyusuri jalanan yang ditunjukan Google Maps. Nggak susah kok nyari kantor Indscript Creative ini, karena selain sudah ada di Google Maps, di gerbang kantornya pun terpampang nama Indscript Creative.

Indscript Creative

Jl. PLN Dalam 1, No.1/203 B,

Cigereleng, Ciseureuh, Kec.Regol,

Kota Bandung, Jawa Barat 40255

Sebelum memasuki area kantornya, sekilas aku membaca tulisan “Sekolah Perempuan” disamping tulisan “Indscript Creative” tersebut. Rasa penasaranku bertambah nggak hanya tentang apa itu Indscript Creative aja, tapi juga tentang Sekolah Perempuan tersebut apakah tetap bergerak di bidang kepenulisan ataukah di bidang yang lain. Tapi kembali lagi, aku fokus dulu aja ke Indscript Creative, sesuai niat awalku ketika hendak datang kesini. Aku memasuki ruangan kantor yang jika kuperhatikan kantor Indscript Creative ini sangat bernuansa homey, kemudian berkenalan dengan teteh-teteh dari komunitas IIDN yang sudah bergabung sejak lama. Yups, bisa aku pastikan pulang dari kantor Indscript Creative ini aku bakalan dapet banyak pengalaman sekaligus ilmu baru.

Indscript Creative merupakan sebuah perusahaan jasa penulisan yang didirikan oleh Teh Indari Mastuti. Indscript Creative berdiri pada tanggal 08 September 2007 yang jika dihitung tahun ini menginjak usia ke 13 tahun. Indscript Creative hadir sebagai jembatan para penulis dengan penerbit untuk menerbitkan naskah menjadi buku. Seketika aku dibuat betah dengan ruangan kantornya yang bernuansa homey, sederhana namun menginspirasi. Ada banyak buku terbitan Indscript Creative yang terpajang di dinding maupun tertata rapi di rak. Di bagian dinding kantor juga terdapat quotes yang memotivasi. Ternyata, Indscript Creative ini menerapkan tema Small Company High Income, yakni rumah sekaligus kantor. Oh ya, saat ini Indscript Creative sudah memiliki mesin percetakan sendiri, jadi nggak harus ngantri lagi seperti ketika masih dipercetakan lain. Sepanjang perjalanan Indscript Creative yang akan segera menginjak tahun ke 13 ini, Indscript Creative telah berhasilkan menerbitkan sekitar 4000 buku. Keren banget ya!

Ruang tempat kerja Indscript Creative

Ruang tempat kerja Indscript Creative

Kisah Inspiratif Teh Indari Mastuti

Teh Indari Mastuti

Kunjungan ke tempat kerja Indscript Creative ini diawali menggunakan cerita Teh Indari Mastuti yakni Owner Indscript Creative. Beliau mulai bercerita awal mula berdirinya Indscript Creative yg diawali menggunakan hobi menulisnya. Teh Indari Mastuti atau akrab disapa Teh Iin mulai terbiasa menulis diary semenjak kelas 4 Sekolah Dasar pada tahun 1990 & dalam ketika itu bercita-cita menjadi seseorang penulis populer. Memasuki usia SMP dia mulai belajar menulis memakai mesin tik. Kemudian Teh Iin memulai profesi menulisnya semenjak memasuki kelas 1 Sekolah Menengah Atas, beliau mengirimkan naskah-naskah karyanya ke banyak sekali majalah sampai akhirnya hampir tiap minggu ada saja goresan pena Teh Iin terbit pada majalah. Keren banget kan? Nggak berhenti sampai disitu, memasuki jenjang perkuliahan Teh Iin aktif menjadi notulen diberbagai kedap kampus dan terjun sebagai jurnalis.

Sekitar tahun 2000 Teh Iin bekerja di industri telekomunikasi menjadi Customer Service, mulai waktu itulah karir menulis Teh Iin semakin menanjak sampai pernah memegang beberapa majalah instansi ternama seperti Biofarma dan Bank Indonesia. Sekitar tahun 2004 menduduki jabatan menjadi Marketing Communication lalu tahun berikutnya saat masih bekerja di industri telekomunikasi beliau membangun gerombolan literasi pada Batam. Hingga dalam tahun 2006 menjadi Sekretaris Direksi ESQ dan bergabung pula di MQ Publishing. Padatnya aktivitas Teh Iin pada global tulis menulis tidak membuatnya lupa akan kodratnya menjadi perempuan terlebih lagi ketika beliau menetapkan buat menikah. Menurutnya, nggak mungkin dia masih bepergian jauh keluar kota demi pekerjaannya sementara di rumah ada famili yang menunggunya.

Akhirnya pada tahun 2007 Teh Iin mendirikan Indscript Creative dan tahun 2010 mendirikan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) yang semakin ramai hingga sekarang. Teh Iin juga banyak menulis buku biografi yang diawali pada tahun 2009, saat itu beliau ditawari oleh Mizan Publishing untuk menulis biografi Amanda Brownies. Hingga saat ini ada banyak buku biografi yang telah ditulis beliau salah satunya biografi tentang Ibu Atalia istri dari Bapak Ridwan Kamil.

Tahun 2013 Teh Iin mendirikan Sekolah Perempuan, sesuai namanya sekolah ini khusus diperuntukan bagi para perempuan yang ingin belajar menulis hingga menghasilkan sebuah karya. Terjawab sudah rasa penasaranku mengenai Sekolah Perempuan ini ketika awal tiba di kantor Indscript Creative tadi. Selain itu, Teh Iin juga mendirikan komunitas Emak Pintar, dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis.

Tak cukup hanya disitu, tahun 2017 Teh Iin mendirikan IndBlack yang bergerak di bidang fashion yakni produsen handshock. Namun seiring berjalannya waktu dengan berbagai pertimbangan, per 01 April 2020 IndBlack Retail dan IndBlack.com akan ditutup. Setiap orang pasti punya alasan untuk memilih untuk lebih fokus pada apa yang menjadi passion dan prioritasnya.

Ada yang menarik ketika aku berkunjung ke kantor Indscript Creative ini, Indscript Creative punya program Bukuin Aja yang merupakan sebuah wadah untuk para penulis pemula yang ingin menerbitkan karya pertamanya. Jadi nggak ada lagi alasan hilang semangat ketika naskah kita ditolak penerbit lain ya, hehehe.

Model kitab Bukuin Aja

Terakhir, ada pesan berdasarkan Teh Iin yang menginspirasi banget. Bahwa kegiatan menulis dapat mewujudkan virtual kita satu persatu. Contohnya saat Teh Iin mulai menulis diary & bercita-cita menjadi seorang penulis terkenal. Menekuni dunia tulis menulis hingga karir menulisnya terus naik & pada akhirnya impian-impian Teh Iin bisa terwujud. Hingga jika kita mengalami syarat seterpuruk apapun, coba cari peluang berdasarkan apa yg kita sanggup lakukan. Kemudian menjadi blogger maupun penulis, adakalanya kita takut buat mencoba hal-hal baru yg kita rasa itu bukan ?Diri kita? Banget, padahal kita bisa membuahkan hal tadi menjadi peluang baru buat kita. Kuncinya adalah dengan mempunyai rasa ingin memahami yang tinggi & berani mengakui bahwa kita masih belajar tentang hal baru tersebut. Satu lagi, kita nggak relatif melakukan kebaikan hanya buat diri kita sendiri, akan tetapi alangkah lebih baik jika kebaikan yang kita lakukan pula membawa kebaikan buat sesama juga. Seperti kehadiran Indscript Creative dan beberapa usaha yang dimiliki Teh Iin yg turut memberdayakan rakyat sekitar, juga komunitas-komunitas yang didirikan Teh Iin yg turut memberdayakan para wanita dimanapun mereka berada.

Yups, beneran pulang menurut kantor Indscript Creative bikin aku makin termotivasi buat terus belajar sebagai lebih baik lagi terlebih pada hal menulis. Belajar meyakini impian-virtual yg kita miliki akan dapat terwujud asalkan kita tetap berusaha, pun belajar meyakini kemampuan yang kita miliki. Banyak hal positif yang bisa saya dapatkan menurut kisah Teh Iin yang menginspirasi & juga bepergian Indscript yang nggak terasa telah mau menginjak usia 13 tahun. Sukses terus untuk Indscript Creative dan Teh Iin.

Saya dan teteh-teteh menurut komunitas IIDN